Anda di halaman 1dari 13

Pengelompokkan Data:

 Data subjektif (DS) :


- Kllien mengatakan suhu tubuh panas
- Klien mengalami muntah dan mual.
- Klien mengatakan kesulitan untuk tidur
 Data objektif (DO) :
- Suhu badan 38,6° (Nadi 105 x/m)
- Berat badan menurun (28 Kg > 26 Kg)
- Tidur malam 5-6 jam sehari (tidak dapat tidur siang)
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus
Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit
berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan
gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal.
Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan oleh protozoa
(genus plasmodium) yang hidup intra sel (Iskandar Zulkarnain, 1999). Malaria adalah
penyakit infeksi yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus
plasmodium ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali.
B. Etiologi
Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas sporozoa. Terdapat empat
spesies Plasmodium pada manusia yaitu : Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax
(malaria tertiana ringan). Plasmodium falcifarum menimbulkan malaria falsifarum (malaria
tertiana berat), malaria pernisiosa dan Blackwater faver. Plasmodium malariae menimbulkan
malaria kuartana, dan Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale. (Nelson, 1999)
Keempat spesies plasmodium tersebut dapat dibedakan morfologinya dengan
membandingkan bentuk skizon, bentuk trofozoit, bentuk gametosit yang terdapat di dalam
darah perifer maupun bentuk pre-eritrositik dari skizon yang terdapat di dalam sel parenkim
hati.
C. Manifestasi Klinik
1. Plasmodium vivax ( malaria tertiana )
a. Meriang
b. Panas dingin menggigil/ demam ( 8 sampai 12 jam, dapat terjadi dua hari sekali setelah
gejala pertama terjadi dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi)
c. Keringat dingin
d. Kejang-kejang
e. Perasaan lemas, tidak nafsu makan, sakit pada tulang dan sendi.
2. Plasmodium falcifarum ( malaria tropika )
a. Meriang
b. Panas dingin menggigil/ demam ( lebih dari 12 jam, dapat terjadi dua hari sekali
setelah gejala pertama terjadi dapat terjadi selama 2 miggu setelah infeksi)
c. Keringat dingin
d. Kejang-kejang
e. Perasaan lemas, tidak nafsu makan, sakit pada tulang dan sendi.
3. Plasmodium malariae ( malaria kuartana )
a. Meriang
b. Panas dingin menggigil/ demam ( gejala pertama tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari
setelah infeksi terjadi. Gejala tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari )
c. Keringat dingin
d. Kejang-kejang
e. Perasaan lemas, tidak nafsu makan, sakit pada tulang dan sendi
4. Plasmodium ovale ( jarang ditemukan )
Dimana manifestasi klinisnya mirip malaria tertiana :
a. Meriang
b. Panas dingin menggigil/ demam ( 8 sampai 12 jam, dapat terjadi dua hari sekali setelah
gejala pertama terjadi dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi)
c. Keringat dingin
d. Kejang-kejang
e. Perasaan lemas, tidak nafsu makan, sakit pada tulang dan sendi.
D. Patofisiologi
Terjadinya infeksi oleh parasit Plasmodium ke dalam tubuh manusia dapat terjadi melalui
dua cara yaitu :
1. Secara alami melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang mengandung parasit malaria
2. Induksi yaitu jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia,
misalnya melalui transfuse darah, suntikan, atau pada bayi yang baru lahir melalui
plasenta ibu yang terinfeksi (congenital).
Patofisiologi malaria sangat kompleks dan mungkin berhubungan dengan hal-hal sebagai
berikut :
a. Penghancuran eritrosit yang terjadi oleh karena :
 Pecahnya eritrosit yang mengandung parasit
 Fagositosis eritrosit yang mengandung dan tidak mengandung parasit
Akibatnya terjadi anemia dan anoksia jaringan dan hemolisis intravaskuler
b. Pelepasan mediator Endotoksin-makrofag Pada proses skizoni yang melepaskan
endotoksin, makrofag melepaskan berbagai mediator endotoksin.
c. Pelepasan TNF ( Tumor necrosing factor atau factor nekrosis tumor )
Merupakan suatu monokin yang dilepas oleh adanya parasit malaria. TNF ini
bertanggung jawab terhadap demam, hipoglikemia, ARDS.
d. Sekuetrasi eritrosit
Eritrosit yang terinfeksi dapat membentuk knob di permukaannya. Knob ini mengandung
antigen malaria yang kemudian akan bereaksi dengan antibody. Eritrosit yang terinfeksi
akan menempel pada endotel kapiler alat dalam dan membentuk gumpalan sehingga
terjadi bendungan.
E. Data Penunjang
a. Laboratorium
Anemia pada malaria dapat terjadi akut maupun kronik, pada keadan akut terjadi
penurunan yang cepat dari Hb. Penyebab anemia pada malaria adalah pengrusakan
eritrosit oleh parasit, penekanan eritropoesis dan mungkin sangat penting adalah
hemolisis oleh proses imunologis. Pada malaria akut juga terjadi penghambatan
eritropoesis pada sumsum tulang, tetapi bila parasitemia menghilang, sumsum tulang
menjadi hiperemik, pigmentasi aktif dengan hyperplasia dari normoblast. Pada darah tepi
dapat dijumpai poikilositosis, anisositosis, polikromasia dan bintik-bintik basofilik yang
menyerupai anemia pernisioasa. Juga dapat dijumpai trombositopenia yang dapat
mengganggu proses koagulasi.
Pada malaria tropika yang berat maka plasma fibrinogen dapat menurun yang disebabkan
peningkatan konsumsi fibrinogen karena terjadinya koagulasi intravskuler. Terjadi
ikterus ringan dengan peningkatan bilirubin indirek yang lebih banyak dan tes fungsi hati
yang abnormal seperti meningkatnya transaminase, tes flokulasi sefalin positif, kadar
glukosa dan fosfatase alkali menurun. Plasma protein menurun terutama albumin,
walupun globulin meningkat. Perubahan ini tidak hanya disebabkan oleh demam semata
melainkan juga karena meningkatkan fungsi hati. Hipokolesterolemia juga dapat terjadi
pada malaria. Glukosa penting untuk respirasi dari plasmodia dan peningkatan glukosa
darah dijumpai pada malaria tropika dan tertiana, mungkin berhubungan dengan kelenjar
suprarenalis. Kalium dalam plasma meningkat pada waktu demam, mungkin karena
destruksi dari sel-sel darah merah. LED meningkat pada malaria namun kembali normal
setelah diberi pengobatan.
b. Diagnosis
Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesa yang tepat dari penderita tentang asal
penderita apakah dari daerah endemic malaria, riwayat bepergian ke daerah malaria,
riawayat pengobatan kuratip maupun preventip.
1. Pemeriksaan tetes darah untuk malaria
Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya parasit malaria sangat
penting untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan satu kali dengan hasil negative
tidak mengenyampingkan diagnosa malaria. Pemeriksaan darah tepi tiga kali dan
hasil negative maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan. Adapun pemeriksaan
darah tepi dapat dilakukan melalui :
a. Tetesan preparat darah tebal. Merupakan cara terbaik untuk menemukan parasit
malaria karena tetesan darah cukup banyak dibandingkan preparat darah tipis.
Sediaan mudah dibuat khususnya untuk studi di lapangan. Ketebalan dalam
membuat sediaan perlu untuk memudahkan identifikasi parasit. Pemeriksaan
parasit dilakukan selama 5 menit (diperkirakan 100 lapang pandangan dengan
pembesaran kuat). Preparat dinyatakan negative bila setelah diperiksa 200 lapang
pandangan dengan pembesaran 700-1000 kali tidak ditemukan parasit. Hitung
parasit dapat dilakukan pada tetes tebal dengan menghitung jumlah parasit per
200 leukosit. Bila leukosit 10.000/ul maka hitung parasitnya ialah jumlah parasit
dikalikan 50 merupakan jumlah parasit per mikro-liter darah.
b. Tetesan preparat darah tipis. Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium, bila
dengan preparat darah tebal sulit ditentukan. Kepadatan parasit dinyatakan
sebagai hitung parasit (parasite count), dapat dilakukan berdasar jumlah eritrosit
yang mengandung parasit per 1000 sel darah merah. Bila jumlah parasit >
100.000/ul darah menandakan infeksi yang berat. Hitung parasit penting untuk
menentukan prognosa penderita malaria. Pengecatan dilakukan dengan pewarnaan
Giemsa, atau Leishman’s, atau Field’s dan juga Romanowsky.
Pengecatan Giemsa yang umum dipakai pada beberapa laboratorium dan
merupakan pengecatan yang mudah dengan hasil yang cukup baik.
2. Tes Antigen : p-f test
Yaitu mendeteksi antigen dari P.falciparum (Histidine Rich Protein II). Deteksi
sangat cepat hanya 3-5 menit, tidak memerlukan latihan khusus, sensitivitasnya baik,
tidak memerlukan alat khusus. Deteksi untuk antigen vivaks sudah beredar dipasaran
yaitu dengan metode ICT. Tes sejenis dengan mendeteksi laktat dehidrogenase dari
plasmodium (pLDH) dengan cara immunochromatographic telah dipasarkan dengan
nama tes OPTIMAL. Optimal dapat mendeteksi dari 0-200 parasit/ul darah dan dapat
membedakan apakah infeksi P.falciparum atau P.vivax. Sensitivitas sampai 95 % dan
hasil positif salah lebih rendah dari tes deteksi HRP-2. Tes ini sekarang dikenal
sebagai tes cepat (Rapid test).
3. Tes Serologi
Tes serologi mulai diperkenalkan sejak tahun 1962 dengan memakai tekhnik indirect
fluorescent antibody test. Tes ini berguna mendeteksi adanya antibody specific
terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang
bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibody baru terjadi setelah beberapa hari
parasitemia. Manfaat tes serologi terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji
saring donor darah. Titer > 1:200 dianggap sebagai infeksi baru ; dan test > 1:20
dinyatakan positif . Metode-metode tes serologi antara lain indirect
haemagglutination test, immunoprecipitation techniques, ELISA test, radio-
immunoassay.
4. Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) ---> pemeriksaan infeksi
Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan tekhnologi amplifikasi DNA, waktu
dipakai cukup cepat dan sensitivitas maupun spesifitasnya tinggi. Keunggulan tes ini
walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil positif. Tes ini baru
dipakai sebagai sarana penelitian dan belum untuk pemeriksaan rutin.
F. Komplikasi
Komplikasi malaria umumnya disebabkan karena P.falciparum dan sering disebut
pernicious manifestasions. Sering terjadi mendadak tanpa gejala-gejala sebeumnya, dan
sering terjadi pada penderita yang tidak imun seperti pada orang pendatang dan kehamilan.
Komplikasi terjadi 5-10 % pada seluruh penderita yang dirawat di RS dan 20 % diantaranya
merupakan kasus yang fatal.
Penderita malaria dengan kompikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang
menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P.falciparum dengan satu atau lebih komplikasi
sebagai berikut :
1. Malaria serebral (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari 30
menit setelah serangan kejang ; derajat penurunan kesadaran harus dilakukan penilaian
berdasar GCS (Glasgow Coma Scale) ialah dibawah 7 atau equal dengan keadaan klinis
soporous.
2. Acidemia/acidosis ; PH darah <>respiratory distress.
3. Anemia berat (Hb <> 10.000/ul; bila anemianya hipokromik atau miktositik harus
dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia/hemoglobinopati lainnya.
4. Gagal ginjal akut (urine kurang dari 400 ml/24 jam pada orang dewasa atau 12 ml/kg
BB pada anak-anak) setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin > 3 mg/dl.
5. Edema paru non-kardiogenik/ARDS (adult respiratory distress syndrome).
6. Hipoglikemi : gula darah
7. Gagal sirkulasi atau syok : tekanan sistolik <> C:8).10
8. Perdarahan spontan dari hidung atau gusi, saluran cerna dan disertai kelainan laboratorik
adanya gangguan koagulasi intravaskuler
9. Kejang berulang lebih dari 2 kali/24 jam
10. Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena obat anti
malaria/kelainan eritrosit (kekurangan G-6-PD)
11. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler
pada jaringan otak.
ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1. Ds : Infeksi virus dengue Hipertermi
Kllien mengatakan suhu tubuh panas.
Merangsang
Do :
Impuls
 Suhu badan 38,6°C
 Nadi 105 x/m Hipertermi
 Respirasi 32 x/m
 Tekanan darah 80/60 mmHg
2. Ds : Parasit Plasmodium Nutrisi kurang dari
Klien mengatakan sering muntah dan mual. kebutuhan tubuh
Masuk melalui darah oleh gigitan
Do :
anopheles
 Berat badan menurun (28 Kg > 26 Kg)
menyebar saluran Pencernaan

Pe sekresi enzim-enzim saluran

cerna

Pe asam lambung

Perasaan mual dan muntah

(anoreksia)

Intake nutrisi menurun/kurang


Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

3. Ds : Nyeri pada kepala serta mengeluh Gangguan Tidur


Klien mengatakan kesulitan dalam tidur badannya terasa panas
Do :
 Tidur malam 5-6 jam sehari

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Perencanaan
No. Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Hipertermi yang berhubungan dengan Klien akan menunjukan 1. Kaji tanda vital  Dapat
proses inflamasi ditandai dengan : suhu tubuh turun setelah mengklasifikasikan
2. Pantau suhu pasien
Ds : diberikan tindakan intervensi selanjutnya
Kllien mengatakan suhu tubuh panas. keperawatan selama 3
3. Anjurkan pada klien  Hipertermi
Do : hari dengan kriteria menunjukan proses
untuk kompres
 Suhu badan 38,6°C hasil: penyakit infeksius
hangat pada daerah
 N 105 x/m dahi dan ketiak akut. Pola demam
Ds :
 Respirasi 32 x/m menunjukkan
Klien akan mengatakan
 Tekanan darah 80/60 mmHg 4. Anjurkan pada ibu diagnosis.
suhu tubuhnya turun.
klien untuk  Menimbulkan efek
Do : memakaikan pakaian vasodelatasi
Suhu badan 36 -37°C tipis yang mudah vaskularisasi sehingga
menyerap keringat mempercepat proses
evaporasi dan
5. Anjurkan pada klien
menurunkan panas.
untuk banyak minum
 Memberikan rasa
nyanman pada klien
6. Kolaborasi dengan
tim medis untuk  Dapat perubahan

pemberian anti biotic cairan dan

dan anti piuretik. mempercepat


penurunan panas
 Pemberian obat
mempercepat
penyembuhan
penyakit.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang Klien akan menunjukan 1. Kaji riwayat nutrisi,  Mengawasi masukan
ditandai dengan : tanda-tanda nutrisi termasuk makanan kalori atau kualitas
Ds : sesuai kebutuhan tubuh yang disukai. kekurangan konsumsi
Klien mengalami muntah dan mual. setelah diberikan Observasi dan catat makanan
Do : tindakan keperawatan masukan makanan  Porsi yang kecil tapi
 Berat badan menurun (28 Kg > 26 Kg) selama 5 hari dengan klien sering, membantu
kriteria hasil: 2. Anjurkan pada ibu dalam memenuhi
klien untuk nutrisi yang adekuat.
Ds:
memberikan  Dapat membantu
makanan sedikit tapi pasien memahami
Klien akan mengatakan
sering pentingnya nutrisi
selera makannya
3. Beri HE (Health bagi tubuh
meningkat.
Education) tentang  Mengawasi
Do: pentingnya nutrisi penurunan berat
yang adekuat bagi badan atau efektifitas
Berat badan (BB) dalam
tubuh. nitervensi nutrisi
batas normal
4. Pertahankan jadwal  Gejala dapat
penimbangan berat menunjukan efek
badan secara teratur. anemia (hipoksia)
5. Observasi dan catat pada organ
kejadian mual/  Dapat meningkatkan
muntah, dan gejala masukan,
lain yang meningkatkan rasa
berhubungan berpartisipasi/ control
6. Diskusikan yang  Perlu bantuan dalam
disukai klien dan perencanaan diet yang
masukan dalam diet memenuhi kebutuhan
murni. nutrisi
7. Kolaborasi rujuk atau
konsultasi dengan
ahli gizi.
3. Gangguan tidur yang ditandai dengan: Klien akan tidur dalam 1. Kurangi kebiasaan  Dapat membantu
Ds : batas normal setelah membaca komik. pasien dalam
Klien mengalami kesulitan untuk tidur diberikan tindakan 2. Kolaborasi dengan mengontrol waktu
Do : keperawatan selama 2 tim medis untuk tidur
 Tidak dapat tidur siang hari dengan kriteria pemberian anti  Pemberian obat
 Tidur malam 5-6 jam setiap hari hasil: piuretik. mempercepat
Ds: penyembuhan
Klien akan mengatakan penyakit.
tidak mengalami
kesulitan dalm tidur.
Do:
 Tidur siang 1-2
jam setiap hari
 Tidur malam 7-8
jam setiap hari

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Dan Askep Persalinan Normal
    LP Dan Askep Persalinan Normal
    Dokumen28 halaman
    LP Dan Askep Persalinan Normal
    Herlina Husen
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Gout Arthritis
    Leaflet Gout Arthritis
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Gout Arthritis
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • LP Selulitis
    LP Selulitis
    Dokumen13 halaman
    LP Selulitis
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Sop Pre Post Conference
    Sop Pre Post Conference
    Dokumen5 halaman
    Sop Pre Post Conference
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • SAP Dan Leaflet Diare
    SAP Dan Leaflet Diare
    Dokumen7 halaman
    SAP Dan Leaflet Diare
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Anemia
    Anemia
    Dokumen10 halaman
    Anemia
    Dandy Putra Surya
    Belum ada peringkat
  • LP Dislokasi
    LP Dislokasi
    Dokumen15 halaman
    LP Dislokasi
    Dhewy Maghfiroh
    Belum ada peringkat
  • LP VULNUS LASERATUM
    LP VULNUS LASERATUM
    Dokumen9 halaman
    LP VULNUS LASERATUM
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • (PDF) LP Skizofrenia
    (PDF) LP Skizofrenia
    Dokumen9 halaman
    (PDF) LP Skizofrenia
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • PDF LP Stemi
    PDF LP Stemi
    Dokumen25 halaman
    PDF LP Stemi
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Leaflet ASI Ekslusif
    Leaflet ASI Ekslusif
    Dokumen2 halaman
    Leaflet ASI Ekslusif
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Laporan Manajemen
    Laporan Manajemen
    Dokumen29 halaman
    Laporan Manajemen
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Leaflet MP ASI
    Leaflet MP ASI
    Dokumen1 halaman
    Leaflet MP ASI
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi 3
    Evaluasi 3
    Dokumen1 halaman
    Evaluasi 3
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • LP Cedera Kepala
    LP Cedera Kepala
    Dokumen16 halaman
    LP Cedera Kepala
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Pasien Dengan CHF
    Asuhan Keperawatan Pasien Dengan CHF
    Dokumen5 halaman
    Asuhan Keperawatan Pasien Dengan CHF
    tyuniarty
    Belum ada peringkat
  • Askep Abses Otak
     Askep Abses Otak
    Dokumen11 halaman
    Askep Abses Otak
    Wahyuni Abd Rahim
    Belum ada peringkat
  • Sap CHF
    Sap CHF
    Dokumen4 halaman
    Sap CHF
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Laporan Manajemen
    Laporan Manajemen
    Dokumen29 halaman
    Laporan Manajemen
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Sap CHF
    Sap CHF
    Dokumen4 halaman
    Sap CHF
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Askep Miopia
    Askep Miopia
    Dokumen13 halaman
    Askep Miopia
    Wahyuni Abd Rahim
    100% (1)
  • SAP Kesehatan Jantung
    SAP Kesehatan Jantung
    Dokumen7 halaman
    SAP Kesehatan Jantung
    Wahyuni Abd Rahim
    Belum ada peringkat
  • Varisela
    Varisela
    Dokumen2 halaman
    Varisela
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Askep DM
    Askep DM
    Dokumen14 halaman
    Askep DM
    Tu Adi
    Belum ada peringkat
  • Askep Tinia Pendis
    Askep Tinia Pendis
    Dokumen14 halaman
    Askep Tinia Pendis
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Varisela
    Varisela
    Dokumen2 halaman
    Varisela
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Gout Artritis
    Gout Artritis
    Dokumen8 halaman
    Gout Artritis
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Gerontik
    Gerontik
    Dokumen2 halaman
    Gerontik
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat
  • Proses Menua
    Proses Menua
    Dokumen14 halaman
    Proses Menua
    wahyuni abd rahim
    Belum ada peringkat