Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TUJUAN KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan 1

Disusun Oleh Kelompok 7:

1. Robbal Bahrul (19010134)


Kamil
2. Roby Luqmanul (19010135)
Hakim
3. Rodiyah (19010136)
4. Rohmatus Sifa (19010137)
5. Safitri Indah (19010138)
Maulidia
6. Sahrul (19010139)

Prodi S1 Ilmu Keperawatan STIKES dr.Soebandi Jember

Tahun Ajaran 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Komunikasi Keperawatan 1 yang berjudul “
Tujuan Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan dan Pentingnya Komunikasi antara
Perawat-Pasien, Perawat-Keluarga” ini dengan baik dan tepat pada waktu yang telah
ditentukan.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Emi sebagai dosen mata kuliah
Komunikasi Keperawatan 1. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan
dan harapkan untuk pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat memberikan manfaat dan solusi untuk pembaca sekalian.

Jember, 14 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar…………………………………………………………………………..

Daftar Isi…………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….


1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………………..
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi………………………………………………………..

2.2 Tujuan Komunikasi dalam Layanan Kesehatan…………………………………….

2.3 Pentingnya Komunikai antara Perawat-Pasien,Perawat-Keluarga…………………

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………

3.2 Saran…………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi berperan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai
bidang komunikasi merupakan faktor pertama dan utama agar hubungan dengan orang
lain dapat berjalan dengan lancar. Tanpa adanya komunikasi tentu akan membuat
pekerjaan ataupun aktivitas kita terganggu. Oleh sebab itu dapat kita lihat betapa besarnya
peranan komunikasi dalam kehidupan kita.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud komunikasi?
2. Apa tujuan komunikasi dalam layanan kesehatan?
3. Apa pentingnya komunikasi antara perawat-pasien, perawat-keluarga?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian komunikasi.
2. Mengetahui tujuan komunikasi dalam layanan kesehatan.
3. Mengetahui pentingnya komunikasi antara perawat-pasien, perawat-keluarga.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin Coomunicare yang berarti berpartisipasi
atau memberitahukan. Komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia baik
individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi
adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah
berkomunikasi dengan lingkungannya.Widjaja (2008:1). Menurut Suprapto (2011:6)
komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia.

2.2 Tujuan Komunikasi Dalam Layanan Kesehatan

Dalam kehidupan sehari-hari, atau lebih spesifik kehidupan perawat dalam


menjalankan perannya, perawat tidak dapat lepas dari keberadaan orang lain. Hubungan
yang baik akan sangat membantu perawat dalam menjalankan tugasnya, baik kepada
teman sejawat, tim kesehatan yang lain maupun kepada klien dan keluarga klien.
Kepentingan perawat untuk mendapatkan atau menyampaikan laporan yang jelas dan
lengkap dari teman sejawat (perawat) yang jaga dinas sebelumnya, menerima order atau
menyampaikan perkembangan klien kepada tim kesehatan lain (dokter, petugas gizi,
fisioterapis atau petugas kesehatan yang lain) serta menyampaikan informasi yang jujur
dan jelas kepada klien dan keluarga klien adalah contoh betapa pentingnya komunikasi
yang efektif bagi perawat dalam menjalankan tugasnya. Secara umum, tujuan
komunikasi adalah

1) Supaya pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti orang lain (komunikan). Dalam
menjalankan perannya sebagai komunikator, perawat perlu menyampaikan pesan
dengan jelas, lengkap dan sopan. Hal ini sangat penting agar pesan kita dapat diterima
oleh klien, teman sejawat maupun kolega, sehingga tujuan bersama dalam membantu
kesembuhan klien dapat dicapai.

2) Memahami orang lain. Sebagai komunikator, proses komunikasi tidak akan dapat
berlangsung dengan baik bila perawat tidak dapat memahami kondisi atau apa yang
diingin oleh klien (komunikan). Pemahaman ini sangat penting agar proses
komunikasi dapat berlangsung secara efektif.

3) Supaya gagasan dapat diterima orang lain.Selain sebagai komunikator, perawat juga
sebagai educator yaitu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien. Peran ini akan
efektif dan berhasil bila apa yang disampaikan oleh perawat dapat dimengerti dan
diterima oleh klien.

4) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.Mempengaruhi orang lain untuk


mau melakukan sesuatu sesuai keinginan kita bukanlah hal mudah, disini perlu adanya
pendekatan-pendekatan yang jitu agar orang lain (klien) percaya dan yakin bahwa apa
yang kita harapkan untuk dilakukan tersebut benar-benar dapat bermanfaat bagi klien
atau komunikan yang lain. Upaya ini dapat dilakukan dengan pendekatan yang
persuasive dan demonstratif agar komunikan dapat melakukan dengan benar apa yang
diharapkan komunikator.Secara singkat dapat kita katakana bahwa tujuan komunikasi
adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan komunikator
diterima oleh orang lain (komunikan). Sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai
tanggung jawab sesuai dengan tugas dan wewenangnya, secara umum komunikasi
yang dilakukan perawat mempunyai tujuan dan target yaitu:

1) Social change/social participation,

2) Attitude change,

3) Opinion change, dan

4) Behavior change

Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan agar pelayanan keperawatan yang


diberikan dapat berjalan efektif. Kemampuan komunikasi yang efektif ini merupakan
keterampilan yang harus dimiliki oleh perawat profesional.

2.3 Pentingnya Komunikasi antara Perawat-Pasien, Perawat-Keluarga

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam
menjalankan dan mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan
terjalin bila setiap individu melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan
kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial
dengan orang lain merupakan hasil dari suatu komunikasi. Komunikasi dalam hal ini
menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas diri setiap manusia sebagai
bagian dari sistem sosial.

Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yang


sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok. Komunikasi
yang terputus akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau
kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem
dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi.

Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk


meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya.
Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen
eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya.
Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen
eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja di
rumah sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal.
Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk keperawatan, unsur penunjang
lainnya, unsur adminitrasi sebagai provider merupakan gambaran dari sisi konsumen
internal. Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa
pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat
yang ada di rumah sakit.Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit,
diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat
dalam sistem tersebut.

Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau menjadi sumber stres, pada
umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi yang
buruk.Keperawatan yang menjadi unsur terpenting dalam memberikan pelayanan dalam
hal ini perawat berperan sebagai provider. Fokus perhatian terhadap buruknya
komunikasi juga terjadi pada tim keperawatan. Hal ini terjadi karena beberapa sebab
diantaranya adalah:

(1) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat melakukan
intraksi dengan klien.

(2) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah
secara terapeutik.

(3) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang berdampak
terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.

Seorang perawat harus memfasilitasi tumbuhnya hubungan komunikasi dengan


kejujuran bersikap positif, empati bukan simpati, menerima klien apa adanya, sensitif
terhadap persaan klien, mampu melihat permasalahan dari mata klien. Dengan perawat
memfasilitasi ini, klien dapat merasa nyaman dan merasa klien dihargai dan hal ini bisa
menimbulkan respon klien yang mempengaruhi kesembuhan klien. Para tenaga
kesehatan harus mengoptimalisasikan hubungan komunikasi antara perawat-klien dan
perawat-keluarganya agar klien yang sakit mendapat kenyamanan dan mengetahui segala
hal tentang penyakitnya, cara kesembuhannya, aturan-aturan untuk kesehatan klien.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai komunikasi kesehatan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa komunikasi merupakan penyampaian informasi yang berisi ide, perasaan,
perhatian, makna, serta pikiran yang diberikan oleh pengirim informasi kepada penerima
informasi dengan harapan si penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk
mengubah sikap dan perilakunya. Komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan
nonverbal. Komunikasi verbal yang paling baik miliki setiap individu adalah sikap asertif
yaitu tidak menang sendiri dan tidak terlalu menahan diri terhadap intervensi orang lain.
Untuk mendapatkan komunikasi yang efektif harus memerhatikan syarat-syarat dalam
berkomunikasi antara lain saling menghormati, empati, penyampaian jelas, dan rendah
hati. Dalam kehidupan tidak mungkin akan berkomunikasi dengan diri sendiri, tetapi
juga perlu berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi terdiri dari
komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi, komunikasi massa, dan komunikasi interkultural. Komunikasi yang dilakukan
dengan juga pasti tidak akan selalu berjalan lancar, terdapat berbagai hambatan yang
mengharuskan pihak yang berkomunikasi mengondisikannya. Hambatan dalam
berkomunikasi dapat berasal dari pengirim pesan, penerima pesan, lingkungan sekitar,
maupun dari pesan itu sendiri.

3.2 Saran
Penulis memberikan saran agar kiranya Mahasiswa-mahasiswi STIKES dr. Soebandi
khususnya pada prodi S1 Keperawatan agar dapat berkomunikasi dengan baik yaitu
dengan memperhatikan penggunaan bahasa yang mudah dimengerti serta penekanan
kalimat yang jelas supaya hubungan perawat dan klien semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://komkes3.blogspot.com/2016/03/makalah-komunikasi-kesehatan-1.html?m=1

https://www.scribd.com/doc/126705660/Makalah-Komunikasi-Dalam-Pelayanan-Kesehatan

https://www.academia.edu/36593589/Buku_Ajar_Komunikasi_Pelayanan_Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai