Anda di halaman 1dari 8

Nama : Faizurrahman Andi K

Kelas : XI IPA 1
Absen : 11
Mapel : Sejarah
Tugas : Cari informasi tentang Budha Hinayana dan Mahayana

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN


HINAYANA DAN MAHAYANA
A. Latar Belakang Masalah
Semenjak Sang Buddha parinibbana terdapat beberapa usaha untuk menlestarikan ajaran
Buddha. Diprakarsai oleh Maha Kassapa terbentuklah Sanghayana I yang berusaha
melestarikan ajaran Buddha dengan mengulang kembali ajaran-ajaran Buddha melalui
bhikkhu Ananda dan Bhikkhu Upali yang mengulang Dhamma dan Vinaya.
Demikian seterusnya guna melestarikan Dhamma dan Vinaya dilakukan Sanghayana-
Sanghayana yang lain. Pada Sanghayana ke dua terdapat permasalahan dimana bhikkhu-
bhikkhu dari suku Vajji mengajukan 10 point peraturan yang berbeda sekali dengan yang
telah ada. Menurut cullavagga hal ini teru berlanjut menjadi konflik yang akhirnya
menimbulkan munculnya gerakan baru yaitu Mahayana sedang yang konservatif disebut
hinayana. Tetapi menurut Mahavagga setelah terjadinya perdebatan itu masalah selesai
dan masing-masing pihak menerimanya. Tidak terjadi sanghayana lain yang dilakukan
oleh kelompok kontra konservatif.
Terlepas dari semua histori kemunculan dua aliran besar yaitu hinayana dan Mahayana
pada kenyataanya sekarang terdapat dua aliran besar yaitu Theravada dan Mahayana yang
diyakini bibitnya berasal dari Hinayana dan Mahayana.
Kedua aliran itu telah berkembang masing-masing dengan segala atributnya masing-
masing. Keduanya telah memperkaya kompleksitas Buddhisme. Kedua aliran ini
mempunyai persamaan karena berasal atau bersumber pada hal yang sama yaitu Buddha.
Keduanya juga mempunyai perbedaan-perbedaan yang mendasar karena prinsip-prinsip
diantara keduanya berbeda.
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam paper ini dinyatakan dalam dua indikator yaitu:
Apa persamaan konsep dalam buddhisme antara Hinayana dan Mahayana?
Apa perbedaan konsep dalam buddhisme antara Hinayana dan Mahayana?
C. Batasan Masalah
Persamaan konsep dalam buddhisme antara Hinayana dan Mahayana
Perbedaan konsep dalam buddhisme antara Hinayana dan Mahayana

D. PEMBAHASAN
Mahayana terdiri dari dua kata yakni maha (besar) dan yana (kendaraan), jadi secara
etimologis berarti kendaraan besar. Ide maha merujuk pada tujuan religius seorang
buddhis yaitu menjadi Bodhisatva Samasamboddhi (Buddha sempurna), sedangkan
Hinayana terdiri dari hina (kecil) dan yana sering disebut sebagai kendaraan kecil karena
bertujuan menjadi arahat maupun paccekabuddha yang dianggap lebih rendah (inferior).
Istilah Hinayana sendiri sebenarnya merupakan istilah yang diberikan oleh kaum
Mahayana.
Kedua aliran ini jelas mengakui Buddha Sakyamuni sebagai guru mereka sehingga
ajaran-ajaran yang berkembangpun banyak yang sama, tetapi Mahayana sifatnya lebih
fleksibel maka ajarannya juga sesuai dengan kebudayaan dimana Mahayana berkembang.
Sedangkan hinayana bersifat ortodoks, konservatif pada ajaran yang telah ada sehingga
tampak kaku.
Ciri-ciri Mahayana dan Hinayana
1. Aspek Penafsiran
Mahayana lebih bersifat progresif dan liberal dalam arti tidak kaku dan melekat begitu
saja terhadap ajaran Buddha yang tersurat. Dalam hal penafsiran Hinayana lebih bersifat
konservatif yaitu menjaga yang sudah ada, mengacu pada apa yang sudah ditetapkan pada
konsili-konsili yang sudah ada. Hal ini dipertahankan guna mengantisipasi adanya
kesalahan penafsiran.
2. Aspek Cita-cita
Kemunculan Mahayana merupakan suatu revolusi cita-cita keselamatan, pembebasan atau
tujuan tertinggi dalam Buddha Dharma, yaitu berjuang melaksanakan Bodhisattvayana
untuk meraih kesempurnaan menjadi Buddha. Cita-cita religious dalam Mahayana ini
menunjukan bahwa tak ada sesuatupun yang tidak dapat dikorbankan oleh Bodhisattva
demi kebaikan makhluk-makhluk lain. Sedangkan Hinayana yang merupakan paham
yang konservatif bercita-cita pada pencapaian arahat, dianggap arahat adalah satu level
dengan sammasambuddha. Tetapi aspek cita-cita pada Hinayana ini tidak sepenuhnya
ingin menjadi arahat karena beberapa pengikut aliran ini ada yang bertujuan menjadi
sammasambuddha.
3. Aspek Metodik
Dalam melaksanakan cita-citanya, Bodhisattva mempergunakan berbagai metode
yang sifatnya praktis yang dimaksudkan untuk melatih, membina, dan membimbing
semua makhluk ke tujuan akhir kehidupan, penyadaran terhadap Yang Mutlak, yang
dikenal dengan metode Upaya-Kausalya. Bodhisattva melaksanakan disiplin Bodhi
(Bodhicittopada), dan mengarah ke penyadaran Bodhicitta (Batin pencerahan) yang
memiliki dua aspek : Sunyata (Kekosongan) dan Karuna (Welas asih). Sunyata
merupakan implikasi praktis dari Prajna (Pengetahuan sempurna), dan identik dengan
Yang Mutlak, Yang abosulut. Sedangkan Karuna merupakan prinsip aktif yang
merupakan ungkapan nyata Sunyata dalam fenomena.
Persamaan antara hinayana dan Mahayana:
Mengakui Buddha Sakyamuni sebagai guru agung yang telah tercerahkan.
Bersumber pada kitab Suci Tipitaka (Pali=Hinayana) atau Tripitaka
(Sanskrit=Mahayana).
Mengakui bahwa keberadaan suatu individu adalah penderitaan dan menginginkan
terbebas dari penderitaan ini.
Kebebasan hanya tercapai jika telah melenyapkan Lobha/raga, dosa/dvesa dan Moha.
Mengakui hukum karma/kamma yaitu hukum perbuatan siapa yang berbuat dia yang
akan menerima buah akibatnya. Percaya pada kelahiran kembali yang sangat
dekat dengan hokum karma yaitu ia yang berbuat baik akan terlahir di alam yang
bahagia demikian sebaliknya.
Mengakui adanya hukum sebab-musabab yang saling bergantungnan meski menurut
TH.Stcherbatsky, Ph.D mereka mempunyai interpretasi masing-masing tetapi
dalam hal ini mereka mengakui bahwa segala sesuatu adalah bergantungan
(Paticcasamuppada/pratityasamutpada).
Mengakui Empat Kesunyataan Mulia sebagai doktrin Buddha yang benar dan mulia.
Mengakui anicca/ksanika, dukkha/santana, dan anatta/anatmakam.
mengakui 37 Bodhipaksyadhamma/Bodhipakiyadhamma
Mengakui bahwa dunia ini tiada permulaan atau awal begitu pula akhirnya.
Perbedaan antara Hinayana dan Mahayana:
1. Dalam memandang kenyataan dunia hinayana menggunakan realisme psikologis,
sedangkan Mahayana adalah idealis, implikasinya hinayana memandang penderitaan
di dunia ini adalah sebuah kesunyataan sedang Mahayana menganggap hal ini sebagai
sebuah ilusi.
2. Hinayana menolak adanya keberadaan yang sejati di dalam fenomena dan menolak
pernyataan-pernyataan metafisika, Mahayana mnegajarkan Kemutlakan yang abadi
(eternal absolute).
3. Mahayana menganggap Buddha Gotama adalah guru yang merupakan manifestasi
dari proyeksi yang absolut, sedangkan dalam Theravada/Hinayana beliau dianggap
sebagai manusia normal yang mempunyai kekuatan lebih. Mahayana memandang
Buddha adalah transenden, mutlak, dan dipuja sangat tinggi dalam Hinayana Buddha
dipuja layaknya seorang guru yang membimbing ke kesucian tidak dilebih-lebihkan.
4. Nibbana hanya dapat dicapai oleh usaha sendiri. Mahayana percaya bahwa nibbana
dapat tercapai melalui bantuan orang luar.
5. Menurut Mahayana jasa dapat ditransfer (punya parinamana) kepada orang lain,
sedang hinayana tidak menyetujuinya hanya dapat menginspirasi mahkluk lain (punya
anumodana).
6. Menurut Hinayana Nibbana adalah tujuan tertinggi dari seseorang sedangkan
Mahayana memandang kehidupan sebagai Bodhisatva adalah tujuan yang yang harus
dilalui sebelum mencapai Kebuddhaan.
7. Nibbana adalah kebebasan terakhir dari penderitaan sedang dalam Mahayana hal ini
dimengerti sebagai kesadaran akan sesuatu yang absolut. Menurut Mahayana
seseorang sudah mempunyai kehidupan kebudhaan dan secara sungguh-sungguh
menyadari akan hal ini.
8. Hinayana bersifat rasionalistik sedangkan Mahayana bersifat ghaib. Misalnya dalam
memandang mantra Mahayana mengakui adanya hal mistis dalam mantra-mantra
tetapi hinayana memandang bahwa hal itu didukung oleh banyak factor misal
keyakinan, kamma, dan kebersihan bathin sehingga mantra atau paritta akan
mempunyai sifat mistik.
9. Dalam hal bodhisatva Mahayana mengakui bahwa Bodhisatva telah mencapai
penerangan sempurna seperti Avalokitesvara Bodhisatva, dalam Hinayana Bodhisatva
adalah mahkluk calon Buddha yang masih menyempurnakan paramita untuk meraih
penerangan sempurna.
10. Dalam Hinayana mahkluk suci ada empat macam tingkatan yaitu Sottapana,
Sakadagami, Anagami, Arahat. Dalam Mahayana mahkluk suci selain empat tersebut
yakni Srotapana, Sakadagamin, Anagamin, Arhat juga terdapat sepuluh tingkat
kesucian yaitu Dasabhumi yaitu Pramudita, Vimala, prabhakari, Archismati,
Sudurjaya, Abhimukti, Durangama, Acala, Sadhumati, Dharmamegha.
11. Do`a dan ritual dalam Mahayana menjadi aspek yang dipentingkan karena dapat
membimbing kepada pencerahan. Berbeda dengan Hinayana yang tidak terlalu
mementingkan do`a dan ritual bahkan melekat pada ritual dan do1a akan terjerumus
dalam penderitaan (Silabataparamamsa)
12. Pencapaian kesucian dalam Hinayana adalah dengan melenyapkan rintangan
kekotoran bathin (Kilesaavarana) sedangkan dalam Mahayana pencapaian kesucian
adalah dengan melenyapkan rintangan kekotoran bathin (Klesavarana) dan rintangan
pengetahuan (Jneyaavarana)
13. Paramita (kesempurnaan) untuk mencapai sammasambuddha dalam Hinayana
berjumlah sepuluh (dasa paramita) yaitu Dana, Sila, Nekhama, Panna, Viriya,
Khanti, Sacca, Adhithana, Metta, Upekha. Dalam Mahayana paramita yang
ditekankan adalah enam paramita (Sad Paramita) yaitu Dana, Cila, Ksanti, Virya,
Dhyana, Prajna. Kadang-kadang menjadi dasa paramita ditambah dengan Upaya-
Kausalya, Pranidhana, Bala, Jnana. Penekanan pelaksanaan paramita Mahayana
berdasarkan atas Karuna dan Prajna.
14. Kilesa menurut Hinayana ada sepuluh yaitu Lobha, Dosa, Mana, Dithi, Vicchikicha,
Thinamidha, uddhacca, Ahirika, dan Anotappa. Menurut Mahayana ada enam yaitu
Raga, Pratigha, Mana, Avidya, Kudrasti, Vicikitsa.

Kesimpulan
Buddhisme berkembang sudah lebih dari dua puluh lima abad telah mengalami banyak
perkembangan. Berkembangnya dua aliran besar yaitu Mahayana dan Hinayana
merupakan kemajuan dalam Buddhisme. Dari kedua aliran itu muncul banyak ajaran-
ajaran baru yang semakin memperkaya ajaran Buddhisme. Tidak dapat dipungkiri dengan
munculnya dua aliran besar itu muncul banyak perbedaan. Perbedaan itu disebabkan oleh
banyak faktor seperti cita-cita, konteks budaya dimana aliran berkembang, dan tokoh-
tokoh yang mempopulerkannya. Demikian halnya dengan dua aliran ini banyak pula
perbedaan yang kadang-kadang saling bertentangan namun banyak pula persamaan.
Perbedaan itu menunjukkan cri khas masing-masing sebagai aliran Buddhisme
sedangkan persamaannya menunjukkan bagaimanapun mereka tetaplah ajaran
Buddhisme. Keduanya menerima prinsip-prinsip ajaran Buddhisme seperti empat
kesunyataan mulia,jalan mulia berunsur delapan, anatma, karma, pratityasamutpada, 37
bodhipakiya Dhamma, dan tingkat-tingkat pencapaian yang merupakan khas dari ajaran
Buddhisme.

Diambil dari: http://ilmuagamabuddha.byethost12.com/berita-155-hinayan-dan-mahayana.html


BUDHA MAHAYANA

Mahayana (mahāyāna yang secara harafiah berarti 'Kendaraan Besar') adalah satu dari dua
aliran utama Agama Buddha dan merupakan istilah pembagian filosofi dan ajaran Sang
Buddha. Mahayana, yang dilahirkan di India, digunakan atas tiga pengertian utama:

1. Sebagai tradisi yang masih berada, Mahayana merupakan kumpulan terbesar dari dua
tradisi Agama Buddha yang ada hari ini, yang lainnya adalah Theravada. Pembagian
ini seringkali diperdebatkan oleh berbagai kelompok.
2. Menurut cara pembagian klasifikasi filosofi Agama Buddha berdasarkan aliran
Mahayana, Mahayana merujuk kepada tingkat motifasi spiritual[1] (yang dikenal juga
dengan sebutan Bodhisattvayana [2]) Berdasarkan pembagian ini, pendekatan pilihan
yang lain disebut Hinayana, atau Shravakayana. Hal ini juga dikenal dalam Ajaran
Theravada, tetapi tidak dianggap sebagai pendekatan yang sesuai.[3]
3. Menurut susunan Ajaran Vajrayana mengenai pembagian jalur pengajaran, Mahayana
merujuk kepada satu dari tiga jalan menuju pencerahan, dua lainnya adalah Hinayana
dan Vajrayana. Pembagian pengajaran dalam Agama Buddha Vajrayana, dan tidak
dikenal dalam ajaran Agama Buddha Mahayana dan Theravada.

Walaupun asal-usul keberadaan Mahayana mengacu pada Buddha Gautama, para sejarawan
berkesimpulan bahwa Mahayana berasal dari India pada abad ke 1,[4], atau abad ke 1 SM. [5][6]
Menurut sejarawan, Mahayana menjadi gerakan utama dalam Agama Buddha di India pada
abad ke 5, mulai masa tersebut naskah-naskah Mahayana mulai muncul pada catatan prasasti
di India. [7] Sebelum abad ke 11 (ketika Mahayana masih berada di India), Sutra-sutra
Mahayana masih berada dalam proses perbaikan. Oleh karena itu, beragam sutra dari sutra
yang sama mungkin muncul. Terjemahan-terjemahan ini tidak dianggap oleh para sejarawan
dalam membentuk sejarah Mahayana.

Dalam perjalanan sejarahnya, Mahayana menyebar keseluruh Asia Timur. Negara-negara


yang menganut ajaran Mahayana sekarang ini adalah Cina, Jepang, Korea dan Vietnam dan
penganut Agama Buddha Tibet (etnis Himalaya yang diakibatkan oleh invasi Cina ke Tibet).
Aliran Agama Buddha Mahayana sekarang ini adalah "Pure Land", Zen, Nichiren, Singon,
Tibetan dan Tendai. Ketiga terakhir memiliki aliran pengajaran baik Mahayana maupun
Vajrayana.

Diambil dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Mahayana


BUDHA HINAYANA

Istilah Hinayana (bahasa Sansekerta) adalah istilah dalam agama Buddha yang muncul
setelah Mahayana berkembang. Istilah ini sebenarnya kurang tepat dipakai. Penggunaan
pasangan yang lebih baik adalah Theravada - Mahayana, dan bukannya Hinayana -
Mahayana. Hinayana berarti kendaraan kecil, yang menunjukkan jumlah pengikut agama
Buddha yang lebih sedikit dibandingkan aliran Mahayana (kendaraan besar). Aliran
Hinayana disebut juga aliran Theravada. Hinayana merupakan aliran agama Buddha yang
menekankan kemurnian dan keotentikkan ajaran agama Buddha sesuai dengan yang diajarkan
Buddha Siddharta Gautama. Tidak seperti Mahayana yang menggunakan bahasa Sansekerta,
Hinayana menggunakan bahasa Pali dalam peribadatan dan teks Tripitaka. Saat ini basis
utama pengikut aliran Hinayana tersebar mulai dari Srilanka, Bhutan, Myanmar, Thailand,
Vietnam, Kamboja, dan Laos.

Latar Belakang Mahayana dan Hinayana


Antara abad 1 SM hingga 1 M, kedua istilah Mahayana dan Hinayana muncul di Sutra
Saddharma Pundarika atau "Sutra Teratai Ajaran Kebajikan". Kira-kira abad ke-2 M,
Mahayana didefinisikan secara jelas. Nagarjuna mengembangkan filosofi "kekosongan"
Mahayana dan membuktikan bahwa segala sesuatunya adalah "Kosong" dalam buku kecil
"Madhyamika-karika". Kira-kira pada abad ke-4, Asanga dan Vasubandhu banyak menulis
buku-buku Mahayana. Setelah abad ke-1 M, kaum Mahayana meneguhkan pendiriannya dan
setelahnya istilah Mahayana dan Hinayana mulai dikenal.

Hinayana dan Theravada bukanlah suatu istilah yang sama. Theravada mengacu pada
Buddhisme yang masuk ke Sri Lanka menjelang abad ke-3 SM di saat belum ada Mahayana
di masa itu. Aliran Hinayana dikembangkan di India dan terlepas eksistensi dari aliran
Buddhisme yang ada di Sri Lanka. Saat sekarang tidak ada lagi aliran Hinayana di belahan
dunia manapun. Oleh karena itu, pada tahun 1950 World Fellowship of Buddhists yang
dibentuk di Kolombo secara mutlak memutuskan bahwa istilah Hinaya harus dikeluarkan bila
mengacu pada Buddhisme yang ada sekarang di Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Kamboja,
Laos, dan lainnya.

Diambil dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Hinayana

Anda mungkin juga menyukai