TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Plasma : ialah cairan darah ( 55 % ) sebagian besar terdiri dari air
2.2.2 Sel-sel darah : kurang lebih 45 % terdiri dari Eritrosit ( 44% ), sedang
sisanya 1% terdiri dari Leukosit atau sel darah putih dan Trombosit. Sel
Leukosit terdiri dari Basofil, Eosinofil, Neutrofil, Limfosit, dan
Monosit.
2.2.3 Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi
memasukkan kembali plasma darah tersebut pada akhir terapi (Oktari &
Silvia, 2016).
2.3 Leukosit
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah
putih. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai
inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Granula dianggap spesifik bila secara
tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada sebagian besar precursor
merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh. Leukosit ini
dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). Setelah
dibentuk sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh
Berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi. Karena itu, jumlah leukosit
asing yang dihadapi dalam batas-batas yang masih dapat ditoleransi tubuh
darah, tapi fungsi leukosit lebih banyak dilakukan di dalam jaringan. Leukosit
terjadi peradangan pada jaringan tubuh leukosit akan pindah menuju jaringan
2013).
2.4.1 Neutrofil
halus tipis dengan sifat netral sehingga terjadi percampuran warna asam
(eosin) dan warna basa (metilen biru), sedang pada granula
sekitar 10 jam dan dapat hidup selama 1-4 hari pada saat berada dalam
Neutrofil adalah jenis sel leukosit yang paling banyak yaitu sekitar
50-70% diantara sel leukosit yang lain. Ada dua macam netrofil yaitu
segmen yaitu sebanyak 3-6, dan bila lebih dari 6 jumlahnya maka
2.4.2 Eosinofil
antigen yang dikeluarkan oleh parasit. Masa hidup eosinofil lebih lama
mengikat zat warna golongan anilin asam seperti eosin, yang terdapat
Sedangkan pada orang stres, pemberian steroid per oral atau injeksi,
luka bakar, syok dan hiper fungsi adreno kortikal akan ditemukan
2.4.3 Basofil
Basofil memiliki granula kasar berwarna ungu atau biru tua dan
(Kiswari, 2014).
2.4.4 Monosit
jamur dan bakteri) serta berperan dalam reaksi imun (Kiswari, 2014).
yaitu sekitar 18 μm, berinti padat dan melekuk seperti ginjal atau biji
2.4.5 Limfosit
(20- 40% dari total leukosit). Jumlah limfosit pada anak-anak relatif
padat dan tidak bergranula (Nugraha, 2015). Limfosit B berasal dari sel
stem di dalam sumsum tulang dan tumbuh menjadi sel plasma, yang
membedakan mana benda asing dan mana bukan benda asing. Limfosit
(Kiswari, 2014).
Ukuran sel limfosit beragam, ada yang seperti eritrosit dan ada yang
terkadang mirip ginjal. Kromatin inti amat padat dan berwarna biru
gelap. Sel ini juga relatif sedikit dan berwarna biru langit tanpa granul
spesifik, namun pada beberapa sel terlihat granula azurofil yang jika
2.5.1.1 Mieloblast
satu atau lebih anak inti, kromatin inti halus dan tidak
2.5.1.2 Promielosit
dan tidak teratur. Granula sering tampak menutupi inti. Granula ini
besar dengan struktur kromatin kasar. Anak inti masih ada tetapi
biasanya tidak jelas. Jumlah sel ini dalam sumsum tulang normal
lindi. Inti sel mungkin bulat atau lonjong atau mendatar pada satu
2016.).
2.5.1.4 Metamielosit
Mathias. 2012).
2013).
beberapa anak inti, kromatin inti tipis rata dan tidak menggumpal.
2.5.2.2 Limfosit
sedang), ada yang kecil (limposit kecil). Inti sel, letaknya dalam sel
eksentrik, Bentuk inti Oval / bulat dan relatif besar, Warna inti Biru
2.5.3.2 Monosit
tidak dapat dijumpai dalam sumsum tulang tetapi tampak pada keadaan-
dibedakan dari blast yang lain, tetapi hanya satu cara yang dapat dipakai
untuk membedakan plasmosit dari seri blast yang lain, yaitu bentuk inti
yang eksentrik dan adanya bagian zona jernih melingkar (halo) disekitar
Pembuatan sediaan apus darah biasanya digunakan dua buah kaca sediaan
yang sangat bersih terutama harus bebas lemak. Satu buah kaca sediaan
bertindak sebagai tempat tetes darah yang hendak diperiksa dan yang lain
bertindak sebagai alat untuk meratakan tetes darah agar didapatkan lapisan
tipis darah (kaca perata). Darah dapat diperoleh dari tusukan jarum pada
ujung jari. Sebaiknya tetesan darah pertama dibersihkan agar diperoleh hasil
yang memuaskan. Tetesan yang kedua diletakan pada daerah ujung kaca
sediaan yang bersih. Salah satu ujung sisi pendek kaca perata. Diletakkan
miring dengan sudut kira-kira 45° tepat didepan tetes darah menyebar
kaca perata digerakkan secara cepat sehingga terbentuklah selapis tipis darah
diatas kaca sediaan. Setelah sediaan darah dikeringkan pada suhu kamar
yang sebelumnya telah diencerkan dengan aquades. Sediaan apus yang telah
dikeringkan diudara, difixir dulu dengan methyl alkohol selama 3-5 menit.
semakin tua. Preparat apus yang telah selesai dibuat kemudian diamati
dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Gambar yang didapat dalam
hasil menunjukkan sel-sel butir darah baik eritrosit, leukosit, trombosit, atau
Fungsi dari larutan-larutan pada pembuatan preparat apus darah ikan dan
manusia adalah metanol untuk proses fiksasi yaitu untuk membunuh sel-sel
pada sediaan tersebut tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada di
pewarna yang umum digunakan agar sediaan terlihat lebih jelas. Pewarnaan
banyak dipakai untuk mempelajari morfologi darah, sel-sel sumsum dan juga
untuk identifikasi parasit-parasit darah misalnya dari jenis protozoa. Zat ini
tersedia dalam bentuk serbuk atau larutan yang disimpan di dalam botol yang
% yang dibuat dari larutan baku Giemsa yang berupa cairan (larutan) (Sari,
2013).
Sediaan apus darah secara rutin diwarnai dengan campuran zat warna
khusus yang pertama kali ditemukan oleh Dimitri Romanosky dan diubah
methylen blue dan eosin dalam perbandingan tertentu memberi warna ungu
organel yang ada di dalamnya. Dari literatur lain disebutkan, tujuan fiksasi
2011).
sebagai pewarna yang umum digunakan dalam pembuatan sediaan apus, agar
sediaan terlihat lebih jelas. Pewarnaan ini sering disebut juga pewarnaan
darah misalnya dari jenis protozoa. Giemsa ini memberikan warna biru
(Setiyana, 2014)
Ciri- ciri apusan sediaan darah tipis yaitu lebih sedikit membutuhkan
parasit dan perubahan pada eritrosit yang dihinggapi parasit dapat dilihat
Ciri- ciri apusan sediaan darah tebal yaitu membutuhkan darah lebih
jumlah parasit yang ditemukan lebih banyak dalam satu lapang pandang,
mempunyai bentuk parasit yang kurang utuh dan kurang begitu lengkap
Giemsa adalah zat warna yang terdiri dari eosin dan metil azur, yang
memberi warna merah muda pada sitoplasma dan methylen blue pada
inti leukosit. Ketiga zat warna tersebut dilarutkan dengan metil alkohol
dan gliserin. Larutan ini dikemas dalam botol coklat berukuran 100 ml
mewarnai sel darah. Elmen-elmen zat warna Giemsa larut selama 40-90
menit dengan aquadest atau buffer. Setelah itu semua elmen zat warna
lapisan tipis seperti minyak. Karena itu, stok Giemsa tidak boleh
darah.
lubang.
4. Fiksasi
dinding sel sehingga zat warna bisa masuk ke dalam sel darah.
jam setelah kering angin. Jika tidak, maka akan didapatkan latar
5. Melakukan pewarnaan
2) Waktu pewarnaan
3) Ketebalan pewarnaan
4) Kebersihan sediaan
apabila:
1) Inti leukosit berwana ungu (tanda umum).
rendah atau kurang dari 6,8 mengakibatkan sel darah merah banyak
mengambil pewarna asam atau eosin, sehingga sel darah merah menjadi
larutan agar tetap konstan di area yang mendekati nilai 7. Besarnya nilai
Diarti, M. W., Tatontos, E. Y., & Turmuji, A. 2016. Larutan Pengencer Alternatif
NaCl 0,9 % dalam Pengecatan Giemsa Pada Pemeriksaan Morfologi
Spermatozoa.