Anda di halaman 1dari 14

Anastesi pada

Obesitas
Disusun oleh: Tita - 1102014265

Pembimbing: dr. Agus Saptiady, Sp. An

Koas Kepaniteraan Anastesi


RS. Moh. Ridwan Meuraksa
Periode 24 Februari – 27 Maret 2020
PENDAHULUAN
Keadaan obesitas dapat
menimbulkan efek
Badan kesehatan dunia merugikan bagi sistem
Jumlah individu dengan
(WHO) mendefinisikan organ secara keseluruhan
status gizi obesitas lebih
obesitas sebagai kondisi meliputi gangguan pada
tinggi dibandingkan
lemak tubuh berlebih yang sistem respirasi, system
dengan individu yang
dapat mempengaruhi kardiovaskular dan
mengalami malnutrisi.
kesehatan seseorang hematologi, sistem
gastrointestinal maupun
sistem renal dan endokrin.
Pembedahan pada pasien
dengan obesitas memiliki
Oleh karena itu,
resiko komplikasi yang
managemen anestesi yang
tinggi. Disamping itu
tepat dapat mengurangi
prosedur anestesi juga
risiko terjadinya
dapat memberikan
komplikasi.
implikasi yang signifikan
pada pasien obesitas
Definisi & Klasifikasi
Obesitas
 Secara fisiologis obesitas
didefinisikan sebagai
akumulasi lemak yang
tidak normal atau
berlebihan dijaringan
adiposa sehingga dapat
mengganggu kesehatan.

 Sangat sulit untuk


mengukur lemak tubuh
secara langsung sehingga
sebagai penggantinya
dipakai body mass index
(BMI) atau indeks massa
tubuh (IMT) untuk
menentukan berat badan
lebih dan obesitas pada
orang dewasa.
Penyebab
Obesitas
 Obesitas merupakan kelainan kronik dengan
penyebab multifaktor, meliputi: faktor sosial, budaya,
fisiologi, psikologis, metabolik, endokrin,
genetik,komponen tingkah laku, dan semuanya
tersebut akhirnya menghasilkan penumpukan massa
jaringan lemak secara berlebihan.

 Hormon yang memperngaruhi diantaranya leptin,


adiponektin, insulin, ghrelin dan peptide YY3-36.

 Leptin memberi sinyal rasa kenyang dan penting


dalam mengurangi keinginan untuk makan. Namun.
pada pasien obesitas, konsentrasi plasma leptin
meingkat tetapi menunjukkan insensitivitas leptin.
Disamping itu, keinginan untuk diet menghasilkan
penurunan leptin yang menyebabkan peningkatan
Pandangan anastesi
mengenai obesitas
 Sebelum pasien masuk ruang operasi, American Society of
Anesthesiology (ASA) merekomendasikan dilakukannya
preoperative assesment yang meliputi anamnesis lengkap
tentang riwayat pasien, pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan
penunjang yang bermakna pada pasien tersebut. Sehingga
pada saat pelaksanaan operasi, dokter anestesi dapat
meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dan menurunkan
tingkat terjadinya komplikasi.

 Komplikasi dari obesitas seperti obstructive sleep apnea dapat


memberikan implikasi signifikan pada pasien yang akan
menghadapi operasi dan tindakan anestesi. Hambatan jalan
napas akibat obstructive sleep apnea dapat menurunkan aliran
udara masuk saat inspirasi bahkan terjadi reduksi pada inhalasi
O2 ketika seseorang diberikan sedasi anestesi. Pada obesitas
terjadi perubahan anatomi yang membuat manajemen jalan
napas akan berbeda dengan mereka tanpa keadaan obesitas.
Manajemen Anestesi Pada
Pasien Obesitas

(1) Pra-operasi
(2) Managemen Intraoperatif
(3) Managemen Postoperatif
Pra-operasi

Anamnesis dan pemeriksaan fisik difokuskan pada system


kardiovaskular dan respirasi serta evaluasi jalan napas.
Pada beberapa kasus, pemeriksaan preoperatif diagnostik
termasuk pemeriksaan darah rutin, foto rotgen dada,
pemeriksaan stress jantung, ekokardiografi transthorax
dan analisis gas darah penting untuk mengevaluasi status
kesehatan pasien obesitas secara menyeluruh.
• Pasien obesitas memiliki potensi yang tinggi untuk mengalami
kesulitandalam proses ventilasi sungkup, laringoskopi dan intubasi.
penilaian secara detail mengenai jalan napas harus dilakukan leher pendek,
lidah lebar, ukuran tonsil yang besarketerbatasan membuka mulut,
keterbatasan pergerakan leher dan/atau mandibula dan skor mallampati
1. Evaluasi jalan tiga atau lebih. gambaran anatomis tersebut dapat menghambat
napas pergerakan laringoskop dan meningkatkan kesulitan direct laryngiscopy
(DL).

• Evaluasi perioperatif pada pasien obesitas yang berhubungan


dengan sistem kardiopulmoner meliputi hipertensi sistemik,
hipertensi pulmoner, tanda gagal jantung ventrikel kanan atau
kiri, penyakit jantung iskemik serta riwayat anestesi pasien
sebelumnya. Tanda-tanda gagal jantung seperti meningkatnya
2. Sistem tekanan vena jugular, suara jantung yang abnormal, pulmonary
Kardiopulmoner
crackles, hepatomegali, dan edema perifer akan sulit terdeteksi
akibat kelebihan lemak tubuh

• Tingginya prevalensi resisten insulin dan diabetes pada pasien obesitas


mengharuskan pengecekan gula darah saat evaluasi preoperatif. Evaluasi
preoperatif pada pasien obesitas meliputi penilaian terapi untuk control
gula darah terakhir, serta dosis dan waktu pemberian terapi preoperatif
3. Masalah untuk pasien-pasien tertentu
Metabolik
• Masalah obesitas khususnya obesitas morbid
dikeahui sebagai factor resiko kejadian perioperatif
tromboemboli. Guidlines American Society of Chest
Physicians merekomendasikan penggunaan
kombinasi heparin dengan alat kompresi paru
4. Masalah intermiten bagi pasien yang akan melaksanakan
Hematolog operasi bariatric serta dibutuhkan dosis yang lebih
tinggi pada pasien obesitas dibandingkan pasien
ik nonobesitas.

• Evaluasi perioperatif pada pasien obesitas yang


berhubungan dengan sistem kardiopulmoner
meliputi hipertensi sistemik, hipertensi pulmoner,
tanda gagal jantung ventrikel kanan atau kiri,
penyakit jantung iskemik serta riwayat anestesi
5. pasien sebelumnya. Tanda-tanda gagal jantung
Diagnostik seperti meningkatnya tekanan vena jugular, suara
jantung yang abnormal, pulmonary crackles,
Tes hepatomegali, dan edema perifer akan sulit
Preoperatif terdeteksi akibat kelebihan lemak tubuh
Managemen Intraoperatif
• Kebanyakan meja operasi dirancang
hanya untuk pasien dengan berat badan
mencapai 120 – 140 kg. Berat badan
1. Posisi melebihi kapasitas tersebut,
Pasien membutuhkan meja operasi dengan
rancangan khusus atau menggunakan dua
meja operasi ukuran biasa yang disusun
bersebelahan.
• Pada proses induksi general anestesi
sebelum dilakukan intubasi, sangat
penting untuk melakukan preoksigenasi
2. atau denitrogenasi pada pasien obesitas.
Manajeme Preoksigenasi yang cukup sangat penting
n Jalan
Napas pada pasien obesitas karena terjadi
penurunan FRC (Kapasitas risdu
fungsional dan peningkatan konsumsi
oksigen.
• Anastesi regional
Penggunaan anestesi regional pada pasien
obesitas memungkinkan tidak perlunya
dilakukan intubasi dan menurunkan resiko
3. Pilihan aspirasi asam. Secara teknik, anestesi
Anestesi regional pada pasien obesitas menantang
karena sulitnya menentukan batasan pasti
tulang, kulit dan lemak. Blok saraf perifer
lebih mudah dan aman dilakukan dengan
bantuan stimulator saraf dan jarum insulasi.
Anestesi spinal dan epidural lebih mudah
dilakukan pada posisi berdiri dan
menggunakan jarum yang panjang.
• Anastesi sistemik
Penggunaan analgesia opioid tidak dianjurkan
pada pasien obesitas terutama dengan rute
intramuskular. Jika diberlakukan rute
intravena, maka dapat diberlakukan Patient-
Controlled Analgesia System (PCAs). Dengan
cara ini, efektivitas analgesia bisa tercapai
walaupun pernah terdapat laporan depresi
pernapasan. Intravena epidural lebih disukai
karena rendahnya efek mengantuk, mual,
depresi napas, bahkan mempercepat motilitas
usus dan cepat kembalinya fungsi pernapasan
ke titik normal sehingga mengurangi waktu
rawat di rumah sakit.
Managemen Postoperatif

 Sebelum memindahkan pasien dari ruang operasi ke ruang pemulihan,


pasien obesitas sebaiknya harus sadar penuh, duduk pada posisi semi tegak
lurus (30˚ atau lebih), menerima suplemen oksigen dan monitoring pulse
oksimetri. Kontak verbal harus dipertahankan selama transportasi untuk
mendapatkan usaha napas yang adekuat.

 Managemen nyeri merupakan bagian terpenting dari terapi postoperative


pada pasien obesitas. Tujuan dari managemen nyeri tidak hanya untuk
menyediakan analgesia yang cukup tetapi juga untuk menjamin mobilisasi
dini dan fungsi respirasi yang cukup.

 Ketorolac (golongan NSAIDs) berhasil digunakan untuk mengurangi nyeri


pada periode postoperatif. Akan tetapi ketorolac tidak tepat digunakan pada

 pasien operasi bariatrik karena pasien ini memiliki resiko tinggi terhadap
pendarahan gastrointestinal dimana ketorolac memiliki efek samping pada
rasa tidak nyaman pada saluran pencernaan dan meningkatkan pendarahan
pada lokasi operasi.
Daftar Pustaka
WHO. Obesity and Overweight Fact Sheets. January; 2015.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesahatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2013.

Adams, J P and Murphy, P G. Obesity in Anesthesia and Intensive Care (British Journal). Available from
: http://bja.oxfordjournals.org/cgi/content/full/85/1/91

Sugondo S. Obesitas. Di dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Marcellus SK, Setiati S. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Ed ke-3. Jakarta: Interna Publishing;2009. Hlm 1977-80.

Rider OJ, Petersen SE, Francis JM, et al. Ventricular hypertrophy and cavity dilatation in relation to
body mass index in women with uncomplicated obesity. Heart 2011; 97: 2038. 

Lopez PP, Stefan B, Schulman CI, Byers PM. Prevalence of sleep apnea in morbidly obese patients who
presented for weight loss surgery evaluation: more evidence for routine screening for obstructive
sleep apnea before weight loss surgery. Am Surg 2008; 74: 8348.

Chin KJ, Perlas A. Ultrasonography of the lumbar spine for neuraxial and lumbar plexus blocks. Curr
Opin Anaesthesiol 2011; 24: 56772.

Ingrande J, Lemmens HJ. Dose adjustment of anaesthetics in the morbidly obese. Br J Anaesth 2010;
105(Suppl 1): i1623.

ngrande J, Brodsky JB, Lemmens HJ. Lean body weight scalar for the anesthetic induction dose of
propofol in morbidly obese subjects. Anesth Analg 2011; 113: 5762.

Gaszynski T, Tokarz A, Piotrowski D, Machala W. Boussignac CPAP in the postoperative period in


morbidly obese patients. Obes Surg 2007; 17: 4526.

Huttunen R, Syrjanen J. Obesity and the risk and outcome of infection. Int J Obes (Lond) 2012.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai