DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.1.EP2 KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Penetapan Penanggung Jawab UKM Dan
Penanggung Jawab UKP
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.1.EP3
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.4.EP6
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.5.EP1 KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Kewajiban Mengikuti Program
Orientasi Bagi Kepala Puskesmas,
Penanggung Jawab Program, dan
Pelaksana Kegiatan Yang Baru
1. Kewajiban untuk melakukan orientasi selama 2 (dua) minggu bagi Kepala Puskesmas,
penanggung jawab upaya, pelaksana upaya yang baru ditugaskan dan pegawai PNS
pindahan; serta (satu) bulan untuk CPNS dan PTT,
2. Dalam pelaksanaan orientasi Kepala Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana
upaya yang baru diorientasi oleh penanggung jawab yang sesuai dengan tupoksinya,
3. Kegiatan yang dilaksanakan selama proses orientasi adalah:
a. Visi, misi, tujuan, tata nilai dan struktur organisasi puskesmas,
b. Pengenalan lingkungan (ruangan puskesmas, rekan kerja),
c. Tugas pokok dan fungsi jabatan,
d. Rencana kegiatan upaya dan pelayanan kesehatan.
4. Evaluasi orientasi, pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setelah Kepala Puskesmas,
penanggung jawab upaya, pelaksana upaya dan pegawai yang baru selesai menjalani
masa orientasi,
5. Evaluasi orientasi, pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggung jawab yang
sesuai dengan kompetensinya,
6. Dalam pelaksanaan orientasi kepala puskesmas, penanggung jawab upaya, pelaksana
upaya dan pegawai yang baru harus mengikuti prosedur yang berlaku di Puskesmas
Jomin.
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.6.EP1
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.6.EP4
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
PENILAIAN KINERJA APAKAH SESUAI DENGAN VISI, MISI, TUJUAN, TATA NILAI
PUSKESMAS
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Penilaian Kinerja Apakah Sesuai Dengan
Visi, Misi, Tujuan, Tata Nilai Puskesmas
KEPALA PUSKESMAS
dr. H. Elfis Yunandar, MM
KETUA TIM
drg. Yani Yahya
SEKRETARIS
Wike Widuri, SKM (UKM)
Neneng Rochayati, SE (Admen)
1. Melakukan Pra Penilaian Kinerja Puskesmas, yaitu pemantauan hasil kegiatan secara
periodik bulanan/triwulan dan konsultasi ke Kabupaten, dalam rangka mencapai target
cakupan dan mutu hasil kegiatan puskesmas pada akhir tahun dan menilai kesesuai
dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puaksemsa Jomin
2. Melakukan penilaian kinerja puskesmas, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
3. Pengumpulan data dan pengolahan data hasil kegiatan (dari data bulanan/triwulan)
a. Konsultasi pembinaan dan bimbingan dari dinas kesehatan kabupaten serta
memberikan laporan perhitunagan kinerja puskesmas kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten dan membahasnya dengan verifikasi data dan perhitungannya.
b. Menerima umpan balik nilai akhir kinerja puskesmas, berikut penjelasan dalam
perbaikan perhitungan bilamana terjadi kesalahan
c. Menyajikan hasil akhir hasil perhitungan cakupan dan mutu kegiatan, dalam bentuk
grafik sarang laba-laba, ataupun cara penampilan lainnya
4. Melakukan Pasca Penilaian Kinerja Puskesmas, langkah-langkahnya yaitu:
a. Menganalisis masalah dan kendala, merumuskan pemecahan masalah, rencana
perbaikan sekaligus rencana usulan kegiatan tahun yang akan datang
b. Menerima informasi dari kabupaten tentang rencana anggaran yang mungkin akan
diterima masing-masing puskesmas dengan membahas rancangan kegiatan, besarnya
target, besarnya biaya dan kebutuhan sumber daya lain yang diperlukan, dan jadwal
kegiatan bersama dinas kesehatan
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) bersama tim perencana puskesmas
untuk tahun berjalan
d. Membahas rencana kegiatan yang melibatkan unsul lintas sektor terkait, untuk
keterpaduan
e. Mendesiminasikan informasi sekaligus membagi tugas dan tanggung jawab untuk
kegiatan tahun yang akan dilaksanakan, dalam forum pertemuan lokakarya tahunan
puskesmas
f. Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas sektor terkait di kecamatan untuk
mendesiminasikan rencana kegiatan-kegiatan puskesmas yang ada kaitannya dengan
lintas sektoral di tingkat kecamatan
g. Mempersiapkan seluruh pelayanan Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.8.EP1
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.8.EP3
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.9.EP2
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Kriteria Dan Mekanisme Pendelegasian
Wewenang Kepada Pelaksana Kegiatan
Jika Meninggalkan Tugas
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.10.EP3
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal
Elfis Yunandar
PEDOMAN/MANUAL MUTU
PUSKESMAS JOMIN
Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl :
Puji syukur kami panjatkan ke Hadlirat Allah SWT, bahwa hanya karena
dengan Rahmat-NYA Manual Mutu Puskesmas Jomin dapat kami susun.
Manual Mutu Puskesmas Jomin Kabupaten Karawang merupakan acuan
dalam upaya peningkatan mutu penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan di
Puskesmas.
Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional, masyarakat dapat memilih fasilitas
kesehatan tingkat pertama yang sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan mereka.
Puskesmas harus dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar pelayanan. Oleh karen aitu puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan
mutu penyelenggaraan pelayanan puskesmas baik dalam administrasi manajemen
puskesmas, pelayanan klinis maupun pelayanan program puskesmas.
Terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang ikut terlibat dalam
penyusunan Manual Mutu Puskesmas Jomin Kabupaten Karawang. Semoga dapat
bermanfaat dalam upaya mempercepat terwujudnya pelayanan kesehatan yang
berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Karawang,
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Elfis Yunandar
Halaman| ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan hukum dan acuan
E. Istilah dan definisi
BAB II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan
Pelayanan:
A. Persyaratan umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengendalian rekaman
BAB III. Tanggung Jawab Manajemen:
A. Komitmen manajemen
B. Fokus pada sasaran/ pasien
C. Kebijakan mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu
E. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu Mutu/ Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi internal
BAB IV. Tinjauan Manajemen:
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran tinjauan
BAB V. Manajemen Sumber Daya:
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. Infrastruktur
Halaman| iii
D. Lingkungan kerja
BAB VI. Penyelenggaraan Pelayanan:
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas:
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran
kinerja
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM:
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:
B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan):
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/ pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
BAB VII. Penutup
Daftar Pustaka
Halaman| iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pedoman Manajemen Mutu ini menjelaskan secara garis besar sistem
manajemen mutu Puskesmas Jomin. Semua ketentuan maupun persyaratan
serta kebijakan yang tertuang dalam Pedoman Manajemen ini merupakan acuan
untuk menjalankan kegiatan operasional Puskesmas Jomin. Sistem manajemen
mutu ini mulai berlaku tanggal April 2017.
Penerapan sistem manajemen mutu dimaksudkan untuk menjadikan
gambaran secara umum sistem manajemen mutu dalam mencapai komitmen
mutu, sasaran mutu, serta kepuasan pelanggan sehingga tujuan Puskesmas
Jomin secara keseluruhan dalam aspek mutu tercapai.
1. Profil Organisasi
a. Gambaran umum Puskesmas
Puskesmas Jomin merupakan salah satu Puskesmas NON DTP di
Kabupaten Karawang dan merupakan pemekaran dari Puskesmas
Cikampek sejak tahun 1991. Puskesmas Jomin terletak di dalam kompleks
perumahan, tepatnya di Jl. Rajawali no 56, Pondok Rawamas Indah, Desa
Jomin Barat, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang. Secara khusus
luas tanah Puskesmas 875 m2 dan luas bangunan Puskesmas 650 m2.
Wilayah kerja Puskesmas Jomin terdiri dari 3 desa yaitu Desa Jomin Barat,
Desa Sarimulya dan Desa Jomin Timur. Wilayah kerja Puskesmas Jomin
mencakup sebagian wilayah Kecamatan Kota Baru, yang memiliki batas-
batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Kota Baru
Sebelah Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Cikampek
Sebelah Barat : Kabupaten Purwakarta
Sebelah Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Kota Baru
Meskipun posisi Puskesmas Jomin berada di dalam perumahan dan
termasuk di wilayah desa Jomin Barat, akses menuju lokasi puskesmas
tetap mudah dijangkau baik roda 2 atau roda 4 dengan jarak tempuh yang
relatif pendek.
Halaman| 1
Tabel. Situasi Geografis Puskesmas Jomin Tahun 2017
Jml Jarak Rata-rata
N NAMA TIPOLO Waktu
O DESA GI Rt/R Tempu
Roda Roda
w h 2 4
1 JOMIN Datara 42/1 1,5 10 10
BARAT n 0 km mnt mnt
2 SARIMULY Datara 32/1 2 km 15 15
A n 1 mnt mnt
3 JOMIN Datara 22- 2 km 15 15
TIMUR n Apr mnt mnt
Halaman| 2
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS JOMIN
KAB. KARAWANG PROV. JAWA BARAT
BERDASARKAN PERMENKES NO 75 TAHUN 2014
Pernyataan motto tersebut mengandung makna yaitu kita harus belajar
mencintai pekerjaan kita saat ini sehingga kita dapat selalu bekerja
dengan senang hati untuk menggapai masa depan yang lebih baik.
f. Tata Nilai Puskesmas
1) Jujur
Mengandung pengertian setiap komunitas kesehatan dalam
melaksanakan kegiatan hendaknya dilakukan dengan jujur, Ikhlas dan
Tawakal serta perasaan halus dan baik (budi bahasanya, tingkah
lakunya); sabar dan tenang; sopan; penuh rasa belas kasihan; suka
menolong sebagai bagian dari akuntabilitas kinerja.
2) Kerjasama
Mengandung pengertian, bahwa masalah kesehatan yang dialami
orang lain baik suka maupun duka, dan seolah-olah merasakan atupun
mengalami apa yang dirasakan itu dialami oleh orang tersebut.
3) Tanggung Jawab
Mengandung pengertian setiap komunitas kesehatan harus mempunyai
sifat bertanggung jawab terhadap perkembangan kesehatan di
wilayahnya.
4) Responsif
Mengandung pengertian komunitas kesehatan harus mempunyai sifat
yang pandai, cakap, cekatan, cerdik dan pintar dalam menangani
masalah kesehatan di wilayahnya.
5) Manfaat
Mengandung pengertian setiap komunitas kesehatan harus mempunyai
sifat manfaat yang artinya memberikan pelayanan pada seluruh
masyarakat apa yang menjadi haknya atau yang seharusnya di terima
serta aman bebas dari bahaya, bebas dari gangguan, terlindung,tidak
khawatir sehingga setiap permasalahan yang berhubungan dengan
kesehatan bisa segera teratasi.
Dokumen terkait::
SK Kepala Puskesmas Nomor; tentang Visi, misi, tujuan dan tata nilai
Puskesmas.
2. Kebijakan Mutu
a. Seluruh jajaran pengelola dan karyawan Puskesmas Jomin berkomitmen
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat
Halaman| 4
dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan Pasien. Kami
berkomitmen untuk memperbaiki proses pelayanan berdasarkan fakta;
b. Supaya mutu pelayanan dapat dikelola dengan baik maka perlu ditetapkan
Penanggung jawab manajemen mutu (wakil manajemen mutu) yang
bertugas untuk melakukan koordinasi, monitoring, dan membudayakan
kegiatan perbaikan mutu dan kinerja secara berkesinambungan dalam
upaya menjamin pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan kinerja
dilakukan secara konsisten dan sistematis.
c. Kepala Puskesmas dan seluruh penanggung jawab UKP dan penanggung
jawab UKM wajib berpartisipasi dalam program mutu dan keselamatan
pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
d. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program
mutu dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran
Puskesmas.
e. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Jomin dengan
pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.
f. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
g. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap tribulan.
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
Jenis pelayanan UKM dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu UKM
Essensial dan UKM Pengembangan.
UKM Essensial merupakan UKM yang wajib dilaksanakan terdiri dari
pelayanan promosi kesehatan (termasuk UKS); pelayanan kesehatan
lingkungan; pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana (yang
bersifat UKM); pelayanan gizi (yang bersifat UKM); Perawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas) dan pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit.
UKM Pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang
kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya
Halaman| 5
yang tersedia di masing-masing Puskesmas. UKM Pengembangan terdiri
dari pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
sekolah dan masyarakat, pelayanan kesehatan tradisional komplementer,
pelayanan kesehatan olah raga, pelayanan kesehatan indera, pelayanan
kesehatan lansia, pelayanan kesehatan kerja, pelayanan kesehatan matra.
b. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis/ Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP); suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perorangan.
UKP dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat,
pelayanan satu hari (one day care), home care.
Kegiatan UKP terdiri dari pelayanan pemeriksaan umum, pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP, pelayanan
gawat darurat dan bedah minor, pelayanan gizi yang bersifat UKP, klinik
sanitasi, klinik komplementer/Yankestrad, pelayanan imunisasi, pelayanan
persalinan, pelayanan kefarmasian, pelayanan laboratorium, pelayanan
IVA-sadanis
Berikut mapping business process (pemetaan proses pelayanan) di
Puskesmas Jomin:
Halaman| 6
Keterangan:
: Alur langsung
: Alur rujukan internal
g. Layanan Poli TB,
h. Layanan Promkes (Konsultasi Gizi, Yankestrad/ Komplementer, KBM/
Klinik Berhenti Merokok, PKPR/ Program Kesehatan Peduli Remaja dan
Kesling),
i. Layanan Obat,
j. Pemeriksaan IVA-Sadanis
k. Laboratorium,
2. Jenis Layanan di luar gedung Puskesmas meliputi:
a. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),
b. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS),
c. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM),
d. Pos Unit Kesehatan Kerja,
e. Kesehatan Matra,
f. Kesehatan Jiwa,
g. Kesehatan Tradisional/ Komplementer
h. Promosi Kesehatan,
i. Posyandu Balita,
j. Posyandu Lansia/ Prolanis,
k. POSBINDU PTM,
l. Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR),
m. SDIDTK (Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak)
n. KIE terpadu catin.
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam
membangun sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan upaya
kesehatan/ UKM maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis/ UKP.
Halaman| 8
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
6. Permenkes 1538 tahun 2011 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Kementrian Kesehatan;
7. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang Tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2015 tentang Komisi Akreditasi
FKTP;
12. Peraturan Bupati Karawang Nomor 88 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Karawang;
13. Keputusan Bupati Karawang tentang Rencana Strategis Pemerintah
Kabupaten Karawang Tahun 2011-2016.
Halaman| 9
e. Tindakan Korektif: tindakan yang dilakukan untuk mencegah terulangnya
ketidak sesuaian. Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidak sesuaian
yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.
f. Tindakan Preventif: tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
ketidak sesuaian tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidak sesuaian
yang potensial atau situasipotensial lain yang tidak dikehendaki.
g. Pedoman mutu: Pedoman mutu adalah acuan seluruh pegawai dalam
mengimplementasikan sistem manajemen mutu dengan penekanan adanya
perbaikan berkelanjutan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
h. Dokumen: Surat penting atau berharga yang sifatnya tertulis atau tercetak
yang berfungsi atau dapat dipakai segagai bukti ataupun keterangan.
Biasanya dokumen ditulis dikertas dan informasinya ditulis memakai tinta baik
memakai tangan atau memakai media elektronik (seperti printer).
i. Rekaman: suatu dokumen yang menyatakan bahwa sesuatu hasil yang telah
dicapaiatau suatu bukti kegiatan yang telah dilaksanakan. Rekaman dapat
digunakan misalnya untuk mendokumentasikan penelusuran dan sebagai bukti
verivikasi tindakan pencegahan dan tindakan koreksi catatan.
j. Efektifitas: sarana dan prasarana yang harus dipenuhi untuk pencapaian
sesuatu hal. Efektivitas bisa juga sebagai pengukuran keberhasilan dalam
pencapaian tujuan tujuan yang telah ditentukan.
k. Efisiensi: ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses.
l. Proses: serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat
ditempuh berulang kali, untuk mencapai hasil yang di inginkan.
m. Sasaran mutu: sesuatu yang dicari atau dituju, berkaitan dengan mutu.
n. Perencanaan mutu: aktivitas pengembangan produk dan proses yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
o. Kebijakan mutu: kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen perusahaan
tentang komitmen perusahaan dalam memperhatikan dan mempertimbangkan
aspek-aspek mutu dalam aktifitas keseharian organisasi.
p. Sarana: barang atau benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam
pelaksanaan tugas fungsi unit kerja. Contoh: mobil, komputer, pulpen, kertas,
tinta printer, dll.
q. Prasarana: barang atau benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau
mendukung pelayanan tugas dan fungsi unit kerja ,contoh gedung kerja.
Halaman| 10
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN
SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan umum
Puskesmas Jomin menetapkan, mendokumentasikan, mengimplementasikan
dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus menerus memperbaiki
keefektifannya sebagai alat untuk menjamin bahwa proses yang berkaitan dengan
Halaman| 11
kesehatan dapat memenuhi persyaratan akreditasi sesuai Permenkes Nomor 75
tahun 2014 dan harapan masyarakat.
Seluruh penyelenggaraan kegiatan Puskesmas Jomin dilakukan secara
sistematis dan efektif melalui prosedur yang menetapkan proses dan urutan
proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu, dikendalikan, dimonitor,
dianalisa dan dilakukan tindakan yang diperlukan, sesuai prinsip PDCA/PDSA
(Plan, Do, Cek/Study, Action).
Puskesmas Jomin memastikan tersedianya sumberdaya dan informasi
yang diperlukan untuk menjalankan sistem manajemen mutu, termasuk
sumberdaya untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran mutu yang ingin
dicapai dan juga senantiasa memantau, mengukur, menganalisa kinerja proses
dan mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk dikembangkan dalam
mencapai peningkatan mutu pelayanan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian dokumen
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi: Dokumen level 1: Kebijakan, dokumen level 2: pedoman/manual,
dokumen level 3: standar prosedur operasional, dan dokumen level 4: rekaman-
rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan
prosedur.
Pedoman pengendalian dokumen ini ditujukan untuk memastikan semua
dokumen regulasi Puskesmas dapat dikelola dan dikendalikan secara efektif.
Ruang lingkup pengendalian dokumen adalah pengelolaan dan pengendalian
semua dokumen regulasi Puskesmas, baik yang berasal dari dalam/internal
maupun dari luar Puskesmas (eksternal) dokumen dapat berbentuk Hard-Copy,
soft-copy dan buku.
1. Penyusunan dokumen.
a. Identifikasi penyusunan dokumen
Identifikasi kebutuhan dilakukan pada tahap self assessment dalam
pendampingan akreditasi. Hasil self assessment digunakan sebagai acuan
untuk mengidentifikasi dokumen sesuai standar akreditai yang sudah ada.
Bila dokumen sudah ada dapat diidentifikasi dokumen tersebut masih
efektif atau tidak.
b. Proses penyusunan dokumen
1) Pemegang program bersama koordinator administrasi manajemen/
upaya kesehatan/ klinis
Halaman| 12
a) Membuat draft dokumen
b) Melakukan pembahasan terhadap draft dokumen tersebut dengan
unit terkait
c) Mencetak agar pemeriksa melakukan pemeriksaan terhadap
dokumen yang telah disusun dan mendistribusikan hardcopy
dokumen untuk diperiksa kepada penanggung jawab mutu/Wakil
manajemen mutu
2) Penanggung jawab Mutu/Wakil Manajemen Mutu
a) Melakukan pemeriksaaan terhadap dokumen yang telah disusun
oleh pemegang program dan koordinator
b) Jika setuju, maka melakukan persetujuan pada hardcopy untuk
meminta persetujuan kepala Puskesmas.
c) Jika tidak setuju, makan melakukan penolakan dokumen dan
dikembalikan kepada koordinator untuk direvisi.
2. Pengesahan dokumen.
a. Alur pengesahan dokumen
Keefektifan kesesuai dokumen yang telah disusun, ditinjau dan dievaluasi.
Jika telah sesuai ditandatangani dicantumkan tanggal efektifnya.
Pengesahan dokumen:
1) Kepala Puskesmas menerima dokumen yang telah diperiksa oleh
penanggung jawab manajemen mutu melalui hardcopy untuk ditinjau.
2) Jika setuju, maka melakukan persetujuan untuk menandatangani
hardcopy dokumen
3) Jika tidak setuju maka melakukan penolakan dan dikembalikan kepada
penanggung jawab manajemen mutu untuk direvisi.
b. Tabel pengesahan dokumen
Penanggung
No Level Dokumen Diperiksa Disahkan
Jawab
1 Surat Keputusan Penanggung Jawab Kasubag TU (Paraf Kepala
UKM/UKP/Admen sebelah kanan) Puskesmas
(Paraf sebelah kiri)
2 Pedoman/Panduan Penanggung Jawab Ketua Akreditasi Kepala
UKM/UKP/Admen (Paraf disebelah Puskesmas
(Paraf sebelah kiri) kanan)
3 SOP Penanggung Jawab Ketua Akreditasi Kepala
UKM/UKP/Admen (Paraf disebelah Puskesmas
(Paraf sebelah kiri) kanan)
4 KAK/KAP Penanggungjawab Penanggung Jawab Kepala
program (Paraf UKM/UKP/Admen Puskesmas
sebelah kiri) (Paraf sebelah kiri)
Halaman| 13
3. Pemberlakuan dokumen.
Pemberlakuan Surat Keputusan ditetapkan pada tanggal 1 Maret 2017
sedangkan Standar Operasional Prosedur, Pedoman/ panduan internal, serta
dokumen eksternal ditetapkan tanggal 1 April 2017.
4. Pencatatan, penomeran, sosialisasi, distribusi dan penarikan dokumen.
a. Pencatatan dokumen
Pencatatan dalam daftar dokumen eksternal atau internal.
1) Dokumen eksternal yang merupakan regulasi-regulasi atau kebijakan-
kebijakan yang terkait, maupun input atau masukan dari masyarakat
yang berupa harapn-harapan terhadap produk atau output
penyelenggaraan puskesmas.
2) Dokumen internal, berupa dokumen perencanaan, surat keputusan
pimpinan, pedoman kerja, kerangka acuan, SPO, instruksi kerja,
rekaman, dokumen hasil audit dan upaya perbaikan.
b. Penomeran dokumen
Metode penomoran dokumen ditetapkan sebagai berikut:
1) Kode klasifikasi Surat Keputusan (SK)
a) Kesehatan : 440
b) Kepegawaian : 800
c) Keuangan : 900
2) Pengkodean Dokumen
a) Surat Keputusan disingkat SK
Nomor: XXX/YYY/SK/PKM-JOMIN/AA/BB/CCCC
Contoh: 023/440/SK/PKM-JOMIN/I/02/2017
Keterangan:
XX : nomor urut SK,
YYY : Kode kesehatan,
SK : Surat Keputusan,
PKM-JOMIN : Puskesmas Jomin
AA : Bab Akreditasi,
BB : Bulan dan
CCCC : tahun mulai berlaku.
Halaman| 14
AA : Bab Akreditasi,
BB : Bulan dan
CCCC : tahun mulai berlaku
Halaman| 15
f) Penggandaan dokumen terkendali dilakukan sebanyak jumlah
penerimanya yang dituangkan pada formulir daftar distribusi
dokumen/ekspedisi.
g) Diberi cap/stempel pada setiap halaman depannya/cover dengan
tulisan “DOKUMEN TERKENDALI”
h) Untuk dokumen tidak terkendali, penggandaan dilakukan dengan
persetujuan resmi dari kepala Puskesmas. Pada halaman
depan/cover dokumen tidak terkendali diberi cap/stempel bertuliskan
“Dokumen Tidak Terkendali”
i) Dokumen hanya diberikan pada kelompok kerja atau organisasi lain
yang berkepentingan dengan dokumen tersebut dengan persetujuan
kepala Puskesmas.
e. Penarikan dokumen dan percetakan
1) Mendaftar dokumen internal yang disahkan dalam daftar induk
dokumen internal/ master list dokumen
2) Memperbanyak dokumen yang sudah mendapat persetujuan dengan
jumlah copy sesuai daftar pemegang dokumen.
3) Membubuhkan stempel “DOKUMEN TERKENDALI” terhadap copy
dokumen.
4) Mendistribusikan dokumen kepada semua pemegang dokumen sesuai
daftar pemegang dokumen
5) Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah dokumen pengganti
serta mengisi format usulan penanambahan /penarikan dokumen.
6) Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku dengan
membubuhkan stempel “KEDALUWARSA” dan kemudian menyimpan
dokumen tersebut selama 2 (dua) tahun.
7) Memberitahukan kepada seluruh unit kerja terkait tentang dokumen
baru dan atau penarikan dokumen lama.
5. Penyimpanan dokumen
a. Dokumen asli
Penyimpanan dan pengendalian dokumen asli/ master dilakukan oleh
SEKRETARIAT. Dokumen regulasi yang asli dikendalikan dengan
menandai “MASTER “ pada halaman depan/cover dan disimpan oleh
sekretariat akreditasi. Semua master dokumen dicatat di dalam dokumen
formulir daftar induk dokumen internal.
b. Tata cara pengarsipan dokumen akreditasi sebagai berikut:
Halaman| 16
1) Admen
Warna Map Dokumen:Biru (disatukan per kriteria dari instrumen
Akreditasi)
Keranjang Dokumen: Biru
2) Upaya Kesehatan/ UKM
Warna Map : Kuning (disatukan perkriteria dari instrumen Akreditasi)
Keranjang Dokumen: Kuning
3) Pelayanan klinis/ UKP
Warna Map Dokumen: Hijau (di satukan per kriteria dari instrumen
Akreditasi)
Keranjang Dokumen: Hijau
4) Menggunakan Sampul Dokumen yang sudah ditetapkan oleh ketua tim
Admen
c. Dokumen fotocopy
Dokumen foto kopi disimpan di masing-masing unit upaya, dimana
dokumen tersebut dipergunakan. Bila diberlakukan lagi atau tidak
dipergunakan maka unit kerja wajib mengembalikan dokumen yang sudah
tidak berlaku tersebut ke sekretariat Tim Mutu atau bagian Tata Usaha
sehingga unit kerja hanya ada dokumen yang masih berlaku saja.
Sekretariat Tim Mutu atau bagian Tata Usaha dapat memusnahkan
fotokopi dokumen yang tidak berlaku tersebut, namun untuk dokumen yang
asli agar tetap disimpan, dengan lama penyimpanan sesuai ketentuan
dalam retensi dokumen yang berlalu di Puskesmas Jomin.
d. Retensi dokumen
1) Dokumen Rekam Medis inaktif wajib disimpan sekurang kurangnya lima
(5) tahun untuk family Folder, untuk status Rekam Medis sementara
dua (2) Tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien berkunjung,
setelah batas waktu sebagaimana dimaksud diatas dilampaui, dan
Pasien Meninggal rekam medis dapat dimusnahkan, kecuali
persetujuan tindakan dan persetujuan lain harus disimpan dengan
jangka waktu (10) tahun, terhitung dari tanggal kunjungan.
2) Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di puskesmas harus
dipelihara dan disimpan minimal dua (2) tahun.
Dokumen referensi:
SK Kepala Puskesmas Nomor: tentang Retensi Dokumen
6. Penataan, Pencarian kembali dan perubahan/ revisi dokumen
Halaman| 17
a. Penataan dokumen
Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen akreditasi dikelompokkan
masing-masing bab dengan diurutkan setiap urutan kriteria dan elemen
penilaian, dan diberikan daftar secara berurutan.
b. Pencarian kembali
Untuk memudahkan di dalam pencarian kembali dokumen-dokumen
akreditasi dikelompokkan per masing-masing bab/ kelompok pelayanan/
upaya.
c. Perubahan/revisi dokumen
1) Semua personil yang terlibat pada suatu proses dapat mengajukan
usulan perubahan dokumen. Usulan diajukan kepada Tim Mutu, dengan
menggunakan formulir permintaan perubahan dokumen.
2) Semua usulan dievaluasi sesuai dengan jenis permintannya dan alasan
perubahan yang disampaikan.
3) Untuk perubahan yang bersifat redaksional atau penambahan
keterangan tanpa mengubah susbtansi dan maksud daripada isi materi
tidak dilakukan perubahan nomor revisi, hanya dicatat dalam catatan
perubahan dokumen
4) Dokumen yang telah direvisi didistribusikan ke unit terkait dengan
menggunakan formulir pengiriman dan pengembalian dokumen yang
dilengkapi dengan formilir catatan perubahan dokumen.
5) Revisi dapat dilakukan sampai revisi 100, setelah itu dokumen harus
terbit ulang dan kembali ke revisi 00.
6) Penomoran formulir yang direvisi dilakukan dengan menambahkan
perubahan nomor revisi. Contoh Revisi (Rev.01).
7) Semua dokumen yang diganti dengan revisi terbaru dan dokumen yang
tidak berlaku dikembalikan pada SEKRETARIAT
8) Dokumen kadaluarsa yang berasal dari master dokumen diberi
cap/stempel “KADALUARSA” dan tetap dipelihara untuk satu atau dua
kali periode perubahan sedangkan dokumen lama dokumen yang
terkendali yang tersebar ditarik untuk dimusnahkan.
Khusus untuk dokumen eksternal yang dicap salinan terkendali, apabila
mengalami perubahan, dokumen yang sudah mengalami perubahan ditarik,
dipisahkan dan dimusnahkan atau jika disimpan diberi identifikasi kadaluarsa.
7. Pemusnahan dokumen
a. Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
Halaman| 18
b. Memusnahkan dokumen lama yang sudah tidak berlaku
c. Ketentuan waktu pemusnahan dokuman;
1) Dokumen Rekam Medis inaktif dapat dimusnahkan sekurang kurangnya
lima (5) tahun untuk family Folder,
2) Status Rekam Medis sementara dapat dimusnahkan minimal dua (2)
Tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien berkunjung, setelah batas
waktu sebagaimana dimaksud diatas dilampaui, dan
3) Rekam medis pasien meninggal dapat segera dimusnahkan,
4) Persetujuan tindakan dan persetujuan lain harus disimpan dengan
jangka waktu (10) tahun, terhitung dari tanggal kunjungan.
5) Dokumen induk yang sudah tidak berlaku (dengan cap
“KEDALUWARSA”) baru dapat dimusnahkan minimal setelah 2 (dua)
tahun
Dokumen referensi:
SK Kepala Puskesmas Nomor; tentang Pemusnahan dokumen
Halaman| 19
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab
upaya kesehatan baik perorangan maupun masyarakat, dan seluruh karyawan
puskesmas bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada
pada manual mutu ini.
Manajemen bertekad untuk menjalankan sistem manajemen mutu secara
konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang
diinginkan.
Kepala puskesmas mewajibkan semua koordinator unit untuk :
1. Memahami sistem manajemen mutu dan menjalankannya secara konsisten,
Halaman| 20
2. Mengkomunikasikan kepada karyawan (pelaksana) tentang pentingnya mutu
dan kepuasan pasien,
3. Mensosialisasikan kebijakan mutu dan sasaran – sasaran yang ingin dicapai,
4. Melakukan evaluasi untuk melihat efektifitas sistem manajemen mutu,
5. Memastikan tersedianya sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan sistem,
6. Memastikan perbaikan terus menerus dilakukan pada semua aspek kegiatan.
C. Kebijakan mutu
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang
berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan
melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan
dalam surat keputusan Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu
pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM.
Kebijakan Mutu digunakan sebagai kerangka kerja dalam menetapkan dan
meninjau sasaran mutu Puskesmas Jomin yang dikomunikasikan dan diterapkan
oleh semua unit kerja dan ditinjau kesesuaian pencapaiannya secara berkala.
Kebijakan Mutu Puskesmas Jomin dilaksanakan dengan:
1. Menjalankan tugas berfokus pada pelanggan serta menjaga hubungan kerja
yang baik dengan mitra lintas program dan lintas sektoral,
2. Menerapkan kepemimpinan yang efektif dan dalam pengambilan keputusan
berdasarkan fakta,
3. Menjalankan tugas dengan mengedepankan pendekatan proses dan
melibatkan personil,
4. Menerapkan sistem managemen mutu dalam menjalankan tugas menuju
peningkatan secara berkesinambungan.
Halaman| 21
Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan
minimal yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator
penyelenggaraan upaya Puskesmas.
Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran
kinerja yang ditetapkan.
Dalam mencapai Sasaran Mutu tersebut seluruh kegiatan Puskesmas Jomin
dibuat dalam bentuk rencana kerja yang berupa rencana kerja, waktu
pelaksanaan, dan anggarannya, yang ditetapkan secara tahunan yang bersifat
dinamis dan senantiasa dikembangkan untuk mempercepat pencapaian sasaran
mutu. Rencana Kerja tersebut dilaksanakan dengan Kerangka Acuan yang jelas,
dimonitor, dianalisa dan dilakukan tindakan penyesuaian yang diperlukan untuk
menjamin bahwa kinerja proses sesuai dengan Rencana yang telah ditetapkan.
Koordinator unit/ penanggung jawab program menetapkan sasaran mutu unit.
Sasaran mutu tersebut harus bersifat spesific (spesifik), measurable (terukur),
achievable (dapat tercapai), reliable (realistis/ wajar) dan time frame (berjangka
waktu).
Koordinator unit bertanggung jawab untuk memastikan unit yang dipimpinnya
membuat perencanaan pencapaian sasaran mutu, untuk memastikan tercapainya
target sasaran mutu masing-masing unit. Sasaran mutu setiap unit dipastikan
terdokumentasi.
Perencanaan mutu berisi paling tidak:
1. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indikator, maupun keluhan pasien/ keluarga/ staf dengan
mempertimbangan kekritisan, risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya
masalah.
2. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
3. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan
pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
4. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan
indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti
dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
5. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator
klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
Halaman| 22
6. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
7. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis
maupun penyelenggaraan UKM.
8. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian
tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.
9. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu
laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
10. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
11. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
12. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
Halaman| 23
2) Menetapkan kebijakan dan prosedur pelaksanaan program kesehatan
di puskesmas berdasarkan peraturan dan petunjuk Dinas Kesehatan
Kabupaten Karawang,
3) Menetapkan aturan dan kebijakan internal Puskesmas yang tidak
bertentangan dengan aturan diatasnya untuk mendukung pelaksanaan
fungsi Puskesmas.
b. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya pelayanan kesehatan di
Puskesmas sesuai protap dan profesionalisme,
2) Bertanggung jawab dalam pengembangan organisasi Puskesmas,
3) Bertanggung jawab pada kegiatan manajerial: perencanaan;
pelaksanaan pengawasan, pengendalian, pembinaan dan penilaian
program kerja Puskesmas.
c. Tugas
1) Membuat keputusan operasional untuk implementasi sistem
manajemen mutu,
2) Bersama seluruh Tim Mutu dan karyawan Puskesmas
mengimplementasikan sistem manajemen mutu,
3) Membuat perencanaan terpadu kegiatan maupun program kerja
puskesmas serta menyusun rencana evaluasi,
4) Melakukan pembagian tugas pada staf-nya disesuaikan dengan jenis
dan jumlah tenaga yang diperlukan (menetapkan pelaksana program
berdasarkan kompetensinya dan tugas tambahannya),
5) Menjalankan semua kegiatan manajerial Puskesmas dan kerjasama
dengan lintas sektor terkait.
d. Tugas tambahan
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas
kesehatan
2. Wakil manajemen mutu
a. Wewenang
1) Memiliki wewenang penuh untuk menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai wakil manajemen,
2) Mengawasi dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan mutu pelayanan
kesehatan,
3) Mengajukan usulan kepada Kepala Puskesmas tentang prosedur-
prosedur penyelenggaran mutu pelayanan kesehatan.
Halaman| 24
b. Tanggung jawab
Bertanggung jawab untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas
implementasi sistem manajemen mutu
c. Tugas
1) Menjamin sistem dilaksanakan secara efektif pada semua fungsi,
2) Menjamin sistem manajemen mutu dipertahankan,
3) Menjamin sistem manajemen mutu diperbaiki terus menerus,
4) Melaporkan hasil/ kinerja sistem manajemen mutu kepada Kepala
Puskesmas,
5) Mengupayakan peningkatkan kesadaran/ pemahaman karyawan dalam
sistem manajemen mutu,
6) Melakukan komunikasi mengenai mutu kepada seluruh karyawan,
7) Mengkoordinasikan kegiatan internal audit
d. Tugas tambahan
Melaksanakan semua tugas tambahan yang diberikan oleh kepala
puskesmas
3. Koordiantor unit/ Penanggung jawab upaya/ layanan klinis/ Admen
a. Wewenang
1) Menetapkan sasaran mutu setiap unit yang harus sesuai dengan
kebijakan mutu dan dipastikan terdokumentasi.
2) Merencanakan Sistem Manajemen Mutu untuk unit kerjanya.
b. Tanggung jawab
1) Memahami Sistem Manajemen Mutu dan menjalankannya secara
konsisten.
2) Mengkomunikasikan kepada pelaksana di unitnya tentang pentingnya
mutu dan kepuasan pasien.
3) Memastikan perbaikan terus-menerus pada semua aspek kegiatan.
4) Mengkomunikasikan kepada seluruh staf unit mengenai target-target/
persyaratan pasien dan memastikan semua terpenuhi.
5) Memastikan unit yang dipimpinnya membuat perencanaan pencapaian
sasaran mutu, untuk memastikan tercapainya target sasarn mutu
masing-masing unit.
6) Memastikan semua sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan
tercapai.
7) Melakukan evaluasi untuk melihat efektivitas Sistem Manajemen Mutu.
8) Menindaklanjuti temuan Audit pada unitnya.
Halaman| 25
c. Tugas
1) Mensosialisasikan kebijakan mutu dan sasaran-sasaran yang ingin
dicapai kepada pelaksana di unit,
2) Bersama pelaksana di unit membuat Standar Operasional Prosedur dan
dipastikan terdokumentasi,
3) Memelihara/ mempertahankan Sistem Manajemen Mutu pada unitnya,
4) Melakukan perbaikan/ penyempurnaan Sistem Manajemen Mutu,
5) Meningkatkan kesadaran karyawan unit mengenai pentingnya peranan
setiap karyawan dalam pekerjaan mereka untuk mencapai sasaran
mutu dan kepuasan pasien,
6) Mengupayakan dan menjaga agar lingkungan kerjanya terkendali yaitu
agar lingkungan kerja dalam keadaan rapi, bersih, aman dan nyaman,
7) Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang terkait termasuk Kepala
Puskesmas untuk pembahasan semua persyaratan pasien.
4. Karyawan/ karyawati puskesmas
a. Wewenang
1) Bersama koordinator unit menentukan sasaran mutu unitnya.
2) Bersama koordinator unit merencanakan Sistem Manajemen Mutu
untuk unit kerjanya
b. Tanggung jawab
1) Memahami sistem manajemen mutu dan menjalankannya secara
konsisten dan efektif.
2) Memahami tentang pentingnya mutu dan kepuasan pasien.
3) Melakukan perbaikan terus menerus pada semua aspek kegiatan
4) Mengetahui target-target/ persyaratan pasien
c. Tugas
1) Bersama koordinator unit membuat standar operasional prosedur dan
terdokumentasi.
2) Memelihara/ mempertahankan Sistem Manajemen Mutu pada unitnya.
3) Melakukan perbaikan/ penyempurnaan Sistem Manajemen Mutu.
4) Menambah pengetahuan dan ketrampilan guna peningkatan mutu
pelayanan.
5) Bekerja secara profesional untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Kepala Puskesmas memastikan bahwa proses komunikasi yang memadai
ditetapkan dalam lembaga dan bahwa komunikasi mempunyai pesan dalam
meningkatkan keefektifan sistem manajemen mutu.
Halaman| 26
F. Wakil Manajemen Mutu/ Penanggung Jawab Manajemen Mutu
Kepala Puskesmas menunjuk seorang Wakil Manajemen Mutu yang
bertanggung jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas:
Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan
dipelihara,
Melaporkan kepada manajemen kinerja dari sistem manajemen mutu dan
kinerja pelayanan,
Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/pasien.
G. Komunikasi internal
Komunikasi internal antar pimpinan/karyawan merupakan kegiatan yang
sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem komunikasi
dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sbb:
1. Kepala Puskesmas mengupayakan agar komunikasi dengan bawahannya
dipastikan berjalan lancar,
2. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahannya mengenai
sistem manajemen mutu,
3. Komunikasi diarahkan agar karyawan memahami target-target pekerjaan
yang ingin dicapai,
4. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah ditetapkan
dipenuhi,
5. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi,
6. Komunikasi internal untuk menjelaskan sistem manajemen mutu kepada
karyawan
7. Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan pelanggan,
8. Penyelenggaraan rapat terkoordinasi dan diatur dengan baik,
9. Kepala Puskesmas mengadakan komunikasi internal dengan seluruh
karyawan minimal 1 kali dalam sebulan.
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (mini lokakarya),
pertemuan, diskusi, email, sms, memo dan media lain yang tepat untuk
melakukan komunikasi.
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
Halaman| 27
A. Umum
Dalam upaya peningkatan mutu perlu dilakukan pembahasan bersama antara
manajemen dan pelaksana tentang permasalahan-permasalahan yang terkait
dengan implementasi sistem manajemen mutu, pencapaian sasaran/indikator
mutu dan kinerja serta umpan balik masyarakat/pelanggan tentang mutu/kinerja
Puskesmas. Pembahasan masalah mutu dan kinerja dapat dilakukan dalam unit
kerja, antar unit kerja untuk masalah-masalah yang bersifat teknis dan
operasional yang dilakukan baik terjadual (minimal dua kali dalam setahun)
maupun insidental sesuai dengan kebutuhan. Permasalahan mutu, kinerja, dan
permasalahan yang terjadi dalam penerapan sistem manajemen mutu secara
periodik juga perlu dibahas bersama yang melibatkan seluruh jajaran yang ada
dalam organisasi.
Pembahasan tersebut dilakukan dalam pertemuan tinjauan manajemen atau
pertemuaan telaah manajemen mutu dan kinerja. Pertemuan tinjauan manajemen
adalah proses evaluasi terhadap kesesuaian dan efektifitas penerapan sistem
manajemen mutu yang dilakukan secara berkala dan melibatkan berbagai pihak
yang terkait dengan operasional kegiatan organisasi.
Halaman| 28
Kepala Puskesmas melaksanakan rapat tinjauan manajemen (RTM) 6 bulan
sekali.
Tinjauan Manajemen dipastikan terdokumentasi/ dinotulenkan
1. Agenda tinjauan manajemen ditentukan jauh hari sebelum evaluasi
dilaksanakan.
2. Agenda tinjauan manajemen mencakup antara lain:
a. Hasil audit internal,
b. Umpan balik/ keluhan pelanggan,
c. Kinerja proses/ hasil pelayanan rawat jalan,
d. Status tindakan koreksi/ pencegahan yang telah/ sedang dilaksanakan,
e. Tindak lanjut dari hasil tinjauan sebelumnya,
f. Rencana perubahan/ perbaikan sistem manajemen mutu,
g. Evaluasi pencapaian sasaran mutu/ indikator kinerja,
h. Kebijakan mutu dan kebijakan pelayanan/ upaya puskesmas,
i. Perubahan terhadap kebijakan mutu (jika ada),
j. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu/ sistem
pelayanan/ penyelenggaraan upaya puskesmas.
C. Luaran tinjauan
Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah keputusan dan tindakan
yang berhubungan dengan :
1. peningkatan efektivitas sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan,
2. peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan,
3. identifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan baik pada sistem
manajemen mutu maupun sistem pelayanan,
4. penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan agar sistem manajemen mutu
dan sistem pelayanan efektif.
Hasil tinjauan manajemen dibagikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Halaman| 29
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
Halaman| 30
1. Kepala puskesmas
Memastikan tersedianya sumber daya yang diperlukan untuk
memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
2. Koordinator Admen/ upaya/ pelayanan klinis
Memantau dan mengevaluasi kebutuhan Sumber Daya pada masing-
masing unit.
3. Kebijakan
Menentukan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk :
a. Melaksanakan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
dan terus - menerus memperbaiki keefektifannya,
b. Meningkatkan kepuasan Pelanggan dengan memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan.
Halaman| 31
dengan sasaran dan persyaratan yang telah direncanakan harus dipastikan
dipenuhi.
Proses pelatihan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
dilaksanakan dengan cara:
a. Pengajuan Pengusulan jenis pelatihan yang dibutuhkan oleh puskesmas,
b. Mengirimkan peserta sesuai kriteria yang disebutkan dalam undangan
dari pihak terkait.
4. Pengorganisasian sumber daya manusia
Pengorganisasian dilakukan dengan menetapkan tugas pokok dan fungsi
masing-masing pegawai dengan SK Kepala Puskesmas baik tugas secara
fungsional maupun tugas secara struktural/ pemegang program seperti yang
tertuang dalam struktur organisasi Puskesmas yang telah ditetapkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.
5. Pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia
Pengarahan dan pengendalian petugas dilakukan melalui kegiatan monitoring
dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan uraian tugas masing-
masing pegawai dalam kegiatan minilokakarya, dll. Hal ini dilakukan juga
dalam rangka meningkatkan koordinasi dan pengintegrasian kegiatan antar
petugas maupun antar unit kerja/ pelayanan.
Halaman| 32
a. Menetapkan persyaratan personel yang terlibat dalam pelayanan
kesehatan yang bermutu berdasarkan kesesuaian tingkat pendidikan,
pelatihan, kemampuan dan pengalaman.
b. Menindaklanjuti perbedaan antara kompetensi personel dengan
persyaratan/ standar kompetensi melalui pendidikan atau pelatihan serta
pembinaan sesuai bidangnya atau penugasan baru.
c. Meningkatkan keterlibatan dan kepedulian karyawan dalam pencapaian
sasaran mutu melalui pembinaan karyawan baik formal dan nonformal agar
tercapainya kepuasan pelanggan.
d. Melakukan evaluasi terhadap efektivitas dari pelatihan yang dilakukan.
e. Memelihara catatan pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman
yang sesuai.
C. Infrastruktur
1. Infrastruktur/ sarana prasarana untuk mendukung pekerjaan dan mencapai
sasaran dan persyaratan produk/ proses dipastikan terpenuhi.
2. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat–alat medis maupun
fasilitas pendukungnya agar senantiasa dalam kondisi baik dan siap
dioperasikan.
3. Sarana prasarana baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan ditindak
lanjuti sesuai prosedur yang berlaku.
4. Wewenang dan tanggung jawab;
a. Kepala puskesmas
b. Koordinator Admen/ upaya/ pelayanan klinis
1) Memastikan pemeliharaan sarana dan prasarana untuk mendukung
Pelayanan Puskesmas
2) Memastikan Sarana, prasarana yang digunakan di unit kerja, sesuai
petunjuk kerja/ SOP yang telah ditetapkan.
c. Kebijakan
1) Puskesmas menetapkan, menyediakan, memelihara prasarana yang
diperlukan untuk mencapai kesesuaian pelayanan .
2) Prasarana tersebut meliputi gedung, tempat kerja, peralatan
utilitas, peralatan kesehatan, peralatan-peralatan pembantu
pelayanan pasien di lingkungan Puskesmas.
D. Lingkungan Kerja
Halaman| 33
1. Lingkungan tempat kerja dikendalikan,
2. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan agar lingkungan kerja
senantiasa dalam keadaan rapi, bersih, aman dan nyaman,
3. Pimpinan dan karyawan berkewajiban mengupayakan dan menjamin agar
lingkungan kerjanya terkendali,
4. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mendukung komitmen
mutu dan kepuasan pelanggan dan untuk mencapai kesesuaian terhadap
persyaratan proses pelayanan yang telah ditetapkan.
5. Wewenang dan tanggung jawab;
a. Kepala puskesmas
Menetapkan dan menyediakan lingkungan kerja yang diperlukan dan
mempengaruhi Kepuasan Pelayananan Puskesmas.
b. Koordinator Admen/ upaya/ pelayanan klinis
1) Memastikan pemeliharaan Lingkungan kerja dilaksanakan untuk
mendukung Pelayanan Puskesmas
2) Memelihara lingkungan kerja untuk mencapai kesesuaian
pelayanan.
3) Menjaga kebersihan, kerapian dan kenyamanan lingkungan kerja di unit
kerja.
c. Kebijakan
1) Puskesmas menetapkan, menyediakan lingkungan kerja yang
diperlukan untuk mencapai kesesuaian pelayanan .
2) Puskesmas mengidentifikasi dan mengatur unsur-unsur lingkungan
kerja yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian pelayanan dengan
cara menjaga kebersihan lingkungan tempat kerja dan menjaga kondisi
ruang kerja.
Halaman| 34
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
Halaman| 35
3) Hasil pembahasan semua persyaratan pelanggan dikomunikasikan
kepada masyarakat melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD),
pertemuan kader, pertemuan lintas sektor, penyuluhan masyarakat
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
Puskesmas melakukan peninjauan terlebih dahulu untuk memastikan
kemampuannya dalam memenuhi persyaratan pelanggan.
c. Komunikasi dengan sasaran
Puskesmas melakukan komunikasi dengan pelanggan. Setiap kali
melakukan komunikasi harus selalu dicatat.
Komunikasi dengan pelanggan diarahkan untuk memahami kebutuhan/
persyaratan pelanggan antara lain untuk :
1) Mendapatkan konfirmasi/ persyaratan penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat yang diinginkan pelanggan,
2) Menjawab pertanyaan-pertanyaan pelanggan,
3) Mengklarifikasi ketidak jelasan mengenai persyaratan pelanggan,
4) Membahas masukan/ usul/ saran/ keluhan pelanggan
3. Pembelian
Klausul ini dikecualikan karena untuk upaya kesehatan masyarakat, pembelian
yang dilaksanakan Puskesmas Jomin hanya berkisar pada pembelian bahan
promkes dalam skala kecil yang didanai menggunakan dana dari BPJS.
4. Penyelenggaraan UKM:
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
1) Proses penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dipastikan
dijalankan secara terkendali,
2) Pengendalian penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat
dilaksanakan sesuai perencanaan (POA) masing masing program,
3) Tiap penanggung jawab pogram membuat SOP untuk setiap tindakan
yang dikerjakan,
4) SOP dibuat untuk membimbing petugas pelaksana agar dapat
melaksanakan kegiatan sesuai yang direncanakan,
5) Peralatan yang diperlukan untuk proses penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat dipastikan tersedia dan memenuhi persyaratan.
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
1) Proses penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dipastikan
divalidasi sebelum dilaksanakan,
Halaman| 36
2) Validasi diarahkan untuk mengkonfirmasi dan membuktikan bahwa
proses yang akan dijalankan memiliki kemampuan untuk mencapai
hasil yang disyaratkan,
3) Pelaksanaannya dikerjakan oleh personil yang ditugaskan sebagai
penanggung jawab program.
c. Identifikasi dan mampu telusur
Semua tahap–tahap penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat harus
dipastikan diberikan identifikasi secara jelas.
1) Semua catatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat harus dipastikan diberikan identifikasi secara
jelas,
2) Identifikasi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau ketidak-
sesuaian yang tidak diinginkan,
3) Bilamana persyaratan ketelusuran merupakan suatu keharusan yang
dipersyaratkan oleh pelanggan maka identifikasi wajib dilaksanakan
berdasarkan persyaratan yang diminta pelanggan pada semua tahapan.
d. Hak dan kewajiban sasaran
1) Hak sasaran
a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Puskesmas,
b) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban sasaran,
c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi,
d) Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional,
e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga sasaran
terhindar dari kerugian fisik dan material,
f) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan,
g) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakukan Puskesmas
terhadap dirinya,
h) Mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronk sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Kewajiban sasaran
a) Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya,
Halaman| 37
b) Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter dan tenaga kesehatan,
c) Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan.
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
1) Barang milik pelanggan adalah barang-barang yang bukan milik
Puskesmas yang berada di wilayah tanggung jawab Puskesmas,
2) Barang milik pelanggan harus ditangani dengan hati- hati untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,
3) Semua fungsi/ pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat
dengan penggunaan, penyimpanan,pemeriksaan barang milik
pelanggan harus melakukan identifikasi, verifikasi, melindungi dan
mengamankan barang-barang milik pelanggan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan,
4) Yang termasuk barang milik pelanggan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat adalah KMS dan pembukuan kader.
f. Manajemen risiko dan keselamatan
Manajemen risiko adalah proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan,
meminimalkan risiko dalam suuatu organisasi secara menyeluruh.
Manejemen risiko dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
risiko yang bisa terjadi dalam setiap kegiatan.
Proses manajemen risiko dalam pelayanan UKM meliputi menetapkan
lingkup manajemen dengan kriteria 3H 1P (high risk, high volume, high
cost, potensial problem), kajian risiko/risk assessment (identifikasi risiko,
analisis risiko, evaluasi risiko). Hasil evaluasi risiko untuk menentukan
perlu atau tidak tindakan perbaikan/tindak lanjut. Tindakan perbaikan bisa
berupa perbaikan input, proses atau perbaikan output.
Analisis risiko dalam pelayanan UKM menggunakan metode Fishbone
Analysis (Diagram tulang ikan/ diagram ishikawa). Diagram fishbone
digunakan sebagai alat quality management tools dengan 5 (lima) kategori
yakni: Manpower, Machine, Method, Material, Media,Motivation (soft
competency) dan Money (Uang). Adapun kebutuhan-kebutuhan yang
mendasari penggunaan diagram fishbone ini adalah sebagai berikut: (1)
Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah; (2) Membantu untuk
mendapatkan ide-ide (gathering ideas) untuk solusi; (3) Membantu untuk
pencarian fakta lebih lanjut tentang masalah.
Diagram Fishbone merupakan alat untuk mengumpulkan ide atau input–
input kelompok, merupakan metode dasar dari “brainstorming terstruktur”;
Halaman| 38
dengan mengelompokkan penyebab–penyebab yang mungkin, maka
kelompok dapat memikirkan banyak kemungkinan daripada hanya
menfokuskan pada beberapa area tipikal; membantu dimulainya fase
analyze dengan mengidentifikasi beberapa penyebab yang menjadi
“tersangka utama”. Evaluasi resiko dapat dilakukan dengan cara penilaian
tingkat kegawatan resiko (severity assesment) dengan Metode FMEA
(Failure Mode and Effect Analysis). Selanjutnya risiko yang telah
teridentifikasi kemudian ditetapkan tindakan preventif atau pencegahan
agar kegagalan yang dimungkinkan tidak terjadi.
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:
a. Umum
Dalam rangka monitoring dan evaluasi mutu dan kinerja UKM, maka perlu
ditetapkan indikator yang bisa diukur dan menggambarkan suatu kondisi
sebenarnya dari hasil proses kegiatan.
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
Kepuasan pelanggan dinilai menggunakan kuesioner terhadap sasaran
setiap UKM secara berkala minimal setiap enam bulan sekali.
Kepuasan pelanggan dilakukan untuk mengetahui mutu layanan UKM
dari aspek kepuasan pelanggan. Kuesioner dibagikan kepada
pelanggan UKM melalui pertemuan atau langsung setelah kegiatan
usai. Data diolah, dan dianalisis menjadi informasi tingkat kepuasan
pelanggan UKM. Hasil analisis tersebut diinformasikan kepada
pelanggan UKM melalui desinformasi pada saat pertemuan/kegiatan
UKM atau melalui pemasangan di papan informasi.
2) Audit internal
Audit internal akan dilakukan secara berkala sepanjang tahun terhadap
prosedur, sarana prasarana, SDM dan hasil pada unit-unit pelayanan
yang diprioritaskan dan ditetapkan setiap tahunnya. Audit internal
dilakukan minimal satu bulan setelah implementasi dari SOP yang
ditetapkan, dan diulang kembali untuk jangka waktu enam bulan.
Tahapan pelaksanaan audit internal adalah, penjadwalan, penyusunan
instrument, penetapan petugas, sosialisasi jadwal, pelaksanaan audit,
analisis data, dan pembahasan penyusunan tindak lanjut. Hasil/tindak
lanjut audit internal menjadi bahan masukan Rapat Tinjauan
Manajemen.
Halaman| 39
Audit internal penyelenggaraan UKM dilakukan oleh tim dijabarkan
secara operasional.
3) Pemantauan dan pengukuran proses
Pemantauan dan pengukuran proses dilakukan sepanjang
kegiatan/proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan, kerangka acuan dan SOP
upaya yang telah ditetapkan, termasuk ketaatan terhadap jadwal. Jika
saat monitoring proses diidentifikasi penyimpangan atau
kecenderungan tidak tercapainya tujuan, maka bisa segera dilakukan
perbaikan. Perbaikan yang bisa dilakukan meliputi perbaikan jadwal,
perbaikan metode, sasaran, SOP, dll. Perbaikan ditujukan untuk
melakukan tindakan korektif sehingga tujuan atau kinerja yang
ditargetkan akan tetap tercapai.
Pemantauan dilakukan secara berkala dan terintegrasi lintas program,
melalui pertemuan mini lokakarya internal/bulanan, dan mini lokakarya
lintas sektor (3 bulan sekali) dengan menggunakan indikator kinerja
proses yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas pada awal tahun.
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Pemantauan dan pengukuran hasil layanan dengan menggunakan
indikator kinerja/SPM dilakukan di akhir tahun untuk mengetahui
apakah target tercapai, dan bandingkan kecenderungan dengan
pencapaian tahun sebelumnya (menurun, meningkat, tetap).
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Apabila terdapat indikator/ hasil UKM yang tidak sesuai, maka perlu
dilakukan penetapan ulang target untuk tahun berikutnya dengan
memperhatikan rencana lima tahunan puskesmas.
d. Analisis data
Hasil yang tidak sesuai atau tidak tercapai dilakukan analisis penyebab
masalah, dengan tahapan identifikasi masalah, tetapkan masalah prioritas,
tentukan penyebab masalah, tentukan alternatif pemecahan masalah, buat
keputusan pemecahan masalah yang akan direncanakan untuk tahun
depan, melalui mekanisme penyusunan perencanaan tingkat puskesmas.
e. Peningkatan berkelanjutan
Mekanisme yang harus dilakukan untuk mengendalikan peningkatan
berkelanjutan dengan manajemen mutu dengan tahapan/siklus :
Halaman| 40
perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan tindak lanjut untuk semua
penyelenggaraan secara terus menerus.
f. Tindakan korektif
1) Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian
yang ditemukan.
2) Puskemas mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka untuk mencegah ketidaksesuaian
terulang lagi.
3) Prosedur perbaikan harus mencakup
a) Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan.
b) Menentukan penyebab ketidaksesuaian.
c) Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk memastikan
ketidaksesuaian tidak terulang.
d) Menetukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
e) Merekam hasil tindakan yang diambil.
f) Meninjau tindakan perbaikan yang diambil.
g. Tindakan preventif
1) Puskesmas menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab
potensial ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut. Tindakan
pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah yang potensial.
2) Prosedur pencegahan harus mencakup
a. Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya.
b. Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk, mencegah peristiwa
ketidaksesuaian.
c. Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
d. Merekam hasil tindakan yang diambil.
e. Meninjau tindakan pencegahan yang diambil.
Halaman| 41
2) Langkah kegiatan dan batas waktu yang dicapai.
c. Kepala Puskesmas mengadakan tinjauan rencana manajemen jika
ada perubahan pada aktivitas pelayanan, terjadi ketidaksesuaian,
pelayanan baru, atau adanya aktivitas Pengembangan Pelayanan
Puskesmas.
d. Setiap koordinator unit berkewajiban membuat perencanaan kerja untuk
unitnya masing - masing meliputi
1) Merencanakan sistem manajemen mutu untuk unit kerjanya.
2) Memastikan sistem manajemen mutu yang telah dibuat dijalankan
secara efektif.
3) Memastikan semua sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan
dicapai.
4) Memelihara / mempertahankan sistem manajemen mutu pada unitnya
5) Melakukan perbaikan / penyempurnaan sistem manajemen mutu
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
a. Puskesmas melakukan komunikasi dengan pelanggan. Setiap kali
melakukan komunikasi harus selalu dicatat.
b. Komunikasi dengan pelanggan diarahkan untuk memahami
kebutuhan/persyaratan pelanggan antara lain untuk :
1) Mendapatkan konfirmasi/ persyaratan pelayanan rawat jalan yang
diinginkan pelanggan
2) Menjawab pertanyaan-pertanyaan pelanggan,
3) Mengklarifikasi ketidak jelasan mengenai persyaratan pelanggan
4) Membahas kontrak / perubahan kontrak / perubahan persyaratan
5) Membahas masukan/ usul/ saran/ keluhan pelanggan
c. Catatan hasil komunikasi dengan pelanggan disimpan.
3. Pembelian/ pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a. Proses pembelian
Pembelian yang dilakukan Puskesmas Jomin dilakukan secara langsung
dan di bawah pengawasan dari dinas kesehatan. Pembelian yang
dilakukan terkait dengan operasional puskesmas baik menggunakan dana
APBD maupun dana dari BPJS. Untuk dana dari BPJS sebelum pembelian
dilakukan pengajuan Nota Pencairan Dana ke dinas kesehatan kota
sebelumnya. Setelah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang
di dinas kesehatan kota baru puskesmas melakukan pembelian.
b. Verifikasi barang yang dibeli
Halaman| 42
Puskesmas Jomin memiliki tim Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP).
Tim ini bertugas dan bertanggung jawab memverifikasi semua barang yang
dibeli Puskesmas, melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan
barang/jasa sesuai dengan ketentuan, menerima hasil pengadaan
barang/jasa setelah melalui pemeriksaan, membuat dan menandatangani
berita acara serah terima hasil pekerjaan.
c. Kontrak dengan pihak ketiga
Puskesmas Jomin tidak melakukan kontrak dengan pihak ketiga terkait
dengan pembelian/ pengadaan barang di puskesmas. Keadaan ini terjadi
karena pembelian yang dilakukan hanya skala kecil kurang dari 50 juta.
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
1) Proses pelayanan rawat jalan dipastikan dijalankan secara terkendali.
2) Pengendalian pelayanan rawat jalan dilaksanakan sesuai perencanaan.
3) Tiap unit menyediakan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
setiap tindakan yang dipandang kritis.
4) SOP dibuat untuk membimbing petugas pelaksana agar dapat
melaksanakan proses pelayanan sesuai yang direncanakan.
5) Peralatan yang diperlukan untuk proses pelayanan rawat jalan
dipastikan tersedia dan memenuhi persyaratan.
b. Validasi proses pelayanan
1) Proses pelayanan rawat jalan dipastikan divalidasi sebelum
dilaksanakan
2) Validasi diarahkan untuk mengkonfirmasi dan membuktikan bahwa
proses yang akan dijalankan memiliki kemampuan untuk mencapai
hasil yang disyaratkan
3) Pelaksanaannya dikerjakan oleh personil yang ditugaskan sebagai
penanggung jawab pelaksana prosedur tersebut oleh koordinator unit.
c. Identifikasi dan ketelusuran
1) Semua tahap – tahap pelayanan rawat jalan harus dipastikan diberikan
identifikasi secara jelas.
2) Semua catatan medis pasien dan catatan lain yang terkait dengan
pelayanan rawat jalan harus dipastikan diberikan identifikasi secara
jelas.
3) Cara identifikasi harus dituangkan dalam instruksi penomoran status
pasien pelayanan rawat jalan.
Halaman| 43
4) Identifikasi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau ketidak-
sesuaian yang tidak diinginkan.
5) Bilamana persyaratan ketelusuran merupakan suatu keharusan yang
dipersyaratkan oleh pelanggan maka identifikasi wajib dilaksanakan
berdasarkan persyaratan yang diminta pelanggan pada semua tahapan
6) Cara identifikasi diatur dalam instruksi penomoran kartu status pasien
d. Hak dan kewajiban pasien
1) Hak dan kewajiban pasien harus mudah dipahami dan dimengerti
pasien
2) Hak dan kewajiban pasien dengan mudah bisa diketahui dan dibaca
pasien
3) Hak dan kewajiban pasien bisa di letakkan di loket/tempat lain yang
mudah dibaca oleh pasien
4) Petugas memberitahu adanya hak dan kewajiban pasien melalui
penyuluhan
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
1) Barang milik pelanggan adalah barang-barang yang bukan milik
Puskesmas yang berada di wilayah tanggung jawab Puskesmas
2) Barang milik pelanggan harus ditangani dengan hati-hati untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3) Semua fungsi/ pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat
dengan penggunaan, penyimpanan, pemeriksaan barang milik
pelanggan harus melakukan identifikasi, verifikasi, melindungi dan
mengamankan barang-barang milik pelanggan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
4) Yang termasuk barang milik pelanggan adalah Kartu Status
Pasien/Rekam Medik Pasien, Spesimen dll
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
1) Kepala puskesmas membentuk tim keselamatan pasien puskesmas
(KPP)
2) Tim harus bisa melakukan identifikasi ,analisa resiko dan keselamatan
pasien serta tindak lanjut yang telah dilakukan
3) Tim harus melakukan pelaporan dan pencatatan bila ada insiden
kejadian yang dialami pasien dengan baik agar kejadian tersebut tidak
terulang kembali
4) Tim harus melaporkan semua insiden kepada kepala puskesmas
Halaman| 44
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis
Untuk menilai kinerja petugas di unit pelayanan, digunakan "indikator
kinerja klinis" sebagai salah satu upaya untuk melihat sejauh mana
komitmen dan kompetensi petugas. Diharapkan akan muncul kesadaran,
kemauan, dan kemampuan (skill) dari masing-masing petugas untuk selalu
dipelihara dan ditingkatkan secara terus menerus agar dapat memberikan
pelayanan yang baik dan bermutu.
Menilai kinerja petugas kesehatan di unit pelayanan dengan menggunakan
indikator kinerja klinis merupakan suatu langkah yang mempunyai
keuntungan ganda. Pertama, cara ini akan memberikan kesempatan bagi
petugas kesehatan untuk melakukan "self assessment“ sehingga dapat
mengetahui tingkat kemampuannya, dan berusaha untuk memperbaikinya.
Kedua akan memberikan kesempatan kepada pimpinan dan staf
Puskesmas yang lain untuk melaksanakan komunikasi internal yang efektif,
sehingga secara bersama-sama dapat melaksanakan evaluasi yang
mengarah pada perbaikan kinerja dan bermuara pada peningkatan mutu
pelayanan.
Dalam penilaian indikator pelayanan klinis beberapa hal perlu diperhatikan
yaitu: bahwa indikator yang digunakan memang dapat diukur dengan cara
pengukuran tertentu, hasil pengukurannya reliabel dan valid, serta relevan
untuk digunakan. Penilaian indikator pelayanan klinis dilakukan setiap 6
bulan sekali, dilakukan evaluasi dan tindak lanjut.
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
Keselamatan pasien Puskesmas adalah suatu keadaan tertentu dimana
segala bentuk sarana, prasarana dan tindakan pelayanan yang diberikan
kepada pasien tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien dan
keluarga pasien.
Pengukuran sistem keselamatan pasien diukur menggunakan assesment
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
Halaman| 45
Metode yang dilaksanakan Puskesmas Jomin dalam identifikasi risiko
adalah mengembangkan sistem pelaporan dan sistem analisis insiden.
1) Setiap terjadi Insiden Keselamatan Pasien diidentifikasi dan segera
dianalisa,
2) Hasil analisa dilaporkan ke Kepala Puskesmas untuk dievaluasi dan
didiskusikan dengan unit terkait untuk mencegah kejadian terulang
kembali,
3) Setiap terjadi Insiden harus tercatat
Manfaat pengembangan sistem pelaporan insiden antara lain (1)
memonitor terjadinya error sehingga diharapkan dapat mendorong
dilakukannya investigasi lebih lanjut; (2) menjadi awal proses pembelajaran
unfuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali; (3) memotivasi
seluruh karyawan Puskesmas untuk peduli akan bahaya/potensi bahaya
yang dapat berdampak kepada pasien.
d. Analisis dan tindak lanjut
Langkah selanjutnya adalah melaksanakan investigasi dan analisa baik
investigasi sederhana (simple investigation) maupun investigasi
komprehensif (root caux analysis). Penyebab insiden terbagi 2 (dua) yaitu:
1) Penyebab langsung (immediate / direct cause)
Penyebab yang langsung berhubungan dengan insiden/dampak
terhadap pasien.
2) Akar masalah (root cause)
Penyebab yang melatarbelakangi penyebab Iangsung (underlying
cause).
3) Setelah insiden selesai dianalisa, langkah selanjutnya dicarikan solusi
dan ditindaklanjuti.
Implementasi langkah analisis dan tidak lanjut, maka Puskesmas Jomin
menerapkan kewajibansebagai berikut:
1) Setiap kejadian harus dapat dianalisa penyebabnya dan dicatat dalam
buku laporan KTD, KTC, KPC dan KNC
2) Rencana tindak lanjut penanganan KTD, KTC, KPC atau KNC yang
telah disepakati dicatat dalam buku tindak lanjut KTD, KTC, KPC atau
KNC
e. Penerapan manajemen risiko klinis
1) Manajemen risiko klinis merupakan suatu Proses sistematis (mengenal,
mengevaluasi, mengendalikan, meminimalkan risiko secara
Halaman| 46
menyeluruh) yang dilakukan baik di Rumah sakit maupun di
Puskesmas dalam rangka mengurangi risiko akibat pelaksanaan
pelayanan medis. Risiko medik dapat berupa bahaya, kesalahan,
musibah atau potensi terjadinya hal-hal yang merugikan pasien, terkait
dengan atau sebagai dampak asuhan klinik yang diberikan kepadanya,
2) Manajemen risiko dalam pelayanan klinis adalah suatu pendekatan
untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko
dan tindakan untuk mencegah terjadinya risiko tesebut :
a) Dengan mengenal kesalahan atau kemungkinan kesalahan selama
mendapat asuhan klinis,
b) Mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadi
kesalahan/risiko,
c) Belajar dari pengalaman terhadap setiap adanya adverse event,
d) Memastikan bahwa dilakukan tindakan untuk mencegah terjadi
kesalahan/risiko,
e) Membangun sistem untuk mengurangi terjadinya risiko.
3) Analisis risiko/ risk assesment pelayanan klinis menggunakan cara
menilai tingkat kegawatan dari risiko (severity assessment) dengan
metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
4) Evaluasi resiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan
kegawatan risiko. Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab
masalah menggunakan Analisis Akar Masalah (RCA/Root Cause
Analysis) kemudian ditentukan apakah memerlukan tindakan perbaikan
(treatment) ataukah tidak.
5) Tujuan manajemen resiko klinis
a) Meminimalkan terjadinya medical error, adverse effect dan harms
pada pasien (membuat pasien lebih aman)
b) Meminimalkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan
biaya klaim yang harus menjadi tanggungan puskesmas dan dokter.
6) Sasaran manajemen resiko klinis
Puskesmas, Poskestren, Posyandu, Prolanis
7) Tahapan manajemen resiko klinis
a) Identifikasi Resiko: Keluhan pasien, klaim, laporan insiden, audit
medik
b) Pembahasan : Tim Manajemen Mutu Klinis, Koordinator Pemegang
Program
Halaman| 47
c) Kesimpulan : RCA (Root Cause Analysis): Tipe Medical error,
Sumber Medical Error; FMEA (Failure Mood and effect analysis):
Perbaikan prosedur, kebijakan, peraturan, dll
d) Tindak Lanjut
8) Incident report
a) Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari
yang direncanakan atau secara normal seharusnya tidak terjadi dan
berdampak pada keselamatan pasien
b) Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien
pada keadaan beresiko
c) Pelaporan atas masalah atau kejadian yang bertendensi/ berpotensi
menghadapkan puskesmas terhadap tuntutan hukum
d) Masalah/ kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera,
tetapi termasuk juga kejadian yang potensial menyebabkan cedera
e) Pelaporan masalah/kejadian yang dapat dijadikan pelajarannuntuk
mengeliminasi atau menurunkan resiko
f) Pelaporan masalah/ kejadian yang mempunyai dampak terhadap
anggaran dan resiko ketersediaan keuangan, peralatan maupun
supplies
9) Sumber medical error
a) Manusia
(1) Kelelahan
(2) Kurang terlatih
(3) Komunikasi yang buruk
(4) Kekuasaan/Pengendalian
(5) Keterbatasan waktu
(6) Poor Judgement
(7) Keragu-raguan
(8) Logic error
(9) Over Confidence
b) Organisasi
(1) Rancang Bangun Kerja
(2) Perencanaan Kebikjakan
(3) Administrasi/Pembiayaan
(4) Kepemimpinan
(5) Manajemen supplay
Halaman| 48
(6) Supervisi/umpan balik
(7) Ketidakjelasan tugas
(8) Salah menempatkan personil
c) Teknikal
(1) Peralatan yang buruk
(2) Keterbatasan Peralatan
(3) Tidak memiliki decision report
(4) Kompleksitas
(5) Kurang integrasi
(6) Terlalu banyak informasi
(7) Tidak menggunakan checklist
10)Tipe medical error
a) Kekeliruan konsep
(1) Wrong concept of disease
(2) Wrong concept of treatment
b) Kekeliruan Diagnostik
(1) Misdiagnosis
(2) Late diagnosis
(3) Gagal melakukan prosedur diagnosis
(4) Menggunakan prosedur yang usang
(5) Gagal melakukan pemantauan dan follow-up
(6) Hasil pemeriksaan penunjang
c) Kekeliruan Terapi
(1) Error melakukan tindakan medis
(2) Error memberikan terapi
(3) Error menetapkan dosis
(4) Error menetapkan jenis obat
(5) Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan
diagnosis yang jelas
(6) Melakukan tindakan medis yang tidak adekuat dan tidak ada
indikasi
(7) Teknis yang keliru
d) Kekeliruan Pencegahan
(1) Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan
(2) Tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi
e) Lainnya
Halaman| 49
(1) Gagal dalam berkomunikasi dengan pasien dan dengan tenaga
kesehatan lainnya
(2) Equipment failure
(3) Kegagalan system lainnya
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
a. Umum
1) Semua Poli/ Unit pelayanan melakukan pengukuran dan pemantauan
terhadap kegiatannya.
2) Pemantauan dan pengukuran direncanakan sebelum dilaksanakan.
3) Data kegiatan dikumpulkan untuk dianalisa.
4) Hasil pengukuran / pemantauan / analisa dipakai untuk :
a) Membuktikan kesesuaian pelayanan
b) Memastikan kesesuaian sistem mutu
c) Melakukan perbaikan secara terus-menerus
d) Memastikan tercapainya sasaran Mutu
5) Metoda pemantauan / pengukuran / analisa / perbaikan dipastikan
sesuai dengan tujuan.
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
a) Persepsi pelanggan dan kepuasan pelayanan yang diberikan
puskesmas harus dipantau 6 bulan sekali melalui survey kepuasan
pelanggan dan melalui survey harian
b) Pemantauan dimaksudkan untuk menilai dan mengukur kinerja
sistem mutu serta mengetahui apakah persyaratan pelanggan telah
dipenuhi.
c) Metode untuk memperoleh informasi dan pemanfaatan informasi
yang diperoleh dipastikan tertuang dalam prosedur.
d) Survey harian yang dilakukan tiap unit dengan koin digunakan untuk
memastikan tingkat kepuasan masing-masing unit setiap hari.
2) Audit internal
a) Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem mutu di
implementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang
telah direncanakan.
b) Tim audit dibentuk oleh ketua tim akreditasi disahkan oleh kepala
puskesmas dan dibekali pelatihan (kalakarya) yang cukup sebelum
melaksanakan audit.
Halaman| 50
c) Rencana audit direncanakan oleh tim audit dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan bagian yang
akan diaudit.
d) Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif, terencana dan
terdokumentasi
e) Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah
ditetapkan setiap 6 bulan sekali.
f) Dalam setiap pelaksanaan audit, auditor harus memperhatikan hasil
audit yang terdahulu untuk mengevaluasi efektivitasnya.
g) Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode-metode yang akan
digunakan dipastikan ditentukan dalam prosedur internal audit.
h) Pelaksanaan audit dilakukan secara objektif dan mengikuti
ketentuan persyaratan audit.
i) Koordinator poli / unit yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindak - lanjuti temuan audit pada bagiannya.
j) Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-
tindakan yang telah diambil.
k) Tim audit bertanggung jawab terhadap hasil audit dan melapor
kepada Wakil Manajemen dengan tembusan kepada kepala
puskesmas.
3) Pemantauan dan pengukuran proses kinerja
a) Metode pemantauan dan pengukuran proses yang digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas sistem mutu dan pelayanan harus
menggunakan metode yang pantas untuk pemantauan.
b) Metode-metode yang digunakan harus dapat dibuktikan
kemampuannya untuk mencapai hasil yang telah direncanakan.
c) Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai maka tindakan koreksi
dan pencegahannya harus dilakukan untuk memastikan kesesuaian
terhadap pelayanan.
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
a) Pemantauan pelayanan dilakukan sesuai prosedur.
b) Tujuan pemantauan pelayanan untuk memastikan semua
persyaratan pelayanan terpenuhi.
c) Pemantauan dilaksanakan pada tahapan yang telah ditentukan.
d) Catatan hasil pemantauan harus dicatat termasuk personil yang
melaksanakan.
Halaman| 51
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Puskesmas Jomin menjamin bahwa semua ketidaksesuaian diidentifikasi
serta dikendalikan untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Semua
temuan ketidaksesuaian segera ditindaklanjuti dengan tindakan koreksi
untuk menghilangkan ketidaksesuaian dan dipisahkan untuk mencegah
berlarut-larutnya ketidaksesuaian tersebut. Pengendalian Hasil Pelayanan
yang Tidak Sesuai adalah sebagai berikut :
1) Hasil yang tidak sesuai dikendalikan serta dicegah agar tidak terjadi
lagi.
2) Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang untuk menangani
hasil pelayanan tidak sesuai harus ditetapkan dalam prosedur .
3) Hasil yang tidak sesuai harus dilakukan tindakan koreksi.
4) Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi yang diambil harus dicatat
5) Bila mana pelayanan tidak sesuai dan telah terlanjur diterima oleh
pelanggan, maka Puskesmas Jomin harus mengambil langkah-langkah
yang sesuai untuk menanggulangi akibat /potensi akibatnya.
d. Analisa data
1) Data-data proses atau implementasi sistem mutu harus dikelola
dengan baik.
2) Data dianalisa dengan menggunakan teknik-tehnik yang sesuai,
misalkan menggunakan tehnik statistik.
3) Analisa data dilakukan oleh Tim Survey Kepuasan
Pelanggan/koordinator unit/penanggung jawab program untuk
mengetahui tanggapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan
puskesmas.
4) Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
5) Data dianalisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
e. Peningkatan berkelanjutan
1) Seluruh karyawan dan pimpinan Puskesmas wajib melakukan
perbaikan secara terus menerus terhadap efektivitas sistem mutu
sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
2) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data survey
kepuasan pelanggan, tindakan perbaikan dan pencegahan serta Rapat
Tinjauan Manajemen
Halaman| 52
f. Tindakan korektif
1) Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian
yang ditemukan.
2) Puskemas mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka untuk mencegah ketidaksesuaian
terulang lagi.
3) Prosedur perbaikan harus mencakup
a) Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan.
b) Menentukan penyebab ketidaksesuaian.
c) Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk memastikan
ketidaksesuaian tidak terulang.
d) Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan
e) Merekam hasil tindakan yang diambil.
f) Meninjau tindakan perbaikan yang diambil.
g. Tindakan preventif
1) Puskesmas menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab
potensial ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut. Tindakan
pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah yang potensial.
2) Prosedur pencegahan harus mencakup
a) Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya.
b) Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk, mencegah peristiwa
ketidaksesuaian.
c) Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
d) Merekam hasil tindakan yang diambil.
e) Meninjau tindakan pencegahan yang diambil.
Halaman| 53
BAB VII
PENUTUP
Halaman| 54
DAFTAR PUSTAKA
Halaman| 55
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.11.EP1
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.11.EP4
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Pengendalian Dokumen dan
Pengendalian Rekam Implementasi
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.12.EP1
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
KOMUNIKASI INTERNAL
MEMUTUSKAN
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Komunikasi Internal
KOMUNIKASI INTERNAL
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.13.EP2
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Penerapan Manajemen Risiko
2. KEWENANGAN.
Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten
Humbang Hasundutan selaku pemilik puskesmas memiliki tanggung-jawab utama menjamin
penyediaan lingkungan yang aman untuk memberikan pelayanan kesehatan. Dinas
Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan mendelegasikan kewenangan kepada Kepala
Puskesmas Saitnihuta untuk membentuk organisasi manajemen risiko yang komprehensif
dan berperan secara luas.
Kepala UPT Puskesmas Saitnihuta menugaskan kepada Tim Peningkatan Mutu
Layanan dan Keselamatan Pasien untuk melaksanakan tugas manajemen risiko, dan
bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan manajemen risiko dengan Kepala
Puskesmas, semua anggota staf medis, semua pegawai dan dengan pihak luar Puskesmas .
3. KOORDINASI.
Karena fungsi manajemen risiko sangat luas dan kegiatan Puskesmas yang sangat
beragam, maka untuk keberhasilan program manajemen risiko, Puskesmas harus
menetapkan mekanisme koordinasi baik secara formal maupun informal antara manajemen
risiko professional dengan semua unit layanan struktural dan fungsional Puskesmas serta
fungsi lain di dalam dan di luar Puskesmas .
Kepala Puskesmas, berfungsi sebagai pembuat keputusan untuk berbagai kegiatan
penting dalam program manajemen risiko. Bagian Keuangan bertanggung-jawab dalam
pembiayaan dan memberikan informasi yang berharga untuk program manajemen risiko,
mengawasi operasi keuangan sesuai dengan dana yang ada dan mengawasi kinerja analisis
keuangan Puskesmas. Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian, bertanggung jawab untuk
mengembangkan efektifitas uraian tugas dan proses penilaian kinerja, pemeriksaan latar
belakang pegawai, verifikasi izin, pemberian cuti pegawai dan pemeriksaan kesehatan
pegawai secara berkala yang semuanya penting untuk mencegah serta melindungi staf
medis dan non medis yang melakukan tindakan/ pelayanan.
Ketua Tim Peningkatan Mutu Layanan dan Keselamatan Pasien memiliki tanggung
jawab utama membantu manajemen risiko dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
Puskesmas dan keselamatan pasien. Tugas Tim Peningkatan Mutu Layanan dan
Keselamatan Pasien dalam hal manajemen risiko sebagai berikut :
a. Mencegah dan mengurangi kerugian sebagai berikut : Mengembangkan mekanisme
identifikasi risiko seperti laporan insiden, rujukan staf, tinjauan rekam medik, tinjauan
keluhan pasien.
b. Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasi dengan unit layanan terkait yaitu
semua ruang/unit pelayanan.
c. Mengembangkan aturan dan prosedur di area yang rentan terjadi risiko seperti informed
consent, kerahasiaan dan penanganan kejadian sentinel.
d. Membuat dan menyampaikan laporan kinerja tahunan kepada Kepala Puskesmas
C. KEGIATAN
Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
memanfaatkan proses untuk mengidentifikasi, mengurangi atau menghilangkan risiko
kerugian. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan:
1. Mengidentifikasi semua risiko dan bahaya untuk mencegah dan memperbaiki kondisi
berbahaya yang dapat menimbulkan risiko yang tidak perlu untuk pegawai, pasien dan
lain- lain.
2. Meninjau kebijakan dan prosedur (SK dan SOP) untuk direvisi agar dihasilkan pelayanan
yang sesuai, dan dilakukan monitoring agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan.
3. Investigasi kejadian tidak diharapkan untuk menilai dan menentukan bagaimana agar
kejadian serupa dapat dihindari.
4. Menangani keluhan, menyelesaikan sengketa dan meningkatkan mutu pelayanan pasien.
Tipe Insiden :
1. Administrasi Klinis
2. Proses / Prosedur klinis
3. Dokumentasi
4. Proses Medikasi / Cairan Infus
5. Oxigen
6. Alat Medis
7. Perilaku pasien
8. Pasien jatuh
9. Pasien Kecelakaan
10. Infrastruktur / Sarana / Bangunan
11. Sumber daya / Manajemen
12. Laboratorium
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.14.EP1
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Penilaian Kinerja Oleh Kepala Puskesmas
Dan Penanggungjawab
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.14.EP3
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/I/ /2017
TENTANG
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.15.EP5
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.15. EP2
KEPUTUSAN
2.3.16. EP1
2.3.16.EP2 KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab
Pengelola Keuangan
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.17.EP1
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.3.17.EP1
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
Pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Pembentukan Tim Akreditasi Puskesmas
Jomin Tahun 2017
BENDAHARA
Bertugas :
1. Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen keuangan Puskesmas,
2. Memastikan bahwa persyaratan umum, kebijakan dalam pelaksanaan Sistem
Manajemen keuangan Puskesmas dimengerti dan dilaksanakan sesuai ketentuan dan
peraturan yang ada,
3. Melakukan penilaian terhadap pengelolaan keuangan puskesmas dalam rangka
Pelaksanaan Kegiatan dan Upaya Puskesmas,
4. Membuat pencatatan dan pelaporan hasil audit keuangan.
SEKRETARIS
Bertugas :
1. Mengendalikan catatan mutu untuk penyimpanan, perlindungan, pengambilan masa
simpan dan pemusnahan catatan mutu,
2. Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
3. Penyusunan dokumen Regulasi Internal Puskesmas yang didukung oleh Regulasi
Dokumen Eksternal yang berupa peraturan Perundang-undangan dan Pedoman-
pedoman yang diberlakukan oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan dan
Organisasi Profesi yang merupakan acuan bagi Puskesmas dalam menyelenggarakan
Manajemen Puskesmas,
4. Pengendalian dokumen eksternal dan internal.
KOORDINATOR UKM
Bertugas :
1. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dan dokumen lain yang berkaitan
dengan aktifitas yang berada dibawah tanggung jawabnya yang berorientasi pada
sasaran.
2. Menyusun Pedoman Kerja untuk masing masing UKM Puskesmas.
3. Menyusun Kerangka Acuan Kerja untuk masing masing UKM Puskesmas.
4. Menyusun Rencana Kerja Tahunan, Tribulanan dan Bulanan untuk masing masing UKM
Puskesmas yang mengacu pada pedoman dan kebutuhan masyarakat
5. Mensosialisasikan kebijakan mutu dan sasaran mutu kinerja kepada unit terkait baik lintas
program maupun lintas sektor.
6. Bertanggung jawab dalam penerapan dan akuntabilitas Kinerja UKM.
7. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis proses yang terkait serta
mengadakan perbaikan secara terus menerus terhadap kinerja UKM
8. Memelihara catatan mutu UKM dan memperhatikan Hak dan Kewajiban sasaran UKM.
KOORDINATOR UKP
Bertugas :
1. Menyusun Kebijakan Kepala Puskesmas, Keputusan Kepala Puskesmas tentang
pelayanan klinis dan pedoman pelayanan klinis puskesmas.
2. Menyusun dan mengendalikan Standar Operasional Prosedur ( SOP) Klinis dan
dokumen lain yang berkaitan dengan aktifitas yang berada dibawah tanggung jawabnya.
3. Menyusun Standar Pelayanan Klinis, Kerangka Acuan Kegiatan, Alur Pelayanan Klinis
dan MOU dengan sarana kesehatan lain yang berkaitan dengan Pelayanan Klinis
Puskesmas.
4. Mensosialisasikan kebijakan mutu pelayanan klinis kepada staf terkait.
5. Menyiapkan media dan menyampaikan informasi tentang pelayanan klinis, sarana
pelayanan klinis yang tersedia dan semua hal yang menyangkut pelayanan klinis
Puskesmas malili di tempat pendaftaran, tempat pelayanan dan pihak terkait.
6. Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen mutu yang
berada dibawah tanggung jawabnya.
7. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis proses yang terkait dengan
masing-masing unit pelayanan dengan melakukan survey ,mengidentifikasi kebutuhan
pasien, evaluasi dan melaksanakan upaya tindak lanjut.
8. Melakukan tindakan perbaikan, tindakan pencegahan, meminimalisasi resiko dan
melakukan perbaikan secara terus menerus.
9. Memantau semua format dan blanko yang dibakukan oleh masing-masing unit pelayanan
klinis.
10. Memelihara dan mengendalikan catatan mutu pelayanan klinis.
KOORDINATOR MUTU
Bertugas :
1. Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
2. Memastikan bahwa persyaratan umum, kebijakan dalam pelaksanaan Sistem Manajemen
Mutu Puskesmas dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh Staf Puskesmas.
3. Melakukan penilaian terhadap pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
berdasarkan Standar Akreditasi Puskesmas.
4. Melakukan telaahan bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai
Puskesmas, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan.
5. Melakukan Telaahan eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil yang dicapai oleh
sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya serta sektor lain terkait yang ada di
wilayah kerja puskesmas. Telaahan triwulan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Triwulan
puskesmas secara lintas sektor.
ANGGOTA :
Bertugas:
1. Melaksanakan kegiatan sesuai rencana kegiatan,
2. Menghadiri pertemuan rutin,
3. Membuat dokumen akreditasi sesuai dengan pembagian tugas,
4. Memastikan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan SOP,
5. Melakukan tindakan korektif dan preventif
6. Melakukan kaji banding,
7. Melakukan penilaian awal kondisi internal,
8. Menyusun dokumen yang di perlukan sesuai standar dan istrumen,
9. Menerapkan penyusunan dokumen
10. Mengikuti audit pra survey,
11. Merencanakan penyusunan standard dokumen akreditasi sesuai pokja masing masing,
12. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan standard dokumen
akreditasi sesuai pokja masing masing ,
13. Melaporkan hasil penyusunan standard dokumen akreditasi sesuai pokja masing masing
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.4.1.EP1
KEPUTUSAN
5.7.1.EP1
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/I/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Hak Dan Kewajiban Sasaran Kegiatan
Ukm Dan Pasien Pengguna Pelayanan
Puskesmas
B. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PASIEN:
1. Pasien berkewajiban membayar retribusi pasien sesuai dengan perda yang berlaku.
2. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkap-lengkapnya
tentang penyakit yang diderita kepada dokter.
3. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam
pengobatannya.
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.4.1.EP3
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/I/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.4.2.EP1
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.5.1.EP1
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : PENETAPAN PENGELOLA KONTRAK
KERJA.
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.5.1.EP1
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Penyelenggaraan Kontrak / Perjanjian
Kerja Sama Dengan Pihak Ketiga
1. Adanya dokumen kontrak yang jelas dengan pihak ketiga yang ditandatangani oleh pihak
ketiga dan pengelola dengan spesifikasi pekerjaan yang jelas dan memenuhi standar
yang berlaku.
2. Dalam dokumen kontrak / perjanjian kerja sama ada kejelasan, kegiatan yang harus
dilakukan, peran dan tanggung jawab masing-masing pihak, personil yang melaksanakan
kegiatan, kualifikasi, indikator dan standar kinerja, masa berlakunya kontrak / perjanjian
kerja sama, proses kalau terjadi perbedaaan pendapat, termasuk bila terjadi pemutusan
hubungan kerja.
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.5.2.EP2
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Penyelenggaraan Kontrak / Perjanjian
Kerja Sama Dengan Pihak Ketiga
B. Kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang Dan Rumah Sakit
Umum Daerah Bayu Asih Purwakarta
1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta sesuai dengan kebutuhan
medis dan standar pelayanan kesehatan yang berlaku.
2. Menyediakan pelayanan gawat darurat dan one day care (ODC) sesuai dengan
standar.
3. Mempersiapkan sumber daya manusia yang berkompeten untuk memberikan
pelayanan kesehatan.
4. Menyerahkan kliem tagihan biaya pelayanan kesehatan kepada Puskesmas yang
telah diverifikasi.
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.6.1.EP1
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab
Pengelola Barang
Menunjuk dan menetapkan nama yang tersebut di bawah ini sebagai penanggung jawab
Pengelola Barang
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.6.1.EP5
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.6.1.EP6
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Jenis-jenis Pelayanan di Puskesmas
Jomin
b. TUGAS BERKALA :
1) Membersihkan kaca dan langit-langit ruang kerja (1 kali/minggu);
2) Melakukan general cleaning (1x/6 bulan)
3) Membersihkan dan mencuci gorden dan kipas angin (1 kali/triwulan)
4) Mencuci sprei bekas pakai pasen.
c. TUGAS INSIDENTAL :
1) Menyediakan ruang rapat (menyiapkan meja, kursi, dll)
2) Menyediakan makan minum tamu;
3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Puskesmas..
Elfis Yunandar
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS J OMIN
Jln. Rajawali 56, Pondok Rawamas Indah, Kec. Kotabaru, Kab. Karawang
Email: jominpkm@gmail.com, Telp (0264) 8303604 Kode Pos 41374.
2.6.1.EP8
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS JOMIN
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/I/ /2017
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Karawang
pada tanggal :
Elfis Yunandar
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
Nomor : /440/SK/PKM-JOMIN/II/ /2017
Tentang : Penetapan Penanggung Jawab Kendaran
Elfis Yunandar