Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat ilmu merupakan bagian dari cabang filsafat. Filsafat ilmu


merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari sudut ontologis, epistimologis, maupun
aksiologis, yang dilakukan secara mendalam, sistematis, dan spekulatif. Filsafat
ilmu juga diartikan dengan ilmu yang mengkaji seluk beluk dan tata cara
memperoleh pengetahuan yang logis dan rasional.

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang membahas tentang


suatu keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Bahkan menurut Antony Flew,
dikatakan bahwa ontology merupakan cabang dari metafisika yang menaruh
perhatian pada studi tentang hakikat yang ada (the branch of metaphysical enquiry
concerned with the study of existence itself).

Ilmu merupakan kegiatan untuk mencari suatu pengetahuan dengan


melakukan suatu pengamatan atau penelitan yang kemudian dari kegiatan
penelitian atau pengamatan tersebut ditarik kesimpulan atau penjelasan secara
jelas.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan ontologi?


2. Apa yang dimaksud dengan metafisika, asumsi dan peluang?
3. Apa saja asumsi yang terdapat pada ilmu?
C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu yang dimaksud dengan ontology.


2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan metafisika, asumsi, dan peluang.
3. Mengetahui asumsi yang terdapat pada ilmu.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ontologi
1. Pengertian Ontologi

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan
berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat
konkret.1 Kata ontologi (ontology) berasal dari bahasa Yunani;on, ontos yang
berarti ada (being), keberadaan dan logos yang berarti studi, ilmu tentang. Dengan
demikian, ontologi berarti pengetahuan tentang yang ada.

Menurut Van Cleeve Morris, ontology is the study of the real world. Ada
beberapa pertanyaan ontologis yang melahirkan aliran-aliran dalam filsafat.
Misalnya: Apakah yang ada itu? (what is being?), bagaimanakah yang ada itu?
(How is being?), dan di manakah yang ada itu? (Where is being?). Dalam
menjawab pertanyaan ini lahir beberapa aliran filsafat, yaitu: Monosime,
dualisme, idealisme dan agnotisme.

2. Aliran-Aliran dalam Ontologi


a. Monoisme

Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan
itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai
sumber asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin
ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Istilah monisme oleh
Thomas Davidson disebut dengan Block Universe.

b. Dualisme

Dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang
saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Aliran dualisme
berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya,

1
wikipedia
yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit. Sama-
sama hakikat.

c. Pluralisme

Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan


kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap
macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam Dictonary of Philosophy
and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam
ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas.

d. Agnotisme

Aliran ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat


materi maupun hakikat rohani. Mereka juga menolak suatu kenyataan mutlak
yang bersifat transenden.2

B. Metafisika

Ontologi menurut A.R. Lacey, ontologi berarti ” a central part of


metaphisics” (bagian sentral dari metafisika) sedangkan metafisika diartikan
sebagai “that which comes after physics, the study of nature in general” (hal yang
hadir setelah fisika, studi umum mengenai alam).

Pembahasan ontologi terkait dengan pembahasan mengenai metafisika.


Mengapa ontologi terkait dengan metafisika? Ontologi membahas hakikat yang
“ada”, metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-
benarnya? Pada suatu pembahasan, metafisika merupakan bagian dari ontologi,
tetapi pada pembahasan lain, ontologi merupakan salah satu dimensi saja dari
metafisika. Karena itu, metafisika dan ontologi merupakan dua hal yang saling
terkait.

Bidang telaah filsafati yang disebut metafisika ini merupakan tempat


berpijak dari setiap pemikiran filsafati termasuk pemikiran ilmiah. Diibaratkan

2
https://uin-malang.ac.id
pikiran adalah roket yang meluncur ke bintang-bintang, menembus galaksi dan
awan gemawan, maka Metafisika adalah landasan peluncurannya. Dunia yang
sepintas lalu kelihatan sangat nyata ini, ternyata menimbulkan berbagai spekulasi
filsafati tentang hakikatnya. Beberapa tafsiran tentang metafisika diantaranya,
sebagai berikut:

1. Supernaturalisme

Di alam terdapat wujud-wujud gaib (supernatural) dan ujud ini bersifat


lebih tinggi atau lebih berkuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Animisme
merupakan kepercayaan yang berdasarkan pemikiran supernaturalisme ini,
dimana manusia percaya bahwa terdapat roh yang sifatnya gaib terdapat dalam
benda-benda.

2. Naturalisme

Paham ini menolak wujud-wujud yang bersifat supernatural. Materialisme


merupakan paham yang berdasarkan pada aliran naturalisme ini. Kaum
materialisme menyatakan bahwa gejala-gejala alam disebabkan oleh kekuatan
yang terdapat dalam alam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dengan demikian
dapat kita ketahui.

Dalam kajian metafisika, ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba


menafsirkan alam ini sebagaimana adanya. Manusia tidak dapat melepaskan diri
dari setiap permasalahan yang dihadapinya. Makin dalam penjelajahan ilmiah
dilakukan, akan semakin banyak pertanyaan yang muncul, termasuk pertanyaan-
pertanyaan mengenai hal-hal tersebut di atas. Karena beragam tinjauan filsafat
diberikan oleh setiap ilmuwan, maka pada dasarnya setiap ilmuwan bisa memiliki
filsafat individual yang berbedabeda. Titik pertemuan kaum ilmuwan dari semua
itu adalah sifat pragmatis dari ilmu.

Anda mungkin juga menyukai