Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Penduduk atau rakyat adalah salah satu unsur untuk memenuhi kriteria dari sebuah
negara. Setiap warga negara suatu negara diberikan status kewarganegaraan dari negara tersebut.
Seorang warga negara mempunyai kedudukan yang khusus yaitu hubungan timbal balik antara
negara dengan warganegaranya. Kewarganegaraan membawa implikasi pada kepemilikan hak
dan kewajiban. Negara wajib menjamin kepemilikan hak seorang warga negaranya
yangmencakup hak sipil, hak politik, hak asasi ekonomi, sosial dan budaya. Hak dan Kewajiban
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akantetapi terjadi pertentangan karena hak dan
kewajiban tidak seimbang.

Bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yanglayak, tetapi pada kenyataannya banyak warga negara yang belum
merasakankesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintahdan
para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Ada hal menjadi
seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak
dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akanterjadi kesenjangan sosial yang
berkepanjangan. -ntuk mencapai keseimbanganantara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri.Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan
kewajibannya.

Seorang pejabat atau pemerintah pun harus tahu akan hak dan kewajibannya.Seperti yang
sudah tercantum dalam hukum dan aturan)aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang
dan terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan amansejahtera. Hak dan kewajiban di Indonesia
ini tidak akan pernah seimbang. Apabilamasyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena
para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini.
"ereka lebihmemikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat,
sampaisaat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya.Hak dan kewajiban warga
negara dalam kehidupan kenegaraan maupun hak dan kewajiban seseorang dalam kehidupan
pribadinya, secara historis tidak pernahdirumuskan secara sempurna, karena organisasi negara
tidak bersifat statis. Artinya organisasi negara itu mengalami perkembangan sejalan dengan
perkembangan manusia. Kedua konsep hak dan kewajiban warga negara/manusia berjalan
seiring.

Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia dewasa ini menjadiamat penting
untuk dikaji lebih mendalam mengingat negara kita sedangmenumbuhkan kehidupan demokrasi.
Betapa tidak, di satu pihak implementasi hak dan kewajiban menjadi salah satu indikator
keberhasilan tumbuhnya kehidupandemokrasi. Di lain pihak hanya dalam suatu negara yang
menjalankan sistem pemerintahan demokrasi, hak asasi mnusia maupun hak dan kewajiban
warga negaradapat terjamin. Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia dewasa ini
menjadiamat penting untuk dikaji lebih mendalam mengingat negara kita sedangmenumbuhkan
kehidupan demokrasi.

Betapa tidak, di satu pihak implementasi hak dan kewajiban menjadi salah satu indikator
keberhasilan tumbuhnya kehidupandemokrasi. Di lain pihak hanya dalam suatu negara yang
menjalankan sistem pemerintahan demokrasi, hak asasi manusia maupun hak dan kewajiban
warga negaradapat terjamin. Pengaturan hak asasi manusia maupun hak dan kewajiban warga
negarasecara lebih operasional ke dalam pelbagai peraturan perundang)undangan amat
bermanfaat. Pengaturan demikian itu akan menjadi acuan bagi penyelenggara negaraagar
terhindar dari tindakan sewenang)wenang tatkala mengoptimalisasikan tugas kenegaraan.
Sedangkan bagi masyarakat/warga negara hal itu merupakan pegangan/pedoman dalam
mengaktualisasikan hak)haknya dengan penuh rasatanggung jawab.0ari uraian diatas, saya akan
membahas lebih lanjut mengenai uraian apa sajahak dan kewajiban warga negara dan kasus
rakyat yang belum mendapatkan hak yang sama di mata hukum. (Jurnal Ria Handayani)
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Warga Negara

Pasal 26 ayat 1 mengatur siapa saja yang termasuk warga negara Republik Indonesia.
Pasal ini dengan tegas menyatakan bahwa yang menjadi warga negara adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain,misalnya peranakan Belanda,peranakan
Tionghoa,peranakan Arab yang bertempat tinggal di Indonesia,mengakui Indonesia sebgai tanah
airnya,bersikap setia kepada negara kesatuan Republik Indonesia,dan disahkan oleh Udang-
Undang sebgai warga negara. Syarat-syarat menjadi warga negara juga ditetapkan oleh undang-
undang (pasal 26 ayat2). (Kaelan,2004)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah penduduk sebuah negara atau
bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya, yang mempunyai kewajiban
dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu. Sementara Dr. A.S Hikam (2000)
mendefinisikan Warga Negara (citizenship) adalah anggota dari sebuah komunitas yang
membentuk itu sendiri. ( Jurnal Septian,3-05-2015)

Beberapa pengertian tentang warga negara juga diatur oleh Undang- Undang Dasar 1945,
Pasal 26 menyatakan 'warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara." Selanjutnya Pasal 1 UU Nomor 22/1958, dan dinyatakan
juga dalam UU Nomor 12/2006 tentang Kewargangeraan Republik Indonesia, menekankan
kepada peraturan yang menyatakan bahwa Warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang
yang berdasarkan perundangan- undangan dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang
berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara Republik Indonesia.
(Jurnal Septian,3-05-2015)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 720), “Warga negara adalah penduduk
suatu negara atau bangsa berdasarkan keturunan atau tempat kelahiran dan sebagainya yang
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seseorang warga negara itu.” Menurut UUD 1945
pasal 26 ayat (1): “Warga Negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
oleh undang-undang sebagai warga negara.”
Menurut Hinkam (1999: 74) mengatakan: “Warga Negara adalah anggota dari sebuah
komunitas yang membentuk itu sendiri.” UU No. 12 tahun 2006 pasal 1 ayat (1) menyatakan: “
Warga Negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.”
Kansil (2000:216) mengatakan: “Warga Negara adalah mereka yang telah memenuhi
syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan diperkenankan
mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam beberapa wilayah negara itu.”
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Warga Negara merupakan
orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Hubungan Warga
Negara dengan Negara sangat erat sekali sebab syarat berdirinya negara adalah adanya rakyat
atau Warga Negara, yang berarti Warga Negara syarat mutlak berdirinya sebuah negara. Di
samping istilah Warga Negara juga dikenal istilah kewarganegaraan. Kewarganegaraan memiliki
pengertian yang lebih luas daripada Warga Negara. Menurut UU No. 12 tahun 2006 pasal 1 ayat
(2): “ Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara.”
Berikut ini adalah kewajiban Warga Negara yang dijamin dalam UUD 1945 adalah
sebagai berikut: Kewajiban Warga Negara dalam bidang hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat
1); Kewajiban Warga Negara dalam bidang hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1);
Kewajiban Warga Negara dalam bidang politik dan HAM (pasal 28 A- J); Kewajiban Warga
Negara dalam bidang agama (pasal 29); Kewajiban Warga Negara dalam bidang HANKAM
(pasal 30); Kewajiban Warga Negara dalam bidang pendidikan (pasal 31); Kewajiban Warga
Negara dalam budaya (pasal 32); Kewajiban Warga Negara dalam bidang ekonomi (pasal 33);
Kewajiban Warga Negara dalam bidang sosial (pasal 33).
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penang- gung jawab
kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh sebab itu, se- seorang yang menjadi anggota atau
warga suatu negara haruslah ditentukan oleh Undang-undang yang dibuat oleh negara tersebut.
Sebelum negara menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, terlebih dahulu negara
harus mengakui bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana dinyatakan oleh pasal
28E ayat (1) UUD 1945. Pemyataan ini mengandung makna bahwa orang-orang yang tinggal
dalam wilayah negara dapat diklasifikasikan menjadi:.

a.Warga Negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yangdisahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.

b.Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai dengan
visa (surat izin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara yang diberikan oleh pejabat
suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui kantor Iain-Iain. (Jurnal Septian,3-05-
2015)

Prinsip utama dalam penentuan hak dan kewajiban warga negara adalah terlibatnya warga
negara baik secara langsung maupun perwakilan dalam setiap perumusan hak dan kewajiban
tersebut sehingga warga sadar dan menganggap hak dan kewajiban tersebut sebagai bagian dari
kesepakatan mereka.

Hak warganegara: sesuatu yang diperoleh dari negara, seperti: hak hidup layak, aman dan
pelayan UU. Kewajiban warga negara ditetapkan oleh UU seperti: membela negara, menaati
UUD dan Iain-Iain

2.2.Asas Kewarganegaraan

Asas kewarganegaraan diperlukan untuk mengatur status kewarganegaraan seseorang.

Hal ini penting agar seseorang mendapatkan perlin- dungan hukum dari negara, serta
menerima hak dan kewajibannya. Banyak t^ontoh kasus tentang pentingnya status
kewarganegaraan seperti anak yang lahir dari perkawinan yang orang tuanya berbeda
kewarganegaraan, atau warga keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di Indonesia namun
kesulitan mendapatkan kewarganegaraan. (Jurnal Septian,3-05-2015)
Ketentuan tentang status kewarganegaraan penting diatur dalam peraturan perundangan
dari negara. Peraturan perundangan inilah yang kemudian dijadikan asas untuk penentuan status
kewarganegaraan seseorang. Setiap negara bebas menetapkan asas kewarganegaraan, karena
setiap negara memiliki budaya, sejarah, dan tradisi yang berbeda satu sama lain.

Dalam asas kewarganegaraan dalam UU Nomor 12 Tahun 2006, dike- nal dua pedoman
yaitu: (1) asas kewarganegaraan umum dan (2) asas kewarganegaraan khusus.

Asas Kewarganegaraan Umum

a. Asas kelahiran (lus Soli)

lus soli berasal dari bahasa latin; ius berarti hukum atau pedoman, sedangkan soli dari kata solum
yang berarti negeri, tanah atau dae- rah. Jadi ius soli adalah penentuan status kewarganegaraan
ber- dasarkan tempat atau daerah kelahiran seseorang. Jadi, seseorang dapat menjadi warga
negara di mana ia dilahirkan, contoh Jepang dan Amerika Serikat.

b. Asas keturunan (lus Sanguinis)

lus Sanguinis juga berasal dari bahasa latin, ius berarti hukum atau pedoman, sedangkan
sanguinis dari kata sanguis yang berarti darah atau keturunan. Jadi, ius sanguinis adalah asas
kewarganegaraan yang berdasarkan darah atau keturunan. Asas ini menetapkan seseorang
mendapatkan kewarganegaraan suatu negara, apabila orang tuanya adalah warga negara suatu
negara, sebagai contoh seseorang yang lahir di Indonesia, namun orang tuanya
berkewarganegaraan asing, maka ia mendapatkan status kewarganegaraan dari orang tuanya.

c. Asas Kewarganegaraan Tunggal

Asas ini adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. Setiap orang
tidak dapat menjadi warga negara ganda atau lebih dari satu.
d. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas

Asas ini adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda (lebih dari 1 warga negara) bagi
anak-anak sesuai dengan ketentuan

yang diatur dalam UU. Pada saat anak-anak ini telah mencapai 18 tahun, maka harus
menentukan salah satu kewarganegaraannya. Seseorang tidak boleh memegang status dua
kewarganegaraan. Oleh se- bab itu, apabila seseorang berhak mendapatkan status
kewarganegaraan karena kelahiran dan keturunan sekaligus, maka pada saat dewasa, harus
memilih salah satu.

Kewajiban warga negara meliputi:

1. Wajib membayar pajak sebagai kontrak utama antara negara dengan warga negara dan
membela tanah air (Pasal 27).

2. Wajib membela pertahanan dan keamanan negara (Pasai 29).

Hak dan kewajiban negara atau pemerintah adalah sebagai berikut:

Kewajiban negara atau pemerintah sebagaimana yang tersebut dalam

tujuan negara dalam pembukaan UUD 1945 (point a, b, c, d) dan kewajiban negara menurut
undang-undang serta UUD meliputi:

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

b. Memajukan kesejahtraan umum.

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

e. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agama dan kepercayaannya.

f. Negara atau pemerintah wajib membiayai pendidikan khususnya pendidikan dasar.

g. Pemerintah berkewajiban mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan


nasional.
h. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran
belanja negara dan belanja daerah.

i. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan. menjunjungtinggi nilai-


niiai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

j. Negara memajukan kebudayaan manusia di tengah peradaban dunia dengan menjamin


kebebasan masyarakat dengan memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.

k. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai keka- yaan kebudayaan
nasional.

l. Negara menguasai cabang-cabang produksi terpenting bagi negara dan menguasai hidup
orang banyak.

m. Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.

n. Negara berkewajiban memelihara fakir miskin dan anak-anak terlan- tar.

o. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seiuruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu se- suai dengan martabat kemanusiaan.

p. Negara bertanggung jawab atas persediaan fasilitas pelayanan ke- sehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.

(Jurnal Septian,3-05-2015)

2.3 CONTOH PERSOALAN YANG MUNCUL AKIBAT RELASI NEGARA DAN


WARGA NEGARA

Kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) yang semula seharga Rp.6500 per liter kini telah
resmi menjadi Rp.8500 per liter. Dari banyak pihak berpendapat hal ini merupakan usaha
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara menaikkan harga BBM.
Menurut pemerintah, Anggaran Pengeluaran Belanja Negara (APBN) tidak cukup untuk
menanggulangi anggaran BBM nasional. Banyak juga masyarakat kecil yang keberatan tentang
keputusan pemerintah menaikkan BBM, mereka berpendapat bahwa dengan naiknya BBM maka
juga akan mempengaruhi harga bahan-bahan pokok lainnya. Ekonomi mereka semakin sulit
mengingat bahwa semua harga keperluan sehari-hari juga mengkiblat harga BBM. Artinya
dimana keberpihakan pemerintah terhadap kepentingan rakyat-rakyat kecil, mengapa harus
selalu rakyar yang menjadi korban. Bisakah pemerintah menstabilkan semua harga kebutuhan
sehari-hari, seperti kemampuan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar.

2.4 SOLUSI BAGI MASALAH YANG MUNCUL

Kenaikan harga BBM yang begitu drastis yakni hampir 35 persen, tidak heran jika
banyak pihak terutama dari rakyat kecil yang merasa keberatan dengan rencana tersebut, alasan
presiden terpilih sebagai kepala negara adalah untuk menutupi APBN yang sudah melampaui
batas (jebol), namun pemerintah juga harus bersikap pro rakyat, karena bagaimanapun semua
keputusan kepala pemerintah juga berdampak kepada rakyat secara umum. Pemerintah harusnya
mengkaji ulang dan mencoba mencari jalan keluar yang tepat untuk masalah APBN, seperti
menaikkan pajak para investor asing, atau badan usaha lainnya. Juga bisa dengan penghematan
anggaran belanja. Karena kewajiban negara juga harus bisa mengelola kekayaan alam untuk
kemakmuran rakyat. [1] Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan,
(Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008), hlm.47.

2.5 HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA DALAM UUD 1945 PASAL 30

1. Pengertian Hak dan Kewajiban.

Pengertian Hak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :

· Benar

· Milik; kepunyaan

· Kewenangan

· Kekuasaan untuk berbuat sesuatu (krn telah ditentukan oleh undang undang, aturan, dsb)

· Kekuasaan yg benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu

· Derajat atau martabat

· Wewenang menurut hukum


Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Contoh : hak mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan nilai dari dosen
dan sebagainya.

Pengertian Kewajiban menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :

· (Sesuatu) yang diwajibkan; sesuatu yang harus dilaksanakan; keharusan

· Pekerjaan; tugas

· Tugas menurut hukum

Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Contoh : melaksanakan tata tertib di kampus, melaksanakan tugas yang diberikan dosen dengan
sebaik baiknya dan sebagainya.

Setiap warga negara memilik hak dan kewajibannya masing-masing dan harus dilakukan
dengan sebaik-baiknya, dan kita harus bisa membedakan mana yang hak dan kewajiban kita
sebagai warga negara yang baik. Jangan sampai kita menyalahgunakan hak kita karena banyak
sekali orang yang bisa seenaknya melakukan sesuatu yang hal yang bisa merugikan orang lain.
Begitu pula dengan orang yang selalu berusaha menghindar dari kewajibannya sebagai warga
negara, tidak membayar pajak bisa di jadikan contoh salah satu perilaku yang bisa merugikan
khususnya bagi pemerintah.(http://edywidianto.blogspot.com/2010/02/hak-dan-kewajiban-warga-
negara-dalam.html)

2. UUD 1945 Pasal 30

Ayat 1 “Hak dan Kewajiban dalam membela negara. Dinyatakan bahwa tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.”

Ayat 2 “Hak untuk mendapatkan pengajaran. Ayat 1 menerangkan bahwa tiap-tiap warga negara
berhak mendapatkan pengajaran. Adapun dalam Ayat 2 dijelaskan bahwa pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran Nasional yang diatur dengan UUD
1945. (Kaelan, 2004)
3. Hak dan Kewajiban dalam UUD 1945 Pasal 30

Makna sempit UUD 1945 pasal 30 :

1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara. **)

2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung. **)

3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara. **)

4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum. **)

5. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di
dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang. **)

Makna luas UUD 1945 pasal 30

1. Pertahanan negara merupakan fungsi pemerintahan negara. Di dalam konsideren Undang-


Undang No. 20 Tahun 1982 dinyatakan bahwa pertahanan keamanan negara Republik Indonesia
yang mencakup upaya dalam bidang pertahanan dan keamanan adalah salah satu fungsi
pemerintahan negara.

2. Pembelaan negara adalah berkaitan dengan hak dan kewajiban warga negara.
Pada umumnya pengertian pembelaan negara (bela negara) dipersepsikan identik dengan
pertahanan keamanan. Hal ini dapat dimengerti, karena sejak awal berdirinya NKRI,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara diwujudkan dalam kegiatan di bidang Perhankam.

Berdasarkan hal itu, terdapat baik di kalangan aparatur pemerintah negara maupun di
kalangan masyarakat luas, bahwa seorang warga negara dapat dinyatakan menunaikan hak dan
kewajibannya dalam bela negara apabila ia telah melaksnakan kegiatan-kegiatan di bidang
komponen-komponen kekuatan Hankam.

3. Bahwa Bab XII Pasal 30 dikaitkan dengan bab-bab lainnya dalam UUD 1945 (Bab I, II, VII,
dan X), maka upaya pembelaan negara mengandung makna perwujudan asas demokrasi, dalam
arti :

a. Bahwa setiap warga negara turut serta menentukan kebjaksanaan penyelenggaraan pertahanan
keamanan melalui lembaga-lembaga perwakilan (MPR/DPR) yang ditentukan oleh UUD 1945.

b. Bahwa setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai
dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.

Asas dmokrasi di bidang bela negara dapat terwujud bila setiap warga negara menyadari
akan hak dan kewajibannya itu. Kesadaran bela negara tidak tumbuh dan tidak dibawa sejak
lahir, tetapi harus disiapkan dalam arti ditanamkan, ditumbuhkembangkan. Untuk itu perlu ada
upaya memasyarakatkan bela negara kepada segenap warga negara.

Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 30 Ayat (1) menyebutkan tentang hak dan
kewajiban tiap warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat (2)
menyebutkan usaha pertahanan dan keamanan rakyat, Ayat (3) menyebutkan tugas TNI sebagai
"mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara". Ayat (4)
menyebut tugas Polri sebagai "melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, dan menegakkan
hukum". Ayat (5) menggariskan, susunan dan kedudukan, hubungan kewenangan TNI dan Polri
dalam menjalankan tugas, serta hal-hal lain yang terkait dengan pertahanan dan keamanan, diatur
dengan undang-undang (UU).

Dari pembacaan Pasal 30 secara utuh dapat disimpulkan, meski TNI dan Polri berbeda
dalam struktur organisasi, namun dalam menjalankan tugas dan fungsi masing-masing keduanya
bekerja sama dan saling mendukung dalam suatu "sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta". Pengaturan tentang sinkronisasi tugas pertahanan negara (hanneg) dan keamanan
negara (kamneg) itulah yang seyogianya ditata ulang melalui undang-undang yang membangun
adanya "ke-sistem-an" yang baik dan benar. (http://lierikki.blogspot.com/2011/04/makna-
pasal-30-uud-1945-bagi-setiap.html)

 Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah

Pasal 71

“Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati,melindungi,menegakan,dan


memajukan HAM yang diatur dalam Undang-undang ini ,peraturan perundang-undangan
lain,dan hukum Internasional tentang HAM yang diterima oleh Negara Republik
Indonesia”. (Undang-undang HAM 1999)

Pasal 72

”Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagai mana dimaksud dalam pasal 71
meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang
hukum,politik,ekonomi,sosial,budaya,pertahanan keamanan negara,dan bidang lain”.
(Undang-undang HAM 1999)

 Komisi nasional HAM

Pasal 75

Komnas HAM bertujuan:

 Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaaan HAM sesuai dengan


Pancasila. UUD 1945,dan piagam perserikatan bangsa-bangsa,serta deklarasi
universal HAM. (Undang-undang HAM 1999)

 Meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna berkembangnya pribadi


manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berparisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan (Undang-undang HAM 1999)
 Pengadilan HAM

Pasal 104

“Untuk mengadili pelanggaran HAM yang berat dibentuk pengadilan HAM


dilingkungan peradilan umum”.

Pasal 30 UUD 1945 menerangkan bahwa, pertahanan negara tidak sekadar pengaturan
tentang TNI dan bahwa keamanan negara tidak sekadar pengaturan tentang Polri. Pertahanan
negara dan keamanan negara perlu dijiwai semangat Ayat (2) tentang "sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta". Makna dari bunyi Ayat (5), “yang terkait pertahanan dan keamanan
negara, diatur dengan undang-undang" adalah bahwa RUU, UU, dan Peraturan Pemerintah lain
seperti RUU Intelijen, UU tentang Keimigrasian, UU tentang Kebebasan Informasi, UU
Hubungan Luar Negeri, RUU tentang Rahasia Negara, UU tentang Otonomi Daerah, dan hal-hal
lain yang terkait pertahanan dan keamanan negara perlu terjalin dalam semangat kebersamaan
"sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta".

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.

2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI. Diubah oleh
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 dan pasal 27 ayat 3.

7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.


Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus dikomando
dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam wujud
perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti :

1. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling)


2. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri
3. Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atau PKn
4. Mengikuti kegiatan ekstraklurikuler seperti Paskibra, PMR dan Pramuka.

Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela negara dengan
mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ATHG / ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan pada NKRI / Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti para pahlawan yang rela
berkorban demi kedaulatan dan kesatuan NKRI.

Beberapa jenis / macam ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negara :

1. Terorisme Internasional dan Nasional.


2. Aksi kekerasan yang berbau SARA.
3. Pelanggaran wilayah negara baik di darat, laut, udara dan luar angkasa.
4. Gerakan separatis pemisahan diri membuat negara baru.
5. Kejahatan dan gangguan lintas negara.
6. Pengrusakan lingkungan.

(http://map-bms.wikipedia.org/wiki/UUD_45)

2.6. KESAMAAN KEDUDUKAN DALAM HUKUM DAN PEMERINTAHAN DALAM


HUBUNGAN WARGA DAN NEGARA

Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut asas bahwa setiap warga negara mempunyai
kedudukan yang sama dihadapan hukum dan pemerintahan. Ini adalah konsekuensi dari prinsip
kedaulatan rakyat yang bersifat kerakyatan. Pasal 27 ayat 1 menyatakan tentang di
Indonesia,hubungan antara warga negara dengan negara telah diatur dalam UUD 1945.
Hubungan antara warga negara dengan negara Indonesia tersebut digambarkan dengan baik
dalam pengaturan mengenai hak dan kewajiban. Baik itu hak dan kewajiban warga negara
terhadap negara maupun hak dan kewajiban warga negara terhadap warganya. Ketentuan
selanjutnya mengenai hka dan kewajiban negara diberbagai bidang terdapat dalam peraturan
perundang-undangan dibawah UUD. (Kaelan,2004)
2.7. WUJUD HUBUNGAN WARGA NEGARA DENGAN NEGARA

Pada umumnya berupa peranan (Role),peranan pada dasarnya adalah tugas apa yang
dilakukan sesuai dengan status yang dimiliki,dalam hal ini sebagai warga negara. Secara teori
status warga negara meliputi status pasif,aktif,negatif,dan positif. Peranan warga negara juga
meliputi perana yang pasif,aktif,negartif,dan positif.(Cholisin,2000)
Peranan pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Peranan aktif merupakan aktifitas warga negara untuk terlibat serta ambil bagian dalam
kehidupan bernegara,terutama dalam mempengaruhi keputusan publik. Perana positif merupakan
aktifitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Perana negatif merupakan aktifitas warga negara untuk menolak campur tangan negara dalam
persoalan pribadi.(Winarno,2007)

2.8. KEWARGTANEGARAAN DALAM ARTI MATERIL

Menunjuk pada akibat hukum dari status kewarganegaraan,yaitu adanya hak dan kewajiban
warga negara. Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki pertalian
hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Orang yang sudah memiliki
kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau kewenangan negara lain. Negara lain tidak
berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya.
(Winarno,2007)
Kedudukan warga negara dalam negara,pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa
warga negara adalah anggota dari negara. Warga negara lah sebagai pendukung negara dan
memiliki arti penting bagi negara sebagai anggota dari negara,warga negara memiliki hubungan
atau ikatan dengan negara. Hubungan antara warga negara dengan negara terwujud dalam bentuk
hak dan kewajiban antara keduanya. Warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap negara.
Sebaliknya,negara memiliki hubungan timbal balik yang sederajat dengan negaranya.
Hubugnan dan kedudukan warga negara ini bersifat khusus,sebab hanya mereka yang
menjadi warga negaralah yang memiliki hubungan timbal balik dengan negaranya. Orang-orang
yang tinggal diwilayah negara tetapi bukan warga negara dari negara itu tidak memiliki
hubungan timbal balik denga negra tersebut.(Winarno,2007)
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 720), “Warga negara adalah penduduk
suatu negara atau bangsa berdasarkan keturunan atau tempat kelahiran dan sebagainya yang
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seseorang warga negara itu.” Menurut UUD 1945
pasal 26 ayat (1): “Warga Negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
oleh undang-undang sebagai warga negara.”

Asas kewarganegaraan diperlukan untuk mengatur status kewarganegaraan seseorang.

Hal ini penting agar seseorang mendapatkan perlin- dungan hukum dari negara, serta menerima
hak dan kewajibannya. Banyak contoh kasus tentang pentingnya status kewarganegaraan seperti
anak yang lahir dari perkawinan yang orang tuanya berbeda kewarganegaraan, atau warga
keturunan Tionghoa yang lahir dan besar di Indonesia namun kesulitan mendapatkan
kewarganegaraan.

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :

1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.

2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara


RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

Anda mungkin juga menyukai