Anda di halaman 1dari 8

Psikologis Keluarga Masa PNC

Makalah disusun guna memenuhi tugas


mata kuliah keperawatan maternitas

Dosen Pengampu : Desmawati, M. Kep, Sp.Mat., PhD.

Disusun oleh :

Aulia Khairunisa 1810711034

Ahmad Nursalam 1810711053

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan izin-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam kesempatan ini kami juga mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Desmawati, M. Kep, Sp.Mat., PhD selaku dosen mata

kuliah Keperawatan Maternitas I yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk

menyelesaikan tugas ini.

Harapan kami adanya makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah

pengetahuan juga wawasan. Kami juga menyadari masih banyak kekeliruan dalam pembuatan

makalah ini, maka dari itu kami sangat membutuhkan saran untuk mengembangkan makalah

kami ini agar menjadi lebih baik Kepada semua pihak yang telah bekerja keras sesuai dengan

kapasitasnya masing-masing disertai dedikasi tinggi dan hati yang ikhlas untuk menyelesaikan

makalah ini, kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, 4 September 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kedatangan bayi dalam rumah tangga menciptakan perubahan-perubahan bagi setiap anggota keluarga.
Orang asing telah masuk dalam kelompok ikatan keluarga yang erat dan tiba-tiba keseimbangan
keluarga berubah setiap anggota keluarga memangku peran baru dan memulai hubungan yang baru.
Selain seorang bayi yang baru saja dilahirkan, seorang ibu, seorang ayah, kakek, nenek pun lahir. Istri
sekarang harus berhubungan dengan suami sebagai pasangan hidup dan juga sebagai ayah dan
sebaliknya. Dan dalam keluarga yang memiliki anak sebelumnya, pengaruh kehadiran seorang bayi
sangat berarti bagi saudaranya sama seperti pasangan yang menikah. (Williams dan Leanman, 1973)

Oleh sebab itu, meskipun kedudukan sebagai orang tua menggambarkan tujuan yang teramat penting
bagi semua pasangan, kebanyakan pasangan menemukannya sebagai perubahan hidup yang sangat
sulit. Penyesuaian diri tehadap perkawinan biasanya tidak sesulit penyesuaian terhadap menjadi orang
tua. Meskipun bagi kebanyakan orang tua merupakan pengalaman penuh arti dan menyenangkan,
kedatangan bayi membutuhkan perubahan peran yang mendadak. Dua faktor penting yang menambah
kesukaran dalam menerima peran orang tua adalah bahwa kebanyakan orang sekarang tidak disiapkan
untuk menjadi orang tua dan banyak sekali mitos berbahaya dan tidak realistis yang meromantiskan
pengasuhan anak di dalam masyarakat kami (Fulcomer,1977). Menjadi orang tua merupakan satu-
satunya peran utama yang sedikit dipersiapkan dan kesulitan dalam transisi peran mempengaruhi
hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan bayi secara merugikan. Semakin meningkatnya
biaya perawatan dan memiliki anak merupakan faktor-faktor yang menyulitkan tahap awal siklus
kehidupan pengasuhan anak (Bradt,1988; Miller dan Myers-Walls,1983).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana adaptasi psikologis keluarga pada masa PNC?

2. Bagaimana respons psikologis positif keluarga pada masa PNC?

3. Bagaimana respons psikologis negatif keluarga pada masa PNC?

4. Bagaimana peranan perawat kepada keluarga pada masa PNC?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami bagaimana adaptasi psikologis kekuarga pada masa PNC

2. Mengetahui respons psikologis positif keluarga pada masa PNC


3. Mengetahui respons psikologis negatif keluarga pada masa PNC

4. Mengetahui peranan perawat kepada keluarga pada masa PNC

BAB II

PEMBAHASAN
A. Adaptasi Psikologis Keluarga Pada Masa PNC

Seiring dengan perubahan fisiologis yang cepat dan luas yang dialami oleh wanita setelah melahirkan
maka akan terjadi pula perubahan emosional (psikologis) dengan membentuk suatu adaptasi yang
cukup kompleks bagi ibu. Meskipun ayah dan anggota keluarga lainnya tidak mengalami perubahan
tersebut, mereka juga harus menyesuaikan secara psikologis terhadap kelahiran bayi baru.

Oleh karena itu, asuhan keperawatan yang diberikan harus membantu status fisik dan psikologis setiap
pasien serta status psikologis ayah dan anggota keluarga lainnya untuk memberikan asuhan
keperawatan yang tepat dan komperehensif.

Respon ayah pasa masa sesudah ibu melahirkan tergantung keterlibatannya selama proses persalinan.
Ayah dapat merasa lelah, juga menunjukkan ingin selalu dekat dengan istri dan anaknya. Rumah sakit
dengan penerapan pelayanan Family Centered Care akan memfasilitasi anggota keluarga untuk
berinteraksi di rumah sakit seperti layaknya di rumah. Hal ini sebagai upaya dukungan psikologis pada
Ibu pospartum dan mengenalkan anggota keluarga baru yaitu bayi baru lahir. Kehadiran bayi baru lahir
dalam keluarga menimbulkan perubahan peran dan hubungan dalam keluarga tersebut, misalnya, orang
tua menjadi kakek / nenek, suami dan istri harus saling membagi perhatian. Bila banyak anggota
keluarga yang membantu merawat bayi, maka keadaan tidaklah sulit dengan tidak ada yang membantu,
sementara ibu harus ikut aktif melibatkan diri dalam merawat bayi dan membantu rumah tangga.

Reaksi orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan
oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh,
misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon psikologis yang mereka
perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif dan ada juga yang negatif.

B. Respon Psikologis Positif

1. Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan bahagia.

2. Ayah bertambah giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan bayi dengan baik.

3. Ayah dan keluarga melibatkan diri dalam perawatan bayi.

4. Perasaan sayang terhadap ibu yang telah melahirkan bayi.

C. Respon Psikologis Negatif

1. Kelahiran bayi tidak dinginkan keluarga karena jenis kelamin yang tidak sesuai keinginan.
2. Kurang berbahagia karena kegagalan KB.

3. Perhatian ibu pada bayi yang berlebihan yang menyebabkan ayah merasa kurang mendapat
perhatian.

4. Faktor ekonomi mempengaruhi perasaan kurang senang atau kekhawatiran dalam membina keluarga
karena kecemasan dalam biaya hidupnya.

5. Rasa malu baik bagi ibu dan keluarga karena anak lahir cacat.

6. Anak yang dilahirkan merupakan hasil hubungan zina, sehingga menimbulkan rasa malu dan aib bagi
keluarga.

D. Peranan Perawat

Ada beberapa peran perawat yang bisa dilakukan pada keluarga dengan tahap perkembangan anak baru
lahir:

1. Memberikan bantuan kepada Ny.A bagaimana cara perawatan bayi termasuk imunisasi.

2. Memberi pengetahuan kepada Ny.A tentang Perawatan payudara yang baik untuk memperlancar
produksi ASI.

3. Memberikan pelayanan Postnatal Care.

4. Memberikan konseling tentang KB, dll.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada masa PNC, keluarga yang merasakan kehadiran bayi baru atau keluarga baru, peran setiap keluarga
akan berubah. Seperti pasangan yang baru menikah akan menjadi ayah dan ibu, sedangkan ibu dan ayah
akan menjadi nenek dan kakek, kakak menjadi paman, dan seterusnya. Setiap keluarga memegang
peranan penting untuk bayi yang baru lahir. Tidak hanya peran, perubahan terhadap status ekonomi,
interaksi antar keluarga, kegiatan, dan hubungan seksual juga akan berubah terhadap keluarga di masa
PNC.

B. Kritik dan Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.

DAFTAR PUSTAKA

Purwati, Yuni & Kustiningsih. 2017. Bagaimana menghadapi gangguan mood masa nifas. Yogyakarta:
Deepublish.
Desty, dkk. 2009. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum
Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai