Anda di halaman 1dari 6

Jurnal SainHealth Vol. 3 No.

1 Edisi Maret 2019


© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP KUALITAS


TIDUR LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA
BONDOWOSO

Handono Fatkhur Rahman(1); Ririn Handayani(2); Baitus Sholehah(3)


Program Studi Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Nurul Jadid
Handono.hfc@gmail.com1

ABSTRACT
Elderly is a term for individuals who have entered the final adult period. Problems that often occur in
the elderly include reduced sleep quality. Benson relaxation is a development of a relaxation response
developed by Benson, where this relaxation is a combination of relaxation with the religious beliefs
adopted. The purpose of this study was to determine the effect of benson relaxation therapy on the quality
of elderly sleep in UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bondowoso. The research design used was quasy
experiment with a nonrandomized control group pretest-posttest design. The number of samples is 50
samples divided into 25 samples of the control group and 25 samples of the intervention group given
benson relaxation therapy. The results of the study in the intervention group is p value (0.0005) <α
(0.05) which means there is the influence of benson relaxation therapy on the quality of sleep of elderly.
While the control group p value (1.00)> α (0.05) which means there is no effect of benson relaxation
therapy on the quality of elderly sleep. The results of this study indicate that benson therapy in the
elderly can improve the quality of the elderly.

Keywords: Benson Relaxation, Sleep, Elderly

PENDAHULUAN lansia di perkirakan 11,34% dari jumlah


Lansia merupakan istilah bagi individu penduduk (Badan Pusat Statistik, 2011).
yang telah memasuki periode dewasa akhir atau Penelitian di Amerika Serikat mengidentifikasi
usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bahwa 50 % lansia yang tinggal di komunitas
bagi rentang kehidupan seseorang, dimana telah dan 70% lansia yang tinggal di tempat
terjadi kemunduran fisik dan psikologis secara perawatan mengeluhkan kualitas tidur mereka.
bertahap. Salah satu aspek utama dari 21% lansia di Indonesia mengalami gangguan
peningkatan kesehatan untuk lansia adalah dalam kualitas tidurnya. Umumnya hampir 1,5
pemeliharaan tidur untuk memastikan kali lipat lebih banyak di derita orangtua di
pemulihan fungsi tubuh sampai tingkat banding anak muda (Wahyuni, 2009).
fungsional yang optimal dan untuk memastikan Kualitas tidur merupakan keadaan
keterjagaan di siang hari dalam menyelesaikan tidur yang dijalani seorang individu untuk
tugas-tugas dan menikmati kualitas hidup yang menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat
tinggi. terbangun. Kualitas tidur mencakup aspek
Berdasarkan data dari Biro Pusat kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi
Statistik (BPS) menunjukkan bahwa terjadi tidur serta aspek subjektif dari tidur. Kualitas
peningkatan jumlah lansia yaitu persentase tidur merupakan kemampuan setiap orang
lansia terhadap jumlah penduduk meningkat untuk mempertahankan keadaan tidur dan untuk
dari 9,27% pada tahun 2000 menjadi 10,57% mendapatkan tahap tidur rapid eye movement
pada tahun 2011. Pada Tahun 2020 jumlah
15
Jurnal SainHealth Vol. 3 No. 1 Edisi Maret 2019
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

(REM) dan Non rapid eye movement (NREM) ketidaknyamanan yaitu dengan Teknik
yang normal (Potter & Perry, 2009). Relaksasi Benson (Novitasari, 2014).
Kurang tidur dapat menyebabkan Herbert Benson mengatakan
seseorang merasa mengantuk yang berlebihan mengatakan kombinasi antara teknik relaksasi
pada siang hari dan kurang berenergi serta dan kuatnya keyakinan yang baik merupakan
menyebabkan gangguan konsentrasi. Kualitas faktor keberhasilan relaksasi. Unsur keyakinan
tidur yang buruk dapat menyebabkan seseorang yang akan digunakan dalam intervensi adalah
terganggunya kualitas kinerjanya dan dapat unsur keyakinan agama. Unsur keyakinan yang
beresiko untuk mengalami gangguan dimasukkan adalah penyebutan kata atau
kejiwaannya. kalimat yang sesuai dengan keyakinan agama
Metode penatalaksanaan yang masing-masing secara berulang-ulang yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas tidur disertai dengan sikap pasrah. keutamaan dari
lansia pada umumnya dengan menggunakan relaksasi benson yaitu prosedur mudah di
farmakologis, namun pemakaian obat yang lakukan dapat di lakukan dengan sendiri setiap
berlebihan akan berdampak bagi kesehatan waktu, tidak memerlukan biaya yang banyak,
lansia. Pemakaian obat-obatan inipun bila tidak dan tidak memerlukan waktu yang cukup lama.
disertai dengan perbaikan pola makan, pola
tidur serta penyelesaian penyebab psikologis, METODELOGI PENELITIAN
maka obat-obatan hanya dapat mengatasi Desain penelitian ini adalah Quasy
gangguan yang bersifat sementara dan tidak Eksperiment Design dengan rancangan
menyembuhkan. Dengan demikian di perlukan nonrandomized control group pretest-posttest
terapi non farmakologis yang efektif dan aman design. Jumlah sampel sebanyak 50 responden
untuk meningkatkan kualitas tidur lansia salah yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu
satunya dengan Teknik Relaksasi Benson. kelompok intervensi (diberikan Terapi
Teknik Relaksasi Benson merupakan Relaksasi Benson) sebanyak 25 responden dan
terapi religius yang melibatkan faktor kelompok kontrol sebanyak 25 responden.
keyakinan agama. Pada masa ini lansia Terapi Relaksasi Benson diberikan sebanyak 1
cenderung untuk lebih meningkatkan kali 1 hari dengan lama waktu 20 menit selama
spritualnya dan lebih mendekatkan diri kepada 30 hari. Alat ukur kualitas tidur yang digunakan
Tuhan sehingga teknik relaksasi yang tepat adalah kuesioner Pittsburgh Sleep Quality
untuk di lakukan dalam menangi masalah Index (PQSI).

yang tidak memiliki gangguan kualitas tidur, 1


HASIL DAN PEMBAHASAN orang (4%) yang memiliki gangguan kualitas
HASIL tidur ringan, 11 orang (44%) memiliki
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur gangguan kualitas tidur sedang dan 13 orang
Lansia Pada Kelompok Intervensi (52%) memiliki gangguan kualitas tidur berat.
Tingkat Kriteria
Sebelum Sesudah Sedangkan kualitas tidur pada kelompok
Intervensi Intervensi
Kualitas Tidur
f % f %
intervensi sesudah dilakukan terapi benson
Tidak ada gangguan 0 0 4 16 terdapat 4 orang (16%) yang tidak memiliki
Ringan 1 4 14 56 gangguan kualitas tidur, 14 orang (56%) yang
Sedang 11 44 7 28
Berat 13 52 0 0
memiliki gangguan kualitas tidur ringan, 7
Total 25 100 25 100 orang (28%) memiliki gangguan kualitas tidur
Tabel 1. menunjukkan bahwa kualitas sedang dan 0 orang (%) memiliki gangguan
tidur pada kelompok intervensi sebelum kualitas tidur berat.
dilakukan terapi benson terdapat 0 orang (0%)

16
Jurnal SainHealth Vol. 3 No. 1 Edisi Maret 2019
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur benson terhadap kualitas tidur lansia di UPT.
Lansia Pada Kelompok Kontrol Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bondowoso pada
Sebelum Sesudah kelompok Kontrol.
Tingkat Kriteria Intervensi Intervensi
Kualitas Tidur Frekue Presen Frekue %
nsi tase nsi Tabel 5. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson
Tidak ada gangguan 0 0 0 0 Terhadap Kualitas Tidur Lansia
Ringan 1 4 1 4
Sedang 10 40 10 40 Pada Kelompok Intervensi dan
Berat 14 56 14 56 Kelompok Kontrol
Total 25 100 25 100 Variabel P value
Tabel 2. di dapatkan bahwa kualitas Sebelum Intervensi Kelompok 1,00
tidur sebelum di lakukan terapi relaksasi benson Intervensi – Sebelum Intervensi
pada kelompok kontrol yaitu 0 orang 0(%) yang Kelompok Kontrol
memiliki gangguan kualitas tidur, 1 orang (4%) Sesudah Intervensi Kelompok 0,0005
yang memiliki gangguan kualitas tidur ringan, Intervensi – Sesudah Intervensi
10 orang (40%) memiliki gangguan kualitas Kelompok Kontrol
tidur sedang dan 14 orang (56%) memiliki Tabel 5. Menjelaskan bahwa kelompok
gangguan kualitas tidur berat. Sedangkan sebelum intervensi pada kelompok intervensi
kualitas tidur sesudah dilakukan terapi relaksasi memiliki variansi yang sama dengan kelompok
benson pada kelompok kontrol didapatkan 14 sebelum intervensi pada kelompok kontrol (p
orang (56%) yang memiliki gangguan kualitas value (1,00) > α (0,05)), yang artinya tidak ada
tidur berat, 10 orang (40%) yang memiliki perbedaan antara kelompok intervensi dan
gangguan kualitas tidur sedang, 1 orang (4%) kelompok kontrol sebelum di berikan terapi
memiliki gangguan kualitas tidur sedang dan 0 relaksasi benson. Sedangkan pada kelompok
orang (0%) yang tidak ada gangguan. sesudah intervensi pada kelompok intervensi
memiliki variansi yang beda dengan kelompok
Tabel 3. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson sesudah intervensi pada kelompok kontrol (p
Terhadap Kualitas Tidur Lansia value (0,0005)< α (0,05)), yang artinya ada
Pada Kelompok Intervensi perbedaan antara kelompok intervensi dan
Variabel P value kelompok kontrol sebelum di berikan terapi
Sebelum Intervensi – 0,0005 relaksasi benson.
Setelah Intervensi
Tabel 3. Menjelaskan bahwa nilai p
value (0,0005) < α (0,05), hal ini menjelaskan PEMBAHASAN
bahwa ada pengaruh terapi relaksasi benson Pengaruh Terapi Relaksasi Benson
terhadap kualitas tidur lansia di UPT. Pelayanan Terhadap Kualitas Tidur Lansia Pada
Sosial Lanjut Usia Bondowoso pada kelompok Kelompok Intervensi
Intervensi. Hasil penelitian pada kelompok
intervensi yang di berikan perlakuan terapi
Tabel 4. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson relaksasi benson sebelum dan sesudah
Terhadap Kualitas Tidur Lansia Pada menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi
Kelompok Kontrol terapi relaksasi benson terdapat 13 orang (52%)
Variabel P value memiliki gangguan kualitas tidur berat.
Sebelum Intervensi – 1,00 Sedangkan setelah di lakukan terapi relaksasi
Setelah Intervensi benson terdapat 14 orang (56%) yang memiliki
Tabel 4. Menjelaskan bahwa nilai p gangguan kualitas tidur ringan.
value (1,00) > α (0,05), hal ini menjelaskan Kualitas tidur seseorang di katakan baik
bahwa tidak ada pengaruh terapi relaksasi apabila di tandai dengan tidur yang tenang,

17
Jurnal SainHealth Vol. 3 No. 1 Edisi Maret 2019
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

merasa segar pada pagi hari, dan merasa untuk menghasilkan Corticotropin Releasing
semangat untuk melakukan aktifitas, tidak Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang
menunjukkan tanda – tanda kekurangan tidur kelenjar pituitary untuk meningkatkan produksi
dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Pro opioid melano cortin (POMC) sehingga
Menyadari banyaknya efek negatif produksi enkephalin oleh medulla adrenal
karena menggunakan obat kimia maka meningkat. Kelenjar pituitary juga
seharusnya pengobatan non farmakologis lebih menghasilkan β endorphin sebagai
efektif. Selain itu dosis obat yang tidak praktis neurotransmitter yang mempengaruhi suasana
serta jenis obat yang sulit di dapat hati menjadi rileks. Meningkatnya enkephalin
mengakibatkan lansia berhenti mengonsumsi dan β endorphin kebutuhan tidur akan terpenuhi
obat dan bedampak terhadap terapi pengobatan dan lansia akan merasa lebih rileks dan nyaman
yang di lakukan menjadi tidak efektif. Maka dalam tidurnya (Mau, 2012).
dari itu perlu di lakukan pengobatan alternatif Dari uji statistik di dapat kan nilai P
(terapi relaksasi benson) terapi relaksasi benson value pada kelompok intervensi sebelum dan
merupakan gabungan teknik relaksasi nafas sesudah di lakukan terapi relaksasi benson
dalam yang di lakukan dengan cara menunjukkan nilai p = 0,000 lebih kecil dari p
memusatkan faktor keyakinan. Respon α= 0,005 yang artinya H0 di tolak dan Ha di
relaksasi yang melibatkan keyakinan yang di terima yang berarti ada pengaruh yang
anut akan mempercepatkan terjadinya keadaan signifikan terapi relaksasi benson terhadap
rileks. Pelatihan relaksasi pernafasan dilakukan kualitas tidur lansia di UPT Pelayanan Sosial
dengan mengatur mekanisme pernafasan yaitu Lanjut Usia Bondowoso pada kelompok
pada irama dan intensitas yang lebih lambat dan Intervensi. Hal ini di perkuat dengan hasil
dalam. Keteraturan dalam bernafas khususnya penelitian sebelumnya yaitu ada pengaruh yang
dengan irama yang tepat akan menyebabkan signifikan antara Relaksasi Benson terhadap
sikap mental dan badan yang rileks, sedangkan penurunan tingkat stress pada lansia (Karyana,
pelatihan otot akan menyebabkan otot semakin 2013).
lentur dan dapat menerima situasi yang
merangsang luapan emosi tanpa membuatnya Pengaruh Terapi Relaksasi Benson
kaku (Novitasari, 2014).. Selain itu juga fokus Terhadap Kualitas Tidur Lansia Pada
terapi benson merupakan kesejahteraan yang Kelompok Kontrol
berhubungan dengan tubuh, pikiran dan Hasil penelitian pada kelompok kontrol
spiritual, terapi benson bertujuan untuk didapatkan hasil 14 orang (56%) memiliki
memusatkan perhatian pada suatu fokus dengan gangguan kualitas tidur berat sebelum dan
menyebut berulang – berulang kalimat ritual sesudah tanpa perlakuan terapi relaksasi
(Allah) dan menghilangkan berbagai pikiran benson, Hal ini menunjukkan bahwa tidak
yang mengganggu, melegakan stress untuk adanya peningkatan antara sebelum dan
penyakit darah tinggi penyakit jantung dan sesudah pada kelompok kontrol terhadap
hendak susah tidur, sakit kepala. Membantu kualitas tidur lansia , dapat dilihat pada P value
orang menjadi rileks , dan dengan demikian kedua kelompok penelitian yang menunjukkan
dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan nilai 1,000 yang berarti lebih besar dari P α=
fisik. Setelah di lakukan terapi relaksasi benson 0,005, hal ini menjelaskan bahwa tidak ada
dengan latihan nafas dalam yang teratur dan pengaruh terapi relaksasi benson terhadap
dilakukan dengan benar, tubuh akan menjadi kualitas tidur lansia di UPT Pelayanan Sosial
lebih rileks, menghilangkan ketegangan saat Lanjut Usia Bondowoso pada kelompok
mengalami stress dan bebas dari ancaman, Kontrol.
Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus

18
Jurnal SainHealth Vol. 3 No. 1 Edisi Maret 2019
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

Pengaturan dan kontrol tidur dan aman untuk meningkatkan kualitas tidur
tergantung dari hubungan antara dua lansia. Pada kelompok kontrol ini d harapkan
mekanisme serebral yang secara bergantian memangalami peningkatan kualitas tidur yang
mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk baik, akan tetapi dalam melakukan penelitian
tidur dan bangun. Reticular Activing System ini tidak terjadi peneurunan, hal ini bisa terjadi
(RAS) di bagian batang otak atas di yakini karena di sebabkan oleh kurangnya pemahaman
mempunyai sel - sel khusus dalam responden yang luas dan pola tidur yang kurang
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. baik.
RAS memberikan stimulus visual, auditori,
nyeri, dan sensorik raba. Juga menerima Pengaruh Terapi Relaksasi Benson
stimulus dari korteks serebri (emosi dan proses Terhadap Kualitas Tidur Lansia Pada
pikir) (Tarwoto & Wartonah, 2011). Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Beberapa lansia hampir tidak memiliki Hasil penelitian menjelaskan bahwa
tahap 4 atau tidur yang dalam. Seorang lansia kelompok sebelum intervensi pada kelompok
lebih sering terbangun di malam hari, dan intervensi memiliki variansi yang sama dengan
membutuhkan waktu yang sulit untuk memulai kelompok sebelum intervensi pada kelompok
tidur kembali. Adanya peningkatan waktu tidur kontrol (p value (1,00) > α (0,05)), yang artinya
siang pada lansia, keluhan tentang kesulitan tidak ada perbedaan antara kelompok intervensi
tidur pada lansia sering kali akibat adanya dan kelompok kontrol sebelum di berikan terapi
penyakit kronik yang di derita. Perubahan pola relaksasi benson. Sedangkan pada kelompok
tidur pada lansia di sebabkan perubahan sesudah intervensi pada kelompok intervensi
Susunan Saraf Pusat yang mempengaruhi memiliki variansi yang beda dengan kelompok
pengaturan tidur. Kerusakan sensori karena sesudah intervensi pada kelompok kontrol (p
penuaan, dapat mengurangi sensitivitas value (0,0005)< α (0,05)), yang artinya ada
terhadap waktu yang mempertahankan irama perbedaan antara kelompok intervensi dan
sirkadian (Wahyudi, 2018). kelompok kontrol sebelum di berikan terapi
Kualitas tidur ditentukan oleh relaksasi benson.
bagaimana seseorang mempersiapkan pola Penelitian ini membuktikan bahwa
tidurnya pada malam hari seperti kedalaman adanya pengaruh terapi relaksasi benson
tidur, kemampuan tinggal tidur, dan terhadap kualitas tidur lansia sehingga
kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis. berimplikasi dapat meningkatkan kualitas tidur
Kualitas tidur yang baik dapat memberikan dan tidak menunjukkan tanda – tanda
perasaan tenang di pagi hari, perasaan energik, kekurangan tidur serta tidak mengalami
dan tidak mengeluh gangguan tidur. Dengan masalah dalam tidurnya. Hal ini di karenakan
kata lain, memiliki kualitas tidur baik sangat terapi relaksasi benson efektif dan aman dalam
penting dan vital untuk hidup sehat semua meningkatkan kualitas tidur lansia.
orang. Terapi relaksasi benson juga bisa di
Metode penatalaksanaan yang jadikan metode penatalaksanaa non
bertujuan meningkatkan kualitas tidur lansia farmakologis yang bertujuan untuk
pada umumnya terbagi atas terapi farmakologis meningkatkan pemenuhan kebutuhan istirahat
dan non farmakologis. Terapi farmakologis dan tidur sehingga berimplikasi tidak
memiliki efek yang cepat. Namun demikian, menimbulkan efek samping dan membantu
penggunaan obat-obatan ini menimbulkan meningkatkan kualitas tidur lansia. Karena pada
dampak jangka panjang yang berbahaya bagi umunya dengan menggunakan farmakologis
kesehatan lansia. Dengan demikian sangat di akan menimbulkan dampak jangka panjang
anjurkan terapi non farmakologis yang efektif yang berbahaya bagi kesehatan lansia,

19
Jurnal SainHealth Vol. 3 No. 1 Edisi Maret 2019
© Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586

pemakaian obat – obatan inipun jika tidak di Novitasari, Ike. 2014. Pengaruh Terapi
sertai dengan perbaikan pola makan, pola tidur Relaksasi Benson Terhadap Penurunan
serta penyelesaian penyebab psikologis maka Tingkat Stres. Jurnal Ilmu Keperawatan
obat – obatan hanya dapat mengatasi gangguan Dan Kebidanan, (Juli), 3.
yang bersifat sementara dan tidak Potter & Perry. 2009. Fundamental
menyembuhkan. Keperawatan. EGC. Jakarta. 326.
Terapi relaksasi benson, gabungan Tarwoto & Wartonah. 2011. Kebutuhan Dasar
teknik relaksasi nafas dalam yang di lakukan Manusia Dan Proses Keperawatan.
dengan cara memusatkan faktor keyakinan dan Salemba Medika. Jakarta.135.
menghilangkan berbagai pikiran yang Wahyudi, Nugruho. 2008. Keperawatan
mengganggu, berimplikasi terhadap mengatasi Gerontik Dan Geriatrik.ECG. Jakarta.
kecemasan dan menambah keimanan serta 54.
mendapatkan pengalaman – pengaaman Wahyuni, Dian. 2009. Kualitas Tidur Dan
transidensi. Terapi relaksasi benson juga lebih Gangguan Tidur Pada Lansia Di Panti
efektif karena dapat di gunakan di segala Werdha Bakti Dharma. JKK, vol. 41, no.
tempat. 1 (januari), 2381.
Penelitian ini memberikan peluang
kualitas peningkatan terhadap kebutuhan dasar
lansia dalam meningkatkan kualitas tidurnya.
Dalam hal ini perawat menjadi cermat dan kritis
dalam pelayanan kesehatan terhadap lansia.

KESIMPULAN
Terdapat pengaruh yang sangat signifikan
pemberian terapi relaksasi benson terhadap
kualitas tidur lansia di UPT. Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Bondowoso.

DAFTAR PUSTAKA
Inayati, Nur. 2013. Pengaruh Teknik Relaksasi
Benson Terhadap Tingkat Depresi Lanjut
Usia Pertama (Early Old Age) Umur 60-
70 Tahun Di Upt Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Jember. Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.
Jember.
Karyana, Kadek Okka. 2013. Pengaruh Tehnik
Relaksasi Benson Terhadap Penurunan
Tingkat Strees Lansia di Unit Reabilitas
Sosial Wening Wardoyo Ungaran.
Keperawatan Jiwa, Vol. 1, No. 2
(November), 186.
Mau, Aemelianus. 2012. Pengaruh Penerapan
Tehnik Relaksasi Benson Terhadap
Gangguan Tidur Insomnia. STIKes
Maranatha Kupang. Kupang.

20

Anda mungkin juga menyukai