Anda di halaman 1dari 2

Nama : Asyam Syafiq Allam

NIM : 20170340028
Dalam meningkatkan strategi manajemen terhadap penyakit periodontal diperlukan
pemahaman terhadap patogenesis dari penyakit periodontal. Pemahaman kita terhadap
patogenesi periodontal telah meningkat dari tahun ke tahun. Kenapa hal ini penting? Karena
semakin kita memahami proses berjalannya suatu penyakit akan merubah filosofi terhadap
perawatannya.

Penyakit periodontal merupakan hasil dari interaksi kompleks biofilm subgingiva dan
kejadian host imun-inflamasi yang berkembang di jaringan gingiva dan periodontal sebagai
respon terhadap adanya bakteri.

Penyebab utama dari inflamasi gingiva adalah plak bakteri. Selain hal itu masuk ke
dalam faktor predisposisi seperti kalkulus, restorasi cacat, komplikasi perawatan ortodonti,
kebiasaan dan masih banyak lagi.

Pasien bisa saja tidak menyadari kebiasaan buruk yang dapat membuat atau
menginisiasi dan mengembangkan penyakit periodontal mereka. Kebiasaan buruk dapat dibagi
menjadi 2 kategori; Iritasi mekanis dan Iritasi kimia. Iritasi mekanis disini dapat terjadi oleh
karena trauma yang disebabkan oleh salahnya penggunaan sikat gigi, menggunakan tusuk gigi
pada daerah antar gigi, tekanan jari terhadap gingiva dan lain-lain. Sedangkan iritasi kimia
disini termasuk aplikasi topikal dari medikasi seperti aspirin atau kokain, respon alergi terhadap
pasta gigi, dan penggunaan cairan pembersih mulut.

Trauma Sikat Gigi. Abrasi pada gingiva ataupun perubahan pada struktur gigi dapat
dihasilkan dari sikat gigi yang terlalu keras dengan gaya horizontal atau berputar. Perubahan
pada gingiva dapat berupa akut ataupun kronis. Pada perubahan yang akut akan terdapat
perubahan dalam penampilan dan durasi, dari lecetnya permukaan epitel sampai dengan
penggundulan jaringan ikat dengan terbentuknya ulserasi gingiva yang sakit. Pada trauma sikat
gigi yang kronis menghasilkan resesi gingiva dengan denudasi permukaan akar. Hilangnya
ikatan pada interproksimal biasanya hasil yang disebabkan oleh periodontitis yang dimulai oleh
bakteri, sedangkan kehilangan ikatan pada bagian bukal dan lingual merupakan hasil dari abrasi
sikat gigi.

Iritasi Kimia. Inflamasi gingiva akut bisa saja disebabkan oleh iritasi kimia yang
berasalh dari sensitifitas atau luka pada jaringan. Dalam tahap peradangan atau inflamasi,
perubahan gingiva berjarak dari eritema biasa sampai dengan terbentuknya vesikel yang sakit
dan ulserasi. Beberapa reaksi terhadap obat kumur, pasta gigi, dan bahan gigi palsu biasanya
yang menjadi basis dari alasan ini.
Nama : Asyam Syafiq Allam
NIM : 20170340028
Inflamasi akut dengan ulserasi dapat dihasilkan dari efek nonspesifik luka kimia pada
jaringan gingiva. Penggunaan obat kumur kuat yang sering, aplikasi topikal dari obat-obatan
korosif seperti aspirin atau kokain dan kontak tidak sengaja dengan obat seperti fenol dan nitrat
perak merupakan contoh biasa dari bahan kimia yang menyebabkan iritasi pada gingiva.

Smokeless Tobacco. Menghirup dan mengunyah tembakau merupakan 2 bentuk umum


dari tembakau tanpa asap. Nikotin yang terserap dari tembakau tanpa asap hampir sama dengan
merokok biasa dengan konsumsi 34 gram tembakau tanpa asap setara dengan 1,5 pak rokok.
Hal ini akan menyebabkan adanya leukoplakia pada rongga mulut pasien. Meningkatnya
insidensi dari resesi gingiva, abrasi akar servikal, dan karies pada akar juga telah dilaporkan
bersamaan dengan tembakau tanpa asap. Insidensi resesi gingiva pada mereka yang tembakau
tanpa asap memiliki tingkat 42% dibandingkan mereka yang tidak dengan hanya tingkat 17%.

Anda mungkin juga menyukai