Oleh :
IMTIHANAH PRESTIWANTI
NIM 1515371031
MENGETAHUI
KETUA PRODI DIV KEBIDANAN METRO
Mengetahui
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya laporan yang berjudul “Laporan
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny“K” di BPS Zaleha AMd.Keb.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Warjidin Aliyanto, SKM, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang, yang telah memberikan kesempatan menyusun laporan ini.
2. DR. Sudarmi S.Pd, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang yang telah memberikan kesempatan menyusun
laporan ini.
3. Martini Fairus S.Kep. Ns.,M.Sc selaku Ketua Program Studi DIV Kebidanan
Metro Politeknik Kesehatan Tanjungkarang yang telah memberikan
kesempatan menyusun laporan ini.
4. Septi Widiyanti, S.Pd, M.Kes, selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan sehingga Laporan ini dapat terselesaikan.
5. Zaleha AMd.Keb yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan
Praktik COC dan penyusunan Laporan di BPS Zaleha AMd.Keb Gedong
Wani, Lampung Timur
6. Ny”K” selaku responden atas kerjasama yang baik.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi
semoga pihak yang memanfaatkan.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Keberhasilan upaya pelayanan kesehatan ibu dan bayi, diantaranya dapat
dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Indikator
ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu
menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitiftasnya terhadap perbaikan
pelayanan lesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Penurunan AKI
di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi
228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang
signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, AKI
kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup
berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus. (Kemenkes,2015).
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat
dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Indikator tersebut memperlihatkan
akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tngkat kepatuhan ibu hamil
dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Meskipun terjadi
penurunan pada tahun 2016, cakupan pelayanankesehatan ibu hamil K4 pada
tahun 2016 telah memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementrian
Kesehatan sebesar 74%. (Kemenkes,2015).
Sejak tahun 2015, penekanan persalinan yang aman adalah persalinan
ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu,
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 menetapkan
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai salah satu indikator upaya
kesehatan ibu, menggantikan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan.80,61% ibu hamil yang menjalani persalinan dengan ditolong oleh
tenaga kesehatan dan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Secara nasional, indikator tersebut telah memenuhi target Renstra sebesar 77%.
Namun demikian masih terdapat 19 provinsi (55,9%) yang belum memenuhi
target tersebut. Provinsi NTB memiliki capaian tertinggi sebesar 100,02%, diikuti
oleh DKI Jakarta sebesar 97,29%, dan Kepulauan Riau sebesar 96,04%.
Sedangkan Provinsi Maluku Utara memiliki capaian terendah sebesar 17,79%,
diikuti oleh Maluku sebesar 25,71%, dan Papua sebesar 39,18%.
(Kemenkes,2015).
Cakupan kunjungan nifas (KF) di Indonesia menunjukkan kecenderungan
peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2016. Namun demikian
nampak adanya penurunan cakupan KF pada tahun 2016, yaitu lebih rendah
dibandingkan tahun 2015. Penurunan tersebut disebabkan karena banyaknya
faktor, yaitu penetapan sasaran kabupaten/kota terlalu tinggi, kondisi geografi
yang sulit di beberapa wilayah, belum optimalnya koordinasi dan pelaporan antar
kabupaten/kota dan provinsi, dan kurangnya kesadaran dan pengetahuan ibu dan
keluarga tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan pada saat nifas. Provinsi DKI
Jakarta memiliki capaian tertinggi sebesar 94,65%, yang diikuti oleh Jambi
sebesar 94,38%, dan Jawa Tengah sebesar 94,3%. Sedangkan provinsi dengan
cakupan kunjungan nifas terendah yaitu Papua sebesar 30,46%, diikuti oleh Papua
Barat sebesar 48,11%, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 59,2%.
(Kemenkes,2015).
Keluarga berencana postpartum adalah melakukan tindakan keluarga
berencana (KB) ketika wanita baru melahirkan dan gugur kandungan di rumah
sakit, atau memberi pengarahan agar memilih KB efektif (melakukan sterilisasi
wanita atau pria, menggunakan AKDR, menerima KB hormonal dalam bentuk
suntik susuk). Mereka akan terlindungi dari hamil karena telah menggunakan KB
efektif. (Manuaba, 2010 : 637).
KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu
khususnya ibu dengan kondisi 4T yaitu Terlalu muda melahirkan (di bawah usia
20 tahun), Terlalu sering melahirkan, Terlalu dekat jarak melahirkan, dan Terlalu
tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan
untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan
harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan
kebahagiaan batin. Persentase peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur di
Indonesia pada tahun 2016 sebesar 74,8%. Tiga provinsi yang memiliki
persentase tertinggi yaitu Maluku Utara sebesar 87,03%, Kepulauan Bangka
Belitung sebesar 83,92%, dan Sulawesi Utara sebesar 83,84%. Sedangkan capaian
terendah terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 63,24%, Sumatera
Barat sebesar 63,73%, dan DKI Jakarta sebesar 67,46%.%. (Kemenkes,2015).
Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan indikator
yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang meliputi antara
lain kunjungan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda
(MTBM) termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian
vitamin K1 injeksi dan Hepatitis B0 injeksi bila belum diberikan. Capaian KN1
Indonesia pada tahun 2016 sebesar 91,14% lebih tinggi dari tahun 2015 yaitu
sebesar 83,67%. Capaian ini sudah memenuhi target Renstra tahun 2016 yang
sebesar 78%. Sejumlah 26 provinsi (71%) yang telah memenuhi target tersebut.
(Kemenkes,2015).
Maka salah satu upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan
anak adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau continuity of care.
Continuity of care merupakan pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan
yang terus-menerus anatara seorang bidan dan wanita. Asuhan berkelanjutan
berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu ke waktu yang membutuhkan
hubungan terus-menerus antara pasien dengan tenaga profesional kesehatan.
Layanan kebidanan harus disediakan mulai prakonsepsi , awal kehamilan , semua
trimester kehamilan, kelahiran dan sampai enam minggu pasca bersalin. (Evi
Pratami, 2014).
Berdasarkan data survei tersebut membuat penulis tertarik untuk
melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan dikarenakan kehamilan, persalinan,
dan nifas serta bayi baru lahir merupakan satu rangkaian yang saling berkaitan.
Dimana masa kehamilan sangat menentukan pada saat persalinan, juga akan
menentukan pada saat nifas dan bayi yang dilahirkan. Maka penulis melakukan
asuhan kebidanan secara komprehensif yang berjudul ”Asuhan Kebidanan
Berkelanjutan Terhadap Ny “K” Di PMB Zaleha, AMd.Keb Gedong Wani
Lampung Timur.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut , maka dapat diidentifikasi masalah
yang berkaitan dengan masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir, dan
KB serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada
Ny”K” pada masa hamil, besalin, nifas, bayi baru lahir, hingga KB yang
dilakukan di PMB Zaleha, AMd.Keb.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan secara continuity of
care pada Ny“K” masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB
dengan menggunakan manajemen kebidanan yang tepat.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:.
a. Melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny K di PMB Zaleha,
Amd.Keb.
b. Melakukan Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny K di PMB Zaleha,
Amd.Keb.
c. Melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny K di
PMB Zaleha, Amd.Keb.
d. Melakukan Asuhan Kebidanan Nifas pada Ny K di PMB Zaleha,
Amd.Keb.
e. Melakukan Asuhan Kebidanan KB pada Ny K di PMB Zaleha,
Amd.Keb.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan ditunjukan kepada Ny. K dengan
memperhatikan asuhan kebidanan continuity of care mulai hamil, bersalin,
Bayi Baru Lahir, nifas dan KB.
2. Tempat
Laporan ini disusun dengan mengambil tempat di PMB Zaleha, AMd.Keb
Dusun III, Desa Gedung Wani, Kec. Marga Tiga, Kab. Lampung Timur.
3. Waktu
Waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan Continuity of Care adalah
tanggal 01 Maret 2019 sampai dengan 21 Marert 2019.
E. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Bagi BPS Zaleha Amd.Keb
Digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi tenaga kesehatan di BPS
Zaleha Amd.Keb mengenai informasi Asuhan Kebidanan dengan
pendekatan continuity of care.
2. Bagi Program Studi Kebidanan Metro
Digunakan sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa dan sebagairefrensi di
perpustakaan untuk pelaksanaan asuhan kebidanan secara continuity of
care
3. Bagi Penulis
Merupakan pengalaman ilniah yang berharga bagi penulis untuk
meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan dalam asuhan
kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
1. Pengertian
Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi dan imlantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). (farid
husin, 2013)
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh
dalam rahim ibu. (Prawirohardjo, 2012)
Asuhan kehamilan difokuskan pada intervensi yang telah terbukti
bermanfaat mengurangi angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi
baru lahir. (Bidan dan Dosen Indonesia, 2017 )
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum
kemudian dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi. Kehamilan normal
akan berlangsung selama 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender
internasional jika dihitung dari fertilisasi sampai bayi lahir. Kehamilan
dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama mulai dari 0-12 minggu,
trimester kedua 13-27 minggu, dan trimester ketiga 28-40 minggu.
(Saifuddin, 2014)
2. Fisiologi Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri
dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi ( implantasi ) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm.(Manuaba, 2010 ; 84)
a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan
sperma paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum keduanya
bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
1) Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi
yang bisa menembus korona radiata karena sudah mengalami proses
kapasitasi.
2) Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi
hanya satu terlihat mampu menembus oosit.
3) Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis
kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki).
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8
sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk
sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan
membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim,
cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel
yang ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu
dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut
blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar
disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast
bisa masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk
blastokista tingkat lanjut.
c. Nidasi / implantasi
Nidasi / implantasi Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada
stadium blastokista) kedalam dinding uterus pada awal kehamilan.
Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior.
Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase
sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan
pembuluh nadi menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung
banyak cairan .(Marjati,dkk.2010 ; 37)
3. Pembagian Kehamilan
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester:
a. Trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu)
Ketika wanita dinyatakan hamil, maka kadar hormon
progesteron dalam tubuh akan meningkat dan akan menimbulkan mual,
muntah pada pagi hari, lemah, letih dan membesarnya payudara. Pada
awal kehamilannya ibu akan jmembenci perubahan yang terjadi pada
dirinya. Banyak ibu merasa kecewa, terjadi penolakan, kecemasan, dan
kesedihan. (Nirwana, 2011).
b. Trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada
trimester ini ibu dapat merasakan kehamilannya. Banyak ibu merasa
terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan
pada trimester pertama. (Wulandari, 2009).
c. Trimester ketiga (antara 29 sampai 40 minggu)
Pada trimester ketiga ibu akan bersikap melindungi bayinya dan
akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan
rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan
dan merasa khawatir akan keselamatannya. (Wulandari, 2009).
Trimester ketiga lebih sering disebut periode menunggu atau
penantian dan waspada. Sebab pada masa ini ibu merasa tidak sabar
ingin segera melihat anak yang selama sembilan bulan lahir kedunia ini.
Trimester ketiga ini adalah masa persiapan kelahiran dan peran sebagai
orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi. (Wulandari,
2009).
Standart pelayanan antenantal yang meliputi14T yaitu :
a. Timbang beratbadan (T1)
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan.
Kenaikan beratbadan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu
mulai trimester kedua.
Penambahan berat badan terjadi karena bertambahnya
komposisi uterus, berkembangnya plasenta, janin dan cairan ketuban.
Selain itu penambahan berat badan diakibatkan karena bertabahnya
jumlah volume darah, peningkatan retensi cairan serta produksi lemak
selama kehamilan. Penambahan berat badan selama kehamilan
ditentukan dengan menggunakan rumus indeks massa tubuh (IMT).
(Husin Farid, 2013)
Tabel 1.2
Kisaran penambahan berat badan yang dianjurkan pada kehamilan
tunggal berdasarkan IMT
Weight-for-height category Recommended total weight gain
categori BMI Kg Lb
Low <19,8 12,5-18 28-40
Normal 19,8-26 11,5-16 25-35
High 26-29 7-11,5 15-25
obese >29 ≥7 ≥15
Sumber: (husin farid, 2013)
b. Ukur tekanan darah (T2)
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg,
bilamelebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
c. Ukur tinggifundus uteri (T3)
d. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan(T4)
e. Pemberian imunisasi TT (T5)
f. Pemeriksaan Hb (T6)
g. Pemeriksaan VDRL (T7)
h. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
i. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
j. Temu wicara dalamrangka persiapan rujukan (T10)
k. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
l. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
m. Pemberian terapi kapsulyodium untuk daerah endemis gondok (T13)
n. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14).
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan
dapat dilakukan standar minimal pelayananANC yaitu 7 T. (Saifuddin,
2008:90)
b. Tanda-Tanda Kemungkinan
1) Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan
keempat kehamilan.
2) Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus
uterus.
3) Tanda Goodel
Pelunakan serviks
4) Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan
mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piskacek
Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya
actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik,
sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
7) Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan
pemeriksa.
8) Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang
diproduksi oleh sinsitot rofoblas sel selama kehamilan.
Hormon ini disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah),
dan diekskresi pada urine ibu.
c. Tanda-Tanda Pasti
1) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan
sekitar 20 minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal electrocardiograf ( misalnya doppler)
a) Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian
kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan lebih tua (trimester akhir)
b) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen
maupun USG. (Marjati dkk, 2010)
Gambar 1.1
Tinggi Fundus Uteri Menurut Leopold
b. Vagina
Elastisitas vagina bertambah
1) Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
2) Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga waran selaput
lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c. Ovarium( indung telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal,
dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
perobekan selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul striae
gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari
alveoli puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola
mammae melebar dan lebih tua warnannya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh
usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim,
kapasitas paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan
bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh
uterus yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. (Sarwono,2007)
.
B. PERSALINAN
1. Pengertian
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun pada janin (Prawihardjo, 2008)
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan dengan
persentasi janin belakang kepala yang berlangsung secara spontan dengan
lama persalinan dalam batas normal, berisiko rendah sejak awal persalinan
hingga partus dengan masa gestasi 3-42 minggu.( indrayani, 2016)
2. Menentuakan penurunan bagian terbawah janin
Pemeriksaan penurunan bagian terbawah janin ke dalam rongga
panggul melalui pengukuran pada dinding abdomen akan memberikan
tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi ibu jika dibandingkan dengan
melakukan periksa dalam (vaginal toucher). Selain itu, cara penilaian
diatas (bila dilakukan secra benar) dapat memberikan informasi yang
sama baiknya dengan hasil periksa dalam tentang kemajuan persalinan
(penurunan bagian terbawah janin ) dan dapat mencegah periksa dalam
yang tidak perlu atau berlebhihan. (indrayani, 2016)
Gambar 1.2
Penurunan kepala janin
4. Tahapan Persalinan
1) Fase laten
2) Fase aktif
a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi adekuat / 3 kali atau lebih dalam 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih)
b) Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan
1cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10)
c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
d) Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu
(1) Fase Akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3cm menjadi 4cm.
(2) Fase Dilatasi Maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat
dari pembukaan 4cm menjadi 9cm.
(3) Fase Deselerasi
Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan 9 cm sampai lengkap.
b. Kala II : Kala pengeluaran janin
Dimulai dari pembukan lengkap sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
Pada kala II ini memiliki ciri khas :
1) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit
sekali
2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara
reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan
3) Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB
4) Anus membuka
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala
akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.
Menurut Kismoyo (2014) lama pada kala II ini pada primi dan
multipara berbeda yaitu :
Pimpinan persalinan
Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letak
berbaring, merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai batas
siku, kepala diangkat sedikit sehingga dagu mengenai dada, mulut
dikatup; dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring kearah dimana
punggung janin berada dan hanya satu kaki yang dirangkul yaitu yang
sebelah atas(JNPKR, 2002)
a) Schultze
Data ini sebanyak 80 % yang lepas terlebih dahulu di tengah
kemudian terjadi reteroplasenterhematoma yang menolak uri
mula – mula di tengah kemudian seluruhnya, menurut cara ini
perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan banyak
setelah uri lahir.
b) Dunchan
8. Tanda-Tanda Persalinan
Dibawah ini 5 Tanda tanda persalinan meliputi :
a. Lightening
adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor, yang
mulai dirasakan kira-kira 2 minggu sebelum persalinan (Varney,
2008).
b. Terjadinya his permulaan
Terjadinya his permulaanyang bersifat nyeri ringan di bagian bawah,
datang tidak teratur, tidak ada perubahan pada serviks, durasi pendek,
tidak bertambah bila beraktifitas.
c. Persalinan Palsu
Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari atau secara
intermiten bahkan tiga atau empat minggu sebelum awitan persalinan
sejati. Persalinan palsu sangat nyeri dan wanita dapat mengalami
kurang tidur dan kekurangan energy dalam menghadapinya (Varney,
2008).
d. Bloody show
Bloody show merupakan tanda perasalinan yang akan terjadi dalam 24
jam hingga 48 jam. Akan tetapi tidak akan berguna jika pemeriksaan
vagina dilakukan 48 jam sebelumnya kaarena rabas lendir yang
bercampur darah selama waktu tersebut kemungkinan hanya trauma
(Varney, 2008).
e. Perubahan Serviks
Mendekati persalinan serviks menjadi lebih matang, pada saat hamil
serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak, sekaramg serviks
masih lunak dengan konsistensi seperti pudding, dan mengalami
sedikit penipisan (Efficement) dan kemungkinan sedikit dilatasi.
Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas
kontraksi Braxton Hicks (Varney, 2008).
(Indriyani, 2016)
(Indriyani, 2016)
Para ahli teori dari Rusia yang memiliki ide asli tentang
psychoprophylaxis melahirkan termasuk pijat akupresur dalam
pendekatannya. Mereka mengidentifikasi “titik pencegahan sakit” dalam
tubuh dan direkomendasikan untuk melakukan penekanan pada daerah-
daerah tertentu untuk membantu menghilangkan rasa nyeri. Teknik ini
diabaikan sebagai komponen persiapan melahirkan ketika orang-orang
menjadi kebarat-baratan. Akupresur akan menganggu dan mengubah
impuls nyeri ketika impus tersebut menuju ke otak (teori gerbang), dan ini
juga dapat mendorong pelepasan endorphin.
Gambar 1.3
Titik akupresur Ho-Ku (punggung tangan di mana ibu jari telunjuk menekan secara
bersama-sama) cara ini digunakan untuk meningkatkan kontraksi uterus tanpa
meningkatkan rasa nyeri. (courtesy Julie Perry Nelson, Loveland, CO). Sumber:
Cashion
a. Untuk meredakan sakit kepala atau nyeri pada leher atau punggung
bagian atas, letakkan jari atau jempol pada otot – otot di bagian atas
bahu, sedikit ke arah belakang dan di garis vertikal dengan puting.
Lakukan penekanan secara melingkar.
b. Untuk ketidaknyamanan pinggang bagian bawah, nyeri atau
penekanan padapanggul, atau pingganng bagian bawah, tekan dengan
kuat, arahkan menuju ke dalam, di kedua sisi tulang belakang tepat di
bawah, permukaan pinggang. Gunakan tekanan secara melingkar
selama kontraksi dan lakukan pula di antara kontraksi, baik dengan
tekanan secara melingkar ataupun tekanan secara intermiten.
Gambar 1.4
Titik akupresur di bagian belakang tubuh A). Titik pada bahu yang untuk
menghilangkan sakit kepala atau nyeri pada leher atau punggung bagian atas.
B). Titik bagian bawah untuk menghilangkan ketidaknyamanan pinggang
bagian bawah. Sumber : parent_resourese _Network.
Daerah penekanan pada daerah di antara ibu jari dan jari telunjuk dapat membentu
mempercepat persalinan yang sulit. Sumber : parent_resourese _Network.
Lokasi pencubitan dan penekanan pada jari kaki kelingking dapat membantu
mengurangi nyeri selama kontraksi. Sumber : parent_resourese _Network.
a. Definisi
adalah suatu metode sentuhan ringan yang pertamakali
dikembangkan oleh Constance Palinsky dan digunakan untuk mengelola
rasa sakit. Teknik ini bisa dipakai untuk mengurangi rasa tidak nyaman
selama proses persalinan dan meningkatkan relaksasi denganmemicu
perasaan nyaman melalui permukaan kulit. Teknik sentuhan ringan juga
membantu menormalkan denyut jantung dan tekanan darah.
Teknik sentuhan ringan ini mencakup pemijatan ringan yang bisa
membuat bulu- bulu halus di permukaan kulit berdiri. Sejumlah penelitian
membuktikan bahwa teknik ini meningkatkan pelepasan hormon
endorphin dan oksitosin (Aprillia, 2010).
.
Sumber:http://www.academia.edu/12498411/Terapi_Endorphin_Massage
Sumber:http://www.academia.edu/12498411/Terapi_Endorphin_M
assage
1. Pengertian
Menurut saifuddin, bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama
satu jam pertama persalinan.
Meurut M.Sholeh Kosim , bayi baru lahir normal adalah berat bayi lahir
antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak
ada kelaian kongenital (cacat bawaan) yang berat (Marni dan
Rahardjo,2015)
1) Kekurangan O2
2) Pernafasan intrautrin
Anak sudah mengadakan pergerakan pernafasan dalam
rahim, malahan sudah menangis dalam rahim. Pernafasan di
luar hanya merupakan lanjutan dari gerakan pernafasan di
dalam rahim.
3) Pemeriksaan bayi
Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam beberapa
detik setelah lahir dan menangis dalam setengah menit.
g. Sistem skeletal
Tulang-tulang neonatus lunak karena tulang tersebut sebagian besar
terdiri dari kartilago yang hanya mengandung sejumlah kecil
kalsium.
h. Sistem neoromuskular
Pada saat lahir otot bayi lambat dan lentur, otot-otot tersebut
memiliki tonus kemampuan untuk berkontraksi ketika dirangsang,
tetapi bayi kurang mempunyai kemampuan untuk mengontrolnya.
Sistem persarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup
tetapi belum terintegrasi secara sempurna.
Setiap bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin
ke kehidupan ekstrauterin. Proses ini dapat berjalan lancar tetapi dapat
juga terjadi berbagai hambatan, yang bila tidak segera diatasi dapat
berakibat fatal.
a). Detak jantung cepat tetapi tidak teratur, suara jantung keras
dan kuat.
b). Tali pusat masih berdenyut.
c). Warna kulit masih kebiru-biruan, yang diselingi warna
merah waktu menangis.
2) Traktur respiratorrus
4) Aktivitas
Pada periode ini bayi terbangun dari tidur yang nyenyak, sistem saraf
otonom meningkat lagi. Periode ini ditandai dengan:
1) Kegiatan sistem saraf para simpatik dan simpatik bergantian
secara teratur.
2) Bayi menjadi peka terhadap rangsangan dari dalam maupun dari
luar.
3) Pernafasan terlihat tidak teratur kadang cepat dalam atau
dangkal.
4) Detak jantung tidak teratur.
5) Reflek gag/gumoh aktif.
6) Periode ini berakhir ketika lendir pernafasan berkurang.
c. Periode III stabilisasi (periode ini berlangsung 12 sampai 24 jam)
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain yang bersih dan kering
yang sudah disiapkan diatas perut ibu. apabila tali pusat pendek,
maka letakkan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat
tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segera lakukan penilaian
awal pada bayi baru lahir:
Tabel 2.5
0 1 2
Jumlah
Tali pusat diklem dengan klem steril dengan jarak 3 cm dari tali
pusat bayi lakukan pengarutan pada tali pusat dari ke klem ke arah
ibu, dan kemudian pasang klm kedua pada sisi ibu 2 cm dari klem
pertama, pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan
tangan kiri sedangkan tangan kanan memotong tali pusat diantara
kedua klem dengan gunting tali pusat steril, kemudian ikat puntung
tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang
steril atau penjepit tali pusat, lalu pengikat kedua dengan simpul
kunci dibagian tali pusat pada sisi-sisi yang berlawanan atau
pengikatan dapat pula menggunakan klem tali pusat dari plastik luka
tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% serta dibaluk
kassa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap tali pusat
basah/kotor. Atau juga bisa menggunakan triplel T (larutan berwarna
biru) tanpa dibalut oleh kasa steril. Tali pusat harus dipantau dari
kemungkinan terjadinya perdarahan tali pusat.
Pada waktu bayi lahir, bayi belum mampu mengatur secara tetap
suhu tubuhnya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat, bayi baru lahir harus dibungkus dengan
kain hangat karena suhu tubuuh bayi merupakan tolak ukur
kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai tubuhnya stabil.
g. Identifikasi bayi
Identifikasi byai segera lakukan segera setelah bayi lahir dan ibu
masih berdekatan dengan bayinya dikamar bersalin. Tanda pengenal
bayi bisa menggunakan cap jari atau telapak kaki. Tanda pengenal
bayi umumnya menggunakan secarik kertas putih atau berwarna
merah/biru tergantung jenis kelamin dan ditulis nama (bayi nyonya),
tanggal lahir, nomor bayi, unit. Setelah itu kertas dimasukkan dalam
kantong plastik dengan pita diikatkan pada pergelangan tangan ibu,
pengikatan pita hanya dapat dilepas atau digunting. Di setiap tempat
tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir,
nomer identifikasi.
a) Kemampuan menghisap.
b) Bayi tampak aktif atau lunglai.
c) Bayi kemerahan atau biru.
2) Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya,
yang dipantau:
a) Bayi kecil masa kehamilan atau kurang bulan.
b) Gangguan pernafasan.
c) Hipofernia.
d) Infeksi.
e) Cacat bawaan atau trauma lahir.
8. Rawat Gabung
Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan dimana bayi beserta ibu
dirawat satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada di
samping ibu sejak segera setelah bayi lahir sampai pulang.
a. Bantuan emosional
b. Penggunaan ASI
c. Pencegahan infeksi
d. Pendidikan kesehatan
a. Hipotermia
Yaitu penurunan suhu tubuh sampai dibawah 36,5oC.Akibat dari
hipotermia adalah bayi akan mengalami stress dingin (cold stress).
Tanda-tanda klinis stress:
1) Kaki teraba dingin.
2) Kemampuan menghisap lemah.
3) Aktifitas berkurang.
4) Tangisan lemah.
Penanganan pada bayi baru lahir
1) Segera menghangatkan bayi dalam inkubator atau melalui
penyinaran lampu.
2) Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu yaitu bayi
diletakkan telungkup di dada agar terjadi kontak kulit langsung
ibu dan bayi. Untuk menjaga agar tetap hangat, tubuh ibu dan
bayi harus berada di dalam satu pakaian disebut metode
kangguru.
3) Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat
yang diseterilkan terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi
tubuh bayi dan ibu.
4) Biasanya bayi hipotermia menderita hypoglikemia, sehingga bayi
harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi
hendak menghisap diberi infus glukosa 10% sebanyak
60-80 ml/kg/hr. (Anonim: 2004)
b. Hipertermia
Adalah peningkatan suhu tubuh lebih dari 37,5oC
Gejala:
D. NIFAS
1. Pengertian
d) Memberikan pelayanan KB
a) Puerpurium dini.
b) Puerperium intermedial.
c) Remote puerperium.
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna bias berminggu-minggu, bulan, tahunan (Ambarwati, 2010).
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali
melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
a) Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
b) Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
Tabel 15
a. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
1) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
2) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah
pusat dengan berata uterus 750 gr.
3) Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan
pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr
4) Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas
simpisis dengan berat uterus 350 gr
5) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan
berat uterus 50 g
(Elisabeth, 2015: 65)
b. Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Macam – macam Lochia
1) Lochia rubra (Cruenta ): berisi darah segar dan sisa – sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium,
selama 2 hari post partum.
2) Lochia Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir,
hari 3 – 7 post partum.
3) Lochia serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7 – 14 post partum
4) Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu
5) Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk
6) Lochiastasis : lochia tidak lancar keluarnya.
(Elisabeth, 2015: 66)
a. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,
ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6
minggu persalinan serviks menutup(Elisabeth, 2015: 66)
c. Perenium
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post
natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar
tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum
melahirkan. (Elisabeth, 2015: 66)
d. Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
7. Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
a. Fase Taking In
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa
khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam
perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah
tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik,
dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang
perawatan diri dan bayinya. Tugas bidan antara lain: mengajarkan cara
perawatan bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan,
senam nifas, pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain-
lain (Irhami, 2010).
c. Fase Letting Go
3. Sosial. Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan
menemani saat ibu merasa kesepian
4. Psikososial.
a. Infeksi Lokal
Terdapat 6 infeksi local pada masa nifas, yaitu :
1) Pembengkakan luka episiotomy
2) Pernanahan
3) Perubahan warna
4) Lochea bercampur nanah.
5) Mobilisasi terbatas karena nyeri.
6) Temperatur badan dapat meningkat.
b. Infeksi Umum
Menurut Ambarwati dkk (2009)terdapat 5 infeksi umum pada masa
nifas, yaitu :
1) Tampak sakit dan lemah, temp > 39°C.
2) Nadi meningkat, RR meningkat, tekanan darah dapat menurun.
3) Keadaan gelisah sampai koma.
4) Gangguan involusi uterus.
5) Lokia berbau dan bernanah
6) Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
9. Kebutuhan dasar ibu nifas
a. Nutrisi dan Cairan
b. Ambulasi
e. Istirahat
f. Seksual
Secara fisik, untuk memulai hubungan seksual suami istri itu aman
jika darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua
jarinya kedalam vagina tanpa ada rasa nyeri. Tetapi banyak juga
budaya yang menunda hubungan seksual sampai masa nifas selesai.
Keputusan itu tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
g. Keluarga Berencana
i. Perawatan Payudara
Pemberian ASI jangan pilih kasih, hanya pada satu sisi, kedua
payudara harus dikosongkan saat memberikan ASI sehingga
kelancaran pembentukan ASI berjalan dengan baik. Putting susu
perlu diperhatikan dan dibersikan sebelum memberikan ASI, luka
lecet pada putting susu dihindari sehingga mengurangai bahaya
infeksi. Perawatan payudara dilakukan dengan tujuan untuk:
3) Apabila puting susu lecet oleskan ASI yang keluar pada sekitar
puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap
dilakukan mulai dari puting susu yang tidak lecet.
b. Data objektif
Data objektif yaitu data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik.
Beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan pada nifas yaitu:
1) Pemeriksaan Umum
Pada pemeriksaan umum yang perlu diperiksa yaitu tingkat
kesadaran, tanda-tanda vital, berat badan, tinggi badan, dan lingkar
lengan atas.
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
b) Rambut, wajah, konjungtiva, sklera, fungsi pendengaran dan
leher
c) Payudara
Pemeriksaan payudara untuk mengetahui kesimetrisan,
konsistensi, adanya nyeri tekan, dan pengeluaran
d) Abdomen
Pada ibu nifas hal yang penting untuk diperiksa pada masa
nifas adalah adanya luka bekas operasi, TFU, diastasis recti dan
kandung kemih
e) Anogenital
Adanya luka perineum, keadaan luka perineum, dan lokhea
f) Ekstremitas
Adanya tanda homan, adanya edema, tekstur kulit, dan
kekakuan otot.
g) Pemeriksaan laboratorium
Setelah persalinan ibu kehilangan banyak darah, maka dari itu
pada masa nifas perlu dilakukan pemeriksaan darah untuk
mengetahui kadar Hb ibu apakah ibu membutuhkan tranfusi
atau tidak.
c. Analisa Data
Dilakukakn identifikasi terhadap diagnostik atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar tersebut kemudian diinterpretasikan sehingga dapat dirumskan
diagnosis dan masalah yang spesifik.Menurut Saifuddin (2011)
diagnosa ditegakkan untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:
1) Apakah masa nifas berlangsung normal atau tidak (seperti involusi
uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran ASI serta perubahan
sistem tubuh, termasuk keadaan psikologis)?
2) Adakah keadaan gawat pada ibu (seperti pendarahan post partum,
kejang dan panas)?
3) Adakah penyulit/masalah dengan ibu yang memerlukan
perawatan/rujukan (seperti abses pada payudara)?
4) Apakah dalam kondisi normal atau tidak ?
5) Penatalaksanaan
Tindakan yang baik dilakukan masa nifas terdapat pada tabel
dibawah ini sebagai berikut :
Tabel 16
Penatalaksanaan ibu nifas
1. Pengertian KB
3. Penapisan Klien
a. Kehamilan
4. Tujuan Program KB
b. Keluarga sehat
c. Keluarga berpendidikan
d. Keluarga sejahtera
e. Keluarga berketahanan
5. Metode Kontrasepsi
Dibawah ini terdapat berbagai 3 macam kontrasepsi, baik dari keuntungan
dan kerugian, yaitu sebagai berikut :
a. Metode Kontrasepsi Alamiah
Terdapat macam metode kontrasepsi alamiah, yaitu :
1) Senggama Terputus (Koitus Interuptus)
a) Mekanisme
Senggama terputus adalah metode keluarga bencana
tradisoanal, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis)
dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. (Affandi, 2011).
Metode ini melibatkan penarikan penis dari vagina sebelum
ejakulasi, metode ini membutuhkan kontrol diri yang luar biasa
dan kedua pasangan mungkin merasakan gangguan koitus ini
menimbulkan frustasi. Namun, metode ini banyak digunakan
khususnya di kalangan pasangan muda (Fraser, dan Copper,
2009).
b) Manfaat metode kontrasepsi alamiah
Manfaat sebagai kontrasepsi, efektif bila dilaksanakan dengan
benar, tidak mengganggu produksi ASI, dapat digunakan
sebagai pendukung metode KB lainnya, tidak ada efek
samping, dapat digunakan setiap waktu, tidak membutuhkan
biaya. Manfaat sebagai nonkontrasepsi yaitu meningkatkan
keterlibatan suami dalam keluarga berencana, untuk pasangan
memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang
sangat dalam (Affandi, 2011).
c) Efektivitas
Resiko kehamilan bila dilakukan secara benar adalah 4 diantara
100 ribu dalam 1 tahun (Kemenkes RI, 2012).
d) Kekurangan
Metode ini memiliki keterbatasan yaitu sangat bergantung pada
kesediaan pasangan untuk melakukan sanggama terputus
setiap, efektivitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24
jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis, memutus
kenikmatan dalam berhubungan seksual (Affandi, 2011).
2) Pantang Berkala (Metode Kalender).
a) Mekanisme
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada
saat istri dalam masa subur.Selain sebagai sarana agar cepat
hamil,kalender juga difungsikan untuk sebaliknya alias
mencegah kehamilan. Individu wanita dapat mengurangi 20
hari dari panjang siklus terpendeknya untuk menentukan masa
subur yang pertama dan 10 hari dari lama siklus menstruasi
terpanjang untuk menentukan masa suburnya yang terakhir.
Pasangan kemudian tidak melakukan hubungan seksual selama
masa subur yang telah diperkirakan guna mencegah konsepsi
(Varney, 2008).
b) Efektivitas
Resiko kehamilan bila dilakukan secara benar adalah 1 hingga
9 diantara 100 ribu pertahu dalam 1 tahun (Kemenkes RI,
2012).
c) Keuntungan
Keuntungan metode pantang berkala tidak ada
d) Kekurangan
e) Kekurangan resiko KB Pantang berkala yaitu tidak ada
3) Metode Amenore Laktasi (MAL)
a) Mekanisme
Kontrasepsi MAL mengandalkan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) esklusif untuk menekan ovulasi. Metode ini memiliki
tiga syarat yang harus dipenuhi: ibu belum mengalami haid
lagi, bayi disusui secara ekslusif dan sering, sepanjang siang
dan malam, bayi berusia kurang dari 6 bulan(Kemenkes RI,
2012).
b) Efektivitas
Efektivitas dari MAL yaitu risiko kehamilan tinggi bila ibu
tidak menyusui bayinya secara benar. Bila dilakukan secara
benar, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 6
bulan setelah persalinan (Kemenkes RI, 2012).
c) Keuntungan
Keuntungan khusus bagi kesehatan yaitu mendorong pola
menyusui yang benar, sehingga membawa manfaat bgi ibu dan
bayi (Kemenkes RI, 2012)
4) Kontrasepsi Barrier pada Pria dan Wanita
a) Kondom
1) Mekanisme
Cara penggunaan kondom adalah kondom dipasang pada
saat penis ereksi dan harus terpasang sebelum terjadi
kontak genital, karena mungkin bebrapa cairan semen
keluar terlebih dahulu sebelum terjadi ejakulasi. Sebaiknya
terdapat ruang untuk udara bebas di ujung kondom sekitar 1
cm untuk mengakomodasi ejakulasi, karena jika tidak,
kondom bisa bocor. Hati-hati saat memegang kondom
untuk menghindari terjadi robekan. Kondom harus
dipasang saat menarik pada penis yang masih ereksi
sehingga tidak terlepas. Kondom hanya dapat digunakan
sekali dan dibuang dengan baik (Fraser, dan Copper, 2009).
2) Efektifitas
Resiko kehamilan bila dilakukan secara benar adalah 2
diantara 100 ribu pertahu dalam 1 tahun (Kemenkes RI,
2012).
3) Keuntungan
Keuntungan secara khusus bagi kesehatan adalah mencegah
penularan penyakit menular seksual dan konsekuensinya.
Keuntungan non kesehatan tidak perlu biaya lebih dan
prosedur khusus (Kemenkes RI, 2012).
4) Kekurangan
Dapat memicu reaksi alergi pada orang-orang dengan alergi
lateks (Kemenkes RI, 2012).
b. Diafragma
1) Mekanisme
Cara kerja kontrasepsi diafragma, menahan sperma agar tidak
mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas
(uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida. Saat
terpasang, tepi luar diafragma harus berada dekat dengan dinding
vagina dan terletak antara forniks posterior dan simfisis pubis.
Sebelum pemasangan, spermisida harus dioleskan. Setelah
pemasangan, wanita harus tahu bahwa serviksnya telah tertutup.
Dalam upaya mempertahankan spontanitas selama koitus,
diafragma dapat dipasang pada sore hari sebagai rutinita (Fraser,
dan Copper, 2009).
2) Efektifitas
Bila digunakan secara benar bersama spermisida, resiko kehamilan
adalah 6 diantara 100 ibu dalam 1 tahun (Kemenkes RI, 2012).
3) Keuntungan
Efektif bila digunakan dengan benar, tidak mengganggu produksi
ASI, tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang
sampai 6 jam sebelumnya, tidak mengganggu kesehatan klien, dan
tidak mengganggu kesehatan sistemik (Fraser, dan Copper, 2009).
4) Kekurangan
Kekurangan dari metode ini adalah iritasi vagina dan penis, lesi di
vagina, memerlukan pemeriksaan dalam untuk menentukan ukuran
yang tepat, keberhasilan tergantung craa pemakaian (Kemenkes
RI, 2012).
3) Manfaat
Mengurangi resiko kanker endometrium dan ovarium,
penyakit radang panggul, dapat mengurangi kista ovarium,
dan anemia defisiensi 1 (Kemenkes RI, 2012).Perubahan
pola haid, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri payudara,
perubahan berat badan, dan peningkatan tekanan darah,
relative mahal dan harus digunakan setiap hari.
(KemenkesRI, 2012)
b) Suntik 1 bulan (kombinasi)
1) Mekanisme
KB suntik 1 bulan ini adalah 25 mg Depo
medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol sipionat
yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan
50 mg roretindron enantat dan 5mg Estradional Valerat
yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali. (Kemenkes RI,
2012)
2) Efektifitas
Sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan)
selama tahun pertama penggunaan. (Kemenkes RI, 2012)
3) Manfaat
Keuntungan menggunakan KB Suntik 1 bulan yaitu praktis,
efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari
99%, tidak membatasi umur, obat KB suntik yang 3 bulan
sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi ASI dan
cocok untuk ibu menyusui (Kemenkes RI, 2012)
4) Kerugian
Kerugian menggunakan KB Suntik yaitu di bulan-bulan
pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak
di antara masa haid, sakit kepala dan nyeri payudara, tidak
melindungi dari IMS dan HIV AIDS (Kemenkes RI, 2012).
c) KB Suntikan 3 bulan.
1) Mekanisme
Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi
hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk
program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.
Cara kerja dari KB suntuk 3 bulan yaitu menekan ovulasi,
membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi
sperma terganggu, perubahan pada endometrium (atrofi)
sehingga implantasi terganggu, menghambat transportasi
gamet oleh tuba.
2) Keuntungan
Manfaat KB suntik 3 bulan yaitu beresiko terhadap
kesehatan kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami
istri, tidak di perlukan pemeriksaan dalam, jangka panjang,
efek samping sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan
obat suntik.
3) Kerugian
Kerugian KB suntik 3 bulan yaitu, gangguan haid. Siklus
haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak
atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali, tidak dapat
dihentikan sewaktu-waktu, permasalahan berat badan
merupakan efek samping tersering, terlambatnya kembali
kesuburan setelah penghentian pemakaian, terjadi
perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang, pada penggunaan jangka panjang dapat
menurunkan densitas tulang, pada penggunaan jangka
panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala,
nervositas, dan jerawat.
d) Metode Kontrasepsi Hormonal Oral (Pil)
4) Mekanisme
Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan
menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang
paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat
dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah
menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang
tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui,
maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan
sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan
disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang
lain (Fraser, dan Copper, 2009).
5) Manfaat
Manfaat Pemakaian yaitu penstruasi teratur, lebih ringan,
dan nyeri ringan, memungkinkan penurunan gejala
pramenstruasi, melindungi dari penyakit radang panggul
karena penebalan dinding serviks, serta mengurangi resiko
kehamilan ektopik (Fraser, dan Copper, 2009).
6) Kerugian
Kerugian dari metode ini adalah memiliki efek Samping
yaitu dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan
di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi
(hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang
vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat
badan.
2) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan
tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang
menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran
ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata
belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu,
setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang
lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
a) Jenis-jenis AKDR
Jenis-jenis dari metode AKDR yaitu :
i. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana
pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.
Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
ii. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk
memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran
diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan
kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200
mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus
pada jenis Coper-T.
iii. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan
dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel.
Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya
diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250
mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3
ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
iv. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya
seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan
kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri
dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian
atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm
(benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk
tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang
rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini
ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
b) Penggunaan
AKDR tembaga dapat dipasang 5 hari setelah perkiraan
tanggal ovulasi yang terdahulu, yaitu pada hari ke 19 dalam
siklus 28 hari. Beberapa praktisi lebih memilih memasang
AKDR dari hari ke 4 hingga hari ke 14. Beberapa wanita
mungkin merasa tidak nyaman selama pemasangan, yang
harus dilakukan dengan teknik aseptik (Fraser, dan Copper,
2009).
3) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
Implan disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang
di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di
bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam
tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas
dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan
dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk
tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi,
konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi
migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3
tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun (Fraser, dan Copper,
2009).
Susuk atau implant merupakan salah satu metode yang efektif
berjangka waktu 2-5 tahun. Kontrasepsi ini terdiri dari 6 batang
susuk yang lembut dan terbuat dari jenis karet elastis yang
,engandung hormon. Implant merupakan kontrasepsi dengan daya
guna tinggi, maka keberhasilannya bisa mencapai 97-99%.
Keuntungan kontrasepsi ini adalah daya guna tinggi,tidak
memerlukan periksa dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak
mengganggu kegiatan senggama dan ASI, dapat dicabut sesuai
kebutuhan, ekonomis (Anggraini, 2011).
4) Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita
yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan
keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu
vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah
mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat
kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali,
karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang
paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan
dari akseptor. Dengan demikian, sterilisasi tidak boleh dilakukan
kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak
harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam
perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi.
Yang harus dijadikan patokan untuk mengambil keputusan untuk
sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia
istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.
Angka kegagalan sekitar 1 dari 200 yang bergabung pada metode
yang digunakan. Jika terjadi kegagalan, terjadi peningkatan
kehamilan ektopik dan wanita dianjurkan bantuan medis segera jika
terjadi kehamilan (Fraser, dan Copper, 2009).
5) Kontrasepsi vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak
terjadi.Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilis
dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan
terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan
ketahanan dan kualitas keluarga.Kondisi yang memerlukan
perhatian khusus bagi tindakan vasektomi yaitu, infeksi kulit pada
daerah operasi, infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi
kesehatan klien, hidrokel atau varikokel, hernia inguinalis, filarisasi
(elephantiasis), undesensus testikularisMassa intraskotalis, anemia
berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoaglansia (Fraser, dan Copper, 2009).
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN (Continuity of Care)
TERHADAP Ny.K DI PMB ZALEHA, AMd. Keb
GEDONG WANI LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2019
1. Identitas / Biodata
Nama Pasien / Klien : Ny. K Nama Suami : Tn. J
Umur : 31 th Umur : 32 th
6) Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1x/hari, BAK 3-4x/hari
Sesudah hamil : BAB 1x/hari, BAK 6-7x/hari
7) Personal Hygiene
Sebelum hamil : Mandi 2x sehari, gosok gigi 3x/hari, ganti
pakaian.
Saat Hamil : Tidak ada perubahan dalam personal
hygie
8) Aktivitas Sehari-hari
Pola istirahat dan tidur : Tidur siang ± 1-2 jam/hari dan Tidur
malam ± 7-8 jam/hari
a. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
Tinggi badan : 165 cm Berat Badan : 61 kg
Tekanan Darah : 120/70 mmHg Pernafasan : 21x/menit
Nadi : 82x/menit Suhu Tubuh : 36,20C
Lila : 24 cm
b. Pemeriksaan Kebidanan
1) Mata : Bentuk mata simetris, tidak ada
pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
2) Hidung : Bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada
pembesaran polip hidung, tidak ada
pernafasan cuping hidung
3) Telinga : Bersih, bentuk simetris, tidak ada nyeri
tekan
4) Gigi dan mulut : Tidak ada kelainan bentuk pada mulut,
keadaan gigi bersih, tidak ada caries pada
gigi
5) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
kelenjar limfe, dan vena jugularis
6) Dada : Bentuk payudara simetris kanan dan kiri,
puting menonjol, colostrum sudah keluar,
keadaan payudara bersih, Tidak terdapat
benjolan, payudara tidak terasa nyeri,
Jantung tidak terdengar mur-mur (reguler),
paru-paru vesikuler tidak terdengar ronchi
dan wheezing, pernapasan teratur
7) Punggung dan pinggang : Punggung lordosis, nyeri pinggang tidak ada
8) Ekstremitas : Tidak ada oedem, ketegangan tidak ada,
kemerahan tidak ada, tidak ada varises,
refleksi positif (+)
9) Abdomen : Keadaan pembesaran abdomen sesuai
dengan usia kehamilan, tidak ada bekas
operasi, konsistensi abdomen keras, tidak
terdapat benjolan, tidak terdapat kontraksi,
dan tidak ada pembesaran liver.
Mc Donald 33 cm, TBJ 3410 gram, letak
fetus pada bagian kanan perut ibu, presentasi
kepala, DJJ 135x/menit punctum maksimum
450 kanan bawah, daerah kuadran IV,
frekuensi teratur.
Hasil pemeriksaan Leopold :
Leopold I : TFU tiga jari dibawah px, dengan panjang
mc donald 33 cm, teraba bulat, lunak, tidak
melenting berarti bokong
Leopold II : Bagian kanan teraba bagian yang keras,
panjang, datar seperti papan dibagian kiri
perut ibu teraba bagian-bagian kecil berarti
ekstermitas
Leopold III : Teraba keras, bulat melenting yang berarti
kepala dan kepala susah digoyangkan,
sebagian kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : Divergen 4/5
c. Pemeriksaan Laboratorium
1) Hb : 12,8 gr/dl
2) Protein urine : Negatif (-)
3) Reduksi Urine : Negatif (-)
4) HBSAG : Negatif (-)
5) HIV : Negatif (-)
A : ANALISA DATA
Diagnosa : Ny.K, usia 31 th, G3P2A0 usia kehamilan 38 minggu 4 hari, janin
tunggal hidup intrauterine, dengan TFU tiga jari dibawah px,
letak punggung kanan, presentasi kepala, sudah masuk PAP
dengan kehamilan normal
4. Memberikan KIE mengenai zat besi yang berada pada daging dan sayur
sayuran hijau dan pentingnya Tablet Fe untuk mengatasi dan mencukupi sel
darah ibu untuk mengatasi keluhan ibu yaitu lemas dan sedikit pusing akibat
kekurangan sel darah merah atau Anemia dan cara meminum tablet fe yaitu
dengan diminum 1x sehari pada malam hari sebelum tidur untuk menghindari
rasa mual dan tidak dengan meminum susu atau teh supaya penyerapan lebih
maximal.
Ibu sudah mengerti apa yang telah dianjurkan oleh bidan, Tablet fe telah
diberikan 30 tablet.
5. Memberikan KIE tentang aktivitas dan istirahat yang cukup untuk ibu hamil
yaitu dengan tetap melakukan aktivitas fisik sehari hari dengan
memperhatikan kondisi ibu dan keamanan janin yang dikandungnya. Pola
tidur malam ibu dianjurkan ± 7-8 jam per hari dan tidur siang ± 1-2 jam,
posisi tidur sebaiknya miring ke kiri, pada daerah endermis malaria gunakan
kelambu berinsektisida, dan menganjurkan Bersama dengan suami lakukan
rangsangan atau stimulasi pada janin dengan sering mengelus-elus perut ibu
dan ajak janin bicara sejak usia kandungan 4 bulan.
Ibu mengerti dan menerima anjuran bidan
6. Memberikan KIE tentang tetap menjaga kebersihan diri pada ibu yaitu dengan
mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, dan
setelah buang air besar dan buang air kecil, menyikat gigi secara benar dan
teratur minimal setelah sarapan dan sebelum tidur, mandi 2 kali sehari,
membersihkan payudara dan daerah kemaluan, mengganti pakaian dalam
setiap sehabis mandi, cuci rambut minimal 2-3 kali dalam seminggu, dan
menganjurkan ibu untuk memeriksakan gigi ke fasilitas kesehatan pada saat
periksa kehamilan.
Ibu mengerti dan menerima anjuran bidan
7. Memberikan KIE tentang seksualitas dengan aman yaitu ketika usia
kehamilan semakin tua yakni di trimester III perut kian membesar, bukan
berarti tidak boleh, Tetap hati-hati berhubungan intim, gunakan kondom atau
ejakulasi di luar. Kondom boleh dilepas saat hubungan seksual pada minggu
terakhir kehamilan, untuk membantu terjadinya kontraksi.
Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran dari bidan
8. Memberikan KIE tentang hal-hl yang harus dihindari ibu selama
kehamilannya yaitu melakukan pekerjaan yang terlalu berat, merokok atau
terpapar asap rokok, minum minuman bersoda, berakohol ataupun jamu, tidur
terlentang lebih dari 10 menit pada masa hamil tua, ibu minum obat tanpa
resep dokter dan setres berlebihan.
Ibu mengerti dan menerima saran dari bidan
CATATAN PERKEMBANGAN I
Tanggal : 8 Maret 2019 Pukul : 10.00 Wib
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
1. Tanda-tanda Vital
ANALISA DATA
Ny.K, usia 31 th, G3P2A0 usia kehamilan 40 minggu, janin tunggal hidup
intrauterine, dengan TFU pertengan px pusat, letak punggung kiri, presentasi
kepala, belum masuk PAP dengan kehamilan normal
PENATALAKSANAAN
1. Identitas / Biodata
Nama Pasien / Klien : Ny. K Nama Suami : Tn. J
Umur : 31 th Umur : 32 th
TP : 11-Maret-2018
Siklus : ± 28 hari
ANC : ya
e. Riwayat imunisasi
TT1 : SD
TT2 : Catin
l. Psikologis
Ibu merasa cemas dan khawatir dalam menghadapi persalinan
OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK kala 1
Tidak Terpantau
ANALISA DATA
Tidak Terpantau
PENATALAKSANAAN
Tidak Terpantau
A. SUBJEKTIF
Keluarga mengatakan kepala bayi sudah lahir sekitar 1 menit dan ibu merasa
cemas dan masih mulas dan ingin mengejan
B. OBJEKTIF
Pemeriksaan umum
Kontraksi uterus 5x dalam 10 menit lamaya > 40 detik DJJ (+) 143 x/menit.
C. ANALISA DATA
Dasar : Ds. Keluarga mengatakan kepala sudah lahr dan ibu merasa
cemas dan perut sangat mulas inin mengejan
Masalah : Ibu mengatakan makin cemas karena kepala sudah lahir duluan
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini dan mengatakan ibu agar
tidak cemas proses persalinan untuk melahirkan bayinya.
(ibu mengerti bahwa ibu telah memasuki proses persalinan untuk melahirkan
bayinya)
2. Memimpin ibu untuk meneran, menjelaskan bahwa ibu boleh mengedan pada
waktu his timbul seperti orang BAB keras meneran dibawah posisi ibu
litotomi. Kepala melihat ke arah perut, merangkul ke dua pahanya. Jangan
bersuara saat meneran sampai his hilang.
(ibu mengerti dan dapat meneran dengan baik)
3. Menganjurkan ibu untuk bernafas yaitu baik selama persalinan, saat his hilang
manjurkan ibu untuk menarik nafas dalam dari hidung dan keluarkan melalui
mulut, beri minum diantara his.
(ibu mengerti dan dapat bernafas dengan baik selama proses persalinan)
4. Membersihkan wajah bayi, hidung dan mulut dengan kassa steril saat kepala
bayi lahir seluruhnya.
(wajah bayi, hidung dan mulut bayi telah dibersihkan)
5. Memeriksa apakah ada lilitan tali pusat
(tidak ada lilitan tali pusat)
6. Menunggu sambil membantu putaran paksi luar sesuai letak punggung
(bayi telah melakukan putaran paksi luar)
7. Membantu melahirkan bahu bayi dengan meletakkan tangan secara biparietal,
kemudian tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan, kemudian
tarikan lembut ke atas menyesuaikan sumbu jalan lahir, untuk melahirkan
bahu belakang.Membantu melahirkan seluruh tubuh dengan melakukan
sanggah susur
(Lahir bayi seluruhnya pukul 18.10 WIB jenis kelamin perempuan)
8. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu di
posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya.
Bayi tidak menangis, bernafas tidak spontan, dan pergerakan tidak aktif
warna kulit biru
Setelah dilakukan langkah awal resusitasi bayi menangis kuat bergerak aktif
dan bernafas spontan
10. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
(hamil tunggal)
S :SUBJEKTIF
O :OBJEKTIF
P :PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
dengan baik. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikkan oksitosin
10unit Intra Muskuler (IM) di 1/3 paha atas bagian distal lateral.
Oksitosin telah diberikan
2. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem dari arah
bayi memasang klem ke dua 2 cm dari klem pertama ke arah ibu.
Pemotongan dan pengikatan tali pusat. Ikat tali pusat dengan benang DTT
atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Tali pusat sudah dipotong dan terikat dengan kencang
3. Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, tengkurap di dada
ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting payudara ibu. Selimuti bayi dengan kain hangat dan
pasang topi dikepala bayi.
IMD dilakukan dalam 1 jam
4. Melakukan manajemen aktif kala III, yaitu memindahkan klem sekitar 5-10
cm dari vulva, meletakkan tangan kiri tepat diatas sympisis, dan tangan kanan
menegangkan tali pusat. Melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial
hingga plasenta terlepas, arahkan tali pusat sejajar lantai kemudian pilin,
mengikuti jalan lahir. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan
plasenta dengan menggunakan ke dua tangan, pegang dan putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta
pada wadah yang telah disediakan
Plasenta lahir pukul 18.20 WIB
5. Melakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dengan gerakkan melingkar dengan lembut 15 kali dalam
15 detik hingga uterus berkontraksi.
Masase uterus telah dilakukan dan kontraksi baik
6. Mengecek kelengkapan plasenta, kotiledon, dan selaput ketuban, masukkan
plasenta kedalam tempat yang disediakan.
Plasenta lahir lengkap, kotiledon lengkap, dan selaput ketuban utuh dan
plasenta sudah dimasukkan kedalam kendi.
S :SUBJEKTIF
O :OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
2. Tanda-tanda vital
TD : 110/70mmHg Nadi :80 x/menit
A :ANALISA
P :PENATALAKSANAAN
IMD dilakukan dalam 1 jam dimulai pukul 09.45WIB, bayi dapat menemukan
puting susu setelah 30 menit dan bayi melakukan isapan pada puting selama
30 menit
BB :3000 gram, PB :49 cm, pemberian salep mata, vitamin K, dan hepatitis B
telah dilakukan
Ibu dan keluarga mengerti cara memasase uterus dan menilai kontraksi
Rawat gabung telah dilakukan dimana bayi serta ibu dirawat dalam satu
ruangan
10. Membantu ibu memberikan ASI pada bayi, menganjurkan keluarga untuk
memberikan Ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
Ibu sudah memberikan ASI kepada bayinya, keluarga sudah memberikan ibu
makan dengan porsi sedang nasi plus lauk dan ibu minum
11. Menganjurkan ibu ambulasi dini setelah 2 jam pasca melahirkan (ibu boleh
miring ke kiri atau ke kanan)
S :SUBJEKTIF
Identitas
Nama anak : by.ny k
Anak ke : 3(tiga)
O : OBJEKTIF
Apgar Score:
Diagnosa
Bayi baru lahir, spontan pervaginam cukup bulan dengan asfeksia sedang
Dasar
Apgar score 4
P : PENATALAKSANAAN
2. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat lalu mengikat tali pusat
dan membungkusnya dengan kasa steril.
Tali pusat sudah dipotong dan dibungkus dengan kasa steril.
Keadaan umum : baik, nadi 140 x/menit pernapasan 40 x/menit dan suhu
36,5oC
5. Melakukan IMD dengan meletakkan bayi diatas dada ibu secara tengkurap
dengan metode skin to skin untuk IMD, untuk mencegah, hipotermi, dan
melakukanbounding attachment
Bayi berada diatas dada ibu dan dibiarkan mencari putting sendiri.
6. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pakaikan topi di kepala
bayi
Bayi telah diselimuti dengan kain dan dipakaikan topi
7. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk menjaga jalan nafas bayi agar tidak
tertutup
Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia untuk menjaga jalan nafas
bayinya.
S : SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya telah menemukan putting susu dan menghisap kuat
O : OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : Suhu : 36,8°C
Frekuensi Jantung : 130x/menit
RR : 40x/menit
Ukuran Antropometri
BB: 3800gr
PB : 50cm
Lila : 11cm
LD : 36cm
LK : 35cm
Pemeriksaan Fisik
Kepala
UUB datar, UUK datar, tidak ada moulage, tidak ada caput succedaneum,
tidak ada cephal hematoma, bentuk kepala bundar, tidak terdapat penonjolan
atau daerah yang mencekung
Wajah
Simetris, tidak terdapat oedema pada wajah, tidak terdapat luka
Mata
Simetris kanan dan kiri, pupil mata normal, sklera tidak ikterik, terdapat bulu
mata, tidak terdapat pus, dan reflek glabela (+)
Hidung
Bentuk hidung simetris kanan/kiri, lubang hidung bersih, tidak terdapat
pernafasan cuping hidung, tidak terdapat lendir.
Mulut
Bentuk simetris, terdapat palatum, gusi merah muda, reflek sucking (+),
reflek rooting (+), reflek swallowing (+) bentuk bibir normal tidak terdapat
bibir sumbing
Telinga
Simetris kanan/kiri, keadaan normal, tidak ada kelainan, memanjang normal
tanpa kelainan.
Leher
Tidak terdapat pembesaran vena, pergerakan leher aktif dan tonic neck reflex
(+)
Dada
Bentuk simetris, terdapat 2 puting susu, suara nafas normal vesikuler, suara
jantung normal regular
Perut
Bentuk bundar simetris, tidak ada pembesaran abnormal, tidak terdapat
kemerahan dan perdarahan tali pusat, saat bayi tidak menangis konsistensi
perut lembek
Ekskremitas atas
Bentuk kedua lengan bahu simetris kanan kiri, pergerakan aktif, jumlah jari
lengkap, reflek morro (+), reflek grasping (+)
Punggung dan anus
Bentuk simetris , tidak terdapat cekungan, reflek crewl (+), anus terdapat
lubang
Ekstemitas bawah
Bentuk kaki simetris kanan kiri, jumlah jari kaki lengkap, posisi dan bentuk
normal, pergerakan aktif, babinski reflex (+), stepping reflex (+)
Genetalia
Bentuk normal dan tidak ada kelainan, labiya mayora menutupi labia minora.
Warna kulit kemerahan, tidak ada bercak hitam, tidak ada tanda lahir.
A : ANALISA DATA
Diagnosa
Dasar
Bayi lahir spontan, menangis kuat, gerakan otot aktif, telah berhasil
IMD.
Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif
Keadaan umum baik, jantung 130x/m, RR 40x/m, S: 36,80C, BB:
3800gr, PB: 50cm, LILA:11cm, LD: 36cm, LK: 35cm.
P : PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kondisi bayi pada ibu bahwa bayinya dalam keadaan baik
dan normal
Ibu mengerti bahwa kondisi bayinya sekarang dalam keadaan sehat
2. Memberikan suntikan vit K 1 mg IM 1/3 dipaha kiri bagian luar untuk
mencegah perdarahan intracranial
Suntikan vit K phytomenadione telah diberikan pada tanggal 11-03-2019
3. Mengoleskan salep mata tetrasiklin 1% pada kedua mata bayi untuk
mencegah infeksi mata
Telah diberikan salep mata tetrasiklin pada kedua mata.
4. Memakaikan bayi pakaian lengkap dan bedong agar kehangatan bayi
terjaga.
Bayi telah dibungkus bedong dan dijaga kehangatannya.
5. Melakukan rawat gabung antara bayi dengan ibunya. untuk memudahkan
memberikan ASI.
Rooming in telah dilakukan dan bayi telah disusui kembali.
6. Memberitahu keluarga agar menjaga kehangatan bayinya dengan selalu
mengganti popok bila bayi buang air.
Ibu dan keluarga bersedia untuk mengganti popok bayi jika basah.
7. Menganjurkan perawatan tali pusat, Menjelaskan pada ibu pentingnya
perawatan tali pusat, Menganjurkan perawatan tali pusat dengan
membungkus menggunakan kasa steril tanpa diberi apapun,
Mengobservasi tali pusat
Ibu mengerti cara perawatan tali pusat, tali pusat terbungkus kasa steril
8. Menganjurkan ibu memberikan ASI sesering mungkin, tanpa terjadwal
Ibu bersedia untuk memberikan ASI sesering mungkin
9. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tanda bahaya bayi baru lahir
Ibu dan keluarga mengerti tanda bahaya bayi baru lahir seperti warna
kulit kebiruan, kejang, lemas dan tidak mau menyusu, tali pusat berdarah.
10. Memberitahu ibu agar tidak memandikan bayinya sebelum bayi berumur 6
jam.
Bayi tidak dimandikan sebelum 6 jam.
Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan BBL Hari ke-3
Tanggal:14-03-2019
S : SUBJEKTIF
O : OBJEKTIF
Kesadaran : Composmentis
TTV normal, suhu 36,7°C, frekuensi jantung 122/ menit. RR 40x/ menit
Panjang Badan : 50 cm
Tali pusat : tali pusat belum lepas keadaan kering, tidak ada
perdarahan, tali pusat tidak berbau, tidak ada tanda infeksi
A: ANALISA DATA
Diagnosa
Bayi baru lahir 3 hari normal
Dasar
Bayi lahir tanggal 11-03-2019
Keadaan umum baik, tali pusat belum lepas, pols 122x/m, RR 40x/m,
S.36,70C
BB 3800gr, PB 50cm
P : PENATALAKSANAAN
6. Mengkaji ulang pengetahuan ibu tentang cara menjaga bayi agar tidak
hipotermi
Ibu menjaga kehangatan bayi, bayi dibedong, dan tidak teraba dingin.
7. Memberikan suntikan HB 0 pada bayi di 1/3 paha bagian luar sebelah
kanan
Imunisasi Hb0 telah diberikan
D. ASUHAN KEBIDANAN NIFAS
S: SUBJEKTIF
O:OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
2. Tanda-Tanda vital
TD:110/70 mmhg
Temp:370C
RR:19x/m
Nadi:78x/m
3. Pemeriksaan Fisik
a. Payudara : payudara ASI lancar,keadaan payudara bersih,tidak ada
benjolan tidak ada benjolan ,tidak ada nyeri tekan
b. Abdomen : tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan.tidak ada
massa,konsistensi keras,kontraksi baik,TFU 2 jari dibawah pusat
c. Ekstremitas : bentuk simetris, tidak ada oedema,tidak ada varises,tidak
ada kemerahan pada betis
d. Tanda Homan : Negatif (-)
e. Genetalia : tidak ada varises, terdapat luka jahitan,pengeluaran
pervaginam lochea rubra,konsistensi cair,berbau khas,tidak
mengeluarkan cairan berbau,banyak nya 10cc
A:ANALISA
1. Diagnosa
Nifas 6 jam normal
2. Dasar
a. Ibu partus tanggal 11-03-2019
b. Pengerluaran asi lancar
c. TFU 2 jari dibawah pusat,konsistensi keras,kontraksi uterus baik
d. Ekstremitas tidak ada oedema dan tidak ada varises,tidak ada
kemererahan pada betis,tanda homan negatif
e. Pengeluaran pervaginam,loche rubra,konsistensi cair,berbau khas,tidak
mengeluarkan cairan berbau,banyak nya 10cc
3. Masalah : tidak ada
P: PENATALAKSANAAN
1. Menejlaskan pada ibu bahwa kondisi ibu baik saat ini dengan
TD:110/70 Temp.37,0 RR:19 Nadi.78
Ibu sudah mengerti keadaan ibu saat ini baik dan sehat
2. Memberikan ibu konseling tentang pemebrian ASI awal.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tampa makanan dan minuman
pendamping (termasuk air jeruk,madu,air,gula) yang dimulai sejak bayi
baru lahir sampai dengan usia 6 bulan.
Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar Mengajarkan ibu teknik
perawatan payudara pada masa nifas yang benar
Ibu menegrti tentang asi eksklusif ,teknik menyusui yang benar,dan teknik
perawatan payudara pada masa nifas yang benar serta kan melakukan
nya di rumah
4. Mejelaskan pada ibu penyebab nyeri yang dirasakan bahwa nyeri berasal
dari luka jahitan akibat robekan jalan lahir dan nyeri akan berkurang
seiring dengan penyembuhan luka. Menganjurkan ibu untuk melakukan
perawatan luka perenium
7. Menjelaskan pada ibu tentang penting nya perawatan tali pusat dan
dampak dari tidak melakukan perawatan tali pusat dengan prinsip berish
dan kering menggunakan kassa steril tampa di bubuhi apaun
Ibu mengerti perawatan tali pusat yang benar
9. Memberikan informasi kepada ibu tentang tanda tanda bahaya nifas seperti
demam atau kedinginan,pendarahan berlebih,nyeri abdomen,nyeri
berat,atau bengkak pada payudara,nyeri atau hangat pada betis, dengan
atau tama odema tungkai ,dan menganjurkan ibu segera menghubungi
petugas kesehatan bila menemukan tanda tanda bahaya tersebut.
Ibu mengerti dengan tanda tanda bahaya masa nifas
10. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya pada bayi yaitu pernafasan lebih dari
60x/menit,suhu tubuh lebih dari 38 C,warna kulit kuning terutama pada
(24jam pertama),biru atau pucat ,hisapan bayi lemah,mengantuk
berlebihan,banyak muntah,tali pusat berwarna merah,bengkak,keluar
cairan,bau busuk berdarah,keluar darah dari tinja,tangis tidak biasa,tidak
bisa tenang,menangis terus menerus.
Ibu dan mengerti tanda tanda bahaya pada bayi
S:SUBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
2. Tanda-Tanda vital
TD:120/70
Temp.36,7
RR:19
Nadi:79
3. Payudara
Putimg susu, pengeluaran asi lancar,tidak ada nyeri tekan,tidak ada
benjolan
4. Abdomen
tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan.tidak ada massa,konsistensi
keras,kontraksi baik,TFU 3 jari dibawah pusat
5. Ekstremitas
bentuk simetris, tidak ada oedema,tidak ada varises,tidak ada kemerahan
pada betis tanda Homan :Negatif (-)
6. Genetalia
A:ANALISA
1. Diagnosa
Nifas hari ke 6 normal
2. Dasar
a. TFU 3 jari dibawah pusat
b. konsistensi uterus baik
c. Pengeluaran pervaginam,loche sanginolenta,konsistensi cair,berbau
khas,tidak mengeluarkan cairan berbau,banyak nya 2cc
3. Masalah : tidak ada masalah
P:PENATALAKSANAAN
1. Menejlaskan pada ibu bahwa kondisi ibu baik saat ini dengan
TD:120/70
Temp:36,7
RR:19
Nadi:79
Ibu sudah mengerti keadaan ibu saat ini baik dan sehat
S:SUBJEKTIF
O:OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
2. Tanda-Tanda vital
TD:110/80
Temp:36,8
R:19
Nadi:78
3. Payudara
Pengeluaran asi lancar,tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan
4. Abdomen
tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan.tidak ada massa,konsistensi
keras,kontraksi baik,TFU tidak teraba,distasis recti 2/5 (2 jari saat
kontraksi dan 5 jari saat rileks)
5. Ekstremitas
Tidak ada oedema,tidak ada varises,tidak ada kemerahan pada betis tanda
Homan :Negatif (-)
6. Genetalia
pengeluaran pervaginam lochea serosa, tidak mengeluarkan cairan
berbau,banyak nya normal
A: ANALISA
1. Diagnosa
Nifas 2 minggu normal normal
2. Dasar
a. TFU tidak teraba,diastasis recti 2/5
b. pengeluaran pervaginam lochea serosa, tidak mengeluarkan cairan
berbau,banyak nya normal
3. masalah : Tidak ada
P:PENATALAKSANAAN
1. Menejlaskan pada ibu bahwa kondisi ibu baik saat ini dengan
TD:110/80
Temp:36,8
RR:19
Nadi:78
Ibu sudah mengerti keadaan ibu saat ini baik dan sehat
2. Memastikan involusi uterus berjalan normal ,fundus tidak teraba ,tidak ada
pendarahan abnormal dan tidak ada his
Involusi uterrus berjalan normal, TFU tidak teraba,diastasis recti 2/5
kontraksi baik,lochea seros,Warna kuning kecoklatan ,tidak ada
pengeluaran cairan berbau
2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan sudah membicarakan dengan suami rencana kb yang akan
digunakan dan berencana menggunakan KB suntik 1 bulan.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Compos Mentis
c) Keadaan Emosional : Stabil
d) Keadaan psikologis : Ibu terlihat yakin dengan pilihan KB nya
e) Tekanan Darah : 130/80 mmHg
f) Nadi : 75 x /menit
g) Pernapasan : 17 x/menit
h) Suhu : 36,2 oC
i) Berat Badan : 56 kg
j) Tinggi Badan : 153 cm
2) Pemeriksaan Fisik
a) Mata : Kelopak mata tidak oedema, konjungtiva berwarna
merah muda, sklera putih, tidak ikhterik.
b) Dada : Inspeksi dada simetris, pembesaran normal, puting
menonjol, tidak ada benjolan, ASI keluar dan tidak
ada nyeri tekan. Auskultasi bunyi jantung normal
(reguler), paru-paru vesikuler (tidak ada wheezing
maupun ronchi).
c) Abdomen : Inspeksi bekas luka operasi tidak ada, benjolan dan
liver tidak ada, kandung kemih kosong.
d) Ekstrimitas : Tidak ada oedema tangan dan kaki, tidak ada
kemerahan, tidak ada kekakuan otot sendi, reflek
patela positif.
e) Anus : Tidak ada hemoroid dan tidak ada nyeri tekan.
f) Anogenital : ada bekas luka di perineum, vulva dan
vagina tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak
ada peradangan, pengeluaran pervaginam tidak ada.
c. Analisa Data
Diagnosa :P3A0 akseptor baru KB suntik 1 bulan.
Masalah : Tidak Ada
d. Panatalaksanaan
1. Memberitahu ibu keadaannya saat ini dalam keadaan sehat
TD = 130/80 mmHg, RR = 17 x/menit, Nadi = 75 x/menit, Suhu = 36,2
°C, BB = 56 Kg, TB = 153 cm
Ibu mengerti dengan kondisinya
2. Melakukan konseling tentang KB suntik (menjelaskan efek samping,
kelebihan dan kekurangan KB suntik 1 bulan)
Evaluasi : ibu mengerti tentang efek samping, kelebihan dan kekurangan
KB suntik 1 bulan
3. memberikan konseling KB untuk menggunakan KB secara dini dengan
menjelaskan tentang KB dapat membantu ibu / pasangan untuk
menentukan kontrasepsi yang diinginkan sengingga pasangan dapat
mengatur jarak kehamilan sehingga akan meningkatkan kesehatan,
kesejahtraan dan angka harapan hidup anak-anak dan ibunya.
KB sudah dipilih ibu menginginkan KB suntik dan suami menyetujui ibu
menggunakan KB suntik
A. Kehamilan
Berdasarkan pengkajian kehamilan terhadap Ny. K pada tanggal 02 Maret
2019 pukul 02.30 WIB ibu K memiliki keluhan dan ingin melakukan
pemeriksaan rutin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil kondisi ibu dalam
keadaan baik dengan hasil pemeriksaan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 82
kali/menit, pernapasan 21 kali/menit, suhu 36,2 oC, conjungtiva an-anemis,
sklera an-ikterik dan tidak ada oedema pada wajah dan tungkai.
Asuhan yang diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup minimal 8 jam dan mengurangi aktivitas yang berlebihan, memberikan
konseling tentang persiapan persalinan meliputi persiapan fisik, tempat
melahirkan, transportasi, keuangan, dan donor darah.
B. Persalinan
Dari hasil pengkajian yang dilakukan terhadap Ny.K tanggal 11 Maret
2019 pukul 18.00 WIB, Keluarga mengatakan kepala bayi sudah lahir sekitar
1 menit dan ibu merasa cemas dan masih mulas dan ingin mengejan. Evaluasi
dari penatalaksanaan kasus tersebut adalah kehamilan Ny. N diakhiri dengan
persalinan secara spontan pukul 18.10 WIB, bayi lahir dengan jenis kelamin
perempuan, berat badan 3800 gram, dan panjang badan 50 cm.
D. Nifas
Tanggal 11 Maret 2019 pukul 22.00 WIB dilakukan pemeriksaan
nifas 6 jam terhadap Ny. K dengan data subjektik ibu masih merasakan
mulas, data objektif menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal,
terdapat pengeluaran lokhea rubra dan tinggi fundus ibu 2 jari dibawah pusat.
Dalam teori Yetti (2010) bahwa lokhea rubra akan keluar pada 1-3 hari post
partum, TFU 2 jari dibawah pusat dengan bobot 900-1000 gram, diameter
12,5 cm, dan palpasi serviks lembut atau lunak.
Saat kunjungan kedua pada tanggal 17 Maret 2019 didapati data
subjektif ibu dapat menyusui bayinya dan sudah dapat melakukan aktifitas
sehari-hari.
E. Keluarga Berencana
Pada tanggal 20 Maret 2019 Ny. K melakukan pemeriksaan ulang dan
konseling ingin menggunakan KB suntik. Berdasarkan hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik, Ny. K telah mendapatkan izin dari suami dan telah yakin
untuk menggunakan KB suntik. Keuntungan kontrasepsi ini adalah daya guna
tinggi,tidak memerlukan periksa dalam, bebas dari pengaruh estrogen, tidak
mengganggu kegiatan senggama dan ASI, dapat dicabut sesuai kebutuhan,
ekonomis (Anggraini, 2011). Maka dari itu penulis memberikan kontrasepsi
suntik pada ibu agar tidak menghambat ASI dan menganjurkan ibu untuk
kembali pada tanggal 12 april 2019
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan umum asuhan kebidanan berkelanjutan terhadap Ny. K
di BPS Zaleha, A.Md.Keb Gedung Wani, Lampung Timur yaitu untuk
meningkatkan deteksi dini terhadap komplikasi pada masa kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir, dan KB. Penulis melakukan asuhan kebidanan sesuai
dengan masalah dan diagnosa yang ditegakkan.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan (Continuity of Care) pada
kasus Ny. N tidak terdapat komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas, maupun
bayi. Asuhan sayang ibu yang dilakukan sudah berdasarkan teori. Ibu mengakhiri
kehamilannya dengan persalinan spontan pervaginan, keadaan bayi normal
dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 3800 gram, dan panjang badan 50 cm,
dan keadaan nifas ibu normal.
Selama melakukan asuhan kebidanan, penulis tidak mendapat kendala yang
berarti karena klien dapat kooperatif sehingga asuhan yang diberikan dapat
berjalan dengan baik.
B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan klien dapat benar-benar menerapkan anjuran yang diberikan oleh
tenaga kesehatan.
2. Bagi Lahan Praktek
Dapat meningkatkan pengetahuan dengan menyesuaikan antara teori dan
praktek sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan
melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB
terutama dalam mencegah kematian pada Ibu.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat berguna sebagai bahan bacaan dan dapat menambah wawasan tentang
asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina
Rihana
Aprilia, Y. 2010. Hipnostetri : Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil &
Bagian Obstetrik & Ginekologi FK. Unpad 1983. Obstetri Fisiologi. Eleman:
Bandung,
Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. 2017. Kebidanan Teori dan Asuhan
Elizabeth, Siwi W dan Endang P. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Henderson, C., Jones, K. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC
Husin Farid, 2013. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukt. Jakarta : Sagung Setyo
Indriyani & moudy djami. 2016. Updet Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : TIM
Karyuni, dkk. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan
Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kandungan dan KB. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Medforth, Janet dkk. 2013. Kebidanan Oxford dari Bidan Untuk Bidan. Jakarta:
EGC
Mochtar, R., 2001, Sinopsis Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jakarta: EGC.
Nastiti, D. 2012. Gambaran Faktor Risiko Kejadian Stroke pada Pasien Stroke
fromhttp://parentresourcenetwork.org/other-tools-for labor/.
Nurjasmi, Dr. Emi. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Cetakan Pertama.
Purwanti, Eny. 2012. Asuhan Kebidanan Untuk Ibu Nifas. Yogyakarta : Ilmu
Cakrawala
Rohani, dkk. (2011). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba
Medika
Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis
Saifuddin Abdul Bari, dkk. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saifudin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Bina Pustaka
Suherni., Widyasih, Hesty., & Rahmawati, Anita. (2009). Perawatan masa nifas.
2007;4(4);409-17.
Varney, Hellen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta : EGC
LAMPIRAN=
1. KUNJUNGAN IBU HAMIL
2. BERSALIN
3. KUNJUNGAN IBU NIFAS