Anda di halaman 1dari 4

I.

Lokasi dan Waktu Praktikum


Hari : Rabu
Tanggal : 23 November
Tempat : Laborstorium Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

II. Materi
PEMERIKSAAN Biochemical Oxygen Demand (BOD)pada air sampel.

III. Dasar Teori

Chemical Oxygen Demmand ( COD ) atau Kebutuhan Oxygen Kimia


(KOK)adalah jumlah oxygen ( MgO2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-
zat organic yang ada dalam 1 liter air. Dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan
sebagai sumber oxygen (oxidialig agent). Tes COD sangat luas digunakan sebagai
alat pengukur kekuatan organic buangan domestic dan industry. Tes ini mengukur
kandungan organic, sebagai jumlah total oxygen yang diperlukan untuk oksidasi
bahan organic menjadi karbondioksida dan air. Angka COD merupakan ukuran
bagi pencemaran oleh zat-zat organic yang secara ilmiah dapat dioksidasikan
melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut
di dalam air. Analisa COD berbeda dengan analisa BODnamun perbandingan anga
COD dengan angka BOD dapat ditentukan. Tidak semua zat zat organic dalam air
buangan maupun air permukaan dapat dioksidasikan melalui COD atau BOD.

Rumus yang digunakan dalam menentukan kadar COD adalah sebagai berikut :

1000
COD  x (ml titrasi blanko - ml titrasi sampel) x 0,1 x Faktor FAS x 8
2

IV. Alat dan Bahan

No Nama dan spesifikasi bahan jumlah


1. Kristal HgSO4 1 sendok
2. H2SO4 pro COD 5ml
3. K2Cr2O7 0,25 N 2ml
4. Aquades 200ml
5. Indikator Feroin 3ml
6. Fero ammonium 0,1 N 100ml

Nama dan spesifikasi alat Jumlah


COD reactor 1
Tabung reaksi tutup ulir 4
Pipet 4
Labu Erlenmeyer 1
Biuret 1
statif 1

V. Cara Kerja

1. Disediakan 2 Tabung Reaksi (Bertutup Ulir), Salah Satu Tabuung Diisi 2ml Akuadest
(Sebagai Blanko), Tabung Lainnya Diisi 2ml Sample. Masing-Masing Ditambah
Sepucuk Sendok Kristal Hgso4 , 3 Ml H2so4 Pro Cod Dan 1ml K2cr2o7 0,25n Dicampur
Merata Dan Tabung Ditutup. Dipanaskan Kedalam Reaaktor Selama 2jam.
2. Dinginkan Sampai Suhu Kamar, Larutan Dipindahkan Kedalam Labu Erlenmeyer
100ml Secara Kuantitatif (Tabung Dibilas Dengan Sedikit Akuadest, Air Bilasan
Dijadikan Satu Dalam Labu Erlenmeyer)
3. Ditammbah 3 Tetes Indikator Feroin, Selanjutnya Dititrasi Dengan Fero Ammonium
Sulfat 0,1n Sampai Berwarna Coklat Kemerahan. Dicatat Ml Fero Ammonium 0,!N
Yang Dibutuhkan Untuk Blanko Dan Untuk Sample.

VI. Hasil

Hasil titrasi sampel ( SP ) 2 ml

Hasil tritasi blanko 4 ml

VII. Perhitungan
Kadar COD = 1000/200x ( ml titrasi Bl – ml titrasi SP ) x f FAS x N x BEO2

= 5 x ( 4 ml – 2 ml ) x 1 x 0,1 x 8

= 5 x 2 ml x 1 x 0,1 x 8

= 8 mg/L

VIII. Pembahasan

Dalam pemeriksaan COD ini menggunakan tabung COD sebanyak 2, satu


diisi aquadest dan satunya diisi air sampel. Air sampel dan aquadest ditambah 3
ml H2SO4 pro COD,1 ml K2Cr2O70,25 N dan sepucuk sendok kecil HgSO4 Kristal.
Setelah semua dicampur dan ditutup, dan kemudian masukan ke dalam COD
reactor selama 1 jam pada suhu 1500C. Setelah 1 jam keluarkan tabung dan
dinginkan dengan menggunakan air. Selanjutnya diberi 2 tetes indicator feroin dan
dititrasi dengan FAS 0,1 N. menghentikan titrasi ketika warna berubah menjadi
coklat/merah bata.
Volume titrasi dalam percobaan ini untuk blanko adalah 4 ml dan untuk
sampel adalah 2 ml. Dari hasil percobaan ini kadar COD sebesar 8 mg/L, maka
kualitas air sampel bisa dikatakan baik. Kandungan COD dalam air bersih
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82/2001 mengenai baku mutu air
minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/L

IX. Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan COD diatas diperoleh kadar COD sebanyak 8


mg/L. Artinya, kualitas air sampel bisa dikatakan baik karena sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82/2001 mengenai baku mutu air minum
golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/L.

X. Perhitungan
1) Perhitungan Koreksi X

V
X  200(  1)
V P

275
X  200(  1)
275  5

= 3,70

Anda mungkin juga menyukai