Anda di halaman 1dari 13

MANUSKRIP

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP STUNTING


PADA BALITA DI KELUARGA BINAAN DESA KRESEK,
KABUPATENTANGERANG, PROVINSI BANTEN

Disusun oleh:
KELOMPOK 2

M. Tanwirul Qulubi Raharjo 1102013176


Dewi Nur Azizah 1102011077
Siti Nurdianti 1102014253
Tita 1102014265
Yurri Kamala 1102014290

Pembimbing:
Dr. Yusnita, M.Kes, DiplDK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 13 MEI – 22 JUNI 2019

1
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP STUNTING PADA BALITA DI
KELUARGA BINAAN DESA KRESEK, KABUPATEN TANGERANG,
PROVINSI BANTEN
Dewi Nur Azizah, M. Tanwirul Qulubi Raharjo , Siti Nurdianti , Tita , Yurri Kamala,
Yusnita
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

ABSTRAK
Latar Belakang: Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang
atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan
panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO. Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting
merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Pada tahun 2017
22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Pada tahun 2017, lebih dari
setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia (55%) sedangkan sepertiganya (39%)
tinggal di Afrika. Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan
oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Beberapa faktor yang
menjadi penyebab stunting yaitu (1) Praktek pengasuhan yang kurang baik, (2) Masih
terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care , Post Natal Care dan
pembelajaran dini yang berkualitas, (3) Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke
makanan yang bergizi, an (4) kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Tujuan:
Mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan Ibu terhadap stunting pada balita di Desa
Kresek, Kabupaten Tangerang , Banten. Metode: Jenis penelitian yang digunakan deskriptif
dan design yang digunakan cross sectional. Populasi adalah ibu di keluarga binaan yang
memiliki balita di Desa Kresek. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
total sampling dengan jumlah responden sebanyak 23 orang. Hasil: Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan jumlah orangtua yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 17,4%,
pengetahuan cukup 30,4% dan orangtua dengan pengetahuan yang kurang sebanyak 52,2%.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil wawancara dan pengisian kuesioner di dapatkan bahwa
gambaran pengetahuan Ibu terhadap stunting pada balita di Desa Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten adalah adalah pengetahuan yang kurang sebanyak 12 responden
dari 23 responden ( 52,2%).

Kata Kunci: pengetahuan ibu, stunting pada balita

2
THE DESCRIPTION OF MOTHER’S KNOWLEDGE ABOUT STUNTING IN THE
GUIDED FAMILY IN KRESEK VILLAGE, TANGERANG DISCTRICT,
BANTEN PROVINCE

Dewi Nur Azizah, M. Tanwirul Qulubi Raharjo ,Siti Nurdianti, , Tita,Yurri Kamala,
Yusnita
Public Health Department, Faculty of Medicine, YARSI University

ABSTRACT

Background : Stunting (dwarf) is a condition in which toddlers have a length or height that
is less than age. This condition is measured by length or height which is more than minus two
median standard deviations of the child growth standard of the WHO. Short toddler or
commonly called stunting is one of the nutritional problems experienced by toddlers in the
world today. In 2017 22.2% or around 150.8 million toddlers in the world experienced
stunting. In 2017, more than half of the world's stunting toddlers came from Asia (55%) while
a third (39%) lived in Africa. Stunting is caused by multi-dimensional factors and is not only
caused by malnutrition factors experienced by pregnant women and children under five.
Some of the factors that cause stunting are (1) Poor parenting practices, (2) Limited health
services including ANC-Ante Christmas Care services, Post Natal Care and quality early
learning, (3) Still lack of household / family access to nutritious food, (4) lack of access to
clean water and sanitation. Objective: to know, (1) How is the description of stunting, (2)
What is the description of mother's knowledge, and (3) Is there a relationship between
maternal knowledge of the incidence of stunting in Kresek village, Tangerang Regency,
Banten. Objective: The purpose of this studi is Knowing how the description of mother's
knowledge of stunting in toddler in Kresek Village, Tangerang Regency, Banten. Method:
This is an analytic descriptive research with a cross-sectional design. The population is
mothers in guided family who have toddlers in Kresek Village. Sampling in this study using
total sampling technique with the number of respondents 23 people. Results: Based on the
results of the study found the number of parents who have good knowledge as much as
17.4%, enough knowledge 30.4% and parents with less knowledge as much as 52.2%.
Conclusion: Based on the results of the interview and filling in the questionnaire, it was
found that the description of mother's knowledge of stunting in children under five in Kresek
Village, Tangerang Regency, Banten Province was less knowledge as much as 12
respondents from 23 respondents (52.2%).

Keywords : mother's knowledge, stunting in toddlers

3
PENDAHULUAN
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi
badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan
panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang
disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu selama hamil,
kesakitan pada bayi , dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa
yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan
kognitif yang optimal. (PUSDATIN KEMENKES RI, 2018)
Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan salah
satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Pada tahun 2017 22,2%
atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Pada tahun 2017, lebih dari
setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia (55%) sedangkan sepertiganya
(39%) tinggal di Afrika (WHO, 2017). Data prevalensi balita stunting yang
dikumpulkan World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam
negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara. Rata-rata
prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Berdasarkan
data Pemantauan Status Gizi (PSG) , dalam tiga tahun terakhir stunting memiliki
prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya seperti gizi kurang,
kurus dan gemuk. Prevalensi balita pendek mengalami peningkatan dari tahun 2016
yaitu 27,5% menjadi 29,6% pada tahun 2017. (PUSDATIN KEMENKES RI, 2018)
Dari data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang di
publikasin oleh Sekretariat Wakil presiden Republik Indonesia mengatkan bahwa
pada tahun 2013 terdapat jumlah balita stunting di Banten sebanyak 46.775 jiwa
(Sekretariat Wakil Presiden RI, 2017)
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan
oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Beberapa
faktor yang menjadi penyebab stunting yaitu (1) Praktek pengasuhan yang kurang
baik. Hal ini termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi

4
sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan. Beberapa fakta dan
informasi yang ada, menunjukan bahwa 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak
mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, dan dua dari tiga anak usia 0-24
bulan tidak menerima makanan pendamping ASI (MPASI). (2) Masih terbatasnya
layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care , Post Natal Care dan
pembelajaran dini yang berkualitas. (3) Masih kurangnya akses rumah
tangga/keluarga ke makanan yang bergizi. Dan (4) kurangnya akses ke air bersih dan
sanitasi. (Sekrerariat Wakil Presiden RI, 2017)
Stunting terjadi mulai dari pra-konsepsi ketika seorang remaja menjadi Ibu
yang kurang gizi dan anemia. Menjadi parah ketika hamil dengan asupan gizi yang
tidak mencukupi kebutuhan, ditambah lagi ketika ibu hidup dilingkungan dengan
sanitasi yang kurang memadai. Remaja putri di Indonesia usia 15-19 tahun
kondisinya berisiko kurang energik kronik (KEK) sebesar 46,6% tahun 2013. Ketika
hamil, ada 24,2% wanita usia subur (WUS) 15-49 tahun dengan resiko KEK dan
anemia sebesar 37,1%. (PUSDATIN KEMENKES RI, 2018)
Peranan orang tua terutama ibu sangat penting dalam pemenuhan gizi anak
karena anak membutuhkan perhatian dan dukungan orangtua dalam mengahadapi
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Untuk mendapatkan gizi yang
baik diperlukan pengetahuan gizi yang baik dari orang tua agar dapat menyediakan
menu pilihan yang seimbang. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku pemilihan makanan. (Olsa, 2017)
Berdasarkan data-data yang ada, menunjukan bahwa angka kejadian stunting
masih cukup tinggi di Indonesia khususnya daerah Banten. Oleh karena itu
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kejadian stunting di daerah
kresek. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Olsa,dkk tahun 2017 menunjukan
seorang ibu yang memiliki pengetahun dan sikap gizi yang kuran akan sangat
berpengaruh terhadap status gizi anaknya dan akan sukar untuk memilih makan yang
bergizi sehingga menyebabkan kejadian stunting.

5
Tujuan penelitian ini guna mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan Ibu
terhadap stunting pada balita di Desa Kresek, Kabupaten Tangerang , Banten.
Dengan pemantauan pertumbuhan, gangguan keseimbangan gizi pada
seorang anak dapat diketahuai secara dini. Dengan diketahuinya gangguan gizi secara
dini pada anak, maka tindakan penangulangannya dapat dilakukan dengan segera,
sehingga keadaan gizi yang memburuk dapat dicegah.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dan design yang
digunakan adalah cross sectional. Data yang diambil merupakan data primer yang
dikumpulkan sendiri dengan teknik wawancara terpimpin menggunakan kuesioner
mengenai usia, pendidikan, agama dan pekerjaan. Dengan skala ukurnya adalah
ordinal yaitu pengetahuan baik, cukup dan kurang.
Selanjutnya dianalisa secara univariat dengan Microsoft Excel dan SPPS.
Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten pada tanggal 20 Mei – 24 Mei 2019.
Populasi dalam penelitian adalah ibu yang memiliki balita di Desa Kresek.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling dengan
jumlah responden sebanyak 23 orang. Sampel yang diambil berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan sebelumnya. Adapun kriteria inklusi: ibu
yang memiliki balita. Sedangkan kriteria eksklusi: Data tidak terisi lengkap. Dalam
penelitian ini variabel yang digunakan adalah: definisi, faktor penyebab, ciri-ciri,
pengaruh, pencegahan dan tatalaksana stunting.

6
HASIL
1. Karakteristik Responden
Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia,
pendidikan, status pernikahan, pekerjaan, dan penghasilan pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di Desa Kresek, Kecamatan


Kresek, Kabupaten Tangerang
Variabel Karakteristik Frekuensi Presentase
Usia 21-30 8 34,8%
31-40 8 34,8%
41-50 7 30,4%
Sub total 23 100%
Agama Islam 23 100 %
Sub total 23 100%
Pendidikan SD 9 39,1%
SMP 7 30,4%
SMA 6 26,1%
D3/S1 1 4,3%
Sub total 23 100%
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 16 69,6%
Pedagang 5 21,7%
Petani 2 8,7%
Sub total 23 100%
Total 23 100%
Berdasarkan tabel 1 didapatkan usia responden terbanyak berusia 21-30 tahun
dan 31-40 tahun yaitu 8 orang (34,8%). Seluruh 23 responden (36,4%) beragama
Islam. Sebanyak 9 responden (39,1%) tamat SD. Sebagian responden bekerja sebagai
ibu rumah tangga yaitu 16 orang (69,6%).

7
2. Analisis Univariat
Distribusi gambaran pengetahuan Ibu terhadap stunting pada balita di Desa
Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada tabel 2 sebagai
berikut:
Tabel 2. Distribusi Gambaran pengetahuan Ibu terhadap
stunting pada balita di Desa Kresek, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang

Pengetahuan Jumlah Percent


Kurang 13 56,6%
Cukup 8 34,7%
Baik 2 8,7%
Total 23 100%

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa sebanyak 13 responden (56,6%) di Desa


Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang memiliki pengetahuan yang
kurang terhadap stunting pada balita.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jumlah orangtua yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 8,7%, pengetahuan cukup 34,7% dan orangtua dengan
pengetahuan yang kurang sebanyak 56,6%%. Hasil penelitian menunjukan masih
kurangnya pengetahuan orangtua terhadap stunting pada balita di desa Kresek
berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan. Kuesioner pengetahuan orangtua ini
mencakup definisi stunting, faktor penyebab stunting, ciri-ciri stunting, pengaruh
stunting, pencegahan terhadap stunting, dan penatalaksanaan terhadap stunting.
Hal ini dikarenakan orangtua belum mendapatkan pengetahuan yang baik
akan stunting sehingga belum menerapkan dengan benar pengetahuan tentang
stunting yang dimilikinya dengan pola asuh kepada anaknya, yaitu ketika anak masih
berada di dalam kandungan ibu sampai dengan anak lahir dan asupan yang diberikan

8
ketika anak dalam proses masa tumbuh dan kembang. Pengetahuan pada orang tua
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya adalah umur, semakin tua umur
sesorang maka proses perkembangan mentalnya menjadi baik, intelegensi atau
kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak guna, menyesuaikan diri dalam situasi
baru, kemudian lingkungan dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal baik juga
buruk tergantung pada sifat kelompoknya, budaya yang memegang peran penting
dalam pengetahuan, pendidikan merupakan hal yang mendasar untuk
mengembangkan pengetahuan, dan pengalaman yang merupakan guru terbaik dalam
mengasah pengetahuan. (Notoatmodjo, 2010)
Menurut jurnal penelitian yang dibuat oleh Edwin,dkk menyatakan analisis
bivariat antara sikap dan kejadian stunting diketahui nilai p <0,05 (p= 0,000), serta
antara tingkat pengetahuan dan kejadian stunting diketahui nilai p <0,05 (p= 0,000).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap
dan pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada anak baru masuk sekolah dasar di
Kecamatan Nanggalo Kota Padang. (Edwin,dkk 2017)

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya


malnutrisi asupan zat gizi kronis dan atau penyakit infeksi kronis maupun berulang
yang ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi badan menurut usia (TB/U) kurang dari
–2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar World Health Organization (WHO).
Kondisi stunting pada masa balita dapat menyebabkan gangguan perkembangan
fungsi kognitif dan psikomotor serta penurunan produktivitas ketika dewasa.
Beberapa faktor yang diduga berhubungan dengan kejadian stunting pada balita
antara lain berat badan lahir balita, riwayat infeksi balita, riwayat penyakit kehamilan,
tinggi badan orangtua, pengetahuan orangtua, dan faktor sosial ekonomi. (Nasikhah
dan Margawati,2012)

9
Terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi stunting diantaranya pola
konsumsi makan, penyakit infeksi dan pendapatan perkapita. Ketidaksesuaian
tersebut dapat terjadi karena pengetahuan yang baik belum tentu diikuti dengan sikap
dan perilaku yang tepat dalam mengasuh anak (Marelda, 2014). Hasil penelitian
(Astari dan Nasotien, 2005) menyebutkan bahwa pengetahuan orang tua berpengaruh
langsung terhadap pola pengasuhan anak, dimana pola pengasuhan yang kurang baik
akan menyebabkan asupan yang diperoleh anak menjadi kurang baik sehingga
mengakibatkan anak tumbuh stunting.
KETERBATASAN PENELITIAN
Kekurangan pada penelitian ini adalah sampel yang diambil hanya 23
responden dari seluruh ibu RT/RW 003/007, sehingga jumlah sampel tidak mewakili
seluruh populasi. Waktu yang singkat juga merupakan kekurangan pada penelitian
ini.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara dan melakukan menyebarkan kuesioner pada
ibu yang memiliki balita di desa Kresek dan pembahasan diatas, maka dapat
dikemukakan sebagai berikut: Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap Stunting pada
Balita di Desa Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten adalah pengetahuan
yang kurang sebanyak 13 responden dari 23 responden (56,6)%. Oleh karena itu,
pentingnya dilakukan penyuluhan untuk menambah wawasan tentang stunting agar
orangtua rajin untuk memeriksakan tinggi badan dan tumbuh kembang anak di
posyandu atau puskesmas Saran yang dapat diberikan adalah orangtua dan pihak
sekolah menambaah wawasan tentang stunting dengan mengikuti penyuluhan
kesehatan anak yang diadakan di posyandu atau puskesmas di wilayah sekitar dan
petugas kesehatan atau puskesmas membuuat penyuluhan secara rutin tentang gizi
dan kesehatan anak untuk orangtua.

10
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih sebesar-besarnya kepada pihak Puskesmas Kresek dan
Universitas YARSI atas bimbingannya.

DAFTAR PUSTAKA

100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting), Tim


Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. Jakarta : Sekeretariat Wakil
Presiden RI.
Aditianti.2010. “ Faktor Determinan Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di
Indoensia”. Tesis. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institute Pertanian Bogor.
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI.

Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia, Pusat Data dan Informasi


Kementrian Kesehatan RI, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, ISSN
2088-270 X, Semester I, 2018.
Marelda, A. R. 2014. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga, Pendidikan
Dan Pengetahuan Dengan Status Gizi Pada Balita Di desa Parit Baru Kabupaten
Kubu Raya Kalimantan Barat Tahun 2014.
Ni’mah, C., Muniroh L. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat
Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting pada Balita Keluarga
Miskin. Jurnal Universitas Airlangga.
Oslan, Edwin Danie. Et al. 2017. Hubungan Sikap dan Pengetahuan Ibu
Terhadap Kejadian Stuntung pada Anak Baru Masuk Sekolah Dasar di Kecamanatan
Nanggalo. Dalam : Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Padang :
Universitas Andalas.
http://www.depkes.go.id/resources/download/info_terkini/materi_rakorpop
_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf (14 Mei 2019 22.00)

WHO. 2017. Stunted Growth and Development. Ganeva

11
LAMPIRAN

KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN ORANGTUA TERHADAP STUNTING DESA
KRESEK, KABUPATEN TANGGERANG, PROVINSI BANTEN MEI 2019

Identitas Responden
Orangtua
1.Nama Ibu/Bapak/Wali : ...................................................................................
2.Usia Ibu/Bapak/Wali:.......................................................................................
3.Alamat:……………………………………………………………………….
4. Pendidikan terakhir Ibu/Bapak/Wali : SD / SMP / SMA / Diploma / S1 *)
5.Pekerjaan Ibu/Bapak/Wali:…………………………………………………..

Kuesioner Pengetahuan tentang Stunting


1. Apa itu stunting?
A. Balita terlalu pendek untuk usianya
B. Balita terlalu gemuk untuk usianya
C. Balita terlalu kurus untuk usianya

2. Bagaimana pencegahan terjadinya stunting pada balita?


A. Pemantauan pertumbuhan balita
B. Pemberian makan yang banyak
C. Memberikan makanan yang disukai balita

3. Berikut salah satu penyebab stunting, kecuali?


A. Gizi buruk yang dialami ibu dan atau balita
B. Tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif
C. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) di usia 6 bulan

12
4. Apa dampak yang ditimbulkan akibat stunting?
A. Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian
B. Perkembangan anak yang tidak optimal
C. A dan B benar

5. Apakah yang dimaksud dengan “pertumbuhan yang baik pada balita”?


A. Bila berat badan dan tinggi badan balita bulan ini naik dibandingkan bulan
lalu
B. Bila berat badan dan tinggi badan balita bulan ini menurun dibandgingkan
bulan lalu
C. Bila berat badan dan tinggi badan balita bulan ini sama dengan bulan lalu

6. Apakah ibu mengetahui makanan apa yang bergizi untuk balita?


Ya tidak
Alasan.............................................

7. Apakah ketika hamil, ibu pernah memeriksakan kehamilan di pelayanan


kesehatan (puskesmas/bidan)?
Ya tidak
8. Apakah anak ibu pernah mengalami diare (BAB cair >3x perhari)?
Ya tidak

9. Apakah anak ibu pernah mengalami penyakit infeksi saluran nafas (batuk,
pilek, demam 1-2 minggu)
Ya tidak
10. Apakah ibu rutin membawa anak ke POSYANDU?
Ya tidak

13

Anda mungkin juga menyukai