Anda di halaman 1dari 4

I.

Lokasi dan Waktu Praktikum


Hari : Rabu
Tanggal : 16 November 2016
Tempat : Laboratorium Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
II. Materi
PEMERIKSAAN DISSOLVED OXYGEN (DO) / OKSIGEN TERLARUT
(Metode : Modifikasi Winkler)
III. Dasar Teori
Proses aerasi biasa dilakukan pada pengelolaan air untuk suatu tujuan tertentu.
Aerasi dapat menurunkan kandungan gas-gas terlarut,seperti CO2 atau H2S, bahkan
dapat menghilangkan besi dan mangan. Aerasi juga dapat dilakukan untuk tujuan
memperbaiki rasa dan bau pada proses penyediaan air minum.
Adanya oksigen yang terlarut (DO) dalam air dapat meningkatkan aktivitas
kehidupan ikan dan organisme-organisme yang lebih kecil dalam air. Sebaliknya, ada
oksigen terlarut yang cukup tinggi dalam air dapat menyebabkan korosi, apalagi pada
sistem saluran air panas. Untuk itu pada beberapa industri tidak dikehendaki adanya
kandungan oksigen terlarut yang tinggi dalam air yang akan digunakan untuk proses
industri, terutama yang menggunakan alat-alat dari besi.
Pada pemeriksaan oksigen terlarut ini akan mengalami beberapa proses reaksi,
yang mana pada tahap awal oksigen diendapkan sebagai MnO 2 (berwarna kuning
coklat) dengan penambahan Mn dalam suasana basa. Dengan penambahan asam
kuat, MnO2 akan larut. Yang selanjutnya mengoksidasi Iodide (I-) menjadi Iodium
(I2). Iodium yang membentuk ditentukan dengan larutan natiosulfat dengan indikator
amylum.

IV. Alat dan Bahan

v Alat :

1. Botol oksigen vol 200/250 ml

2. Peralatan titrasi dengan buret basa


3. Labu Erlenmeyer 250 ml

4. Gelas ukur 500 ml

5. Pipet ukur

6. Pipet tetes

7. Statif

8. Biuret Basa

v Bahan :

1. Larutan MnSO4 20%

2. Reaksi O2 berisi NaOH + KI

3. H2SO4 pekat

4. Titrasi Na2S2O3 0,025 N

5. Indikator larutan amylum 2%

V. Langkah Kerja

1. Botol oksigen yang telah diukur volumenya diisi dengan sampel sampai penuh, lalu
ditutup.

2. Apabila diperkirakan zat organiknya tinggi, maka perlu dihilangkan dulu.

3. Ditambah larutan MnCl2 / MnSO4 2 ml dan perekasi O2 3 ml. Botol ditutup (larutan
yang tumpah ditampung), digojog kuat-kuat.

4. Diamkan sebentar, bila endapan berwarna putih berarti oksigen terlarut tidak ada
(pemeriksaan tidak perlu dilanjutkan), dan apabila timbul endapan berwarna kuning-
coklat berarti ada oksigen terarut (pemeriksaan dilanjutkan).
5. Hitung koreksi volume cairan yang tumpah (X)

V
X  200(  1)
V P

V = Volume botol oksigen

P = Jumlah volume perekasi yang ditambahkan

6. Ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat, gojog bolak-balik hingga endapan larut.

7. Diambil (200+X) ml dengan gelas ukur, dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer


500ml.

8. Dititrasi dengan larutan standar Na. Tiosulfat 1/40 N sampai warna kuning muda.

9. Kemudian ditambah 1-2ml indikator amylum dan dilanjutkan titrasi lagi hingga
warna bitu tepat hilang.

VI. Perhitungan

1) Perhitungan Koreksi X

V
X  200(  1)
V P

300
X  200(  1)
300  5

= 200 (1,017-1)
= 3,4
2) Perhitungan Kadar Oksigen Terlarut
= 9,2 mg/l

VII. Pembahasan

Pemeriksaan kali ini dilakukan untuk mengetahui kadar DO dalam air sampel
kadar DO dengan cara mereaksi air sampel dengan 2 ml MnSO4 20% dan 3 ml pereaksi
O2. Pemeriksaan DO tidak dilanjutkan apabila timbul warna putih (endapan), karena
pemeriksaan ini timbul endapan berwarna coklat maka pemeriksaan dilanjutkan.
Selanjutnya larutan dalam botol oksigen yang telah diketahui volumenya yaitu 280 ml,
ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat hingga endapan larut. Sebelum dititrasi larutan tersebut
dipindah kedalam labu erlenmeyer untuk memudahkan titrasi. Larutan yang dimasukkan
kedalam labu erlenmeyer adalah 200 ml + 3,4 ml, kemudian dititrasi dengan Na2S2O3
0,025 N sampai warna kuning kecoklatan berubah menjadi kucing jerami, lalu ditambah
indikator amylum hingga timbul warna biru. Sesudah itu titrasi dilanjutkan hingga warna
biru tepat hilang. Volum titrasi yaitu 9,2 ml. Dari hasil percobaan diatas didapatkan kadar
DO sebesar 9,2 mg/L. Maka kualitas air sampel bisa dikatakan baik bila dibandingkan
dengan PerMenKes 416 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan larutan air,
karena DO diatas kadar minimal yang ditentukan yaitu 4,0 mg/L.

VII. Kesimpulan

Dari percobaan diatas didapatkan hasil pemeriksaan kadar DO sebesar 9,2 mg/L,
O2 dalam air sangatlah penting karena berfungsi untuk kehidupan biota air dan DO atau
O2 terlarut bisa digunakan unruk self purification.

Anda mungkin juga menyukai