Bahaya Syirik Bagi Manusia

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

BAHAYA SYIRIK PADA MANUSIA

Dosen Pembimbing : Rika Yati,S.Sos.I

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

Karmila
Rahnu Rezki Al-luthfi

PRODI NON REGULER S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Bahaya Syirik Bagi Manusia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Bahaya Syirik Bagi Manusia bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Umi Rika Yati,S.Sos.I selaku dosen
mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pontianak,29 september 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 5
D. Metode Penulisan .......................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Syirik ........................................................................... 6
B. Klasifikasi Dosa Syirik ................................................................. 6
C. Bentuk-bentuk Syirik .................................................................... 8
D. Macam-macam Syirik ................................................................... 8
E. Bahaya Syirik Bagi Manusia ........................................................ 9
F. Mewaspadai Syirik yang Berbalut Tradisi .................................... 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sebagai agama yang mempunyai kitab suci menjadi pegangan bagi
seluruh pemeluknya. Dalam pembagian agama menurut bentuk sumbernya, Islam
dikategorikan sebagai agama teks, dalam arti bahwa asas-asas umum yang menjadi
landasan berdirinya agama tersebut bahkan juga doktrin-doktrinnya didasarkan
pada dua teks yang otoritatif yakni Al-Qur’an dan hadis. (Dzuhayatin, 2002)
Kedudukan hadis sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an tidaklah
dapat dipungkiri bagi umat Islam. Karena dengan adanya hadis dan sunnah itulah
ajaran Islam menjadi jelas, rinci dan spesifik. Dan Islam menjadi satu-satunya yang
dapat menyelamatkan dunia dari kejahatan. Sebab, hanya agama Islam yang
memiliki solusi rinci terhadap semua permasalahan manusia pada kehidupan
masyarakat. (Arifin, 2010)
Secara khusus Al-Qur’an mengatur kehidupan muslim, baik yang
berhubungan dengan vertical dan horizontal. Sesuai dengan fitrah Islam itu sendiri
sebagai rahmat bagi segenap semesta harus memberikan manfaat terhadap orang
lain. Al-Qur’an dengan jelas ketika membahas masalah tauhid atau keesaan Allah,
karena itu menjadi pondasi dari kepercayaan untuk melakukan ibadah. Muslim
yang imannya kuat, akan melakukan sesuatu karena Allah dan selalu kembali pada
yang Maha Kuasa tanpa menuhankan selain-Nya. (Maududi, 2005)
Keyakinan Muslim harus selalu membenarkan terhadap adanya Allah yang
satu, seseorang yang tidak mengetahui hanya ada satu tuhan, Allah satu pencipta,
pengatur dan pemelihara alam semesta dan tidak sesuatupun menyamai-Nya,
manusia tersebut akan jauh dan salah memilih Tuhan. Maka dari itu, pemahaman
tentang ketuhanan harus menjadi awal keseriusan untuk menjalani perintah agama.
(Maududi, 1996)
Berbeda jika melihat pada sejarah tentang revolusi kepercayaan manusia,
yang percaya kepada kekuatan diluar dirinya, bisa ditemukan dari sejarah
kehidupan primitif yang memiliki keyakinan atas fenomena alam. Pohon-pohon,
sungai, gunung- binatang dan lainnya diasumsi mempunyai kekuatan luar biasa dan
terdapat roh suci yang patut dijadikan dewa. Ritualpun dilakukan untuk
menumpahkan kepercayaannya untuk mendapat perlindungan pada dewa atas
semua kejadian dalam hidupnya. Kepercayaan terhadap dewa-dewa berkembang
dengan memberikan title dan pangkat pada setiap satu dewa yang karakternya
berdeda-beda. Dewa itu memilki kemauan dan keinginan, melalui tokoh-tokoh
kepercayaannya mulailah disusun hikayat-hikayat atau mitos-mitos tentang dewa,
tentang upacara dan doa-doa dalam mengabdi pada dewa tersebut.
B. Rumusan masalah
a. Apa Itu Syirik?
b. Apa Saja Klasifikasi Dosa Syirik?
c. Apa Saja bentuk-bentuk Syirik?
d. Apa saja macam-macam Syirik?
e. Apa bahaya syirik manusia?
f. Bagaimana mewaspadai syirik yang berbalut tradisi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
a. Untuk Mengetahui Pengertian Syirik
b. Untuk Mengetahui Klasifikasi Dosa Syirik
c. Untuk Mengetahui Bentuk-bentuk Syirik
d. Untuk Mengetahui Macam-macam Syirik
e. Untuk Mengetahui Bahaya Syirik Bagi Manusia
f. Untuk Mengetahuin Cara mewaspadai syirik yang berbalut tradisi
Tujuan Khusus :
Agar Mahasiswa Mampu Mendiskripsikan, Mengidentifikasi, Serta Menjauhi
Perbuatan Syirik dalam kehidupan sehari-hari.
D. Metode Penulisan
Penyusun menggunakan metode kepustakaan dengan mempelajari buku-
buku referensi yang terkait dengan maslaah psikososial serta melalui diskusi antar
sesama anggota kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Syirik berasal dari kata syarika, yasroku, syirkon. Syarika artinya bercampur,
bergabung atau mempersekutukan. Sedangkan menurut terminologi syirik adalah
perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. (Margiono
2011)
Syirik dalam asma-asmanya atau sifat-sifatnya adalah pendustaan terhadap
Allah dan kedustaan kepada-Nya. Karenanya, syirik jenis ini dikategorikan kufur.
Jika dalam ibadah kepada Allah terdapat unsur ibadah kepada selain-Nya, ibadah
tersebut dianggap kekufuran dan pendustaan kepada-Nya (Rahman, 2009). Allah
berfirman sebagai berikut :
ُ ‫اْﳊﻜﻴ اﻟْﻌﺰﻳﺰ اﻟﻠﱠﻪ ﺷﻬﺪ ﻫﻮُ إﻻ إﻟﻪ ﻻ ﺑﺎﻟْْﻘﺴﻂ ﻗﺎﺋًﻤﺎ اﻟْﻌﻠْﻢ وأوﻟﻮ واﻟْﻤﻼﺋﻜﺔ ﻫﻮُ إﻻ إﻟﻪ ﻻ أﻧﱠﻪ‬
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S.Ali
Imran:18).3

B. Klasifikasi Dosa Syirik


Di lihat dari sifat dan tingkat sanksinya syirik dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:

1. Syirik Besar (asy-syirku al-akbar), adalah menjadikan bagi Allah sekutu


(niddan) dia berdoa kepada hanya seperti berdoa kepada Allah. Ia takut,
harap, dan cinta kepadanya seperti ibadah kepada Allah Syirik besar adalah
memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a
kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan menyembelih
kurban atau bernadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau
syaitan, dan lainnya. Atau seseorang takut kepada orang mati yang akan
membahayakan dirinya, atau mengharapkan sesuatu kepada selain Allah
yang tidak kuasa memberikan manfaat ataupun madarat, atau seseorang
yang meminta sesuatu kepada selain Allah, menghilangkan kesulitan dan
selain itu dari berbagai macam bentuk ibadah yang tidak boleh di lakukan
melainkan di tujukan kepada Allah saja. Syirik besar dapat mengeluarkan
pelakunya dari agama islam dan menjadikannya kekal di dalam neraka, jika
ia meninggal dalam kadaan musyrik dan belum bertaubat darinya. Syirik
besar ada yang zahirun jaliyun (tampak nyata), seperti menyembah berhala,
matahari bulan, bintang, malaikat dan benda-benda tertentu, Syirik besar
inilah yang dosanya tidak akan diampuni oleh Allah, kecuali dia bertobat
sebelum meninggal.
2. Syirik Kecil (asy-syirku al-asgar), adalah semua perkataan dan perbuatan
yang akan membawa seseorang kepada kemusyrikan. Syirik kecil termasuk
perbuatan dosa yang di khawatirkan akan menghantarkan pelakunya kepada
syirik besar.
Syirik kecil ada 2 macam :
a. Syirik zhahir (nyata), yaitu syirik kecil dalam bentuk ucapanan
perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan selain
nama Allah, Rassulullah s.a.w. bersabda: “barang siapa bersumpah
dengan selain nama Allah maka ia telah berbuat kufur atau syirik”, syirik
dan kufur yang di maksud di sini adalah syirik dan kufur kecil Adapun
contoh syirik dalam perbuatan yaitu seperti memakai gelang, benang, dan
sejenisnya sebagai pengusir atau penangkal marabahaya. Seperti
menggantungkan jimat (tamimah) karena takut dari ‘ain (mata jahat) atau
lainnya. Jika seseorang meyakini bahwa kalung, benang atau jimat itu
sebagai penyerta untuk menolak marabahaya dan menghilangkannya,
maka perbuatan ini adalah syirik ashghar. Karena Allah tidak menjadikan
sebab-sebab (hilangnuya marabahaya) dengan hal-hal tersebut. Adapun
jika ia berkeyakinan bahwa dngan memakai gelang, kalung atau yang
lainnya dapat menolak atau mengusir marabahaya, maka perbuatan ini
adalah syirik akbar (syirik besar) karena ia menggantungkan diri kepada
selain Allah.
b. Syirik khafi (tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat,
seperti riya’ (ingin dipuji orang) dan sum’ah (ingin di dengar orang, dan
lainnya, seperti melakukan suatu amal tertentu untuk mendekatkan diri
kepada Allah, tetapi ia ingin mendapatkan pujian manusia, misalnya
dengan memperbagus shalatnya (karna di lihat orang) atau bershadaqah
agar dipuji.
Jadi, syirik kecil adalah semua perkataan atau perbuatan yang akan membawa
seseorang kepada kemusyrikan. Jika orang yang melakukan syirik kecil meninggal
sebelum bertobat dan diakhirat ternyata Allah tidak berkenan mengampuninya, ia
akan masuk neraka.

C. Bentuk-Bentuk Syirik
Saikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, syirik ada dua macam, pertama syirik
dalam rububiyyah, yaitu menjadikan sekutu selain Allah yang mengatur alam
semesta. kedua, syirik dalam uluhiyah, yaitu beribadah (berdo’a) kepada selain
Allah baik dalam bentuk do’a ibadah maupun doa masalah. Umumnya yang
dilakukan manusia adalah menyekutukan dalam uluhiyah Allah, yaitu dalam hal-
hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seprti berdo’a kepada selain Allah di
samping berdoa kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti
menyembelih kurban, bernadzar, berdo’a, dan sebagainya kepada selain Allah.
(Rahman, 2009)

D. Macam-Macam Syirik
Berdasarkan klasifikasi secara umum, syirik dibagi menjadi 4 jenis yaitu
sebagai berikut:
1. Syirkul ‘ilm, inilah syirik yang umumnya terjadi pada ilmuan. Mereka.
mengagungkan ilmu sebagai segalanya. Mereka tidak mempercayai
pengetahuan yang diwahyukan Allah. Sebagai contoh , mereka mengatakan
bahwa manusia berasal dari kera, mereka juga percaya bahwa ilmu
pengetahuan akhirnya akan dapat menemukan formula agar manusia tidak
perlu mengalami kematian.
2. Syirkut-tasyaruf, syirik jenis ini pada prinsipnya disadari atau tidak oleh
pelakunya menentang bahwa Allah Maha Kuasa dan segala kendali atas
penghidupan manusia berada di tangan-Nya. Mereka percaya adanya
perantara itu mempunyai kekuasaan. Contohnya, kepercayaan bahwa Nabi
Isa a.s anak Tuhan, percaya pada dukun, tukang sihir atau sejenisnya.
3. Syirkul-‘Ibadah, ini adalah syirik yang menuhankan pikiran,ide-ide, dan
fantasi. Mereka hanya percaya pada fakta-fakta konkret yang berasal pada
pengalaman lahiriyah. Misalnya seorang ateis memuja ide pengingkaran
terhadap Tuhan dalam berbagai bentuk kegiatan.
4. Syirkul-addah, ini adalah percaya pada tahayul. Sebagai contoh, percaya
bahwa angka 13 itu adalah angka sial sehingga tidak mau menggunakan
angka tersebut, menghubungkan kucing hitam dengan kejahatan. (Margiono,
2011)

E. Bahaya Syirik Bagi Kehidupan Manusia


Perbuatan syirik (menyekutukan Allah) menyebabkan kerusakan dan bahaya
yang besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Di antara kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik adalah : (Solihan, 1990)
1. Syirik merendahkan eksistensi kemanusiaan, derajat dan martabatnya. Sebab
Allah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi. Allah
memuliakannya, mengajarkan seluruh nama-nama, lalu menundukkan
baginya apa yang ada di langit dan di bumi semuanya. Allah telah menjadikan
manusia sebagai penguasa di jagad raya ini. Tetapi kemudian ia tidak
mengetahui derajat dan martabat dirinya. Ia lalu menjadikan sebagian dari
makhluk Allah sebagai Tuhan dan sesembahan. Ia tunduk dan menghinakan
diri kepadanya.
2. Syirik adalah sarang khurofat dan kebatilan. Dalam sebuah masyarakat yang
akrab dengan perbuatan syirik, “Barang dagangan” dukun, tukang nujum, ahli
nujum, ahli sihir dan yang semacamnya menjadi laku keras. Sebab mereka
mendakwahkan (mengklaim) bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang
sesungguhnya tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah. Jadi dengan
adanya mereka, akal manusia dijadikan siap untuk menerima segala macam
khurofat atau takhayul serta mempercayai para pendusta (dukun). Sehingga
dalam masyarakat seperti ini akan lahir generasi yang tidak mengindahkan
ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta meremehkan sunnatullah (ketentuan
Allah).
3. Syirik adalah kedzoliman yang paling besar. Yaitu dzalim terhadap hakikat
yang agung yaitu (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah).
Adapun orang musyrik mengambil selain Allah sebagai Tuhan serta
mengambil selain-Nya sebagai penguasa. Syirik merupakan kedzaliman dan
penganiayaan terhadap diri sendiri. Sebab orang musyrik menjadikan dirinya
sebagai hamba dari makhluk yang merdeka. Syirik juga merupakan
kezhaliman terhadap orang lain yang ia mempersekutukan dengan Allah
karena ia telah memberikan sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya.
4. Syirik sumber dari segala ketakutan dan kecemasan. Orang yang akalnya
menerima berbagai macam khurofat dan mempercayai kebatilan,
kehidupannya selalu diliputi ketakutan. Sebab dia menyandarkan dirinya
pada banyak tuhan. Padahal tuhan-tuhan itu lemah dan tak kuasa memberikan
manfaat atau menolak bahaya atas dirinya.Karena itu, dalam sebuah
masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan, putus asa dan ketakutan tanpa
sebab merupakan suatu hal yang lazim dan banyak terjadi. Allah berfirman
ُ‫وﻣﺄْواُﻫﻢ ﺳﻠْﻄﺎﻧًﺎ ﺑﻪ ﻳـُﻨـﱢﺰْل ﳊْ ﻣﺎ ﱠﻪ ﺑﺎﻟﻠ أُ ُْﺷﺮﻛﻮا ﳊﺎ اﻟﱡْﺮﻋﺐ ﻛﻔﺮوا اﻟﱠﺬﻳﻦ ﻗـﻠﻮب ﰲ ﺳﻨـﻠْﻘﻲ‬
‫ﲔ اﻟﻈﱠﺎﻟﻤ ﻣﺜـﻮىُُْ وﺑﺌْﺲ اﻟﻨﱠﺎر‬

“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa takut
disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah
sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka
adalah Neraka, dan itulah seburuk- buruk tempat tinggal orang-orang
dhalim”. (Ali-Imran: 151).
5. Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Syirik
mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mengandalkan para perantara,
sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan
perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya
syafa’at di sisi Allah. Begitu pula orang-orang kristen melakukan berbagai
kemungkaran, sebab mereka mempercayai Al-Masih telah menghapus dosa
dosa mereka ketika di salib. Sebagian umat Islam mengandalkan syafaat
Rasulullah SAW tapi mereka meninggalkan kewajiban dan banyak
melakukan perbuatan haram. Padahal Rasul SAW berkata kepada putrinya:
“Wahai Fathimah binti Muhammad, mintalah dari hartaku sekehendakmu
(tetapi) aku tidak bermanfaat sedikitpun bagimu di sisi Allah”. (HR. Al-
Bukhari). (Shibab, 2002)
6. Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka. Syirik menyebabkan
kesia-siaan dan kehampaan di dunia, sedang di akhirat menyebabkan
pelakunya kekal di dalam Neraka. Allah berfirman:
ْ ‫وﻣﺎ اﻟﻨﱠﺎر وﻣﺄْواﻩ اْﳊﻨﱠﺔ ﻋﻠﻴْﻪ اﻟﻠﱠﻪ ﱠﺣﺮمُ ﻓـﻘْﺪ ﺑﺎﻟﻠﱠﻪ ﻳْﺸﺮْك ﻣ‬
‫ﻦ إﻧﱠﻪ ورﺑﱠﻜْﻢُ ﱢرﳊ اﻟﻠﱠﻪ وا اﻟﱠﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮُ ﻟﻘْﺪ‬
‫أﻧْﺼﺎٍر ﻣﻦُْ ﻟﻠﻈﱠﺎﻟﻤ ﲔ‬
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka
pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, dan
tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun”
7. Syirik memecah belah umat, “Dan janganlah kamu termasuk orang-orang
yang memper-sekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah
agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan
merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”. (Ar-Ruum: 31-
32).
Itulah berbagai kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan perbuatan syirik.
Yang jelas Syirik merupakan penyebab turunnya derajat dan martabat manusia ke
tempat paling hina dan paling rendah.
Adapun pendapat lain yang mengatakan bahwa Perbuatan syirik, baik itu
syirik besar maupun syirik kecil mempunyai bahaya dan dampak buruk sangat besar
bagi perilakunya, antara lain:
1. Bahaya Syirik Besar (syirik al-akbar)
c. Tidak mendapatkan ampunan Allah jika sampai meninggal dunia orang
yang melakukan syirik besar tersebut tidak bertaubat kepada-Nya. Allah
berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan
Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa besar.” (Q.S. An-Nisa: 48).
d. Pahala amal-amal kebajikan yang telah dilakukannya menjadi terhapus
atau sia-sia dihadapan-Nya. Allah berfirman, “Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah
mereka kerjakan.” (Q.S. Al-An’am: 88). Dalam surah lain Allah
berfirman, “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah
amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Q.S. Az-
Zumar: 65)
e. Mendapatkan siksa yang kekal dalam neraka, Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal didalamnya.
Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (Q.S. Al-Bayyinah: 6). “Dan
supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan
orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu
berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapatkan giliran
(kebinasaan) kebinasaan yang amat buruk dan Allah memurkai dan
mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka jahanam. Dan
(neraka jahanam) itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (Q.S. Al-Fath: 6)
2. Bahaya Syirik Kecil (syirik al-asghar)
a. Menjadikan tertolak dan tidak diterimanya amal perbuatan tersebut di sisi-
Nya. Allah telah berfirman dalam hadits qudsi: “Aku adalah yang paling
tidak suka untuk diisekutukan. Oleh karena itu, barang siapa mengerjakan
suatu amal (ibadah) untuk-Ku dan untuk selain-Ku, maka akan Aku
tinggalkan amal tersebut dan persekutuannya.” (HR. Muslim)
b. Menjadikan amal perbuatan tidak ada nilai pahalanya di sisi-Nya. Allah
berfirman “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan
si penerima), seperti orang-orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah,
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak
bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka
usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.” (Q.S. Al-Baqarah: 264).
c. Menjadikan amal tersebut hanya mempunyai nilai duniawi dan sesuai
motivasi orang yang bersangkutan. Rasulullah SAW bersabda, “Barang
siapa berbuat agar perbuatannya itu didengar oleh orang lain, maka Allah
akan memperdengarkan perbuatan tersebut kepada orang lain. Dan barang
siapa berbuat agar perbuatannya tersebut dilihat orang lain, maka Allah
akan memperlihatkan perbuatan tersebut kepada orang lain (tanpa ada
pahala di sisi Allah) (HR. Muslim) (Rasyid & El-Sutha, 2016).

F. Mewaspadai Syirik yang Berbalut Tradisi


Karena begitu besarnya dosa dari perbuatan syirik, maka Allah mewanti-
wanti setiap orang beriman untuk menghindarkan diri dari segala bentuk perbuatan
syirik, termasuk perbuatan syirik yang berbalut tradisi. Karena pada masa jahiliyah
pun, sebenarnya kaum jahiliyyah mempercayai adanya Allah, namun karena
mereka adalah orang-orang yang memegang teguh tradisi, maka mereka
menyekutukan Allah dengan sesembahan yang lain, atau juga sengaja membuat
sesembahan lain sebagai sarana untuk menyampaikan doa, keinginan atau sebagai
sarana mendekatkan diri kepada Allah. Allah berfirman:

ََّ ‫ٱّللَِ ُز ۡلفَىََ ِإ‬


َ‫ن‬ َ َّ ‫َوٱلَّذِينَََٱت َّ َخذُواََ ِمنَدُونِِۦَهَأ َ ۡو ِليَا ََءَ َماَنَعۡ بُدُهُ َۡمَ ِإ‬
ََّ َ‫ّلَ ِليُقَ ِربُونَاََ ِإلَى‬
َۡ ‫ّلَيَهۡ دِيَ َم‬
َ‫نَ ُه ََوَ َكذِبََ َكفَّار‬ َ َ ََ‫ٱّلل‬ ََّ ِ‫ٱّللََيَ ۡح ُك َُمَبَ ۡينَ ُه َۡمَفِيَ َماَ ُه َۡمَفِي َِهَيَ ۡخت َ ِلفُونَََإ‬
ََّ َ‫ن‬ ََّ
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah
dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara
mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak
menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (Q.S. Az-Zumar:3)
Dalam konteks inilah kita harus kritis dan meluruskan berbagai macam tradisi
yang masih berlaku ditengah-tengah masyarakat kita yang mengandung unsur-
unsur syirik. Sebagai contoh, memberikan sesaji pada saat panen, memberikan
persembahan saat hendak melaut, menanam kepala kerbau untuk menolak bala,
menyembelih ayam untuk mengusir penyakit atau kesialan. Tradisi-tradisi
semacam ini jelas mengandung kesyirikan. Dengan melakukan semua ini
menandakan bahwa adanya ketidakpercayaan atas maha kuasa Allah untuk
mendatangkan manfaat ataupun menolak mudharat, sekaligus mempersekutukan
Allah dengan yang lain (Rasyid & El-Sutha, 2016).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Barang siapa menyembah dan berdo’a kepada selain Allah berarti ia meletakan
ibadah tidak pada tempatnya dan memberikan kepada yang tidak berhak, dan itu
merupakan kedzaliman yang palig besar. Sebaiknya kita kalau melakukan do’a hanyalah
kepada Allah saja, agar tidak terjerumus ke dalam kesesatan.
Kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu atau
juga mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal tersebut
dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang
mempersekutukan. Pengertian Musyrik menurut istilah yaitu orang yang
menyembah dan mengakui adanya Tuhan selain Allah atau menyamakan sesuatu
dengan Allah, baik Zat, Sifat, ataupun perbuatan-Nya. Sikap syirik dapat merusak,
bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati
jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan kita terbawa kedalam
kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik besar. Syirik kecil dapat berubah
menjadi syirik besar.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z.(2010) Studi Kitab Hadis. Surabaya: al-Muna.

Dzuhayatin, S, R. (2002). Rekontruksi Metodologis Wacana Kesetaraan. Gender


dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Margiono. R. (2011). Akidah Akhlak 2. Bogor: Yudhistira

Maududi, A, A.(1996). Dasar-dasar Aqidah Islam. Jakarta: Media Dakwah.

Maududi, A, A.(2005). Jilbab: Wanita dalam Masyarakat Islam. Bandung: Marja.

Rahman. R. A. (2009). Menjaga Akidah dan Akhlak. Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.

Rasyid, M.H., & El-Sutha, S.H. (2016). Panduan Muslim Sehari-hari Dari Lahir
Sampai Mati. Jakarta: Kawah Media.

Solihan, M. (1990). Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Tri Bakti

Shihab, M.Q. (2002). Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran.
Jakarta: Lentera Hati.

Anda mungkin juga menyukai