Anda di halaman 1dari 3

Berdasarkan penyebab dan pengaruh faktor tersebut, dermatitis kontak iritan

diklasifikasikan menjadi dermatitis akut, dermatitis akut lambat, dermatitis kronis


kumulatif, reaksi iritan, dermatitis kontak traumatik, dermatitis kontak iritan non
eritematosa, dan dermatitis kontak iritan subjektif. Dermatitis kontak iritan akut
disebabkan oleh iritan kuat, yang biasanya terjadi karena kecelakaan di tempat
kerja dan reaksi segera timbul. Intensitas reaksi sebanding dengan konsentrasi dan
lama kontak, serta reaksi terbatas hanya pada tempat kontak. Kulit terasa pedih,
panas, rasa terbakar dengan kelainan berupa eritema edema, bula, dan nekrosis,
tepi kelainan berbatas tegas, dan umumnya asimetris. Dermatitis kontak iritan akut
lambat memiliki gambaran dan gejala klinis yang sama dengan dermatitis kontak
akut namun baru terjadi 8-24 jam setelah kontak. Dermatitis kontak iritan kronik
kumulatif disebabkan kontak berulang dengan iritan lemah, dapat tunggal namun
juga gabungan faktor lain yang kelainan baru muncul beberapa minggu atau bulan
atau bertahun kemudian. Gejala yang muncul berupa kulit kering disertai eritema,
skuama, yang lambat laun menjadi hiperkeratosis dengan likenifikasi yang difus,
lama laun terjadi fisura. Keluhan pasien umumnya gatal atau nyeri karena fisura,
dan berhubungan dengan pekerjaan. Reaksi iritan merupakan dermatitis kontak
iritan subklinis pada seseorang yang terpajan dengan pekerjaan basah dalam
beberapa bulan pertama. Kelainan kulit bersifat monomorf dapat berupa skuama,
eritema, vesikel, pustul, dan erosi. Umumnya dapat sembuh sendiri dan
menimbulkan penebalan kulit dan menjadi dermatitis kontak iritan kumulatif.
Dermatitis kontak iritan traumatik, kelaianan kulit menyerupai dermatitis
numularis setelah trauma panas atau laserasi dengan penyembuhan lambat paling
cepat 6 minggu. Dermatitis kontak iritan non eritematosa ditandai dengan
perubahan fungsi sawar tanpa disertai kelainan klinis. Dermatitis kontak iritan
subjektif dengan nama lain dermatitis kontak iritan sensori sebab kelainan kulit
tidak terlihat namun pasien merasa pedih atau terbakar (panas) setelah berkontak
dengan bahan kimia tertentu. 1
Sedangkan pada dermatitis kontak alergika, pasien umumnya mengeluh gatal
dengan kelainan kulit tergantung keparahan dan lokasi dermatitisnya. Pada
stadium akut dimulai dengan bercak eritematosa berbatas tegas kemudian diikuti
edema, papulovesikel, vesikel atau bula yang jika pecah menyebabkan erosi dan
eksudasi. Dermatitis kontak alergen akut pada kelopak mata, penis, skrotum lebih
didominasi oleh eritema dan edema. Sedangkan pada keadaan kronis, tampak kulit
kering, berskuama, papul, dan likenifikasi dan mungkin fisura dengan batas tidak
tegas. Dermatitis kontak alergen dapat meluas ke daerah lain dengan cara
autosensitisasi, namun scalp, telapak tangan dan kaki relatif resisten terhadap
dermatitis kontak alergen.1,1

Dermatitis perioral (POD) adalah peradangan pada kulit yang mengenai


daerahperioral dan lipatan nasolabialis (sekitar hidung). Dari wajah dengan
bentuk efloresensi berupa papul-papul eritomatosa yang mengalami pustulasi,
erupsi yangkronik berbatas tegas, dan dapat berupa squama yang eksematosa pada
wajah. Timbulnya dermatitis perioral dapat dipicu oleh beberapa faktor antara
lainalergi mengeluh perih apabila terkena panas, sinar matahari, parfum,
angin,kosmetik dan sabun. Penyakit ini dapat berkembang menjadi kronis, namun
umumnya dapat sembuh sendiri. Banyak pasien penyalahgunaan steroid topikal.
Tidak ada korelasi yang jelas antara risiko perioral dermatitis dan kekuatan steroid
atau lamanya penggunaan. Selain obat, Fluorine pasta gigi,krim dan salep
perawatan kulit, terutama yang memiliki bahan dasar petrolatum atau parafin, dan
isopropil myristate dicurigai menjadi faktor penyebab. Faktor fisik: sinar UV,
panas dapat memperburuk dermatitis. Faktor Mikrobiologic: spirilla Fusiformis
bakteri. Kandidiasis di duga memicu perioral dermatitis. Faktor hormonal
dicurigai karena kerusakan pramenstruasi yang diamati.Gejala dari dermatitis
perioral berupa timbulnya erupsi berbatas tegas yangpersisten dan eritematosa
yang ukurannya 1-2 mm berbentuk papul dan pustuladidaerah perioral, lipatan
nasolabial, dan daerah periorbital umumnya terdistribusi dan diawali pada daerah
dagu atau pada bibir atas dan menyebar disekitar mulut,membentuk daerah kecil
berbatas kemerahan dan diantara batas bibir dengan ruam kulit biasanya
dipisahkan oleh daerah kulit yang masih normal, akhirnya dapat menyebar di alis,
glabella atau keduanya sekaligus, penderita mengeluh gatal dan rasa seolah
terbakar. Gejala-gejala ini dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa
minggudan bisa saja tiba-tiba sembuh, hal ini bisa terjadi selama beberapa bulan
dan bahkan bertahun-tahun. Karena tidak ada obat yang bisa menyembuhkan
dalam waktu yang   singkat maka banyak wanita berusaha untuk menutupi ruam

1
Hanifati S, Menaldi SL. Dermatitis. In: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA, editors. Kapita Selekta
Kedokteran, 4th ed. Media Aesculapius: Jakarta: 2014.p.330-4
merah dengan memakai krim, padahal saat ini banyak krim yang mengandung
bahan kimia sintetik yang justru akan memperparah ruam.2

Upaya pengobatan yang terpenting adalah menghindari pajanan bahan iritan


yang menjadi penyebab, baik yang bersifat mekanik, fisis, maupun kimiawi, serta
menyingkirkan faktor yang memperberat. Bila dilaksanakan dengan baik, maka
akan sembuh tanpa pengobatan topikal, mungkin cukup hanya dengan pelembab.
Untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal atau untuk
kelainan kronis diawali dengan kortikosteroid potensi kuat.1

Prognosis pada dermatitis kronis iritan kronis cenderung kuran baik sebab
penyebabnya ultifaktor. Mengigat pasien ini telah merasakan keluhan sejak tahun
1987.

2
Suseno A. Dermatitis Periorbita. Available at: https://www.scribd.com/doc/51646651/Refrat-Agus-Dermatitis-
Perioral. Acceses at 2016 Februari 26.

Anda mungkin juga menyukai