PENDAHULUAN
1.1 Maksud
Melakukan interpretasi data wireline log secara kualitatif.
Mengevaluasi parameter-parameter dalam analisis kualitatif data wireline log yang meliputi zona
batuan reservoir, jenislitologi, serta jenis cairan pengisi formasi.
Menentukan jenis-jenis dan urutan litologi denganmenggunakan data wireline log .
Menentukan ada atau tidaknya kandungan hidrokarbon padasuatu formasi menggunakan data
wireline log.
Menentukan lingkungan pengendapan suatu zona hidrokarbonberdasarkan data wireline log.
1.2 Tujuan
Mengetahui informasi-informasi seperti litologi, porositas,resistivitas, dan kejenuhan hidrokarbon
berdasarkan data wireline log .
Mengetahui keterdapatan hidrokarbon dalam suatu lapisandengan menggunakan data wireline log .
Mengetahui lingkungan pengendapan suatu zona hidrokarbonberdasarkan interpretasi datawireline
log.
DASAR TEORI
2.1. Well Logging
2.1.1. Well logging
merupakan suatu teknik untuk mendapatkan databawah permukaan dengan menggunakan alat ukur
yang dimasukkan kedalam lubang sumur, untuk evaluasi formasi dan identifikasi ciri-ciri batuandi bawah
permukaan (Schlumberger, 1958).Tujuan dari well logging adalah untuk mendapatkan informasilitologi,
pengukuran porositas, pengukuran resistivitas, dan kejenuhanhidrokarbon. Sedangkan tujuan utama dari
penggunaan log ini adalahuntuk menentukan zona, dan memperkirakan kuantitas minyak dan gas bumi dalam
suatu reservoir. Pelaksanaan wireline logging merupakan kegiatan yang dilakukandari memasukkan alat yang
disebut sonde ke dalam lubang pemboransampai ke dasar lubang. Pencacatan dilakukan dengan menarik
sondetersebut dari dasar lubang sampai ke kedalaman yang diinginkan dengan kecepatan yang tetap dan
menerus. Kegiatan ini dilakukan segera setelah pekerjaan pengeboran selesai ( lihat Gambar 1.1). Hasil
pengukuran atau pencatatan tersebut disajikan dalam kurva log vertikal yang sebandingdengan kedalamannya
dengan menggunakan skala tertentu sesuai keperluan pemakainya.Tampilan data hasil metode tersebut adalah
dalam bentuk log yaitu grafik kedalaman dari satu set kurva yang menunjukkan parameter yang diukur secara
berkesinambungan di dalam sebuah sumur (Harsono,1997). Dari hasil kurva-kurva yang menunjukkan
parameter tersebut dapatdiinterpretasikan jenis-jenis dan urutan-urutan litologi serta ada tidaknyaKomposisi
hidrokarbon pada suatu formasi di daerah penelitian. Dengan kata lain metode well logging merupakan suatu
metode yang dapatmemberikan data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara kualitatif dan kuantitatif
adanya Komposisi hidrokarbon.
Dalam pelaksanaan well logging truk logging diatur segaris dengankepala sumur, kabel logging
dimasukkan melalui dua buah roda-katrol.Roda katrol atas diikat pada sebuah alat pengukur tegangan kabel.
Didalam kabin logging atau truk logging terdapat alat penunjuk beban yang menunjukkan tegangan kabel atau
berat total alat. Roda katrol bawah diikat pada struktur menara bor dekat dengan mulut sumur. Setelah alat-
alat logging disambungkan menjadi satu diadakan serangkaian pemeriksaan ulang dan kalibrasi sekali lagi
dilakukan supaya yakin bahwa alat berfungsi dengan baik dan tidakterpengaruh oleh suhu tinggi atau lumpur.
Alat logging kemudian ditarikdengan kecepatan tetap, maka dimulailah proses perekaman data. Untuk
mengumpulkan semua data yang diperlukan, seringkali diadakan beberapa kali perekaman dengan kombinasi
alat yang berbeda (Harsono,1997). Sistem pengiriman data di lapangan dapat menggunakan jasasatelit atau
telepon, sehingga data log dari lapangan dapat langsungdikirim ke pusat komputer untuk diolah lebih
lanjut perbedaan elektrokimia antara air di dalam formasi dan lumpur pemboran,akibat adanya perbedaan
salinitas antara lumpur dan Komposisi dalambatuan maka akan menimbulkan defleksi positif atau atau negatif
darikurva ini Bassiouni,1994). Gambar maupun porositas darisuatu formasi. Log SP sangat dan dipengaruhi
oleh beberapa parameter seperti resistivitas formasi, air lumpur pemboran, ketebalan formasi parameter lain.
Jadi pada dasarnya jika salinitas Komposisi dalam lapisanlebih besar dari salinitas lumpur maka kurva SP
akan berkembang negatif dan jika salinitas Komposisi dalam lapisan lebih kecil dari salinitas lumpur maka
kurva SP akan berkembang positif. Dan bilamana salinitas Komposisi dalam lapisan sama dengan salinitas
lumpur maka defleksikurva SP akan merupakan garis lurus sebagaimana pada shale (Doveton,1986).Kurva
log SP tidak mampu secara tepat mengukur ketebalanlapisan karena sifatnya yang lentur. Perubahan dari
posisi garis dasar serpih (Shale BaseLine) ke garis permeabel tidak tajam melainkan halussehingga garis batas
antara lapisan tidak mudah ditentukan.Kegunaan Log SP adalah untuk (Exploration Logging, 1979)
:1. Identifikasi lapisan-lapisan permeabel.2. Mencari batas-batas lapisan permeabel dan korelasi antar
sumur berdasarkan batasan lapisan tersebut.3. Menentukan nilai resistivitas air-
formasi (Rw).4. Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih.
Pada lapisan permeabel yang mengandung air asin, harga resistivitasnya rendah karena air asin mempunyai
salinitas yangtinggi sehingga konduktivitasnya tinggi. Pada lapisan yang mengandung hidrokarbon
resistivitasnya tinggi. Pada lapisan yang mengandung sisipan shale, harga resistivitasnyamenunjukkan
penurunan yang selaras dengan persentase sisipantersebut.Pada lapisan kompak harga resistivitas tinggi,
karena lapisankompak mempunyai porositas mendekati nol sehingga celah antar butir yang menjadi media
penghantar arus listrik relatif kecil.
Gambar 1.4 Defleksi log resistivitas (Rider, 1996).
Ketika suatu formasi di bor, air lumpur pemboran akan masuk kedalam formasi sehingga membentuk 3 zona
yang terinvasi, yaitu :
a. Flushed Zone
Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubangbor serta terisi oleh air filtrat lumpur
yang mendesak Komposisisemula (gas, minyak ataupun air tawar). Meskipun demikianmungkin saja tidak
seluruh Komposisi semula terdesak ke dalamzona yang lebih dalam.
b. Transition Zone
Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam keterangan zona iniditempati oleh campuran dari air filtrat lumpur
dengan Komposisisemula.
c. Uninvaded Zone
Merupakan zona yang tidak mengalami infiltrasi dan terletak paling jauh dari lubang bor, serta seluruh pori-
pori batuan terisi olehKomposisi semula.
Menurut Sonnenberg (1991), kegunaan log densitas adalah untuk : Mengukur nilai porositas, Korelasi antar
sumur pemboran, Mengenali komposisi atau indikasi fluida dari formasi.
Log akustik ini yaitu log sonik dapat juga berfungsi dalampenentuan besarnya harga porositas dari batuan.
Pada log ini terdapat transmitter yang mengirimkan gelombang suara ke dalam formasi yangditerima oleh
penerima yang terdapat dalam log ini. Waktu yangdiperlukan gelombang suara setelah mencapai formasi
untuk kembaliterdeteksi oleh penerima dinamakantransit time. makin lama waktu tempuhnya maka
porositas batuannya tinggi (batuan tidak kompak) dansebaliknya (Norman & Edward,
1990).Tabel 1.1 Kecepatan sonik pada material tertentu (Schlumberger, 1958)
Ahli geologi telah sepakat bahwa penentuan lingkunganpengendapan dapat dilihat dari bentuk kurva log
terutama log gamma ray danspontaneous potential (Walker, 1992). Bentuk tipikal log denganbeberapa fasies
pengendapan yang merupakan indikasi dari bentuk kurva log GR atau SP secara umum dapat dilihat pada
Gambar 1.9. Bentuk kurva log yang tidak spesifik dari setiap lingkungan pengendapan membuat interpretasi
berdasarkan data tersebut sangat beresiko tinggi. Interpretasi lingkungan pengendapan yang cukup akurat
didapat dari data core. Bentuk kurva log GR ,SP dan resistivitas memiliki suatu urutanvertikal, yaitu :
1. Cylindrical
Bentuk silinder pada log GR atau SP dapat menunjukkan sedimentebal dan homogen yang dibatasi oleh
pengisian channel atauchannel-fills dengan kontak yang tajam. Cylindrical merupakan bentuk dasar
yangmewakili homogenitas dan ideal sifatnya. Bentukcylindrical diasosiasikandengan endapan
sedimen braided channel, estuarine atau sub-marinechannel fill, anastomosed channel, eolian dune, tidal sand.
3. Bell Shaped
Profil berbentuk bell menunjukkan penghalusan ke arah atas,kemungkinan akibat
pengisian channel atau channel fills. Pengamatanmembuktikan bahwa besar butir pada setiap level cenderung
sama,namun jumlahnya memperlihatkan gradasi menuju berbutir halus denganlempung yang bersifat
radioaktif makin banyak ke atas. Bentuk bell dihasilkan oleh endapan point bars, tidal deposits, transgressive
shelf sands, sub marine channel dan endapan turbidit.
4. Funnel Shaped
Profil berbentuk corong atau funnel menunjukkan pengkasaran kearah atas yang merupakan bentuk kebalikan
dari bentuk bell . Bentuk funnel kemungkinan dihasilkan sistem progradasi seperti sub marine fanlobes,
regressive shallow marine bar, barrier islandsatau karbonatterumbu depan yang berprogradasi di
atas mudstone, delta front atau distributary mouth bar , crevasse splay, beach and barrier beach,strandplain,
shoreface, prograding shelf sands dan submarine fan lobes
5. Symmetrical
regresi (Walker 1992). Penghalusan ke atas bentuk bell shape atau bell merupakan indikasi peristiwa regresi,
sedangkan pengkasaran ke atas funnel shape atau corong mewakili peristiwa transgresi sedangkankonstan
yaitu cilindrical shape mengindikasikan transisi. Penentuan lingkungan pegendapan pertama kali diarahkan
kepada skala yang besar kemudian akan dianalisis ke dalam skala kecil dengan kombinasi datayang ada yaitu
data cutting dan karakter wireline log
.
2.3.1 Contoh Interpretasi Lingkungan Pengendapan Delta Dari DataLog
Delta merupakan suatu endapan progradasi yang tidak teratur yangterbentuk pada lingkungan
subaerial yang secara langsung dikontrol olehsungai (Gambar 1.10). Morfologi delta dan bentuk penyebaran
sedimenpada delta dikontrol oleh tiga proses utama yaitu : influx fluvial, tidal, wave atau gelombang. Menurut
Serra (1990), secara umum lingkungan pengendapandelta dapat dibagi dalam beberapa subfasies
sebagai berikut :
1.Delta Plain
Merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang terdiri dari channel aktif dan channel yang
ditinggalkan atau abandoned channel.Delta plain cenderung tertutup oleh vegetasi yang rapat. Subfasies
delta plain dibagimenjadi:
a) Upper delta plain
Merupakan bagian dari delta yang terletak diatas area tidal ataulaut. Endapannya secara umum terdiri dari
: Endapan distributary channel yang berpindah Merupakan endapan braided atau meandering , tanggulalam
atau natural levee, dan endapan point bar.Endapan distributary channel ditandai dengan adanya bidang erosi
padabagian dasar urutan lingkungan dan menunjukkankecenderungan menghalus ke atas. Struktur sedimen
yang dijumpai umumnya adalah cross bedding, ripple crossstratification, scour and fill, dan lensa-lensa
lempung. Endapan point bar terbentuk apabila terputus dari channel-nya. Endapantanggul alam terbentuk
dan memisahkan diri dengan interdistributary channel. Sedimen pada bagian ini berupa pasir halus dan
rombakan material organik serta lempung yangterbentuk sebagai hasil luapan material selama terjadi
banjir. Lucustrine delta fill dan endapaninterdistributary flood plain. Lingkungan pengendapan ini mempunyai
kecepatan aruspaling kecil, dangkal, tidak berelief, dan proses akumulasisedimen berjalan
lambat. Interdistributary channel danflood plain, endapan yang terbentuk merupakan endapan yangberukuran
lanau sampai lempung yang dominan. Struktur sedimen yang terbentuk adalah laminasi sejajar
danburrowing structure endapan pasir yang bersifat lokal, tipis, dan kadanghadir karena adanya pengaruh
gelombang.
Endapan delta front ditunjukkan oleh sikuen mengkasar ke atas atau coarsening upward dalam skala yang
relatif besar yang menunjukkan perubahan lingkungan pengendapan secara vertikal ke atas. Sikuen ini hasil
dariprogradasi delta front yang mungkin diselingi oleh sikuendistributary channel dari sungai atau tidal pada
saat progradasisungai berlangsung. Fasies pengendapan delta front dibagimenjadi beberapa subfasies dengan
karakteristik gradasi lingkungan yang berbeda yaitu :
-Distal bar
Memilki urutan lingkungan pengendapan cenderungmenghalus ke atas. Umumnya tersusun atas pasir halus
denganstruktur sedimen laminasi. Fosil pada lingkungan ini jarang dijumpai.
-Distributary mouth bar
Menurut Walker (1992), distributary mouth bar memilliki kecepatan yang paling tinggi dalam sistem
pengendapan delta.Sedimen umumnya tersusun atas pasir yang diendapkan melaluiproses fluvial dan
merupakan tempat terakumulasinya sedimenyang ditranspor oleh distributary channel dan
diantara mouthbars akan terendapkan sedimen berukuran halus. Pasokan sedimen yang menerus akan
menyebabkan terjadinya pengendapan mouth bars yang menuju ke arah laut. Struktur sedimen yang terbentuk
pada lingkungan ini antara lain:current ripple, cross bedding, dan massive graded bedding.
-Channel
Menurut Walker (1992), channel ditandai adanya bidangerosi pada bagian dasar urutan lingkungan
pengendapannya dan cenderung menghalus ke atas. Sedimen umumnya berukuran pasir . Struktur sedimen
yang terbentuk adalah cross bedding,ripple cross stratification,scour and fill.
-Subaquaeous levees
Merupakan kenampakan lain dari lingkungan pengendapan delta front yang berasosiasi dengan
active channel mouth bar. Lingkungan ini sulit dibedakan dan diidentifikasi dengan lingkungan lainnya pada
endapan delta masa lampau. Menurut Serra (1990), prodelta merupakan subfasies transisi antara delta
front dengan endapan normal marine shelf yang berada di bawah kedalaman efektif erosi gelombang yang
terletakdi luar delta front.Sedimen yang ditemukan pada lingkungan iniadalah sedimen yang berukuran paling
halus. Endapan prodelta didominasi oleh sedimen berukuran lanau dan lempung dankadang-kadang dijumpai
lapisan tipis batupasir. Struktur sedimenyang sering dijumpai adalah masif, laminasi,
dan burrowing structure.Seringkali dijumpai cangkang organisme bentonik yang tersebar luas dan
mengindikasikan tidak adanya pengaruh air tawar atau fluvial.
Posisi Cekungan Sumatera Selatan sebagai cekungan busur belakang (Blake, 1989)
BAB IVPEMBAHASAN
D a t a l o g m e r u p a k a n s a l a h s a t u k r i t e r i a u t a m a s e b a g a i d a s a r dal am pros es
pengam bil an keputusan geol ogi pada eksplorasi
m i gas. Log di gunakan untuk m el akukan korel asi zona z ona p r o s p e k t i f s u m b e r
data untuk membuat peta kontur struktur dan isopach, menentukan
k a r a k t e r i s t i k f i s i k b a t u a n s e p e r t i l i t o l o g i , porosit as, geom et ri pori dan
perm eabi l i t as. Dat a l oggi ng di gunakan u n t u k m e n g i d e n t i f i k a s i z o n a - z o n a
produktif, menentukan k a n d u n g a n fl ui da dal am reservoar s erta
m emp erki rakan cadangan hi drocarbon. L o g a d a l a h g a m b a r a n k e d a l a m a n
dari suatu perangkat kurva yang mewakili parameter -parameter yan g
d i u k u r s e c a r a t e r u s m e n e r u s di dal am suatu sum ur ( S chl um berger, 1986).
P aram et er yang bi asa d i u k u r adalah sifat kelistrikan, tahan an jenis
batuan, da ya hantar listrik, sifat keradioaktifan, dan sifat meneruskan
g e l o m b a n g s u a r a Pada log ini diketahui terdapat data-data wireline pada 4komposite log yang
meliputi kurva Gamma Ray Log (GR), kurva Caliper Log (CALI), kurva Density Log (RHOB), kurva
Neutron Log (NPHI), sertakurva Resistivity Log (LLD, LLS). Berikut pembahasan dari masing ±masing
komposite log. Dari data log, kita dapat menginterpretasikanapakah pada daerah tersebut memiliki kandungan
hidrokarbon atau tidak. Metode yang digunakan yaitu metode interpretasi pintas (quick look). Hal ini
berdasarkan pada data-data yang terdiri dari:
-Kurva Gamma Ray Log (GR)
-Kurva Density Log (RHOB)
-Kurva Neutron Log (NPHI)
- Kurva Resistivity Log (ILM,ILD dan SFLU
Berdasarkan kurva GR, kita melihat bahwa pada kurva GR menunjukkan nilai GR menuju pada minimum.
Hal ini dapat mengindikasikan bahwa daerah dengan kurva yang mendekati minimum kemungkinan
merupakan lapisan reservoir . Lapisan reservoir adalah lapisan permeabel yang biasanya ditunjukkan oleh
rendahnya harga kurva gamma Ray yang menunjukkan kandungan serpih yang rendah. Dalam identifikasi
litologi berdasarkan kurva log Gamma Ray yangpertama ditentukan adalah Shale Base Line dan Sand
Base Line dari kurva log Gamma Ray tersebut. Shale base line yang merupakan garis lempung ini adalah
garis yang ditarik dari titik yang memiliki harga palingtinggi yang mengisyaratkan bahwa daerah tersebut
perupakan daerah impermeabel, sedangkan sand base line merupakan garis yang ditarik darititik yang
memiliki harga yang paling kecil dalam kurva log gamma rayyang juga mengisyaratkan bahwa daerah
tersebut adalah daerah yangpermeabel. Log Gamma ray yang memiliki skala 0 sampai 300
inikemudian dianggap mempunyai persentase 100%. Maka selanjutnyabarulah ditentukan daerah interes yang
menjadi kandidat batuanpermeabel dimana kandidat ini adalah zona yang terletak diantara 50%-80% (sering
juga disebutcut off ). Daerah yang terletak pada zona inilahyang dianggap sebagai zona clean sand . Selain
itu, dari kurva ini juga dapat ditentukan batas-batas perlapisandengan mengambil patokan adanya perubahan
pola kurva (defleksi kurva)merupakan tanda bahwa terdapat perubahan litologi. Namun yang perlu diingat
kurva Gamma Ray ini tidak mengisyaratkan besar butir tetapihanya memberikan informasi tentang distribusi
butir dan kandungan lempungnya
3.Sandstone
Berdasarkan data log PT-3, litologi ini terdapat di kedalaman 4030 ± 4030 feet.
Litologi ini dicirikan dengan data log Gamma Ray Yang rendah yaitu sekitar 40 - 60 gAPI, hal ini karena pada
lapisan ini hampir tidak mempunyai kandungan radioaktif atau dapat dikatakan mempunyaiintensitas
radioaktif yang sangat rendah. Dari hasil log neutron (NPHI)yang menunjukan angka yang besar maka dapat
diketahui bahwa batuanini memiliki porositas yang besar. Dan dengan melihat dari Log Density (RHOB)
maka dapat diketahui pula bahwa batuan ini memiliki densitasyang rendah yang dimungkinkan berasal dari
jumlah porositas yang banyak, oleh karena itu batuan ini mempunyai porositas yang baik(permeable).Pada
lapisan batupasir sangat jarang terjadi runtuhan dindingakrena disebabkan nilai permeabilitasnya sangat besar
sehingga tekananLog pada sumur dinding tidak terlalu signifikan. Pada tekanan lapisan inizona pemboran
harus melakukan casing hal ini dilakukan agar tekanangas dan bor tidaka menganggu kerentanan dinding
sehingga perlu dijagabesaran tekanan formasi untuk menjaga agar tidak terjadinya blow up. Untuk lebih
menentukan apakah zona pemboran ini bersifatekonomis maka dioverlay dengan data-data seismik untuk
melihat mainstructure serta sebaran batuan reservoir yang ada dengan melihatamplitudo anomali yang
terbentuk pada seismik tersebut untuk melihatnilai amplitudo yang terbentuk pada zono reservoir. D a r i
a n a l i s i s h a s i l i n t e r p r e t a s i f l u i d a m a s i n g ± m a s i n g l o g sebagai berikut :
3. ZonaSaline Water
Zona saline water pada data wireline log dapat dikenali dari logresistivitasnya (kurva LLD dan kurva LLS).
Log ini digunakan untukmendeterminasi zona hidrokarbon dan zona air. Zona air akan menunjukkan harga
tahanan jenis formasi yang lebih rendah daripadazona minyak. Dari log resistivitas yang diberikan terlihat
bahwadefleksinya melurus, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa zona inimerupakan zonasaline water. Bila
defleksinya membelok(resistivitasnya semakin membesar) maka merupakan fresh water. Selain itu zona air
juga dapat dikenali bila tidak menunjukkanadanya separasi antara kurva log densitas (RHOB) dengan kurva
logneutron (NPHI). Kurva densitas (RHOB) lapisan tersebut berada disebelah kanan kurva neutron. Saline
water menunjukkan harga kurvaNPHI dan RHOB yang kecil.Maka berdasarkan pengamatan pada data log
didapatkan zona prospek gas berada pada :
4.2 Hasil Korelasi Masing ± masing Komposit Log
Hasil korelasi dari masing masing komposit log diatas adalahkorelasi tentang lingkungan pengendapan.
Berikut lingkunganpengendapan dari masing masing komposit logLingkungan pengendapan pada masing
masing komposit ini beradapada data log PT-3 kedalaman 4000- 4100, WP-6 kedalaman 4000-4200,PTD ± 7
kedalaman 4000- 4050, PT 2 kedalaman 4000 ± 4020 dari hasilpembacaan Log Gamma Ray dan kandungan
litologi yang adamenunjukan bahwasanya lingkungan pengendapan yang ditunjukkan oleh
intepretasi data log berada pada lingkungan pengendapan delta plain. Halini terlihat dari log Gamma ray yang
ada menunjukan bentuk seperti funnelshapped dimana bentuknya coarsening upward dimana
adanyaperselingan antara shale dan sandstone. Pengaruh gelombang padalingkungan pengendapan ini sangat
tinggi. Endapan yang ada merupakantermasuk endapan pengisi teluk atau bay fill deposit, dimana
endapannyameliputi
ditunjukkan oleh intepretasi data log berada pada lingkunganpengendapan delta plain. Hal ini terlihat dari log
Gamma ray yang adamenunjukan bentuk seperti funnel shapped dimana bentuknya coarseningupward
dimana adanya perselingan antara shale dan sandstone.Pengaruh gelombang pada lingkungan pengendapan
ini sangat tinggi.Dimana litologi yang terdapat pada interval kedalaman ini adalahperselingan antara
shale dan sandstone dan juga limestone. Lingkunganpengendapan ini mempunyai kecepatan arus paling kecil,
dangkal, tidakberelief, dan proses akumulasi sedimen berjalan lambat. Endapan yangterbentuk merupakan
endapan yang berukuran lanau sampai lempungyang dominan dengan demikian endapan secara khusus
terdapat pada daerah shallow marine.
Dilihat dari bentuk kurva gammaray yangberbentuk funnel shaped. atau berbentuk corong yang
menunjukkanpengkasaran keatas yang merupakan kebalikan dari bentuk bell. Kurvayang terbentuk
cenderung agak tajam atau melengkung yaitu bentukkurva yang funnel yang dapat menunjukkan sedimen
yang tebal danhomogen yang dibatasi oleh pengisian chanel dengan kontak yang tajamLingkungan
pengendapan pada masing masing komposit ini beradapada data log data log PT-3 pada kedalaman 4620-
4700, WP-6kedalaman 4580 -4790, PTD ± 7 kedalaman 4510- 4530, PT 2 kedalaman4570 ± 4650. Dari hasil
pembacaan Log Gamma Ray dan kandunganlitologi yang ada menunjukan bahwasanya lingkungan
pengendapan yangditunjukkan oleh intepretasi data log berada pada lingkunganpengendapan delta plain. Hal
ini terlihat dari log Gamma ray yang adamenunjukan bentuk seperti funnel shapped dimana bentuknya
coarseningupward dimana adanya perselingan antara shale dan sandstone. Dimanalitologi yang paling
dominan adalah lempung. Pengaruh gelombang padalingkungan pengendapan ini sangat tinggi. Endapan
yang ada merupakantermasuk endapan pengisi teluk atau bay fill deposit, maka kemungkinanlingkungan
pengendapannya berada pada fasies Sub marine. Dilihat daribentuk kurva gammaray yang berbentuk
funnel shaped. atau berbentuk corong yang menunjukkan pengkasaran keatas yang merupakankebalikan dari
bentuk bell. Kurva yang terbentuk cenderung agak
tajamatau melengkung yaitu bentuk kurva yang funnel yang dapatmenunjukkan sedimen yang tebal dan
homogen yang dibatasi olehpengisian chanel dengan kontak yang tajam
0
Tambahkan komentar
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
HETEROGENITAS RESERVOIR
INJEKSI CO2
HETEROGENITAS RESERVOIR
KARAKTERISTIK DELTA
ANALISA WELL LOGGING UNTUK PENENTUAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN
PEMILIHAN KOMBINASI LOGGING
SIMULASI RESERVOIR
DECLINE CURVE
1
TEORI DASAR LOGGING
PRODUCTION LOGGING TEST
PERAN WELL TEST ING UNTUK EVALUASI PRODUKTIVITAS DAN KERUSAKAN
FORMASI
INTERFERENCE TEST
EVALUASI KERUSAKAN FORMASI
WELL TEST PADA SUMUR MINYAK
KARAKTERISTIK RESERVOIR
HETEROGENITAS RESERVOIR
BAB III
RESERVOIR BERLAPIS DAN HETEROGENITAS RESERVOIR
Endapan delta umumnya mempunyai perlapisan silang siur (cross bedding) yang terdiri
atas tiga lapisan ynag saling berhubungan tetapi mempunyai lithologi yang berbeda. Tiga lapisan
yang dimaksud adalah : lapisan muka, lapisan dasar, dan lapisan tutup.
Lapisan muka tersusun dari material – material kasar yang terendapkan paling awal
setelah aliran air atau sungai mencapai laut. Lapisan muka biasanya tebal dan mempunyai
kemiringan yang besar. Semakin ke arah laut, lapisan muka semakin kecil ukuran butirnya, dan
akhirnya dihasilkan lapisan yang berbutir halus dan menyebar pada daerah yang luas di dasar
laut yang disebut lapisan dasar.
Proses pengendapan yang berlangsung terus menyebabkan lapisan depan berkembang ke
arah laut dan menutupi lapisan dasar. Akibatnya delta semakin berkembang ke arah laut, arus air
yang membawa sedimen juga semakin maju ke arah laut melalui kanal – kanal yang melewati
lapisan muka dan lapisan dasar delta. Di dalam kanal terendapkan oleh arus air suatu endapan
horizontal yang disebut lapisan tutup (topset bed). Sewaktu banjir, air meluap melalui tepi kanal
dan mengendapkan sedimen pada dataran banjir yang juga merupakan sebagian dari lapisan
tutup delta.
Distribusi ukuran butir hasil pengendapan kanal adalah semakin halus ke arah atas dan
ukuran halus dimiliki oleh batuan shale, karena sifatnya impermeable, endapan kanal merupakan
caps rock. Sebaliknya ukuran butir semakin kasar ke arah atas dihasilkan oleh deltaic bar,
endapan ini memiliki porositas semakin bagus ke arah atas cocok sebagai reservoir minyak dan
gas bumi.
Gambar 3.2
Delta secara keseluruhan berfacies klastik, delta besar akan menghalangi pengendapan
karbonat. Proporsi jenis sedimen dikontrol oleh interaksi suplay bahan – bahan fluvial dan
marine. Interaksi ini membuat empat pola delta yang umum yakni :
a. High – destructive Delta
Pengaruh marine sangat dominan dan kandungan pasir begitu tinggi. Kecenderungan produktif
dihasilkan oleh pasir pantai, jebakan minyak dan gas berupa stratigrafi. Contoh saat ini di
Sungai Po dan Rhone di Mediterania; kedua sungai nampak berusaha membentuk delta kaki
burung (bird – foot delta).
b. High – constructive Delta
High – constructive Delta bertipe kaki burung ada di Missisipi. Sejumlah channel tersebar
membentuk jari – jari bar ke arah laut. Pasir reservoir tertahan ke jari – jari delta (finger) ini,
deposite delta terdominasi oleh Lumpur.
c. High – constructive Delta
High – constructive delta jenis lobate (delta ekor kuda, seperti Modern Nile dan Niger River),
yang mana sejumlah kecil channel active yang tersebar membangun delta sepanjang front convex
ke arah laut. Semua dikuasai oleh proses regresi, dimana pasir tipis, sepanjang delta front
merupakan batuan reservoir (terlihat pada Gambar 3.5).
4. Delta Kipas yang berkembang dalam danau atau laut tertutup
Sesengguhnya yang bersifat delta merupakan bagian dari kipas alluvial dan transport pasir terus
menerus dari lingkungan sub – aerial, melewati fluvial ke delta dan mungkin endapan marine
yang paling membentuk lingkungan pengendapan campuran. Contoh terbaru adalah jenis delta
Gilbert di danau Bonneville berumur Pleistocene.
Gambar 3.5
Type Niger Delta Sediment 1)
Delta besar memerluakan waktu lama pembentukan dan bertahap. Karena proses regressive
bentuk delta dapat berupa ekor kuda atau kaki burung, dan karena kondisi regressive delta
menjadi komplek.
Urutan lengkap delta dari puncak ke dasar dengan komponen – komponenya sebagai
berikut :
6. Deposite dataran delta : lenticuler, kaya organic, lempung carbonatan atau shally, bioturbated,
fauna rawa, fragmen berupa tumbuhan, peat (seperti batu bara) dan pasir. Tidal datar, subtidal
dimana batupasir berupa deposite angin atau deposite banjir dengan bentuk lenticuler tinggi.
Terdominasi air tawar selagi aktif, selama progradasi, jika tidak aktif didominasi air payau
hingga air asin (laut).
5. Penyebaran pasir channel dan mulut bar dalam dataran dengan permeabilitas (k) dan porositas
bagus serta ripple marks dalam skala ukuran kecil, tetapi biasanya kondisi bagus ke arah atas.
Kontak tajam dengan shale ada di atas dan di bawah. Pasir bar mulut sungai mempunyai batuan
yang bersifat mustone, kontak pada bagian atas kasar, tetapi kontak ke bawah berupa pasir di
atas clay. Kedua jenis tubuh pasir mempunyai geometri linier dan semakin tipis miring ke
bawah; mereka berasosiasi dengan tanggul (leeve) sungai. Dalam kurva SP berbentuk block,
block seperti gergaji atau berbentuk bell (bell – shaped).
4. Pasir bar menjari; clean sand, non marine, coarsening ke atas, dan perkembangan struktur
berupa cross bedding.
3. Deposite jari delta lebih keluar batas kenampakan delta, dengan terlihat adanya mulut bar
sungai. Pada lingkungan transisi yang terlewati air payau, batupasir bersifat shally terdapat
antara delta front dengan endapan dataran delta. Permeabilitas pada deposite jari delta rendah.
2. Deposite Delta Front
Berupa pasir terlaminasi silt dan clay. Pasir ke arah atas berukuran coarse, dan mungkin
mempunyai porositas dan permeabilitas bagus. Deposite delta front menghadirkan fasa aktif dari
delta.
1. Pasir Prodelta
Kandungan batupasir atau silt tipis. Clay dibawah kondisi terkompaksi dan kelebihan tekanan
akan terjadi jika tertumpang tindih oleh pasir yang terendapkan secara cepat. Ketidakselarasan
sisa endapan prodelta mungkin termasuk komponen non klastik, contohnya algal reefs.
Gambar 3.6
Penampang dari komponen Delta 9)
Pengaruh erosi menghasilkan pasir quarsa dalam mulut channel – channel tidal. Secara
prinsip reservoir berada dalam pasir delta front. Produktif cenderung dikontrol oleh distribusi
tubuh pasir dan oleh geometrinya yang mungkin berbentuk lobate atau ellongate.
Daerah paling produktif terhampar di sekitar tepi progradasi delta (lobes). Penyebaran
pasir – pasir channel dari facies dataran delta tipi High – constructive Delta adalah jarang
produktif karena adanya sedimentasi silica pada sekitar channel dan pasir delta front
(dikarenakan perbedaan komposisi air). Sedimentasi ini mencegah migrasi hidrokarbon ke
bagian atas unit delta.
Gambar 3.7 melukiskan granite wash yang didapatkan dari pengangkatan Amarillo di Texas
Panhandle, kemudian menggerus menyapu barat daya sisi cekungan Andarko. Pada tempat itu
menggantikan sedimen – sedimen cekungan dan system slope dan menutup ketebalan lapisan
berusia Palezoik yang lebih tua.
Secara mengejutkan pasir reservoir granite wash memiliki porositas dan permeabilitas
tinggi, meningkt sampai 20 persen dan 500 mD, walaupun terjadi pengurangan keduanya
dikarenakan perubahan in situ dari mineral feldspar sampai mineral lempung.
Batupasir Cretaceous Lower di berbagai cekungan termasuk juga reservoir produktif.
Mereka termasuk reconcave basin di Brazil (Gambar 3.10).
Ada juga cekungan di Siberia barat, yang mana lapangan minyak dan gas terjebak dalam
batu pasir multiplayer, berasosiasi dengan batubara (Gambar 3-11).
Gambar 3.8
Penampang Struktur Yang Memotong Sisi Timur Graben Reconcave, Pantai Brazil.
Memperlihatkan Delta KipasCretaceous Lower (termasuk reservoir batupasir)22)
Gambar 3.9
Memperlihatkan Reservoir Batupasir Multiple Lower Cretaceous22)
Disamping reservoir diatas, reservoir pasir Lower Eocene (Wilcox) disebelah selatan Texas,
juga merupakan delta. Semua ketebalan lapisan pasir di cekungan Maracaibo Venezuella
termasuk komponen delta.
Gambar 3.10
Peta Isopach Dan Penampang Lintang
Reservoir Batupasir Neogene Badak Field22)
Lapangan minyak disebelah selatan Kalimantan (Borneo) dan Sumatra Tengah terdapat
dalam reservoir batupasir delta. Gambar 3-10 menunjukan peta isopach dan penampang lintang
salah satu reservoir batupasir Neogene di Lapangan Badak, termasuk delta Mahakam sebelah
timur Kalimantan. Di gambar teridentifikasi dengan jelas jari – jari pasir mulut bar dan channel
(identik multilayer).
Pasir berlapis – lapis jenis diatas ditemukan juga di lapangan Attaka, yang memiliki 34
pasir produktif (contoh multilayer reservoir). Sedangkan multilayer muda, berada pada lapangan
Cheleken dan Baku di Caspian Basin, terendapkan dalam seri delta kipas Pliocene (Gambar 3-
11).
Gambar 3.11
Caspian Basin Selatan (Formasi Produktif) Memperlihatkan Sistem Delta Dimana Pasir
Produktif Lapangan Minyak Baku dan Cheleken Terendapkan22)
Demikian juga bila formasi yang ditembus sumur pemboran yang dipengaruhi oleh
adanya perlapisan. Dimana setiap lapisan mempunyai tekanan kapiler, sehingga didapatkan
kurva tekanan kapiler atau ketebalan zona transisi versus saturasi air yang berbeda untuk setiap
lapisan, dan untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.9.
Gambar 3.9
Selanjutnya untuk sifat – sifat lingkungan pengendapan laut dangkal adalah sebagai
berikut :
1. Geometrinya berlapis – lapis akibat pengaruh ombak ataupun badai yang linier akibat adanya
pasang surut pantai.
2. Beddingnya merupakan lapisan tipis.
3. Permeabilitasnya besar dan berarah atau tidak berarah dan rendah yang akibat dari semen
kalsit, sehingga permeabilitas horizontalnya lebih besar dari permeabilitas vertikalnya.
4. Pembatas permeabilitasnya meluas.
Kemudian sifat dari batuan lingkungan pengendapan turbidit, yaitu :
1. Geometrinya menjadi dan membentuk lapisan.
2. Beddingnya merupakan layer dan tipis.
3. Permeabilitasnya bervariasi pada channel.
0
Tambahkan komentar
Memuat
Gede Siddiarta. Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.