Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(SPTK)

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Kesehatan Jiwa 1


DOSEN PENGAMPU : Ns. Trisna Vitaliati, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Rifki Rifatul Hikmah (19010128) 7. Robbal Bahrul Kamil (19010134)


2. Rifqi Ibrahim Dhio H (19010129) 8. Roby Luqmanul Hakim (19010135)
3. Rika Puspita Sari (19010130) 9. Rodiyah (19010136)
4. Riswanda Aulia D (19010131) 10. Rohmatus Sifa (19010137)
5. Rizka Ainul Munawaroh (19010132) 11. Safitri Indah Maulidia (19010138)
6. Rizqiyatul Muwassaah (19010133) 12. Sahrul (19010139)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES dr. SOEBANDI JEMBER
TAHUN 2021
SP ANAK PRA SEKOLAH

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Klien dengan Harga Diri Rendah

KASUS
An. X usia 5 tahun senang bermain bola. Namun pada suatu hari, ketika An. X bermain bola
bersama teman-temannya dia tidak bisa memasukkan bola ke gawang dan dia dicela oleh
temannya. Sejak kejadian itu An.X mengatakan tidak mau lagi bermain dengan orang lain,
dia hanya mau bermain sendiri dirumah. Ibunya juga melihat bahwa saat ini An. X lebih pasif
dan takut untuk mencoba hal baru. Hingga akhirnya sang ibu membawa An. X ke klinik
terdekat untuk konsultasi dengan tenaga kesehatan disana. Disana An. X tampak diam,
murung dan kurang inisiatif ketika diajak berbicara atau bermain.

SP 1 Keluarga
1) Proses keperawatan
a. Kondisi klien
 Data subjektif

An.X mengatakan tidak mau lagi bermain dengan orang lain, dia hanya mau
bermain sendiri dirumah.

 Data subjekfit

Ibu melihat bahwa saat ini An x lebih pasif dan takut untuk mencoba hal
baru, An.X tampak diam , murung dan kurang inisiatif ketika di ajak
berbicara atau bermain.

b. Diagnosa
Harga diri rendah
c. Tujuan Khusus
1. Membangun hubungan saling percaya dengan keluarga pasien An.X
2. Keluarga mengetahui ciri ciri perkembangan anak usia 3 - 6 tahun (pra
sekolah)
3. Keluarga dapat memberikan dan mengembalikan semangat An.X
d. Tindakan keperawatan
1. Perawat mampu membangun hubungan saling percaya dengan keluarga
pasien An.X.
2. Perawat menjelaskan ciri ciri perkembangan anak usia 3 - 6 tahun (pra
sekolah).
3. Perawat menjelaskan pada keluarga cara meningkatkan kemampuan anak
berkarya.
2. Strategi komunikasi
a. Fase orientasi
1. Salam
“Assalamu'alaikum selamat pagi ibu, perkenalkan saya perawat Rika
Puspitasari, ibu bisa panggil saya ners Rika. Saya adalah perawat yang
bertugas diruangan ini mulai pukul 07.00 sampai 2 siang nanti.”
2. Evaluasi validasi
“apakah benar ini dengan keluarga pasien An. X? Kalau boleh tau nama ibu
siapa dan senang dipanggil siapa? Oh dengan ibu riris nggeh, baiklah ibu
sebentar lagi kita akan berbincang bincang mengenai ciri ciri perkembangan
anak usia 3 - 6 tahun yang tujuannya agar ibu paham tentang perkembangan
anak seusia anak ibu dan ibu dapat mengembalikan semangat pada anak ibu”
3. Kontak
“waktunya kira kira sekitar 30 menit apakah ibu bersedia?”
“Baiklah bu”
“ibu mau kita berbincang bincang dimana? Baiklah jika ibu mau di ruangan
ini saja”
b. Fase kerja
“Baiklah apakah sebelumnya ibu tahu ciri ciri perkembangan anak usia 3 - 6
tahun atau anak usia pra sekolah?”
“Belum tahu ya bu, jadi begini bu normalnya Pada periode usia ini, Si Buah Hati
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Si Buah Hati pun memiliki imajinasi yang
tinggi dan lewat imajinasi mereka belajar tentang hal di sekitarnya untuk
memuaskan rasa ingin tahu. Di usia prasekolah, kemampuan motorik Si Buah
Hati mengalami kemajuan. Si Buah Hati sudah bisa bergerak dengan gesit sambil
berdiri, berjalan, berlari, dan melompat, termasuk juga bermain bola. Di periode
usia ini, Si Buah Hati sudah senang bermain dengan anak-anak seusianya dan
bisa berinteraksi dengan teman-teman seusianya. Si Buah Hati juga akan
mempelajari mana perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan bantuan
dari orang dewasa yang menetapkan Batasan.”
“Perilaku menyimpangnya yaitu anak usia 3 - 6 tahun tidak aktif, tidak mau
bermain, tidak mau berinteraksi, suka murung dan suka menyendiri seperti yang
anak ibu alami sekarang. Dukungan dan support keluarga dan ibu sangatlah
penting untuk menyemangati anak ibu, ibu juga harus bisa membuat An. X
kembali bermain dan mencoba hal hal baru dengan selalu memberikan semangat
dan pujian di setiap kegiatan yang An. X lakukan, ibu juga dapat memberikan
peraturan tentang hal yang boleh dan tidak boleh An. X lakukan.”
“Baiklah ibu tidakan nya sudah selesai, sampai disini apakah ibu sudah paham?
Iya benar sekali ibu jadi peran ibu disini harus selalu memantau, memberi arahan,
dan memberi semangat pada An. X.”
c. Fase terminasi
1. Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan
 Evaluasi subjektif
“Kita sudah selesai berbincang-bincang ya bu. Bagaimana perasaan ibu
setelah kita berbincang-bncang tadi?

 Evaluasi obyektif :
“Apakah ibu bisa menjelaskan kembali tentang apa yang saya jelaskan
tadi?
“Wah bagus sekali ya ibu.ibu sudah bisa mengetahui tentang ciri
perkembangan anak usia 3 - 6 tahun dan alhamdulillah ibu juga sudah
mengerti apa yang harus ibu lakukan terhadap An. X"
2. Rencana tindak lanjut
“Selanjutnya nanti ibu bisa lihat perkembangan An. X jika masih tidak ada
perubahan kita akan diskusikan bersama pada pertemuan berikutnya”
3. Kontrak yang akan datang
 Topik :
“baiklah bu pada pertemuan selanjutnya kita akan membahas
perkembangan An. X sekaligus mendemostrasikan dan melatih ibu
menstimulasi perkembangan anak”
 Waktu :
“Jika ibu bisa dan tidak berhalangan hadir,untuk waktunya besok sekitar
30 menit dan saya akan menemui ibu kembali sekitar pukul 08.00 pagi.
Apakah ibu bersedia?”
 Tempat :
“Untuk tempatnya ibu ingin tetap disini atau pindah tempat saja ?Bisa
juga di lakukan di taman ibu “
“Terimakasih ibu atas waktu dan kerjasamanya pada hari ini,, jangan
lupa selalu ajarkan hal positif dan motivasi untuk anak ibu,sampai jumpa
besok hari”
“Mari ibu permisi”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Keluarga Klien dengan Harga Diri Rendah

KASUS

An. X usia 5 tahun senang bermain bola. Namun pada suatu hari, ketika An. X
bermain bola bersama teman-temannya dia tidak bisa memasukkan bola ke gawang dan dia
dicela oleh temannya. Sejak kejadian itu An.X mengatakan tidak mau lagi bermain dengan
orang lain, dia hanya mau bermain sendiri di rumah. Ibunya juga melihat bahwa saat ini An.
X lebih pasif dan takut untuk mencoba hal baru. Hingga akhirnya sang ibu membawa An. X
ke klinik terdekat untuk konsultasi dengan tenaga kesehatan disana. Disana An. X tampak
diam, murung dan kurang inisiatif ketika diajak berbicara atau bermain.

SP 2 Keluarga : Mendemonstrasikan dan melatih keluarga menstimulasi


perkembangan serta merencanakan tindakan

1. Proses Keperawatan

 Kondisi klien

 DATA PRIMER :
Ibunya mengatakan bahwa An.X lebih pasif dan takut untuk mencoba hal
baru.
 DATA SUBJEKTIF :
An.X selalu mengatakan bahwa tidak mau main lagi dengan orang lain
An.X hanya ingin bermain sendiri di rumah.
 DATA OBJEKTIF :
An X terlihat tampak diam, murung dan kurang inisiatif ketika diajak
berbicara atau bermain.
 Diagnosa keperawatan

Harga Diri Rendah

 Tujuan khusus

1) Membangun hubungan saling percaya dengan pasien An.X.


2) Mendemonstrasikan atau melatih keluarga menstimulus perkembangan
serta merencanakan tindakan.
 Tindakan keperawatan

1) Perawat membangun hubungan saling percaya yang baik dengan pasien


An.X dan keluarga.
2) Perawat bisa memberikan demonstrasi atau contoh dalam upaya
meningkatkan psikososial pasien An.X pada keluarga pasien.
3) Perawat mendiskusikan serta mendemostrasikan dan melatih keluarga
menstimulasi perkembangan.
2. Strategi Komunikasi

a. Fase Orientasi

1) Salam
“Assalamualaikum ibu, selamat pagi.”
“Apakah betul ini dengan ibu dari pasien An X?”
“Kalau boleh tau biasa dipanggil dengan sebutan siapa ibu?”
“Baik ibu, perkenalkan saya perawat (…) yang bertugas pada pagi hari ini,
utnuk berdiskusi bersama ibu seperti kemaren ibu.”
2) Evaluasi validasi
“Apakah ibu masih ingat dengan diskusi kita kemaren tentang ciri-ciri
perkembambangan anak usia 3-6 tahun ibu?”
“Baik, hari ini kita akan mendemostrasikan dan melatih ibu menstimulasi
perkembangan anak.”

3) Kontrak
 Topik “Baik, hari ini kita akan mendemostrasikan dan melatih ibu
menstimulasi perkembangan anak, apakah ibu bersedia?”
 Waktu
“Baiklah ibu, kita akan berbincang-bincang kurang lebih 30 menit ya ibu.”
 Tempat
“Untuk tempatnya ibu ingin berbincang dimana ya bu? Di ruangan ini saja
atau di taman bermain disana ibu?”
“Oh disini ya ibu, baik ibu mari kita mulai perbincanagan kita hari ini.”
b. Fase Kerja

”Selamat pagi X.... sedang apa?”

“Sekarang adek main apa?”

“Bermain bola?”

“Boleh kakak lihat bolanya?”

“Wah bolanya bagus, adik suka bermain bola ya?”

“Memang adik idolanya siapa kalo main sepak bola ?”

“Messi? Wahhh hebat dong ! semoga nanti adek bisa jadi messi junior.”

“Ayah dan ibu pasti bangga dengan X ya... Baiklah X kakak akan berbicara lagi
dengan ibu, X terus berlatih ya..”

“Tadi ibu sudah melihat bagaimana cara menstimulasi inisiatif anak


ibu….sekarang ibu coba melakukannya….bagus sekali bu…”

“Jadi kalau X mau melakukan sesuatu jangan langsung dilarang, bahkan bisa
disuruh melakukan sesuatu. Pertahankan cara ibu mengasuh X semoga
perkembangannya akan bagus.”

“Agar perkembangan X lebih baik lagi apa rencana ibu?” “

“Bagus kalau begitu.....Apakah masih ada yang ingin ibu tanyakan ?”

c. Fase Terminasi

1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

 Evaluasi subjektif

“Nah Ibu, hari ini kita sudah mempraktikkan mengenai cara


menstimulasi perkembangan kemampuan adek X. Bagaimana perasaan
ibu setelah kita belajar mengenai cara menstimulasi perkembangan
kemampuan adek X?”

“Alhamdulillah jika ibu senang dan memahami”

 Evaluasi objektif
“Nah karena ibu sudah memahami terkait apa yang sudah kita
praktikkan tadi. Bisa tolong disampaikan kembali seperti apa cara
menstimulasi perkembangan anak bu, secara singkat saja bu sesuai
pemahaman ibu.”

“Wah bagus sekali ibu, benar jawabannya. Ibu memang sudah benar-
benar memahami apa yang sudah kita praktikkan tadi.

2) Rencana tindak lanjut

“Begini ibu, karena kita sudah mempraktikkan cara menstimulasi


perkembangan anak dan ibu juga sudah memahaminya. Bagaimana jika apa
yang sudah kita pelajari pada pertemuan ini kita masukkan dalam agenda
latihan adek X. Jadi nanti ibu bisa menuliskan keterangan pada agenda yang
sudah kita buat ini. Latihan kemampuan perkembangan apa saja yang sudah
dilakukan setiap harinya dan bagaimana respon adek X dalam melakukannya.
Hal ini bertujuan agar ibu dapat mengetahui tahapan kemampuan
perkembangan dari adek X. Bagaimana ibu, apakah ibu berkenan?”

3) Kontrak yang akan datang

 Topik
“Nah karena agenda latihan adek X sudah terbentuk, jadi saya harap
ibu dapat menerapkannya di rumah pada adek X ya bu. Ibu dan adek X
bisa kembali kesini satu minggu lagi ya bu untuk evaluasi agenda
latihan yang sudah adek X lakukan. Bagaimana apakah ibu berkenan?”
 Waktu
“Untuk waktunya mungkin sekitar 20 menit ibu, apakah ibu
berkenan?”
 Tempat
“Untuk tempatnya ibu ingin kita berbincang dimana untuk pertemuan
minggu depan bu?”
“Baiklah ibu, minggu depan kita akan berbincang di ruangan anak ya
bu.”
SP ANAK USIA SEKOLAH

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Klien dengan Harga Diri Rendah

Uraian kasus

An. X usia 7 tahun merupakan korban perceraian dari kedua orang tuanya. Saat ini An X
hanya tinggal berdua bersama ibunya. An X selalu mengatakan bahwa dirinya tidak pernah
diajak bermain dengan teman-temannya di sekolah, dan selalu diejek karena tidak memiliki
ayah. An X terlihat selalu murung ketika pulang dari sekolah dan mengatakan mulai malas
bersekolah. Ibunya juga mengatakan bahwa An. X sering menanyakan dimana ayahnya dan
mengapa dirinya tidak memiliki ayah seperti teman-temannya, sehingga membuat ibu An. X
khawatir akan keadaan anaknya. Ibu An. X terlihat sedih dan ingin menitihkan air mata
ketika anaknya menanyakan ayahnya.

SP 1 Keluarga : membina hubugan saling percaya dengan keluarga serta menjelaskan


ciri perkembangan anak usia sekolah yang normal dan menyimpang

1. Proses Keperawatan

a. Kondisi klien :
 DS :
Ibu An. X mengatakan bahwa dirinya khawatir akan keadaan anaknya.
 DO :
Ibu An. X terlihat sedih dan ingin menitihkan air mata ketika anaknya
menanyakan ayahnya
b. Diagnosa keperawatan : Harga diri rendah
c. Tujuan khusus :
 Keluarga memahami pengertian perkembangan anak usia sekolah
  Keluarga memahami ciri-ciri perkembangan anak usia 6  –   12 tahun yang
normal maupun menyimpang
 Keluarga mampu menyusun rencana stimulasi agar anak mampu berkarya
 Keluarga mampu menstimulasi kemampuan anak berkarya
d. Tindakan keperawatan :
 Jelaskan ciri-ciri perkembangan anak usia perkembangan anak usia 6 - 12
tahun yang normal 6 - 12 tahun yang normal maupun menyimpang
 Jelaskan pada keluarga cara menstimulasi kemampuan anak berkarya
(1) Melibatkan dalam kegiatan sehari - hari dirumah yang sederhana seperti :
membuat kue, merapikan kamar tidur.
(2) Puji keberhasilan yang dicapai anak.
(3) Diskusikan dengan anak harapannya dalam berinteraksi dan belajar.
(4) Tidak menuntut anak untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
kemampuannya (menerima anak apa adanya), membantu kemampuan
belajar.
(5) Tidak menyalahkan dan menghina anak.
(6) Beri contoh cara menerima orang lain apa adanya.
(7) Beri kesempatan untuk mengikuti aktivitas kelompok yang terorganisir.
(8) Buat/tetapkan aturan/disiplin di rumah bersama anak.
 Demonstrasikan dan latih cara menstimulasi kemampuan anak untuk berkarya.
 Bersama keluarga menyusun rencana stimulasi kemampuan berkarya anak.

2. Strategi Komunikasi

a. Fase orientasi
a) Salam terapeutik :
“Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya Robbal Bahrul Kamil, ibu bisa
panggil saya ners kamil. Disini saya yang akan merawat anak ibu”
“Apakah benar saya berbicara dengan ibu dari An. X?”
“Sebelumnya permisi ibu,kalau boleh tahu saya berbicara dengan ibu siapa
ya?”
b) Evaluasi validasi :
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?”
“Apakah ibu punya putra berusia 6-12 tahun?”
“Siapa namanya?”
“Bagaimana kabar anak ibu hari ini ?”
“Apakah ibu mempunyai kesulitan menghadapi perilaku An. X?”
c) Kontrak
 Topik :
“Baiklah jika begitu sebentar lagi kita akan memulai tindakannya ya
ibu,kita lakukan perbincangan dengan santai saja dan ibu ikuti arahan
atau saran yang saya berikan”
“Agar kemampuan An. X semakin berkembang,Bagaimana kalau kita
berbincang-bincang mengenai ciri khas perkembangan yang normal
dan menyimpang pada anak usia 6-12 tahun?”
 Waktu :
“Waktunya sekitar 20 menit ibu,apakah ibu bersedia?”
 Tempat :
“Ibu mau kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau di
ruangan ini saja?”
b. Fase kerja
“Baik ibu, sebelumnya apakah ibu tahu tentang perkembangan anak ibu secara normal
dan menyimpang?”
“Mari kita pelajari bersama perkembangan anak secara normal dan menyimpang.”
“Kemampuan utama anak di usia 6-12 tahun bisa bergaul dengan teman sebaya dan
tidak lagi bergantung pada orang tua, bisa menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan
kemampuannya baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga /masyarakat seperti
mulai membaca dengan lancar, menggambar, dapat menyusun benda berdasarkan
dimensi (tinggi dan berat). Apakah An.X sudah melakukan kemampuan yang kita
diskusikan tadi?”
“Wahh bagus sekali ya ibu. Untuk itu sekarang ibu menstimulasikan supaya
kemampuan lain dapat tercapai. Anak yang tidak bisa mencapai kemampuan tersebut
akan tidak percaya diri, malu, takut melakukan sesuatu. Jika hal ini dibiarkan,
ditakutkan anak dengan perkembangan yang menyimpang akan mengalami rendah
diri yang berkepanjangan.”
“Nahh selanjutnya kita akan pelajari bagaimana menstimulasi perkembangan anak
usia 6-12 tahun. Kali ini kita akan menstimulasi perkembangan motorik kasarnya ya
bu seperti bermain sepeda, mengejar dan melakukan olahraga. Apakah An.X sudah
melakukan hal tersebut?”
“Wahh bagus ibu. Ibu bisa memotivasi kemampuan yang An.X miliki agar
kemampuannya bisa tercapai.”
“Ibu dukungan dan support dari keluarga ataupun orang terdekat sangatlah penting
dalam kesehatan mental anak untuk mengembalikan nya ceria dan semangatnya
kembali”
“Ibu juga harus bisa terus membujuk dan memotivasi anak ibu untuk kembali
semangat bersekola,agar dia dapat berinteraksi dengan teman temannya kembali”
“Baiklah jika ibu sudah paham dan mengerti,untuk tindakan nya sudah selesai
ibu.Sebelumnya apakah ada hal-hal yang ingin ditanyakan?”
“Baik ibu jika sudah tidak ada yang ingin di tanyakan”
c. Fase terminasi
1) Evaluasi respon keluarga terhadap tindakan
 Evaluasi subyektif :
“Kita sudah selesai berbincang-bincang ya bu. Bagaimana perasaan ibu
setelah kita berbincang-bncang tadi?
 Evaluasi obyektif :
“Apakah ibu bisa menyebutkan kembali ciri perkembangan pada anak
usia 6-12 tahun?” “Wah bagus sekali ya ibu.ibu sudah bisa mengetahui
tentang ciri perkembangan anak usia 6-12 tahu baik yang normal
maupun yang menyimpang sehingga bisa dibandingkan dengan
perkembangan An. X”
“Alhamdulillah nampaknya ibu sudah cukup paham dan mengerti”
2) Rencana tindak lanjut :
“ Nanti ibu lihat perilaku mana yang tidak ada pada An. X dan bila
menyimpang kita akan diskusikan sama-sama pada pertemuan berikutnya”
3) Kontrak yang akan datang
 Topik :
“Sesuai dengan yang saya katakan tadi ibu,bahwasnya jika ada
perilaku yang menyimpang pada An. X maka kita akan mendiskusikan
pada pertemuan besok,agar kita dapat mengetahui dan tindakan apa
yang akan dilakukan selanjutnya”
 Waktu :
“Jika ibu bisa dan tidak berhalangan hadir,untuk waktunya besok
sekitar 30 menit dan saya akan menemui ibu kembali sekitar pukul
08.00 pagi. Apakah ibu bersedia?”
 Tempat :
“Untuk tempatnya ibu ingin tetap disini atau berpindah tempat saja ?
baiklah ibu jika ibu ingin ditaman maka besok kita berbincang-bincang
nya di taman saja ya bu?”
“Terimakasih ibu atas waktu dan kerjasamanya pada hari ini,,tetap
semangat ya ibu jangan lupa selalu ajarkan hal positif dan motivasi
untuk anak ibu,sampai jumpa besok hari”
“Mari ibu permisi”
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Keluarga Klien dengan Harga Diri Rendah

KASUS

An X usia 7 tahun merupakan korban perceraian dari kedua orang tuanya. saat ini An
X hanya tinggal berdua bersama ibunya. An X selalu mengatakan bahwa dirinya tidak pernah
diajak bermain dengan teman-temannya di sekolah, dan selalu diejek karena tidak memiliki
ayah. An X terlihat selalu murung ketika pulang dari sekolah dan mengatakan mulai malas
bersekolah. Ibunya juga mengatakan bahwa An X sering menanyakan dimana ayahnya dan
mengapa dirinya tidak memiliki ayah seperti teman-temannya. Ibu An X terlihat sedih dan
ingin menitihkan air mata ketika anaknya menanyakan ayahnya.

SP 2 Keluarga : Mendemonstrasikan dan mendiskusikan cara yang akan dilakukan


keluarga untuk menstimulasi perkembangan psikososial anak usia sekolah.

1. Proses Keperawatan

a. Kondisi klien

DATA SUBJEKTIF :

 Ibu An X mengatakan bahwa An X sering menanyakan dimana ayahnya dan


mengapa dirinya tidak memiliki ayah seperti teman-temannya.

DATA OBJEKTIF :

 Ibu An X terlihat sedih dan ingin menitihkan air mata ketika anaknya
menanyakan ayahnya.

b. Diagnosa keperawatan

Harga Diri Rendah

c. Tujuan khusus

4. Membangun hubungan saling percaya dengan pasien An X


5. Mendemonstrasikan atau mencontohkan dalam meningkatkan psikososial anak usia
sekolah pada pasien An X
6. Mendiskusikan cara yang akan dilakukan oleh keluarga pasien An X untuk
menstimulasi perkembangan pasien.

d. Tindakan keperawatan

1) Perawat membangun hubungan saling percaya yang baik dengan pasien An X.


2) Perawat bisa memberikan demonstrasi atau contoh dalam upaya meningkatkan
psikososial pasien An X pada keluarga pasien.
3) Perawat mendiskusikan bersama keluarga pasien An X mengenai cara yang akan
dilakukan untuk menstimulasi perkembangan pasien An X.

2. Strategi Komunikasi

a. Fase Orientasi

1) Salam
“Assalamualaikum ibu, selamat pagi.”
“Apakah betul ini dengan ibu dari pasien An X?”
“Kalau boleh tau biasa dipanggil dengan sebutan siapa ibu?”
“Baik ibu, perkenalkan saya perawat (…) yang bertugas pada pagi hari ini, utnuk
berdiskusi bersama ibu seperti kemaren ibu.”

2) Evaluasi validasi
”Apakah ibu masih ingat dengan diskusi kita kemaren tentang ciri-ciri
perkembambangan anak usia 6-12 tahun ibu?”
“Baik, hari ini kita akan mencoba cara yang dapat ibu lakukan untuk menstimulasi
perkembangan dari An X. Nanti ibu bisa langsung mencobanya.”
“Nah ini An X ya ibu, wah cantik sekali.”

3) Kontrak
a. Topik
“Baik ibu, sebentar lagi kita akan mencoba cara untuk menstimulasi
perkembangan anak ibu, apakah ibu bersedia?”
b. Waktu
“Baiklah ibu, kita akan berbincang-bincang kurang lebih 30 menit ya ibu.”
c. Tempat
“Untuk tempatnya ibu ingin berbincang dimana ya bu? Di ruangan ini saja atau di
taman bermain disana ibu?”
“Oh ditaman bermain saja ya ibu? Baik ibu, biar Adek X juga senang. Mari ibu
kita pindah kesana.”

b. Fase Kerja

“Selamat pagi. Perkenalkan saya perawat (...) yang bertugas pada pagi hari ini. Ini adek
X ya?”

“Senangnya dipanggil apa ya dek?”

“Adek sedang menggambar apa?”

“Gambarnya bagus lo, lihat dimana gambar seperti ini?”

“Ngarang sendiri? Hebat sekali adek, kakak tidak bisa menggambar seperti itu.”

“Menurut adek, apa warna yang cocok untuk bajunya?”

“Dinding rumahnya?”

“Wah adek pintar sekali memilih warnanya. Adek suka menggambar ya?”

“Sudah pernah ikut lomba?””

“Kalau nanti ada, mau ikut nggak?””

“Selain menggambar, apa saja yang adek sukai?””

“Artinya adek punya bakat ke arah itu. Senang sekali bisa bicara dengan adek. Tapi
maaf ya dek, kita sambung nanti ya ngobrolnya. Sekarang kakak mau bicara dengan
ibu adek.”

“Tadi ibu sudah melihat bagaimana saya membantu adek X mengenali kemampuannya,
ibu dapat meneruskan dengan memfasilitasi kegiatannya tersebut seperti membelikan
buku gambar, alat mewarnai dll yang anak ibu butuhkan agar anak ibu menjadi lebih
bersemangat dalam mengasah bakatnya. Ibu juga perlu melibatkan anak dalam
perlombaan supaya adek X lebih percaya diri dan dapat berinteraksi dengan teman-
teman sebayanya. Jangan lupa untuk senantiasa memujinya serta memberikan
dukungan dan motivasi pada setiap kegiatan yang dilakukan anak ibu. Bagaimana ibu,
apakah ibu sudah memahami atau ada yang ingin ditanyakan bu?”
“Baik jika belum ada. Oh iya selain itu ibu juga bisa mengobservasi kemampuannya
yang lain, seperti kegiatan sekolah, olahraga maupun kegiatan rumah tangga. Selain
menggambar, apa kegiatan yang sering adek X lakukan?””

“Wah jadi adek X sering membantu ibu memasak, nah ibu juga bisa melibatkan anak
ibu dalam kegiatan tersebut, karena memasak juga dapat membangun kepercayaan
diri, mengasah keterampilan, mengajarkan tanggung jawab serta dapat mempererat
hubungan ibu dengan adek X.”

c. Fase Terminasi

1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

a) Evaluasi subjektif

“Nah Ibu, hari ini kita sudah mempraktikkan mengenai cara menstimulasi
perkembangan kemampuan adek X. Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajar
mengenai cara menstimulasi perkembangan kemampuan adek X?”

“Alhamdulillah jika ibu senang dan memahami.”

b) Evaluasi objektif

“Nah karena ibu sudah memahami terkait apa yang sudah kita praktikkan tadi.
Bisa tolong disampaikan kembali seperti apa cara menstimulasi perkembangan
anak bu, secara singkat saja bu sesuai pemahaman ibu.”

“Wah bagus sekali ibu, benar jawabannya. Ibu memang sudah benar-benar
memahami apa yang sudah kita praktikkan tadi.”

2) Rencana tindak lanjut

“Begini ibu, karena kita sudah mempraktikkan cara menstimulasi perkembangan


anak dan ibu juga sudah memahaminya. Bagaimana jika apa yang sudah kita
pelajari pada pertemuan ini kita masukkan dalam agenda latihan adek X. Jadi nanti
ibu bisa menuliskan keterangan pada agenda yang sudah kita buat ini. Latihan
kemampuan perkembangan apa saja yang sudah dilakukan setiap harinya dan
bagaimana respon adek X dalam melakukannya. Hal ini bertujuan agar ibu dapat
mengetahui tahapan kemampuan perkembangan dari adek X. Bagaimana ibu,
apakah ibu berkenan?”

3) Kontrak yang akan datang


 Kontrak Topik
“Nah karena agenda latihan adek X sudah terbentuk, jadi saya harap ibu dapat
menerapkannya di rumah pada adek X ya bu. Ibu dan adek X bisa kembali
kesini satu minggu lagi ya bu untuk evaluasi agenda latihan yang sudah adek X
lakukan. Bagaimana apakah ibu berkenan?”
 Kontrak Waktu
“Untuk waktunya mungkin sekitar 20 menit ibu, apakah ibu berkenan?”
 Kontrak Tempat
“Untuk tempatnya ibu ingin kita berbincang dimana untuk pertemuan minggu
depan bu?”
“Baiklah ibu, minggu depan kita akan berbincang di ruangan anak ya bu.”

Anda mungkin juga menyukai