Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

ALERGI MAKANAN
Disusun oleh :
TITA 110-2014 -265

Pembimbing:
Kolonel Ckm (K) dr. Dian Andriani Ratna Dewi, SpKK.,
M.Biomed(AAM )., MARS., FINSDV.

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN KULIT DAN KELAM IN


RS. M OH. RIDWAN M EURAKSA
FAKULTAS KEDOK TERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 20 JANUARI – 21 F EBRUARI 2020
PENDAHULUAN

Prevalensi alergi makanan di Indonesia adalah 5-11%.


Prevalensi alergi makanan yang kecil ini dapat terjadi karena
masih banyak masyarakat yang tidak melakukan tes alergi
untuk memastikan apakah mereka positif alergi makanan atau
tidak. Persepsi mereka, jika setelah makan makanan tertentu
mereka merasa gatal-gatal, maka mereka menganggap bahwa
mereka alergi terhadap makanan itu sehingga data yang ada
tidak cukup mewakili. Disamping itu, tempat untuk melakukan
tes alergi masih belum banyak ditemukan. Keadaan ini
membuat beberapa orang terutama ibu-ibu seringkali melarang
anaknya untuk mengkonsumsi makanan tertentu sehingga
secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak .
DEFINISI

Alergi makanan merupakan respons imunologis yang abnormal


terhadap makanan yang dialami oleh seseorang yang rentan
terhadap makanan tersebut.
EPIDEMIOLOGI

 Pada anak-anak alergi makanan merupakan penyebab


anafilaksis terbanyak . Anak dengan dermatitis atopik sedang
sampai berat merupakan prevalensi tertinggi alergi makanan
diperantarai IgE yaitu sekitar 10-30% tergantung pada derajat
beratnya dermatitis atopik. Lebih dari 90% anak dengan
eosinofilik esofagitis diduga akibat alergi makanan. 1
 Kejadian alergi makanan dipengaruhi oleh genetik , umur, jenis
kelamin, pola makan, jenis makanan awal, jenis makanan, dan
faktor lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaporkan
oleh Oehling et al. dalam Prawirohartono pada 400 anak umur 3-
12 tahun didapatkan data bahwa 60% penderita alergi makanan
adalah perempuan dan 40% laki-laki.
 Sementara di Indonesia, studi yang dilakukan oleh Candra dkk
pada tahun 2007 terhadap 208 pasien yang berobat di poli
alergi imunologi RSCM memberikan hasil bahwa makanan yang
paling banyak menyebabkan alergi pada anak-anak adalah susu
sapi dan tepung terigu dan pada dewasa adalah kepiting.
PATOFISIOLOGI
FAKTOR RISIKO

1. Faktor Genetik
2. Maturitas Usus
3. Pajanan Alergi
4. Pencetus Alergi Makanan
MANIFESTASI KLINIK
KRITERIA KLINIS UNTUK DIAGNOSIS
ANAFILAKSIS
Anafilaksis dicurigai apabila terdapat satu dari tiga kriteria di bawah ini

1. Onset akut (menit sampai beberapa jam) yang melibatkan kulit, jaringan mukosa, atau keduanya, seperti timbul bintik-bintik merah, gatal atau kemerahan,
pembengkakan pada bibir, lidah, atau uvula.
Ditambah setidaknya satu dari tanda di bawah ini
a. Tanda gawat napas, seperti dispnea, bronkospasme (wheezing), stridor, penurunan laju ekspirasi puncak (peak expiratory flow), dan hipoksemia.
b. Penurunan tekanan darah atau timbul gejala disfungsi organ seperti hipotonia (kolaps), sinkop, atau inkontinens.

1. Dua atau lebih gejala di bawah ini yang muncul cepat setelah terpapar alergen yang dicurigai menimbulkan reaksi alergi pada pasien (menit sampai
beberapa jam).
a. Keterlibatan jaringan kulit-mukosa seperti timbul bintik merah di seluruh tubuh, gatal dan kemerahan, pembengkakan bibir, lidah atau uvula.
b. Tanda gawat napas, seperti dispnea, bronkospasme (wheezing), stridor, penurunan laju ekspirasi puncak (peak expiratory flow), dan hipoksemia.
c. Penurunan tekanan darah atau timbul gejala disfungsi organ seperti hipotonia (kolaps), sinkop, atau inkontinens.
d. Gejala gastrointestinal yang persisten seperti kerap perut, nyeri, dan muntah-muntah.

1. Penurunan tekanan darah setelah terpapar alergen yang sudah dipastikan menimbulkan reaksi pada pasien (menit sampai beberapa jam)
a. Pada bayi dan anak-anak: tekanan sistolik rendah atau turun >30% dari tekanan darah sistolik.*
b. Pada dewasa: tekanan sistolik <90 mmHg atau atau turun >30% dari normal.

*Tekanan sistolik rendah jika <70 mmHg untuk usia 1 bulan s.d 1 tahun, kurang dari [70 mmHg + (2xusia)] untuk usia 1 s.d 10 tahun dan <90 mmHg untuk usia 11 s.d 17 tahun.
DIAGNOSIS

Anamnesis

1). Apakah reaksi muncul tiap kali pasien mengkonsumsi


makanan yang dicurigai menyebabkan alergi? Jika tidak maka
kemungkinan makanan tersebut bukan penyebab alergi. 2).
Berapa lama gejala muncul setelah pasien mengkonsumi
makanan yang dicurigai menyebabkan alergi?
Pemeriksaan Fisik

 Bertujuan untuk mengevaluasi sistem kulit, gastrointestinal,


dan respiratorius
 Memfokuskan pada tanda-tanda seperti pruritus,
papulovesikel eritema dengan ekskoriasi, eksudat serosa,
xerosis, likenifikasi, papul, dan keratosis pilaris
 Pada bayi dan anak umumnya lesi ditemukan di muka, leher
dan ekstensor sementara pada anak yang lebih tua biasanya
didapatkan likenifikasi atau rash yang terlokalisir di fleksor
ekstremitas
Pemeriksaan Penunjang

 Terdapat 2 metode untuk mengukur IgE spesifik terahadap


makanan yaitu tes tusuk kulit atau skin prick test (SPT) yang
dilakukan secara in vivo dan tes IgE serum spesifik in vitro atau
biasa disebut tes ImmunoCAP FEIA .

Tes Provokasi Makanan


 Obser vasi pada penderita yang mengkonsumsi sejumlah makanan
yang dicurigai sebagai penyebab alergi makanan dalam inter val
waktu yang ditentukan .
 Tes provokasi makanan terbagi menjadi 3 jenis:
1. Open food challenge (OFC)
2. Single blind placebo -controlled food challenge (SBPCFC)
3. Double blind placebo -controlled food challenge (DBPCFC).
PENATALAKSANAAN

 Te ra pi pri m e r un tuk a l e rgi


m a ka nan a da l ah de n g a n m e n c ega h
pa pa ra n te rh a da p m a ka nan ya n g
m e nyeba bkan a l e rgi .
 Pa s ien ya n g be re s iko m e n galami
re a k si a n a filaksis s e ba iknya h a rus
s e l alu m e m bawa i n j eksi e pi n e frin
ya n g te r s e dia da l a m b e n t u k pe n
( g a mb ar 2) ya n g te r s e dia da l a m
do s i s 0 , 3 m g da n 0 ,1 5 m g da n j i ka
m e m ungkinkan m e n ggun akan
g e l ang ya n g be ri s i i de n t it as da n
kete ra n gan ba h wa pa s ie n
m e n derit a a l e rgi de n g a n re a k si
be ra t .
 D o s is e pi n efrin un t uk re a k si
a n a fila ksis a da l ah 0 , 3 s a mpai
de n g a n 0, 5 m g un tuk d e wa s a a t a u
0 , 01 m g / k gBB
KESIMPULAN

Reaksi simpang makanan terdiri dari reaksi imunologis atau


disebut alergi makanan dan non imunologis atau disebut
intoleransi makanan. Alergi makanan dibagi lagi menjadi alergi
yang diperantarai IgE, alergi yang tidak diperantarai IgE, dan
gabungan keduanya. Manifestasi klinis dari alergi makanan
dapat muncul di kulit, saluran gastrointestinal, maupun saluran
respiratorius. Diagnosis yang tepat akan membantu dalam
penatalaksanaan dan pencegahan reaksi alergi yang berulang
terutama reaksi alergi yang mengancam nyawa. Terapi primer
untuk alergi makanan adalah dengan mencegah paparan
terhadap makanan yang menyebabkan alergi.
DAFTAR PUSTAKA

DA F TA R P U S TA K A
 C i a n f e ro n i A , S p e r g el J M . Fo o d a l l e r g y: r ev i ew, c l a s s i fic a t i o n , a n d d i a g n o s i s.
A l l e r go l o g y I n te r n a t i o n a l 2 0 0 9 ; 5 8 : 4 6 6 - 4 57.
 C a n d r a Y, S et i a r i n i A , Re n g g a ni s I . G a m b a r a n s e n s i t i v i t a s te r h a d a p a l e r g e n
m a ka n a n . M a ka r a Ke s e h a t a n 2 01 1 ; 1 5 ( 01 ) : 5 0 - 4 4 .
 D av i s , C M . Fo o d a l l e r g i e s : c l i ni c a l m a n i f e s t a t i o n s , d i a g n o s i s , a n d m a n a g e m e n t . C u r r
P r o b l Pe d i a t r A d o l e s c H e a l t h C a r e 2 0 0 9 ; 3 9 : 2 5 4 - 2 3 6
 B oyc e JA , et a l . G u i d e l in e f o r t h e d i a g n o s i s a n d m a n a g e m e n t o f f o o d a l l e r g y i n t h e
U n i te d S t a te : r e p o r t o f t h e N I A I D - s p o n s o r e d ex p e r t p a n e l . J A l l e r g y C l i n I m m un o l
2 01 0 ; 1 2 6 : S 1 5 8 - S 1 .
 O t s u K , D r e s k i n , S C . Pe a n u t a l l e r g y: a n ev o l v i n g c l i n i ca l c h a l l e n g e . D i s c ov m e d
2 01 1 ; 1 2 ( 6 5 ) : 3 2 8 - 31 9 .
 H e l e n E . C ox . Fo o d A l l e r g y a s S e e n b y a n A l l e r g is t . J o u r n a l o f P e d i a t r i c
G a s t r o e n te r o l o g y a n d N u t r i t i o n . 2 0 0 8 ; 47: S 4 5 - S 4 8 .
 M i ya ke Y, S a s a k i S , Ta n a ka K , H i r o t a Y. D a i r y f o o d , c a l c i um, a n d v i t a m i n D i n t a ke i n
p r e g n a n c y a n d w h e e z e a n d e c z e m a i n i n f a n t . E u r Re p i r J 2 01 0 ; 3 5 : 1 2 3 4 - 1 2 2 8 .
 S i c h e r e r S H , S a m p s o n H A . Fo o d A l l e r g y. J A l l e r g y C l i n I m m un o l 2 0 0 9 ; 1 2 5 ( 2 ) : S 1 2 5 -
S 1 16
 Tu p p e r J , V i s s e r S . A n a p hy l a x i s a r ev i ew a n d u p d a te . C a n Fa m P hy s i c i a n 2 01 0 ;
5 6 ( 1 0 ) : 1 01 1 - 1 0 0 9 .
 S i n c h e r e r S H , S i m o n F E . S e l f i n j e c t a b l e e p i n e p h r i n f o r f i r s t - ai d m a n a g e m e n t o f
a n a p hy l ax i s . Pe d i a t r i cs 2 0 07 ; 1 1 9 ( 0 3 ) : 6 3 8 - 4 6 .

Anda mungkin juga menyukai