Anda di halaman 1dari 24

Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019

Keperawatan Universitas Jember

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TERAPI AKTIVITAS


KELOMPOK SENAM THAI CHI PADA LANSIA DENGAN
HIPERTENSI DI WISMA SERUNI UPT PSTW JEMBER
KABUPATEN/KOTA JEMBER
TAHUN 2019

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Keperawatan Gerontik

oleh
Kelompok 2
Ega Putri Nurwita, S.Kep. NIM 192311101020
Desi Trisari, S.Kep. NIM 192311101086
Novia Rizky Utami, S.Kep. NIM 192311101132

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450

BAB I. LATAR BELAKANG

1.1 Analisis Situasi


Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah
seseorang di atas normal atau kronis dalam waktu yang lama. WHO
memberikan batasan tekanan darah normal yakni 140/90 mmHg tanpa
membedakan antara usia dan jenis kelamin (Zaenurrohman dan Rachmayanti,
2017). WHO menyatakan bahwa penyakit kardiovaskular merupakan penyakit
penyebab kematian terbesar di dunia pada populasi usia 65 tahun ke atas.
Jumlah kematian terbanyak ditemukan di negara berkembang. Diperkirakan
23% wanita dan 14% pria berusia lebih dari 65 tahun menderita hipertensi.
Prevalensi hipertensi di dunia diperkirakan 15-20% dan banyak menyerang
pada golongan usia 55-64 tahun (Hanum dkk, 2018).
Penelitian juga telah dilakukan di Indonesia dengan menunjukan besaran
prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 2018. Dimana
prevalensi hipertensi Indonesi tahun 2018 mengalami peningkatan sebanyak
34,1% dibanding dengan data Riskesdas tahun 2013 sebesar 25,8%. Sulawesi
utara menduduki peringkat pertama dengan kasus hipertensi terbanyak se
Indonesia yakni 13,2% (Kemenkes RI, 2018). Prevalensi hipertensi di provinsi
Jawa Timur mengalami peningkatan dari tahun 2013 hingga 2018 yakni
sejumlah 36,2% dari 26,2% (Kemenkes RI, 2018). Di Kabupaten Jember
prevalensi penderita hipertensi primer sebanyak 59.736 jiwa (Dinkes Jember,
2016).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksakan oleh mahasiswa PSP2N
Stase Keperawatan Gerontik Angkatan 24 Fakultas Keperawatan Universitas
Jember pada tanggal 17 September 2019 di wisma Seruni UPT PSTW Jember
Kabupaten Jember ditemukan jumlah lansia penderita hipertensi sebanyak 4
orang dari 11 orang lansia (36,36%). Sehingga diperlukan adanya intervensi
yang dapat mengontrol dan menurunkan tekanan darah tinggi sebagai bentuk
pencegahan maupun kontrol terhadap lansia hipertensi maupun yang berisiko
mengalami hipertensi.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
kegiatan yang akan dilakukan ini adalah bagaimana melakukan senam Thai
Chi pada lansia di UPT PSTW Jember ?
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu melakukan Senam Thai
Chi pada lansia di UPT PSTW Jember.
2.1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dengan dibuatnya preplaning ini
adalah sebagai berikut:
1. Klien mampu melakukan Senam Thai Chi;
2. Mampu menyebutkan manfaat senam thai chi;
3. Klien mampu mengikuti dan mendemonstrasikan senam thai chi.

2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dalam penulisan preplaning ini adalah
sebagai berikut:
2.2.1 Bagi Klien
Manfaat senam thai chi bagi klien yaitu menambah pengetahuan
mengenai senam thai chi, membantu meningkatkan toleransi kekuatan
otot lansia, membantu mengontrol tekanan darah lansia, dan sebagai
upaya pencegahan hipertensi pada lansia
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Manfaat senam thai chi bagi tenaga kesehatan yaitu meningkatkan
kemampuan memberikan tindakan keperawatan untuk mengontrol dan
mencegah hipertensi pada lansia berupa senam thai chi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang banyak
dialami oleh masyarakat Indonesia maupun dunia. Penyebab hipertensi dibagi
menjadi dua golongan yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer adalah hipertensi tanpa diketahui penyebabnya dan
memiliki faktor kemungkinan sebab factor keturunan atau genetik (90%).
Sedangkan hipertensi sekunder yaitu hipertensi akibat adanya penyakit lain.
Faktor tersebut erat kaitannya dengan gaya hidup dan pola makan yang
kurang baik (Ann dkk, 2015). Faktor makanan yang sangat berpengaruh
adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam berlebih, merokok, dan
konsumsi alkohol. Faktor-faktor lain yang dapat mencetus terjadinya
hipertensi adalah stress.
Mekanisme terjadinya hipertensi berupa adanya faktor penyebab yang
dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokonstriksi.. individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin meskipun tidak diketahui secara pasti mengapa hal tersebut
dapat terjadi. mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat saraf simpatis yang berlanjut ke bawah korda spinalis
dan keluar melalui kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen.rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak menuju ganglia simpatis. Pada titik tersebut neuron pregangglion
melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah yang disertai dengan pelepasan norepineprin (Torang, 2015).
Tekanan darah bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Terjadinya
peningkatan tekanan darah ini dipengaruhi oleh pelebaran pembuluh darah
serta hilangnya elastisitas jaringan seiring dengan bertambahnya usia
sehingga semakin tua seseorang, resiko terjadinya hipertensi semakin
meningkat. Penanganan hipertensi tidak hanya menggunakan terapi
farmakologis saja, namun harus didukung dengan terapi non farmakologis
yang dilakukan secara teratur. Salah satu terapi yang dapat digunakan yaitu
senam thai chi. Senam thai chi dikenal dapat membantu mengendalikan stress
yang merupakan salah satu faktor risiko hipertensi dengan cara latihan
pernafasan yang tepat dikombinasikan dengan latihan otot ringan sehingga
membuat seseorang menjadi rileks. Teknik pernapasan yang dalam dan
gerakan yang lambat dapat meningkatkan konsentrasi oksigen didalam darah,
memperlancar aliran darah, dan menurunkan denyut jantung (Supriani, 2015).
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

3.2 Kerangka Penyelesaian

Pemeteri mendemonstrasikan dan


mengajarkan senam Thai Chi

Lansia dapat melakukan senam


Thai Chi secara mandiri

Berikan refoiment positif pada lansia


setelah melakukan senam Thai Chi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Demonstrasi merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi masyarakat khususnya lansia untuk
menerapkan cara-cara hidup sehat dan memperbaiki status kesehatan lansia.
Dalam realisasi penyelesaian masalah mengenai hipertensi yang dapat
dilakukan adalah melakukan senam Thai Chi untuk mengurangi stress dan
melancarkan aliran darah lansia. Kegiatan senam Thai Chi dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 23 September 2019 jam 10.00 –10.30 WIB di Wisma
Seruni UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember Provinsi Jawa Timur

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan dan demonstrasi ini
yaitu lansia di Wisma Seruni UPT PSTW Jember akan diajarkan mengenaise.
Lam Thai Chi. Latihan ini dilakukan agar dapat diterapkan sehari-hari oleh
lansia untuk menurunkan stress, melancarkan aliran darah, dan menurunkan
denyut jantung lansia.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : konstruktif
2. Landasan teori : diskusi dan demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut sasaran
=Sasaran

= Pemateri
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB V. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisis Evaluasi dan Hasil-Hasilnya


Setelah kegiatan ini dilaksanakan maka :
5.1.1 Evaluasi Struktur
a. Kegiatan demonstrasi senam thai chi dilakukan pada hari senin, 23
September 2019
b. Persiapan demonstrasi dan rekan telah dilakukan
c. Pemateri menyiapkan diri untuk bersikap empati, netral menghargai dan
caring
d. Telah terbina hubungan saling percaya antara lansia dan mahasiswa

5.1.2 Evaluasi Proses


a. Selama proses kegiatan berjalan lancar
b. Proses demonstrasi berjalan lancar
c. Lansia kooperatif dan mendukung
d. Tujuan umum dan tujuan khusus telah tercapai

5.1.3 Evaluasi Hasil


a. Kegiatan demonstrasi terdiri dari mahasiswa dan lansia di Wisma Seruni
UPT PSTW Jember
b. Lansia antusias, kooperatif, dan mampu mengikuti instruksi mahasiswa

5.2 Faktor Pendorong


Faktor yang mendorong keberhasilan penyuluhan ini adalah diantaranya:
a. Mendapatkan dukungan dari pihak pengelola UPT PSTW Jember terutama
perawat di Wisma Seruni
b. Lansia kooperatif dan antusias
c. Mahasiswa dibantu rekan-rekan dalam pelaksanaan demonstrasi Senam
Thai Chi

5.3 Faktor Penghambat


Faktor yang menghambat keberhasilan Senam Thai Chi adalah diantaranya:
a. Satu klien mengalami kelelahan pada pertengahan latihan sehingga tidak
dapat mengikuti latihan hingga selesai, lansia istirahat dan duduk di kursi
yang telah disediakan.
b. Beberapa klien kesulitan memperagakan gerakan angkat kaki satu pada
saaat Senam Thai Chi sehingga hanya melakukan gerakan tangan saja.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan Senam Thai Chi bahwa di Wisma
Seruni merasa lebih lega dan lebih tenang setelah mendapatkan pengarahan
dari pemateri dan mengetahui cara senam Thai Chi untuk melenturkan sendi
dan otot, meatih pernafasan. Lansia mengatakan otot tangan dan kaki lebih
regang, serta lebih rileks setelah latihan.

6.2 Saran
a. Bagi Lansia
Lansia bisa menerapkan senam Thai Chi meskipun tidak ada yang
memandu sehingga bisa melanjutkan latihan yang diharapkan mampu
meningkatkan derajat kesehatan lansia
b. Bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan diharapkan selalu mengembangkan dan mencari terapi
terbaru sesuai dengan penelitian/riset agar lansia mendapatkan pelayanan
dan pengetahuan yang diperlukan melalui perawat.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

DAFTAR PUSTAKA

Ann, A., dkk. (2015). Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit


Kardiovaskular. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. (2017). Profil Kesehatan Kabupaten Jember
Tahun 2016.
Hanum, P., Lubis, R., Rasmallah. (2018). Hubungan Karakteristik dan Dukungan
Keluarga Lansia dengan Kejadian Stroke pada Lansia Hipertensi di Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Jumantik, 3(1): 72-88.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar
Provinsi Jawa Timur 2018
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar
Indonesia 2018.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Infodatin Hipertensi 2013.
Resti, I.B. (2014). Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Mengurangi Stres
Penderita Asma. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 2(1): 1-20.
Soewondo, S. (2012). Stres, Manajemen Stres, dan Relaksasi Progresif. Jakarta:
LPSP3 UI.
Supriani A. 2017. Pengaruh senam tahi chi terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi. Jurnal keperawatan dan kebidanan. Page 31-
39. Diakses pada tanggal 22 September pukul 21.37 WIB. Diakses melalui
file:///C:/Users/asus/Downloads/68-120-1-SM.pdf
Torang, R. (2015). Mengenal Hipertensi. RSUD Dr Soewandi. (Online) Diakses
melalu http://rs-soewandi.surabaya.go.id/ pada tanggal 17 September 2019.
Zaenurrohman, D.h. & Rachmayanti, R.D. (2017). Hubungan Pengetahuan dan
Riwayat Hipertensi dengan tindakan Pengendalian Tekanan Darah pada
Lansia. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(2): 174-184
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran:
Lampiran 1 :Berita Acara
Lampiran 2 :Daftar Hadir
Lampiran 3 :Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 :Standar Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 5 :Materi
Lampiran 6 :Media Leaflet

Jember, 23 Sptember 2019

Pemateri

Kelompok
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

BERITA ACARA

Pada hari ini, Senin tanggal 23 September 2019 jam 10.00 – 10.30 WIB di Wisma
Seruni UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember Provinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Senam Thai Chi. Kegiatan ini diikuti oleh …. orang (daftar
hadir terlampir)

Jember, 23 September 2019

Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Latifa Aini S., M.Kep.,Sp.Kom


NIP. 19710926 200912 2 001
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN T.A 2019/2020

DAFTAR HADIR

Kegiatan Senam Thai Chi lansia pada hari ini, Senin tanggal 23 September 2019
jam 10.00 – 10.30 WIB di Wisma Seruni UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota
Jember Provinsi Jawa Timur dihadiri oleh :

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Jember, 23 September 2019

Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Latifa Aini S., M.Kep.,Sp.Kom


NIP. 19710926 200912 2 001
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Senam Thai Chi


Sasaran : Lansia
Waktu : 10.00-10.30 WIB
Hari/Tanggal : Senin, 23 September 2019
Tempat : Wisma Seruni UPT PSTW Jember Kabupaten/ Kota Jember
Provinsi Jawa Timur

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan demonstrasi mengenai Senam thai chi, sasaran akan
dapat mengerti, memahami, dan mampu mendemonstrasikan latihan rentan
gerak lansia.

2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan demonstrasi senam thai chi selama 20 menit sasaran
akan mampu:
a. Mengerti dan mampu mempraktekkan Senam Thai Chi
b. Mampu menerapkan Senam Thai Chi sehari-hari

3. Pokok Bahasan
Senam Thai Chi

4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian senam thai chi
b. Tujuan dan manfaat senam thai chi
c. Demonstrasi senam thai chi

5. Waktu
1 x 30 menit

6. Bahan/Alat yang diperlukan


a. Materi
b. Leaflet

7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: Pertemuan Lansia
b. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana ruangan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut

8. Setting Tempat
Keterangan:
1. Pemateri

2. Peserta

9. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi dan SOP tentang senam thai chi untuk
Lansia kemudian membuat media pembelajaran yaitu leaflet.

10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Salam pembuka Memperhatikan 5 menit
b. Memperkenalkan
diri
c. Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan Memperhatikan dan 20 menit
tentang: memberi tanggapan
a. Pengertian
Senam Thai
Chi
b. Tujuan dan
manfaat Senam
Thai Chi
c. Langkah-
langkah
melakukan
Senam Thai
Chi
2. Memberikan
kesempatan
kepada Lansia
untuk bertanya
3. Menjawab
pertanyaan
4. Mendemonstrasi
kan Senam Thai
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Chi
5. Memberikan
kesempatan
kepada Lansia
untuk ikut
mempraktikkan /
mendemonstrasik
an Senam Thai
Chi
Penutup a. Menyimpulkan Memperhatikan dan 5 menit
materi yang telah menanggapi
diberikan
b. Mengevaluasi
hasil demonstrasi
Senam Thai Chi
c. Memberikan
leaflet tentang
Senam Thai Chi
d. Salam penutup

11. Evaluasi
a. Menjelaskan pengertian, tujuan, indikasi serta manfaat Senam Thai
Chi
b. Memperagakan langkah-langkah Senam Thai Chi
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 4: Standar Operasional Prosedur

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

SENAM TAI CHI


CHUAN
Fakultas Keperawatan
Universitas Jember
PROSEDUR TETAP NO NO HALAMAN:
DOKUMEN: REVISI:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1. PENGERTIAN Senam Tai Chi Chuan adalah program latihan
dengan kecepatam yang rendah (low velocity)
dan aman bagi lansia dengan menggabungkan
latihan pernafasan, lelaksasi, dan struktur
gerakan yang pelan dan lembut.
2. TUJUAN a. Memperbaiki keseimbangan dan tekanan
darah
b. Memperbaiki gerak dengan meningkatnya
fleksibilitas dan kekuatan otot penyokong
postur tubuh dan keseimbangan
c. Meningkatkan kekuatan fisik
d. Meningkatkan daya tahan kardiorespirasi
e. Meningkatkan kecepatan dan kelenturan
tubuh
3. INDIKASI Semua lansia dengan proses penuaan
4. KONTRAINDIKASI a. Klien pasca stroke
b. Klien dengan hipertensi tidak terkontrol
5. PERSIAPAN PASIEN Lansia sebaiknya menggunakan pakaian dengan
kriteria:
a. Tidak menghalangi gerakan, misalnya ketat
atau terlalu kendur
b. Cukup ventilasi
c. Menggunakan bahan yang mudah menyerap
keringat (misal: katun, kaos)
d. Tampak rapi dalam penampilan
e. Menggunakan sepatu olah raga atau sepatu
datar supaya tidak menghalangi peregangan
betis
6. PERSIAPAN ALAT a. Pakaian olah raga
b. Sepatu
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

7. CARA KERJA a. Persiapan klien dengan mengkaji tanda-tanda


vital terutama denyut jantung maksimum
b. Latihan dimulai dengan gerakan 1, gerakan
pembukaan, gerakan 2, gerakan 3, ferakan 4,
gerakan 5, gerakan 6, gerakan 7, gerakan 8,
gerakan 9 dengan lama latihan 20-30 menit
c. Latihan dilakukan 3-5 kali per minggu
dengan berselang satu hari dalam zona
latihan
d. Beban latihan menggunakan 60-90%
maksimum denyut jantung, tetapi bagi
pemula dianjurkan menggunakan 50-60%
dari VO2 maksismum
e. Pemanasan dan pendinginan 5-10 menit dan
latihan ini selama 15-30 menit
f. Urutan gerakan 1 sampai dengan
gerakan 9 adalah sebagai berikut :
Gerakan 1
a) Posisikan kaki sejajar dengan
bahu
Gerakan 2
a) Kaki kiri maju ke depan, tangan kiri bergerak
ke atas
b) Kaki kiri sedikit diluruskan, tangan kanan
bergerak ke atas seperti sayap
Gerakan 3
a) Tekuk lutut kiri ke depan, kedua tangan ke
arah depan seperti mendorong
b) Kaki kiri diluruskan, kaki kanan sedikit di
tekuk, kedua tangan ditarik secara pelahan
c) Kedua tangan ditarik ke panggul
Gerakan 4
a) Posisi tubuh kembali ke arah depan, kaki
pada posisi sejajar, dan tangan seperti
memegang bola
b) Gerakan tangan memutar
c) Dengan posisi tubuh yang sama, arahkan
tangan kanan sejajar dengan bahu. Lakukan
juga pada sisi yang berlawanan
Gerakan 5
a) Tekuk kaki kanan sedikit untuk menjadi
tumpuan, luruskan kaki kiri. Ayunkan tangan
kanan menghadap wajah dan tangan kiri
disamping dan menjauhi tubuh
b) Posisikan dan tekuk lutut kaki kiri ke depan,
jadikan sebagai tumpuan. Ayunkan kedua
tangan sejajar dengan bahu. Tangan kanan ke
samping dan tangan kiri ke depan
Gerakan 6
a) Kaki kanan ditekuk, kaki kiri diluruskan,
kedua tangan diayunkan ke depan seperti
mendorong
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

b) Kaki kiri ditekuk, telapak tangan kiri


dihadapkan ke wajah, tangan kanan ke
panggul. Lakukan bergantian.
Gerakan 7
a) Kembali ke posisi berdiri, angkat kaki kiri.
Angkat tangan kanan dan menghadap ke
wajah sedangkan tangan kiri di depan dada.
b) Tekuk lutut hingga paha menyentuh perut.
Posisikan tangan kiri membentuk huruf V
dengan disangga oleh kaki kiri
c) Arahkan kembali kaki kiri ke bawah dan
tekuk lutut (jadikan sebagai tumpuan). Kaki
kanan lurus ke belakang lalu tangan kanan di
depan dada seperti mendorong.
Gerakan 8
a) Arahkan kaki kiri lurus ke samping dan
angkat kaki kanan sedikit, jadikan kaki kiri
sebagai tumpuan. Angkat kedua tangan
sampai di depan wajah.
b) Angkat kaki kanan lebih tinggi.
c) Luruskan kaki kanan yang diangkat tadi
hingga membentuk sudut 90 derajat dan kedua
tangan dibentangkan dengan posisi punggung
tangan menghadap wajah.
Gerakan 9
a) Turunkan kaki kiri
b) Posisikan kaki kiri lurus ke belakang, angkat
kaki kiri sedikit. Posisikan kedua tangan ke
depan dada
c) Angkat kaki kiri lebih tinggi lagi
Luruskan kaki kiri yang diangkat tadi hingga
membentuk sudut 90 derajat dan kedua tangan
dibentangkan dengan posisi punggung tangan
menghadap wajah.
8. HASIL a. Bertambahnya kekuatan fisik
b. Meningkatnya daya tahan kardiorespirasi
c. Meningkatnya kecepatan dan kelenturan tubuh
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 5: Materi

Hipertensi

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Hipertensi merupakan suatu
keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg (Supriani,
2017).

B. Penyebab Hipertensi
Hipertensi primer penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak
(inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder juga tidak diketahui penyebabnya.
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya penyakit ginjal. Pada
sekitar 1-2% penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat
tertentu (Misalnya pil KB) (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

C. Tanda dan Gejala Hipertensi


Klien yang mengalami hipertensi mengalami tanda dan gejala sebagai
berikut (Kementerian Kesehatan RI, 2013) :
1. Sakit kepala/rasa berat ditengkuk
2. Mumet (Vertigo)
3. Jantung berdebar-debar,
4. Mudah lelah
5. Penglihatan kabur
6. Telinga berdenging (tinnitus)
7. Mimisan

D. Cara Mencegah Hipertensi


Cara mencegah penyakit hipertensi menurut Kementerian Kesehatan RI
(2013), antara lain :
1. Membatasi atau menghindari makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi
(otak, ginjal, paru, minyak kelapa)
2. Membatasi atau menghindari makanan yang diolah dengan menggunakan
garam natrium (biskuit, crackers, keripik dan makanan kering yang asin).
3. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
4. Melakukan aktifitas fisik
5. Menghindari konsumsi alkohol

E. Cara Mengatasi Hipertensi


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Pengobatan hipertensi menurut Kementerian Kesehatan RI (2013)


dilakukan dengan pemberian obat sebagai berikut :
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menghancurkan garam
yang tersimpan di dalam tubuh. Pengaruh diuretik ada dua tahap yaitu
pengurangan volume darah total dan curah jantung yang menyebabkan
meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer dan ketika curah jantung
kembali ke ambang normal , resistensi pembuluh darah perifer juga
berkurang. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalh Bumetanide,
Furosemid, Hydrochlorothiazide, Triamterene, Amiloride, Chlorothiazide,
Chlorthaldion.
2. Penyekat Reseptor Beta Adrenergik (B-Blocker)
Mekanisme yang terjadi antara lain penurunan frekuensi denyut
jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah jantung,
hambatan sekresi renin di sel jukstaglomeruler ginjal dengan akibat
penurunan angiotensin II.
3. Penghambat Angiotensin Coverting Enzyme (ACE-Inhibitor)
Katropil merupakan ACE-inhibitor yang pertama banyak
digunakan di klinik untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung.
Mekanisme kerjanya secara langsung menghambat pembentukan
angiotensin II dan pada saat yang sama meningkatkan jumlah bradikinin.
4. Penghambat reseptor angiotensin
Mekanisme kerja inhibitor kompetitif dari reseptor angiotensin II
(tipe 1). Pengaruhnya lebih spesifik pada angiotensin II dan mengurangi
atau sama sekali tidak ada produksi ataupun metabolisme bradikinin.
Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Losartan, Valsartan,
Candesantan, Irbesantan, Telmisartan, Eprosartan, Zolosartan.

Senam Thai Chi


A. Pengertian Senam Thai Chi
Senam Thai Chi adalah fewlow-felocity dan low impact exercise programs,
yang mempunyai manfaat tinggi bagi lansia dan dapat dilakukan dimana saja.
Senam Thai Chi merupakan latihan tradisional dari Cina yang
menggabungkan latihan pernafasan, relaksaasi dan struktur gerakan yang
pelan dan lembut (Supriani, 2017).

B. Tujuan dan Manfaat Senam Thai Chi


Adapun tujuan dan manfaat Senam Thai Chi menurut Supriani (2017),
antara lain:
1. Memperbaiki keseimbangan dan tekanan darah
2. Memperbaiki gerak dengan meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot
penyokong postur tubuh dan keseimbangan.
3. Meningkatkan kekuatan fisik.
4. Meningkatkan daya tahan kardiorespirasi
5. Meningkatkan kecepatan dan kelenturan tubuh
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 6: Media Leaflet


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 6: Media Leaflet


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Lampiran 7: Dokumentasi Foto Kegiatan

Gambar 1. Kegiatan demonstrasi Senam Thai Chi lansia pada lansia di Wisma
Seruni UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember pada tanggal 23 bulan
September tahun 2019 oleh Ega Putri Nurwita, S.Kep, Desi Trisari, S.Kep, dan
Novia Rizky Utami, S.Kep Mahasiswa PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas 2019
Keperawatan Universitas Jember

Gambar 2. Kegiatan demonstrasi Senam Thai Chi pada lansia di Wisma Seruni
UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember pada tanggal 23 bulan September
tahun 2019 oleh Ega Putri Nurwita, S.Kep, Desi Trisari, S.Kep, dan Novia Rizky
Utami, S.Kep Mahasiswa PSP2N Stase Keperawatan Gerontik Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai