PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Multiple Intelegensi?
2. Bagaimana Sejarah muncul model Multiple Intelegensi?
3. Apa saja Karakteristik Multiple Intelegensi?
4. Bagaimana Sintak dari Multiple Intelegensi?
5. Apa saja Keunggulan dan Kelemahan multipel intelegensi?
6. Bagaimanakah Implementasi Multipel Intelegensi dalam Pembelajaran?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Multiple Intelegensi.
2. Untuk mengetahui Sejarah muncul model Multiple Intelegensi.
3. Untuk mengetahui Karakteristik Multiple Intelegensi.
4. Untuk mengetahui Sintak dari Multiple Intelegensi.
5. Untuk mengetahui Keunggulan dan Kelemahan multipel intelegensi.
6. Untuk mengetahui Implementasi multipel intelegensi dalam Pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kecerdasan menurut nya, merupakan kemampuan untuk menangkap
situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu
seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang
diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nilai IQ, gelar
perguruan tinggi atau reputasi bergengsi.
Kita bisa mencontohkan apakah Einstein akan sukses seperti itu bila
dia masuk di Jurusan Biologi atau belajar main bola dan Musik…jelas
masalah fisika-teoritis Einstein, Max Planc, Stephen Howking, Newton
adalah jenius-jenius, tetapi bab olah-raga maka Zidane, Jordane, Maradona
adalah jenius-jenius dilapangan, juga Mozart, Bach adalah jenius-jenius
dimusik. Thoman A. Edison adalah jenius lain, demikian juga dengan para
sutradara film, bagaimana mereka mampu membayangkan harus disyuting
bagian ini, kemudian setelah itu, adegan ini, ini yang mesti keluar dengan
pakaian jenis ini, latar suara ini, dan bahkan dialog seperti itu, ini adalah
jenius-jenius bentuk lain.
1. Intelegensi Linguistik
2. Intelegensi Matematis-Logis
3. Intelegensi Ruang-Spasial
4. Intelegensi Kinestetik-Badani
5. Intelegensi Musik
6. Intelegensi Interpersonal
7. Intelegensi intrapersonal
8. Intelegensi Naturalis
4
a. Semua inteligensi itu berbeda-beda, tetapi semuanya sederajat. Dalam
pengertian ini, tidak ada inteligensi yang lebih baik atau lebih penting dari
inteligensi yang lain (Gardner, 1993; Hine; 2003; Armstrong, 1993;1996).
b. Semua kecerdasan dimiliki manusia dalam kadar yang tidak persis sama.
Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan, dan dikembangkan
secara optimal.
c. Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan. Dengan
latihan, seseorang dapat membangun kekuatan kecerdasan yang dimiliki
dan menipiskan kelemahan-kelemahan.
d. Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut akan saling bekerja sama
untuk mewujudkan aktivitas yang diperbuat manusia. Satu kegiatan
mungkin memerlukan lebih dari satu kecerdasan, dan satu kecerdasan
dapat digunakan dalam berbagai bidang (Gardner, 1993: 3738).
e. Semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan di seluruh atau semua lintas
kebudayaan di seluruh dunia dan kelompok usia (Gardner, 1993:
Armstrong, 2004:10–13).
f. Tahap-tahap alami dari setiap kecerdasan dimulai dengan kemampuan
membuat pola dasar. Kecerdasan musik, misalnya ditandai dengan
kemampuan membedakan tinggi rendah nada. Sementara kecerdasan
spasial dimulai dengan kemampuan pengaturan tiga dimensi.
g. Saat seseorang dewasa, kecerdasan diekspresikan melalui rentang
pengejaran profesi dan hobi. Kecerdasan logika-matematika yang dimulai
sebagai kemampuan membuat pola dasar pada masa balita, berkembang
menjadi penguasaan simbolik pada masa anak-anak, dan akhirnya
mencapai kematangan ekspresi dalam wujud profesi sebagai ahli
matematika, akuntan, atau ilmuwan.
h. Ada kemungkinan seorang anak berada pada kondisi “berisiko”
sehingga apabila mereka tidak memperoleh bantuan khusus, mereka akan
mengalami kegagalan dalam tugas-tugas tertentu yang melibatkan
kecerdasan tersebut (Gardner, 1993: 27-29).
5
Tahapan model multiple intelegensi dapat dipahami bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model ini terdiri dari empat tahapan,
yaitu:
a) Tahapan membangkitkan intelegensi. Tahap ini merupan suatu proses
pengalaman belajar belajar melalui pengamatan multiindrawi yaitu dengan
menyentuh, mencium, mencicipi, melihat dan juga siswa dapat peka untuk
memahami banyak segi sifat benda dan kegiatan di dunia yang
mengelilingi mereka.
b) Tahapan memperkuat intelegensi, yaitu tahap dimana siswa memperkuat
dan meningkatkan kecerdasan secara sukarela menganai benda-benda dan
peristiwa-peristiwa yang merka pilih sendiri dan mendefinisikan dengan
orang lain, sifat dan konteks pengalaman benda-benda dan peristiwa.
c) Tahap mengajar/untuk intelegensi. Pada tingkatan ini terhubung tingkatan
kecerdasan itu untuk fokus terhadap kelas. Ini dilakukan melalui lembar
kerja dan proyek kelompok kecil dan diskusi dalam aktivitas belajar siswa.
d) Tahap transfe dari intelegensi siswa. Tahap ini bercermin pada
pengalaman belajar tiga tahap sebelumnya dan berkaitan dengan isu-isu ini
dan tantangan diluar kelas atau dunia nyata.
6
Jika dilihat di Indonesia, tenaga pendidik yang berada di Indonesia saat
ini belum sepenuhnya siap untuk melakukan teori praktek ini ataupun
melibatkan pelajar dewasa karena sudut pandang masih bersifat
tradisional.
Lebih bersifat personal atau individu.
7
c. Kegiatan Pembelajaran untuk Kecerdasan Spasial (Spatial Intelligence)
Kecerdasan spasial (spatial intelligence) merupakan kecerdasan
yang melibatkan kemampuan memvisualisasikan gambar didalam kepala
seseorang untuk kemudian menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga
dimensi. Dalam mengembangkan kecerdasan spasial, berdasarkan hasil
penelitian, guru telah memfasilitasi siswa dengan menunjukkan
gambar/video/slide.
Temuan penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Jasmine (2007:
126) yang memaparkan bahwa metode mengajar multiple intelligences
untuk kecerdasanspasial, dapat didiskusikan dan kemudian digambarkan
dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut: film, video,
gambar, lukisan, dan peragaan, menggunakan model dan prototipe,
melukis, mengecat, mengukir, peta, diagram, puzel jigsaw dan permainan
jalan simpang siur, berimajinasi dan berperan (permainan pura-pura), dan
rekayasa model mental.
Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menggambar dan mewarnai, mengajak siswa menciptakan sesuatu
(prakarya/craft), dan memasukkan berbagai macam warna ke dalam kelas
sebagai sarana pembelajaran misalnya dengan menggunakan kertas/kapur
tulis/spidol berwarna-warni. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan
berupa diferensiasi penugasan melalui gambar apabila siswa kesulitan
menuangkan pikirannya ke dalam bentuk tulisan.
8
e. Kegiatan Pembelajaran untuk Kecerdasan Kinestetik (Bodily-Kinesthetic
Intelligence)
Kecerdasan kinestetik (bodily-kinesthetic intelligence) merupakan
kecerdasan yang berkaitan dengan kerja fisik sebagian atau seluruh
anggota tubuh akibat koordinasi antara otak dengan tubuh. Dalam
mengembangkan kecerdasan kinestetik, berdasarkan hasil penelitian, guru
telah memfasilitasi siswa dengan kegiatan menciptakan sesuatu yang
memerlukan keterampilan motoric halus seperti membuat kerajinan atau
prakarya.
Temuan penelitian tersebut sesuai dengan salah satu strategi
pengajaran untuk kecerdasan kinestetik yang diungkapkan oleh Hoerr
(2007: 18) yaitu: menyediakan kegiatan untuk tangan dan bergerak,
menawarkan kesempatanberakting, membiarkan murid bergerak selama
bekerja, memanfaatkan kegiatan menjahit, membuat model dan lain-lain
yang memerlukan keterampilan motorik halus. Selain itu, guru juga
memfasilitasi siswa melalui permainan/games yang melibatkan aktivitas
fisik, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bergerak dan menari,
dan berolahraga.
9
g. Kegiatan Pembelajaran untuk Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal
Intelligence)
Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence) merupakan
kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengenal
dan memahami diri sendiri dengan baik. Dalam mengembangkan
kecerdasan intrapersonal, berdasarkan hasil penelitian, guru telah
memfasilitasi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar secara mandiri, kesempatan bagi siswa untuk memberi dan
menerima masukan, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan tugas-tugas individu.
Temuan tersebut senada dengan pendapat Hoerr (2007: 19) yang
menjelaskan bahwa untuk membantu siswa mengembangkan kecerdasan
intrapersonal, guru dapat: membiarkan siswa bekerja dengan iramanya
sendiri, menciptakan sudut tenang di kelas atau membolehkan siswa keluar
untuk bekerja sendiri, membantu siswa menyusun dan memonitor target-
target pribadi,menyediakan kesempatan bagi siswa untuk memberi dan
menerima masukan, serta melibatkan siswa dalam menulis jurnal.
Fasilitas lain diberikan guru yaitu dengan membantu siswa untuk
mengenali diri sendiri, mendorong siswa untuk mengungkapkan perasaan,
dan mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kecerdasan adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang.
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang tidak akan semuanya
sama dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki orang lain, karena
kemampuan banyak jenisnya (beranekaragam) dan keanekaragaman dari
kemampuan itu disebut kecerdasan majemuk (multiple intelegensi).
Setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih
yaitu disebut juga multiple intelegensi atau kecerdasan ganda. Kecerdasan
adalah sehimpunan kemampuan dan keterampilan. Kecerdasan dapat
ditingkatkan dengan cara belajar yang mengembangkan kemampuannya
secara penuh.
Gardner menyebutkan bahwa intelegensi seseorang terdiri dari intelegensi
bahasa atau linguistic, logis matematis, visual spasial, kinestetik,
interpersonal, intrapersonal, musical, dan naturalis.
3.2 Saran
Sebaiknya guru lebih mengetahui tentang keadaan peserta didiknya,
karena setiap manusia memang diciptakan unik dan oleh karena itu peserta
didik harus memperoleh layanan pendidikan yang sesuai dengan tipe
kecerdasannya. Dengan keunikan tersebut juga dengan metode ceramah, dan
dewasa ini memang masih amat mendominasi metode dan pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh pendidik di negeri ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
12