Disusun oleh :
AMELIA NOVITA DEWI
1010171076
( Kelas : VA )
2019
i
DAFTAR ISI
BAB 1.................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................... 4
1.3 Pembatasan Masalah ........................................................................................ 4
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5
1. Manfaat Teoritis .......................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 7
2.1 Jantung ............................................................................................................... 7
2.2 Definisi Penyakit Jantung Koroner (PJK) ...................................................... 9
2.3 Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner ....................................................... 11
2.4 Penyebab Penyakit Jantung Koroner............................................................ 11
2.5 Rokok ............................................................................................................... 18
2.6 Manfaat Low Density Lipoprotein (LDL)..................................................... 19
2.7 Batasan Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) Dalam Tubuh................. 20
1.1.1 Tabel 1. Kadar Kolesterol LDL ............................................................. 20
i
3.5.2 Kriteria penerimaan hipotesis uji kolerasi adalah : ................................... 25
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
mengetahui bahwa asap rokok dapat meningkatkan kadar Low
Density Lipoprotein (LDL) di dalam tubuh mereka. Zat kimia yang
terkandung dalam rokok dapat meningkatkan kadar Low Density
Lipoprotein (LDL) dan menurunkan kadar yang memenuhi kriteria
inklusi dan High Density Lipoprotein (HDL) dalam ekslusi tubuh
manusia. Pada orang-orang yang merokok ditemukan kadar HDL
yang rendah artinya pembentukan kolesterol baik yang bertugas
membawa lemak dari jaringan ke hati menjadi terganggu.
2
resiko penyakit jantung koroner (PJK) akan sangat meningkat
(Lombo, Purwanto dan Masinem, 2012).
3
Merokok Dengan Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) Dan
Kejadian Penyakit Jantung Koroner Di RS Alinda Husada.
4
1.5 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan
penelitan yaitu untuk Mengetahui Hubungan Merokok Dengan
Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) Dan Kejadian Penyakit
Jantung Koroner Di RS Alinda Husada, Diharapkan penelitian
ini dapat memberikan informasi apakah kadar LDL dapat
digunakan sebagai faktor risiko PJK, dan sebagai dasar
pemikiran untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi institusi pendidikan
5
b. Bagi rumah sakit
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jantung
Jantung terletak dalam rongga dada sedikit ke kiri diatas
diafragma, berukuran kira kira sebesar kepelan tangan. Jantung
dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu jantung kanan dan jantung
kiri. Setiap bagian terdiri dari bilik dan serambi sehingga jantung
dapat dibagi menjadi serambi kanan, bilik kanan, serambi kiri
dan bilik kiri. Serambi dan bilik dipisahkan oleh katup,
sedangkan jantung kanan dan kiri dipisahkan oleh dinding
jaringan yang disebut septum. Jantung kanan menerima darah
kotor dan memompakan ke paru-paru untuk dibersihkan,
kemudian darah bersih, yang kaya oksigen (O2) dan makanan,
masuk kejantung kiri dan dipompakan keseluruh tubuh (Kabo,
2008).
Sistem kardiovaskuler merupakan system yang memberi
fasilitas proses pengangkatan berbagai substansi dari sel tubuh.
Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan
sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mengalirkan darah
dari jantung dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.
Jantung memiliki panjang kira-kira 12 cm (5 in). lebar 9
cm (3,4 in) dan tebal 6 cm (2,5 in), dengan massa rata-rata 250 g
pada wanita dewasa dan 300 g pada pria dewasa. Dua pertiga
massa jantung berada disebelah kiri dari garis tengah tubuh.
Pangkal jantung berada dibagian paling atas, dibelakang
sternum, dan semua pembuluh darah besar masuk serta keluar
dari daerah ini. Apeks jantung yang dibentuk oleh ujung vertikel
7
kiri menunjuk kearah anterior, inferior, dan kiri, serta berada
diatas diafragma (Scanion, 2007).
8
Volume darah yang dipompakan keluar setiap kali jantung
berdenyut adalah kurang dari 100 cc, apabila setiap menit jantung
berdenyut 70 kali, maka dalam satu jam jantung akan
memompakan 420 liter darah dan dalam satu hari kurang lebih
10.000 liter darah, sehingga tidak mengherankan jika jantung
pada pembuluh darahnya dikatakan organ yang sangat kuat dan
unik (Kabo, 2008).
9
serambi kiri dan bilik kiri jantung. LMCA terbagi menjadi
dua bagian, yaitu:
10
2.3 Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner
Lapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal
akan mengalami kerusakan karena berbagai faktor resiko,
antara lain : faktor hemodinamik seperti hipertensi, zat
vasokonstriktor, mediator (sitokin), rokok, diet aterogenik,
kadar gula darah berlebih, dan oksidasi LDL-C. LDL
teroksidasi menyebabkan kematian sel dan menghasilkan
respon inflamasi. Terjadi pula respon angiotensin II, yang
menyebabkan vasokonstriksi atau vasospasme, dan
menyetuskan efek protrombik dengan melibatkan platelet dan
faktor koagulasi (Perki, 2015).
Kerusakan endotel memicu terjadinya reaksi inflamasi,
sehingga terjadi respon protektif dan terbentuk lesi fibrofatty
dan fibrous, plak atherosklerotik. Plak atherosklerotik yang
terbentuk dapat menjadi tidak stabil dan mengalami ruptur dan
menyebabkan Sindroma Koroner Akut. Infark terjadi jika plak
aterosklerotik mengalami fisur, ruptur, atau ulserasi, sehingga
terjadi trombus mural pada lokasi ruptur yang mengakibatkan
oklusi arterikoroner, sehingga pasokan oksigen terhambat
(Perki, 2015).
11
ateroma di dinding arteri. Ateroma terdiri dari kolesterol dan
zat sisa hasil metabolisme tubuh.
1) Hipertensi
Resiko serangan jantung secara langsung
berhubungan dengan tekanan darah, setiap penurunan
tekanan darah diastolik sebesar 5 mmHg risikonya
berkurang sekitar 16 %. Hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg dan atau
tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Peningkatan
tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi
vaskuler terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri.
Akibatnya kerja jantung bertambah, sehingga ventrikel
kiri hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan pompa.
Bila proses aterosklerosis terjadi, maka penyediaan
oksigen untuk miokard berkurang. Tingginya
kebutuhan oksigen karena hipertrofi jaringan tidak
sesuai dengan rendahnya kadar oksigen yang tersedia.
Secara sederhana dikatakan peningkatan tekanan darah
mempercepat aterosklerosis dan arteriosclerosis,
12
sehingga rupture dan oklusi vaskuler terjadi 20 tahun
lebih cepat daripada orang normotensi.
2) Diabetes Mellitus
Diabetes Melitus akan menyebabkan proses
penebalan membran basalis dari kapiler dan pembuluh
darah arteri koronaria, sehingga terjadi penyempitan
aliran darah ke jantung. Insiden serangan jantung
meningkat 2 hingga 4 kali lebih besar pada pasien yang
dengan diabetes melitus. Orang dengan diabetes
cenderung lebih cepat mengalami degenerasi dan
disfungsi endotel. Diabetes mellitus berhubungan
dengan perubahan fisik -pathologi pada system
kardiovaskuler. Diantaranya dapat berupa disfungsi
endothelial dan gangguan pembuluh darah yang pada
akhirnya meningkatkan risiko terjadinya coronary
artery diseases (CAD).
3) Dislipidemia
Abnormalitas kadar lipid serum yang merupakan
faktor resiko adalah hiperlipidemia. Hiperlipidemia
merupakan peningkatan kadar kolesterol atau
trigliserida serum di atas batas normal. The National
Cholesterol Education Program (NCEP) menemukan
kolesterol LDL sebagai faktor penyebab penyakit
jantung koroner. The Coronary Primary Prevention
Trial (CPPT) memperlihatkan bahwa penurunan kadar
kolesterol juga menurunkan mortalitas akibat infark
13
miokard. Dislipidemia diyakini sebagai faktor risiko
mayor yang dapat dimodifikasiuntuk perkembangan
dan perubahan secara progresif atas terjadinya PJK.
Kolesterol ditranspor dalam darah dalambentuk
lipoprotein, 75% merupakan lipoprotein densitas
rendah (low density liproprotein/LDL) dan 20%
merupakan lipoprotein densitas tinggi (high density
liproprotein/HDL). Kadar kolesterol HDL lahyang
rendah memiliki peran yang baik pada PJK dan
terdapat hubungan terbalik antara kadar HDL dan
insiden PJK. Peningkatan kadar lemak berhubungan
dengan proses aterosklerosis. Berikut ini faktor risiko
dari faktor lipid darah: total kolesterol plasma > 200
mg/dl, kadar LDL > 130 mg/dl, kadar trigliserid > 150
mg/dl, kadar HDL < 40 mg/dl.
4) Overweight dan Obesitas
Overweight dan Obesitas meningkatkan resiko
terkena penyakit jantung koroner. Sekitar 25-49%
penyakit jantung koroner di negara berkembang
berhubungan dengan peningkatan indeks massa tubuh
(IMT). Overweight didefinisikan sebagai IMT > 25-30
kg/m2 dan obesitas dengan IMT > 30 kg/m2. Obesitas
sentral atau obesitas abdominal adalah obesitas dengan
kelebihan lemak berada di abdomen. Biasanya keadaan
ini juga berhubungan dengan kelainan metabolik
seperti peninggian kadar trigliserida, penurunan HDL,
14
peningkatan tekanan darah, inflamasi sistemik,
resistensi insulin dan diabetes melitus tipe II. Data dari
Framingham menunjukkan bahwa apabilasetiap
individu mempunyai berat badan optimal, akan terjadi
penurunan insiden PJK sebanyak 25% dan
stroke/cerebro vascular accident (CVA) sebanyak
3,5%. Penurunan berat badan diharapkan dapat
menurunkan tekanan darah, memperbaiki sensitivitas
insulin, pembakaran glukosa dan menurunkan
dislipidemia. Hal tersebut dapat ditempuh dengan cara
mengurangi asupan kalori dan menambah aktifitas
fisik.
5) Riwayat Merokok
Rokok adalah faktor risiko utama penyakit jantung
koroner. Kandungan nikotin dan karbon monoksida
dalam asap rokok dapat membebani kerja jantung,
dengan memacu jantung bekerja lebih cepat. Kedua
senyawa tersebut juga meningkatkan risiko terjadinya
penggumpalan darah.
6) Faktor Psikososial
Faktor psikososial seperti peningkatan stres
kerja, rendahnya dukungan sosial, personalitas yang
tidak simpatik, ansietas dan depresi secara konsisten
meningkatkan resiko terkena aterosklerosis. Stres
merangsang sistem kardiovaskuler dengan dilepasnya
catecholamine yang meningkatkan kecepatan denyut
15
jantung dan pada akhirnya dapat menimbulkan
vasokonstriksi pembuluh darah koronaria. Beberapa
ilmuwan mempercayai bahwa stress menghasilkan
suatu percepatan dari proses atherosklerosis pada arteri
koroner. Perilaku yang rentan terhadap terjadinya
penyakit koroner (kepribadian tipe) antara lain sifat
agresif, kompetitif, kasar, sinis, keinginan untuk
dipandang,keinginan untuk mencapai sesuatu,
gangguan tidur, kemarahan di jalan, dan lain-lain.Baik
ansietas maupun depresi merupakan predictor penting
bagi PJK.
7) Aktivitas Fisik
Olah raga secara teratur akan menurunkantekanan
darah sistolik, menurunkan kadar katekolamin di
sirkulasi, menurunkan kadarkolesterol dan lemak
darah, meningkatkan kadar HDL lipoprotein,
memperbaikisirkulasi koroner dan meningkatkan
percaya diri. Diperkirakan sepertiga laki-laki dan dua
per tiga perempuan tidak dapat mempertahankan irama
langkah yang normal pada kemiringan gradual (3 mph
pada gradient 5%). Olah raga yang teratur berkaitan
dengan penurunan insiden PJK sebesar 20-40 %. Olah
raga secara teratur sangat bermanfaat untuk
menurunkan faktor risiko seperti kenaikan HDL-
kolesterol dan sensitivitas insulin serta menurunkan
berat badan dan kadar LDL-kolesterol. Pada latihan
16
fisik akan terjadi dua perubahan pada sistem
kardiovaskuler,yaitu peningkatan curah jantung dan
redistribusi aliran darah dari organ yang kurang aktif ke
organ yang aktif.
8) Gaya Hidup
Resiko terkena infark miokard meningkat pada
pasien yang mengkonsumsi diet yang rendah serat,
kurang vitamin C dan E, dan bahan-bahan
polisitemikal. Mengkonsumsi alkohol satu atau dua
sloki kecil per hari ternyata sedikit mengurangi resiko
terjadinya infark miokard. Namun tidak semua literatur
mendukung konsep ini, apabila mengkonsumsi alkohol
berlebihan, yaitu lebih dari dua sloki kecil perhari,
pasien memiliki peningkatan resiko terkena penyakit.
Studi Epidemiologi yang dilakukan terhadap beberapa
orang telah diketahui bahwa konsumsi alkohol dosis
sedang berhubungan dengan penurunan mortalitas
penyakit kardiovaskuler pada usia pertengahan dan
pada individu yang lebih tua, tetapi konsumsi alkohol
dosis tinggi berhubungan dengan peningkatan
mortalitas penyakit kardiovaskuler. Peningkatan dosis
alkohol dikaitkan dengan peningkatan mortalitas
kardivaskuler karena aritmia, hipertensi sistemik, dan
kardiomiopati dilatasi.
17
Dan dalam penelitian ini merokok dan kadar LDL menjadi salah
satu faktor resiko pjk yang di angkat menjadi bahan penelitian.
2.5 Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara
70 hingga 120 mm dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah di cacah (Jaya, 2009). Rokok
merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional
yang mengandung sekitar 300 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang
penting antara lain : tar, nikotin, benzovrin, metal-kloride,
aseton, amonia, dan karbon monoksida (Bustan, 2007). Selain itu
sebatang rokok mengandung 4.000 jenis senyawa kimia beracun
yang berbahaya untuk tubuh dimana 43 diantaranya bersifat
karsinogenik (Aditama, 2013). Dengan komponen utama adalah
nikotin suatu zat berbahaya penyebab kecanduan, tar yang
bersifat karsinogenik, dan CO yang da pat menurunkan
kandungan oksigen dalam darah. Rokok juga dapat
menimbulkan penyakit seperti jantung koroner, stroke dan
kanker.
18
30% dibandingkan dengan orang yang tinggal dengan bukan
perokok. Di Inggris, sekitar 300.000 kematian karena penyakit
kardiovaskuler berhubungan dengan rokok. Penggunaan
tembakau berhubungan dengan kejadian miokard infark akut
prematur di daerah Asia Selatan. Merokok sigaret menaikkan
risiko serangan jantung sebanyak 2 sampai 3 kali. Sekitar 24%
kematian akibat PJK pada laki-laki dan 11% pada perempuan
disebabkan kebiasaan merokok. Pemeriksaan yang dilakukan
pada usia dewasa muda dibawah usia 34 tahun, dapat diketahui
terjadinya atherosklerosis pada lapisan pembuluh darah (tunika
intima) sebesar 50%. Berdasarkan literatur yang ada hal tersebut
banyak disebabkan karena kebiasaan merokok dan penggunaan
kokain.
19
sintesa dinding sel. Sel fagosit dari sistem retikuloendotel
menangkap dan memecah LDL. LDL mengandung 10%
trigliserida serta 50% kolesterol. Kadar ini dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti kadar kolesterol dan kandungan lemak
jenuh dalam makanan yang dikonsumsi.
20
2.8 Kerangka Berfikir
Pecandu rokok
Faktor pendukung
1. Pasien Pasien dengan Faktor Resiko
dengan kadar LDL 1. Jenis kelamin
kebiasaan 2. Genetic
meningkat dan
merokok 3. Gaya hidup
2. Kadar LDL PJK
meningkat
Pemeriksaan Laboratorium
Kolesterol Total
1. Trigliserida
2. HDL
3. LDL
4. VDL
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
21
BAB III
METODE PENELITIAN
22
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
tahapan:
Alinda Husada
23
4. Dilakukan penelusuran data rekam medis (melihat
Total).
7. Pengolahan data.
shapiro-wilk
24
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
spearman.
4. Uji Korelasi
kolesterol total
hipotesis 1 diterima
25
3.5.3 Koefisien kolerasi :
berikut:
2) Arah pengaruh
lurus
26
DAFTAR PUSTAKA
Dhjsksadjal;ddd
Sadnaslkda;dADAGWDL
27