Hepar terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh ligamentum
falciforme, diinferior oleh fissura yang dinamakan dengan ligamentum teres dan
diposterior oleh fissura yang dinamakan ligamentum venosum (Hadi, 2002). Lobus kanan
hepar enam kali lebih besar dari lobus kiri dan mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus
kanan atas, lobus caudatus dan lobus quadrates. Menurut Sloane (2004), diantara kedua
lobus terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus.
Hepar dikelilingi oleh kapsula fibrosa yang dinamakan kapsul glisson dan dibungkus
peritoneum pada sebagian besar keseluruhan permukaannnya.
Pada lobus hepatis dextra, terdapat fossa sagittalis sinistra, fossa sagittalis
dextra, dan porta hepatis. Fossa sagittalis sinistra hepatis terdiri dari fossa ductus
venosi dan fossa venae umbilicalis. Fossa sagittalis dextra terdiri dari fossa vesicae
fellea dan fossa venae cavae. Porta hepatis membentuk lobus quadratus hepatis dan lobus
caudatus hepatis.
Lobus Quadratus Hepatis memiliki batas anterior pada margo anterior hepatis, batas
dorsal pada porta hepatis, batas dextra padafossa vesicae fellea, dan batas sinistra
padavenae umbilicalis. Pada lobus quadratus hepatis ini, terdapat cekungan yang
disebut impressio duodeni lobi quadrati.
Lobus Caudatus Hepatis (Spigeli) memiliki batasventro-caudal pada porta hepatis, batas
dextra pada fossa venae cavae, dan batas sinistra padafossa ductus venosi. Pada lobus
caudatus hepatis ini terdapat tonjolan yaitu processus caudatus dan processus papillaris.
Lobus Hepatis Sinistra adalah lobus hepar yang berada di sebelah kiri ligamentum
falciforme hepatis. Lobus ini lebih kecil dan pipih jika dibandingkan dengan lobus hepatis
dextra. Letaknya adalah di regio epigastrium dan sedikit pada regio hyochondrium
sinistra. Pada lobus ini, terdapat impressio gastrica,tuber omentale, dan appendix fibrosa
hepatis.
Porta hepatis terdiri dari vena porta, ductus cysticus, ductus hepaticus, dan ductus
choledochus, arteri hepatica propria dextra danarteri hepatica sinistra, serta nervus dan
pembuluh lymphe.
Ligamenta hepatis terdiri dari:
1. Ligamentum falciforme hepatis
2. Omentum minus
3. Ligamentum coronarium hepatis
4. Ligamentum triangulare hepatis
5. Ligamentum teres hepatis
6. Ligamentum venosum Arantii
7. Ligamentum hepatorenale
8. Ligamentum hepatocolicum
Vascularisasi hepar oleh:
1. Circulasi portal
2. A. Hepatica communis
3. Vena portae hepatis
4. Vena hepatica
Arteri hepatica communis berasal dari a.coeliaca. Arteri ini melewati lig. Hepato
duodenale (bersama ductus choledochus, v.portae, pembuluh lymphe dan serabut saraf)
dan bercabang menjadi a. hepatica propria dextra dan a.hepatica propria sinistra. Vena
portae hepatis dibentuk oleh v. mesenterica superior dan v.lienalis. Vena ini berjalan
melewati lig. hepatoduodenale, bercabang menjadi ramus dexter dan ramus sinister.
Innervasi hepar oleh:
1. Nn. Splanchnici (simpatis)
2. N. Vagus dexter et sinister (chorda anterior dan chorda posterior), dan
3. N. Phrenicus dexter (viscero-afferent)
Lempengan sel-sel hepar tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan
sinusoid. Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli Di
tengah-tengah lobuli tdp 1 vena sentralis yg merupakan cabang dari vena-vena hepatika
(vena yang menyalurkan darah keluar dari hepar).Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli
terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu traktus
portalis yang mengandung cabang-cabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris yang
disebut dengan segitiga Kiernan. Cabang dari vena porta dan A.hepatika akan
mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan Sistem
bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara sel-sel hepar dan
bahkan turut membentuk dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam
intralobularis, dibawa ke dalam empedu yg lebih besar , air keluar dari saluran empedu
menuju kandung empedu.
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh
sebanyak 20% serta menggunakan 20 – 25% oksigen darah. Ada beberapa fungsi hati
yaitu:
1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat
Pembentukan, perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1
sama lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi
glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati
kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan
glikogen mjd glukosa disebut glikogenelisis.Karena proses-proses ini, hati merupakan
sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui
heksosa monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa
mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida,
nucleic acid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C)yaitu
piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).
8. Fungsi hemodinamik
Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/
menit atau 1000 – 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica ± 25%
dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar
dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini
berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock. Hepar merupakan organ
penting untuk mempertahankan aliran darah.
Metabolisme Bilirubin
Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan
enzim heme oksigenase yaitu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati, dan
organ lain. Biliverdin yang larut dalam air kemudian akan direduksi menjadi bilirubin
tidak terkonjugasi (indirek) oleh enzim biliverdin reduktase. Bilirubin bersifat lipofilik
dan terikat dengan hidrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut. Pembentukan
bilirubin yang terjadi di sistem retikuloendotelial, selanjutnya dilepaskan ke sirkulasi
yang akan berikatan dengan albumin. Bilirubin tidak terkonjugasi (indirek) yang terikat
dengan albumin serum ini tidak larut dalam air dan kemudian akan ditransportasikan ke
sel hepar. Bilirubin indirek yang terikat pada albumin bersifat nontoksik.
Bilirubin yang tak terkonjugasi dikonversikan ke bentuk bilirubin konjugasi yang larut
dalam air di retikulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphosphate
glucoronosyl transferase (UDPG-T). Bilirubin ini kemudian diekskresikan ke dalam
kanalikulus empedu. Sedangkan satu molekul bilirubin yang tak terkonjugasi akan
kembali ke retikulum endoplasmik untuk rekonjugasi berikutnya. Setelah mengalami
proses konjugasi, bilirubin akan diekskresikan ke dalam kandung empedu, kemudian
memasuki saluran cerna dalam bentuk urobilinogen dan sebagian urobilinogen dibawa ke
ginjal. Urobilinogen yang di saluran cerna akan berubah menjadi stercobilinogen dan
diekskresikan melalui feces. Setelah berada dalam usus halus, bilirubin yang terkonjugasi
tidak langsung dapat diresorbsi, kecuali dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak
terkonjugasi oleh enzim beta-glukoronidase yang terdapat dalam usus. Resorbsi kembali
bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk dikonjugasi disebut sirkulasi
enterohepatik.
Hepatitis A adalah penyakit jinak yang dapat sembuh sendiri dengan masa inkubasi 2-6
minggu. Virus hepatitis A merupakan pikornavirus RNA rantai tunggal (single stranded,
ssRNA) yang kecil dan tidak berselubung. Sewaktu timbul ikterik, antibodi terhadap
HAV (anti-HAV) telah dapat diukur di dalam serum.
HAV menyebar melalui ingesti makanan dan minuman yang tercemar dan dikeluarkan
melalui tinja selama 2-3 minggu sebelum dan 1 minggu setelah onset ikterus. HAV tidak
dikeluarkan dalam jumlah signifikan dalam air liur, urine, atau semen.
Anak-anak sangat dekat satu sama lain, sehingga virus sangat mudah menyebar di antara
anak-anak, terutama ketika mereka masih memakai popok.
Virus Hepatiti A disebarkan melalui kotoran atau tinja penderita. Penyebarannya disebut
fecal-oral (tinja ke mulut) karena biasanya tangan secara tidak sengaja menyentuh benda
bekas terkena tinja (misal di kamar mandi) dan kemudian digunakan untuk makan, dapat
juga melalui tranfusi darah, alat-alat tidak steril, tempat tinggal yang sesak, kebersihan
yang kurang, juga bisa melalui kontak seksual dengan penderita. Virus yang masuk ke
dalam tubuh juga dapat menimbulkan penyakit Hepatitis.
Transmisi:
Replikasi virus diyakini terjadi secara eksklusif dalam hepatosit di hati. Setelah masuk ke
dalam sel, RNA virus melepaskan selubungnya, dan ribosom host bergabung untuk
membentuk polysomes. Kemudian protein virus disintesis dan genom virus disalin oleh
RNA polimerase virus. Virus kemudian akhirnya mengalami maturasi dan akhirnya dapat
menginfeksi sel hati. Pola rusaknya Hepatocellular dimulai dari terbentuknya nekrosis
diffuse hati lalu terjadi kerusakan centrilobular prominent, peningkatan cellularity Portal
Sehingga membuat kelenjer getah bening membesar dan splenomegaly. Kemudian
terjadilah kolestasis yang menimbulkan ikterus dan hiperbilirubinemia. Terjadinya
gangguan fungsi sintetis hati mengakibatkan penurunan albumin dan pemanjangan
prothrombin time (PT).
Pasien merasa lesu/lemah badan, panas, mual sampai muntah, anoreksia, nyeri perut
sebelah kanan, urine berwarna coklat, sclera kuning, kemudian seluruh badan, puncak
ikterik dalam 1-2 minggu, hepatomegali ringan yang nyeri tekan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes Serologi
Untuk mengetahui kadar immunoglobulin M Hepatitis-A Virus (IgM HAV) dilakukan
untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi virus hepatitis A serta untuk menentukan apakah
infeksi terjadi akut atau tidak. Tes Serologi ini penting untuk screening anak-anak yang
rentan terkena penyakit ini. Diagnosis hepatitis A ditegakkan dengan tes darah.
Tes darah
ini mencari dua jenis antibody terhadap virus, yang disebut sebagai IgM dan IgG .
Pertama, dicari antibodi IgM, yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh lima sampai
sepuluh hari sebelum gejala muncul, dan biasanyahilang dalam enam bulan.Tes juga
mencari antibodi IgG, yang menggantikan antibodi IgM dan untuk seterusnya melindungi
terhadap infeksi HAV. Bila tes darah menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan IgG,
kita kemungkinan tidak pernah terinfeksi HAV, dan sebaiknya mempertimbangkan
untuk divaksinasi terhadap HAV. Bila tes menunjukkan positif untuk antibodi IgM dan
negative untuk IgG, kita kemungkinan tertular HAV dalam enam bulan terakhir ini, dan
sistem kekebalan sedang mengeluarkan virus atau infeksi menjadi semakin parah.
Virus marker
IgM anti-HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya. Anti-HAV
yang positif tanpa IgM anti-HAV mengindikasikan infeksi lampau.
Pemeriksaan fungsi hati, dilakukan melalui contoh darah.
Hal-hal yang meliputi pemeriksaan fungsi hati
Pemeriksaan Untuk mengukur Hasilnya menunjukkan
Alkalin fosfatase Enzim yang dihasilkan di dalam Penyumbatan saluran
hati, tulang, plasenta; yang empedu, cedera hepar,
dilepaskan ke hati bila terjadi beberapa kanker.
cedera/aktivitas normal tertentu,
contohnya : kehamilan,
pertumbuhan tulang
Gamma glutamil Enzim yang dihasilkan oleh hati, Kerusakan organ, keracunan
transpeptidase pankreas, ginjal. Dilepaskan ke obat, penyalahgunaan
(GGT) darah, jika jaringan-jaringan alkohol, penyakit pankreas.
tesebut mengalami luka.
α Fetoprotein Protein yang dihasilkan oleh hati Hepatitis berat, kanker hati
janin dan testis. atau kanker testis.
Diagnosis Banding
Diagnosis bandingnya adalah inveksi virus: mononukleus infeksiosa, sitomegalovirus,
herpes simpleks, coxackie virus, toxoplsmosis, drug-induced hepatitis; hepatitis aktif
kronis; hepatitis alkoholik; kolesistitis akut; kolestasis; gagal jantung kanan dengan
kongesti hepar; kanker metastasis; dan penyakit genetik/metabolik (penyakit Wilson,
defisiensi alfa-1-antitripsin).
Non Farmakologis
1. Istirahat baring pada masa masih banyak keluhan, mobilisasi berangsur dimulai jika
keluhan atau gejala berkurang, bilirubin dan transaminase serum menurun. Aktifitas
normal sehari-hari dimulai setelah keluhan hilang dan data laboratorium normal.
2. Diit khusus tidak ada, yang penting adalah jumlah kalori dan protein adekuat,
disesuaikan dengan slera penderita, terkadang pemasukan nutrisi dan cairan kurang
akibat mual dan muntah, sehingga perlu ditunjang oleh nutrisi parenteral : infuse
Dekstrose 10-20 %, 1500 kalori/hari.
3. Hingga sekarang belum ada pengobatan spesifik bagi hepatitis virus akut. Tidak ada
indikasi terapi kortikosteroid untuk hepatitis virus akut, penambahan vitamin dengan
makanan tinggi kalori protein diberikan pada penderita yang mengalami penurunan
berat badan atau malnutrisi.
Terapi Farmakologis
Terapi tanpa obat saja belum tentu menjamin kesembuhan, oleh karena itu juga
dibutuhkan terapi menggunakan obat atau disebut dengan terapi farmakologis. Obat-
obatan yang digunakan di terapi ini menggunakan aminoglikosida, antiamuba,
antimalaria, antivirus, diuretik, kolagogum, koletitolitik dan hepatik protektor
dan multivitamin dengan mineral.
1. Aminoglikosida
Terapi ini diberikan selama tiga kali sehari secara teratur selama tujuh hari atau sesuai
petunjuk dokter. Biasanya untuk kasus penyakit hati yang disebabkan oleh infeksi
bakteri. Antibiotik biasanya bekerja dalam mencegah ketidakaktifan obat yang
disebabkan oleh enzim yang dihasilkan bakteri.
2. Antiamuba
Terapi ini meminimalisir resiko terjadnya abses hati karena amuba. Menggunakan
dehydroemetine, diiodohydroxyquinoline, diloxanide furoate, emetine, dan
sejenisnya.
3. Antimalaria
Obat antimalaria contohnya klorokuin. Obat ini digunakan untuk mengobati
amubiasis.
4. Antivirus
Lamivudine adalah obat antivirus yang efektif untuk penderita hepatitis B. Virus
hepatitis B membawa informasi genetik DNA. ARV yang tersedia gratis adalah
Duviral (Zidovudine + Lamivudine) dan Neviral (Nevirapine). Neviraldapat
mengganggu faal hati. Koinfeksi dengan hepatitis C memerlukan penatalaksanaan
yang lebih khusus dan komprehensif. Peginterferon dan Ribavirin dalam kombinasi
dengan Interferon selain bermanfaat mengatasi hepatitis C juga untuk hepatitis D. Ada
juga obat-obatan yang merupakan kombinasi imunologi dan antivirus yang
tampaknya dapat menekan kadar virus hepatitis C dalam darah secara lebih efektif
dari pada terapi ulang dengan interferon saja.
5. Diuretik
Obat diuretik lain yang digunakan dalam penyakit hati selain spironolakton adalah
furosemid yang efektif untuk pasien yang gagal memberikan tanggapan terhadap
Spironolactone. Namun demikian, jangan gunakan obat ini pada kasus hepatitis akut
atau kelainan hati yang sangat toksis.
Gejala hepatitis A biasanya tidak begitu berat dan akan hilang sendiri, walau pun dapat
memakan waktu sampai 9 bulan dan gejala bisa hilang timbul dalam beberapa tahun.
Kekambuhan dan hepatitis kronis biasanya tidak terjadi. Walau pun jarang dapat
menyebabkan kerusakan hati. Kekebalan jangka panjang menyertai infeksi HAV.
Biasanya, tidak ada gejala sisa abadi. Kematian jarang terjadi, meskipun lebih sering pada
pasien usia lanjut dan pada mereka dengan penyakit hati yang mendasarinya.
1) Pencegahan Umum
Meliputi nasihat kepada pasien :
a. Perbaikan higien makanan-minuman.
b. Perbaikan higien sanitasi lingkungan dan pribadi.
c. Isolasi pasien (anak dilarang ke sekolah atau penitipan anak sampai dengan 2
minggu sesudah timbul gejala)
2) Pencegahan Khusus
Dengan cara :
a. Pasif dengan immunoglobulin normal manusia (NHIG : Normal Human Immune
Globulin).
b. Aktif dengan vaksin HAV yang diinaktifasi.
1. Vaksin HAV yang dilemahkan
a. Efektivitas tinggi (angka proteksi 93-100%)
b. Sangat imunogenik (hampir 100% pada subjek sehat)
c. Antibosi protektif terbentuk dalam 15 hari pada 85-90% subjek
d. Aman, toleransi baik
e. Efektivitas proteksi selama 20-50 tahun
f. Efek samping utama adalah nyeri di tempat suntikan
3. Indikasi vaksinasi
a. Pengunjungan ke daerah resiko
b. Homoseksual dan biseksual
c. IDVU
d. Anak dewasa muda yang pernah mengalami kejadian luar biasa luas
e. Anak pada daerah dimana angka kejadian HAV labih tinggi dari angka
nasional
f. Pasien yang rentan dengan penyakit hati kronik
g. Pekerja laboratorium yang menangani HAV
h. Pramusaji
i. Pekerja pada pembuangan limbah