METODE PENELITIAN
a. Pengujian Agregat.
b. Pengujian Aspal.
2. Pengujian benda uji campuran beton aspal yang menggunakan limbah nikel
sebagai agregat kasar dengan cara Uji Marshall.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah agregat dan aspal.
Agregat berasal dari Clereng Kulon Progo yang telah di proses dengan alat pemecah
batu (Stone Crusher) milik PT Perwita Karya Yogyakarta yang terletak di desa
Piyungan Yogyakarta. Sedangkan limbah nikel sebagai agregat kasar diperoleh dari
pembuangan limbah hasil pengolahan Nikel Pomalaa di daerah Pomalaa Kabupaten
Kolaka Sulawesi Tenggara . Aspal yang digunakan adalah aspal jenis AC 60-70
produk Pertamina yang diperoleh dari PT. Perwita Karya Yogyakarta.
32
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian, sebelumnya diuji
dilaboratorium untuk mendapatkan bahan yang memenuhi syarat-syarat bahan
perkerasan jalan.
Agregat atau batuan merupakan komponen utama dari lapis permukaan jalan
yang mengandung 90-95 % agregat berdasarkan prosentase volome. Dengan
demikian daya dukung, keawetan dan mutu perkerasan jalan yang ditentukan juga
dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain. Adapun untuk
mengetahui kualitas agregat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan keausan agregat
Berat jenis adalah perbandingan antara berat volume dan berat volume air.
Adapun pemeriksaan berat jenis mengilcuti prosedur PA-0202-76 dengan
persyaratan min 2,5 gr/cc. Besamya berat jenis agregat penting dalam perencanaan
campuran berdasarkan perbandingan berat dan juga untuk menentukan banyaknya
pori.
3. Pemeriksaan kelekatan terhadap aspal
Sand Equivalent Test dilakukan untuk mengetahui kadar debu bahan van*
menyerupai lempung ada agregat halus / pasir. SandEquivalent Test dilakukan untuk
partikel agregat lolos saringan No.4 sesuai dengan prosedur AASHTO-T176-73.
Nilai yang disyaratkan sebesar minimal 50 %.
Persentase agregat berdasarkan analisa saringan yang mengacu pada spesifik asi
gradasi agregat HRS Boleh Bina Marga, seperti dalam tabel 5.1 dibawah ini
Kadar aspal dalam penelitian ini dipergunakan 6 variasi kadar aspal dengan
kenaikan persentase 0,5 %, yaitu 6%, 6,5 %, 7%, 7,5 %,8 %dan 8,5 %dari
campuraan agregat.
Berat total campuran agregat dan aspal untuk satu jenis benda uji adalah 1200
gram, yang terdiri dari aspal, agregat kasar agregat halus dmfiller. Jumlah benda uji
untuk masing-masing kadar aspal adalah sebanyak 3(tiga) buah. Jumlah pembanding
(total) adalah (3x6) x 2 =36 benda uji. Kemudian pada Uji Marshall Immersion
dipakai lama perendaman 24 jam dengan kadar aspal optimum sebanyak 6sampel
benda uji yaitu 3benda uji untuk agregat biasa dan 3benda uji untuk agregat limbah
nikel. Sedangkan untuk Uji Slandar Marshall dengan kadar aspal optimum juga
dipakai 6 sampel benda uji yaitu 3benda uji untuk agregat biasa dan 3benda uji
untuk agregat limbah nikel.
Jadi total jumlah yang diperlukan sebanyak 36 +12 =48 sampel benda uji.
Contoh pembuatan benda uji adalah sebagai berikut :
Perhitungan :
5. Bak perendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur suhu, mulai suhu 20°C-
60°C
6. Timbangan.
a. Panci / kuali,
1. Stabilitas
2. Flow
5.4. Analisis
Berat jenis agregat merupakan gabungan dari berat jenis agregat kasar,
agregat halus dan filler. Untuk memperoleh nilai berat jenis tersebut digunakan
rumus sebagai berikut :
100
BJ agregat = . -
Nilai stabilitas benda uji diperoleh dari pembacaan arioji stabilitas pada saat
pengujian Marshall. Hasil tersebut dicocokkan dengan angka kalibrasi proving ring
dengan satuan lbs atau kilogram, dan masih hams dikoreksi dengan faktor koreksi
yang dipengaruhi oleh tebal benda uji (Tabel 5.2). Nilai stabilitas sesungguhya
diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
S=pxq
Keterangan :
3. Kepadatan (Density)
f=d-e
Nilai ini menunjukkan persentase rongga campuran yang berisi aspal. Nilai
VFWA dihitung dengan rumus :
i = ( b • g ) / BJ aspal
j = {(100-b).g}/BJ agregat
l = 100-j
Keterangan :
Void in the mix adalah persentase rongga dalam campuran. Nilainya dihitung
dengan rumus :
100
( Mulai j
Sampel bahan susun
I 1
Agregat (Nikel dan Batu pecah ) : Aspal :
1. Gradasi
1. Penetrasi
2. Abrasi
2. Titik lembek
3. Berat Jenis dan Penyerapan 3. Titik nyala
4. Kelekatan terhadap aspal
5. SandEquivalent 4. Kelarutan dalm CCL4
5. Berat Jenis
6. Daktilitas
Perancangan Campuran
dengan Agregat Kasar Biasa Perancangan Campuran
dengan Agregat Limbah Nikel
J- 4 K f>--
46
Analisis data:
Stabilitas, Flow, VITM, VFWA, Density, MQ
Kesimpulan
(W)
Uji Immertion
Analisis hasil
penelitian
Kesimpulan
Selesai