KUTAN/MORFEA
Npm: 1102014265
Definisi
kolagen berlebihan di sekitar pembuluh darah
kapiler dan jaringan yang terkena, misalnya kulit,
paru-paru, jantung, esofagus dan ginjal. Kata
skleroderma berarti “kulit keras”, dan
pengerasan kulit ini merupakan gejala utama
pada semua tipe skleroderma.1
1. Gandi, Melissa, dkk. 2008. Skleroderma Pada Anak. Sari Pediatri. 9(6): 398-405.
Epidemiologi
Insidens morfea diperkirakan 2,7 dari tiap 100.000, penduduk
dengan rasio perempuan dan laki-laki sebesar 2-3:1. Morfea
cukup sering ditemukan pada suku Kaukasia. Sebanyak 20-
30% morfea ditemukan pada saat kanak-kanak, namun dapat
pula ditemukan pada segala usia. Bentul linier lebih sering
ditemukan pada anak.1
1.Rahmayunita, Githa. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Indonesia; 2015.p. 304-306.
Etiologi
FASE INFLAMATORIK
FASE ATROFIK
Plak hipopgmentasi dengan bagian sklerotik
Plak sklerotik akan melunak dan menjadi atrofi
pada bagian tengah yang dikelilingi warna
dengan warna hipo- atau hiperpigmentasi, kulit
kemerahan atau keunguan pada tepinya tampak berkerut seperti Cigarette paper, cliff
drop (dermal), atau deep indentions (subkutis
atau lebih dalam).
Rahmayunita, Githa. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Indonesia; 2015.p. 304-306.
Klasifikasi
1 . MORFEA SIRKUMSKRIPTA
Rahmayunita, Githa. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia; 2015.p. 304-306.
Gambar: Gandi, Melissa, dkk. 2008. Skleroderma Pada Anak. Sari Pediatri. 9(6): 398-405.
Klasifikasi
2 . MORFEA GENERALISATA
Ditandai oleh adanya 4 buah lesi atau lebih yang terdapat pada
minimal 2 dari 7 lokasi anatomis yang berbeda. Terdapat 3 jenis:
-Isomorfik
-Simetrik
-Pansklerotik
Rahmayunita, Githa. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia; 2015.p. 304-306.
Klasifikasi
3 . MORFEA LINIER
Rahmayunita, Githa. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Indonesia; 2015.p. 304-306.
Gambar: Gandi, Melissa, dkk. 2008. Skleroderma Pada Anak. Sari Pediatri. 9(6): 398-405.
Klasifikasi
4. Deep Morphea
Rahmayunita, Githa. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia; 2015.p. 304-306.
Diagnosis Banding
-Eosinophilic fasciitis
-Scleredema of Buschke
-Selulitis
Rahmayunita, Githa. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia; 2015.p. 304-306.
Komplikasi
Pasien anak dengan morfea dapat mengalami
morbiditas yang bermakna; meliputi gangguan
pertumbuhan, fungsi serta kualitas hidup.
Pada morfea pansklerotik terdapat peningkatan Sklerosis yang melingkar pada lengan
risiko karsinoma sel skuamosa yang berkaitan atau tungkai bawah dapat menyebabkan
dengan ulkus kronik. sindrom kompartemen dan ulkus .
Rahmayunita, Githa. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia; 2015.p. 304-306.
Pemeriksaan histopatologi dapat membantu
keputusan pengobatan, karena terkadang sulit
Rahmayunita, Githa. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia; 2015.p. 304-306.
Tatalaksana
Fototerapi, yaitu sinar ultraviolet Imunomodulator, misalnya metotreksat
A dengan psoralen atau narrow dengan atau tanpa kortikosteroid,
band UVB mikofenolat mofetil, siklosporin, takrolimus
topical, atau imiquimod topikal.
Antimikroba, misalnya
Derivat vitamin D
hidroksiklorokuin
Rahmayunita, Githa. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia; 2015.p. 304-306.
Prognosis
Bergantung pada bentuk morfea. Sebagian akan mengalami resolusi
spontan dan meninggalkan hiperpigmentasi. Pada morfea
generalisata saat resolusi akan meninggalkan kulit yang atrofi,
sedangkan morfea linier akan bertahan lebih lama dan dapat
resolusi dalam 3-5 tahun. Morfea dapat menyebabkan gangguan
fungsi dan estetik, tetapi kelainan ini jarang menyebabkan
kematian.
Daftar Pustaka