Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AKHSANA ‘ILLIYIN SANTOSO

KELAS : T. BIO 3C

NIM : 12208183177

NO. ABSEN : 40

TUGAS 1 STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Hakikat Belajar-Mengajar.
2. Ciri-ciri Belajar-Mengajar.
3. Komponen Belajar-Mengajar.
4. Tujuan Pengajaran.
5. Cara Belajar Siswa Aktif.

JAWABAN:

1. Hakikat Belajar-Mengajar
a. Menurut Djamarah, belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai
edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak
didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan.1
b. Menurut Suryosubroto, proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang
dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan
program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu yaitu pengajaran.2
c. Belajar mengajar adalah satu proses yang mengandung tiga unsur yang dapat
dibedakan, yakni tujuan pengajaran (intruksional), pengalaman (proses) belajar
mengajar, dan hasil belajar.3

1
Andaru, Werdayanti. Pengaruh Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas dan
Fasilitas Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa. (Semarang: Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol 3
No. 1, 2008). hal. 79.
2
Ibid,. hal. 81.
3
Proses Belajar Mengajar Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar.
2. Ciri-ciri Belajar-Mengajar
a. Belajar mengajar memiliki tujuan yaitu untuk membentuk peserta didik dalam
suatu perkembangan tertentu.
b. Terdapat sesuatu prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
c. Ditandai dengan aktivitas peserta didik.
d. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
e. Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan kedisiplinan.
f. Adanya batas waktunya.
g. Adanya evaluasi pada tahap akhirnya.

3. Komponen Belajar-Mengajar
a. Menurut Zain, dalam kegiatan belajar-mengajar terdapat beberapa komponen
pembelajaran yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu:1) guru,
2) siswa, 3) materi pembelajaran, 4) metode pembelajaran, 5) media pembelajaran,
dan 6) evaluasi pembelajaran.
b. Menurut Dr. Nana Sudjan, komponen dalam kegiatan belajar-mengajar
adalah:1) tujuan Intruksional, 2) bahan pengajaran, 3) kegiatan belajar, 4) metode
dan alat bantu, 5) evaluasi dan penilaian.

4. Tujuan Pengajaran
Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dpat
mengetahui materi pembelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu
sendiri adalah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang diberikan di
sekolah. Sedangkan, mata pelajaran itu sendiri adalah pengalaman-pengalaman
manusia masa lalu yang disusun secara sistematis dan logis kemudian diuraikan
dalam buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi buku itu yang harus dikuasai siswa.
Kadang-kadang siswa tidak perlu memahami apa gunanya mempelajari bahan
tersebut. Oleh kerana kriteria keberhasialan ditentukan oleh penguasaan materi
pembelajaran, maka alat evaluasi yang digunakan biasanya adalah tes hasil belajar
tertulis (paper and pancil test) yang dilakukan secara periodik.4

4
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Perdana
Media Group, 2008). Hlm 2008.
5. Cara Belajar Siswa Aktif

Menurut Nana Sujana (1988), dikatakan bahwa Cara Belajar Siswa Aktif
adalah suatu proses belajar-mengajar yang menggunakan berbagai metode yang
subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional, sehingga subjek didik
betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar.5
Menurut Misbah Partika (1987), dikatakan Cara Belajar Siswa Aktif adalah
proses belajar mengajar yang menggunakan berbagai metode yang menitik
beratkan kepada keaktifan yang bersifat fisik, mental, emosional maupun
intelektual untuk mencapai tujuan pendidikan yang berhubungan dengan wawasan
kognitif, afektif dan psikomotor secara optimal.6
Menurut Hermann Holsten dalam mengarahkan murid agar berperan serta
dalam memilih dan menentukan apa yang akan dipelajarinya dan cara serta jalan
apa yang akan ditempuhnya dalam belajar. Dengan demikian tugas guru ialah
mengarahkan yang berangsur-angsur semakin dikurangi. Namun di balik itu tugas
guru yang penting sesungguhnya ialah merencanakan dan mempersiapkan “situasi
belajar mandiri” sehingga apa yang dicapai oleh murid sebenarnya sesuai dengan
yang direncanakan oleh guru.7
Hakekat Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah proses Keterlibatan
Intelektual-Emosional Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar yang
Memungkinkan terjadinya:8
a. Proses asimilasi atau pengalaman kognitif, yaitu memungkinkan terbentuknya
pengetahuan;
b. Proses perbuatan atau pengalaman langsung, yaitu memungkinkan terbetuknya
keterampilan;
a. Proses penghayatan dan internalisasi nilai, yaitu yang memungkinkan
terbentuknya nilai dan sikap.
Walaupun demikian, hakikat Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) tidak saja
terletak pada tingkat keterlibatan intelektual-emosional, tetapijuga terletak pada
diri siswa yang memiliki potensi, tendensi atau kemungkinan-kemungkinan yang

5
Ahmadi, Abu dan Prasetya Joko Tri, SBM Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas.
Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung: CV Pustaka Setia, 2005, hlm. 16.
6
Sudjana, Nana. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru, 1989. hlm.24.
7
Tjun, Surjaman. Murid Belajar Mandiri. Bandung : CV Remadja Karya, 1986. hlm. 1.
8
Hamdani, M.A. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010, hlm. 46.
menyebabkan selalu aktif dan dinamis. Oleh sebab itu, guru diharapkan
mempunyai kemampuan professional sehingga ia dapat menganalisis situasi
intruksional, kemudian mampu merencanakan sistem pengajaran yang efetif dan
efisien.9
Prinsip-prinsip Cara Belajar Siswa Aktif

Prinsip-prinsip yang tampak adalah sebagai berikut:


a. Dimensi siswa
1) Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-
dorongan yang ad pada siswa dalam proses belajar mengajar.
2) Keberanian mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam persiapan dan
tindak lanjut dari proses belajar mengajar. Hal ini terwujud apabila guru
bersikap demokratis.
3) Kreatifitas siwa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat
mencapai keberhasilan tetentu yang memang dirancang oleh guru.
4) Peranan bebas dalam mengerjakan sesuatu tanpa merasa ada tekanan dari
siapapun termasuk guru.

b. Dimensi guru
1) Ada usaha guru untuk mendorong siswa dalam meningkatkan. kegairahan
serta partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.
2) Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai innovator dan
motivator.
3) Sikap demokratis pada guru dalam proses belajar mengajar.
4) Pemberian kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan caranya
serta tingkat kemampuan masing-masing.

c. Dimensi progam
1) Tujuan intruksioanl, konsep, serta materi pelajaran yang memenuhi
kebutuhan, minat, serta kemampuan siswa sangat penting diperhatikan guru.

9
Jurnak stain kudus
2) Progam yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep maupun
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
3) Progam yang flesibel (luwes) disesuaikan dengan situasi dan
kondisi.

d. Dimensi situasi belajar mengajar


1) Situasi belajar yang menjelmakan komunikasi yang baik, hangat,
bersahabat, atau guru siswa maupun antar siswa sendiri dalam proses belajar
mengajar.
2) Adanya suasana gairah dan gembira pada siwa dalam proses
belajar mengajar.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa prinsip Cara Belajar
Siswa Aktif adalah tingkah laku belajar yang mendasarkan pada kegiatan-
kegiatan yang tampak, yang menggambarkan tingkat keterlibatan siswa
dalam proses belajar mengajar, baik intelektual-emosional maupun fisik.10

Rambu-rambu Cara Belajar Siswa Aktif adalah perwujudan yang


dapat diukur dan rentangan yang paling rendah sampai rentangan yang
paling tinggi, untuk menentukan tingkat proses belajar mengajar dapat
dilihat dari beberapa dimensi yaitu:
a. Berdasarkan pengelompokan siswa;
b. Berdasarkan kecepatan masing-masing siswa;
c. Pengelompokan;
d. Berdasarkan kemampuan pengelompokan;
e. Berdasarkan persamaan minat;
f. Berdasarkan domain-domain tujuan.

10
Hamdani, M.A, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010, hlm. 45.

Anda mungkin juga menyukai