Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN ABIOTIK TERHADAP

TUMBUHAN

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan


Dosen Pengampu : Indayana Febriani Tanjug, M.Pd

Disusun Oleh :

Fatimah Shiddiq (0310171034)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2019
1.1.Hubungan Fakto-Faktor Lingkungan Abiotik Terhadap Tumbuhan
Lingkungan abiotik ini membentuk banyak objek dan memberi kekuatan yang
mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan mempengaruhi komunitas di sekitar
mahkluk hidup. Faktor abiotik adalah faktor yang berasal dari alam semesta yang
tidak hidup, misalnya cahaya, air, suhu, dll..1
1. Cahaya
Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber
energi utama bagi ekosistem.Terkhusus dalam ekologi tumbuhan berpengaruh
sebagai faktor utama yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.Ada tiga aspek penting yang perlu dikaji dari faktor
cahaya, yang sangat erat kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu intensitas,
kualitas, dan lama penyinaran. Diantaranya sebagai berikut :2
2. Intesitas Cahaya
Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu
tanaman per satuan luas, dan per satuan waktu tertentu.Berdasarkan adaptasinya
terhadap intensitas penyinaran, tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu
tumbuhan yang tumbuh baik dengan intensitas radiasi matahari penuh disebut
heliophytes, contohnya seperti tebu, padi, jagung, dan ubikayu.Sedangkan
tumbuhan yang tumbuh baik di bawah naungan dengan intensitas radiasi
matahari rendah atau disebut sciophytes, contoh tanaman yang termasuk ke
dalam kelompok ini adalah kopi dan kakao. Kopi misalnya, akan tumbuh baik
pada intensitas sekitar 30-50%, dan kakao sekitar 20% dari radiasi penuh
3. Kualitas Cahaya
Kualitas cahaya menunjukkan panjang gelombang yang terkandung dalam
cahaya Panjang gelombang ini umumnya yang dapat ditangkap/dilihat oleh
mata manusia, yaitu:
⮚ Ultraviolet (panjang gelombang 400-435 m)
⮚ Biru (panjang gelombang 435-490 m)
⮚ Hijau (panjang gelombang 490-574 m)
⮚ Kuning (panjang gelombang 574-595 m)
⮚ Oranye (panjang gelombang 595-626 m)

1
Muhammad, Edy. 2015.Ekologi Tumbuhan. Cv Sanabil:Mataram hal :19
2
Edi M.j. 2015. Ekologi Tumbuhan. Mataram : IAIN Mataram
2
⮚ Merah (panjang gelombang 626-750 m)
Dari panjang gelombang di atas yang efektif untuk fotosintesis adalah
oranye, merah, disusul violet dan biru. Apabila cahaya matahari sampai pada
daun, maka cahaya yang efektif akan disekap, sedangkan sisanya (hijau dan
kuning) yang kurang efektif akan diteruskan ke bawah. Oleh karena itu daun-
daun yang ternaung tidak dapat menghasilkan fotosintat secara maksimal.Untuk
mendapatkan hasil tanaman yang maksimal perlu adanya pengurangan daun
sampai pada batas luas daun tertentu (luas daun yang optimal) yang diukur
dengan indeks luas daun.Yang dimaksud dengan indeks luas daun (leaf area
index atau LAI) adalah perbandingan antara luas daun tanaman dengan luas
lahan yang ditempati oleh tanaman tersebut.
4. Lama Penyinaran
Berdasarkan respon tumbuhan terhadap lamanya proses penyinaran,
tumbuhan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tanaman hari pendek, tanaman
hari panjang, dan tanaman hari netral.
⮚ Tumbuhan hari pendek merupakan kelompok tumbuhan yang
memerlukan lamanya siang lebih pendek dari 2 jam untuk terjadinya
proses perbungaan, dalam kelompok ini termasuk tembakau dan
bunga krisan.
⮚ Tumbuhan hari panjang merupakan kelompok tumbuhan yang
memerlukan siang lebih dari 12 jam untuk terjadinya proses
perbungaan. Berbagai tumbuhan yang termasuk dalam kelompok ini,
seperti kentang, gandum dan bayam.
⮚ Tumbuhan hari netral merupakan tumbuhan yang tidak dipengaruhi
oleh lamanya penyinaran dalam proses pertumbuhannya, contohnya
seperti bunga matahari, mawar dan kapas.
5. Air
Bagi tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi
kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian faktor iklim yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perubhaan struktur dan organ tumbuhan. Adapun
beberapa peranan air yang penting bagi tumbuhan di bawah ini :3
6. Struktur Tumbuhan

3
Binary Manurung. 2011. Ekologi Tumbuhan. Medan : Unimed Press
3
Air merupakan bagian terbesar pembentuk jaringan dari semua makhuk
hidup (tak terkecuali tumbuhan). Antara 40% sampai 60 % dari berat segar
pohon terdiri dari air, dan bagi tumbuhan herba jumlahnya mungkin akan
mencapai 90%.
7. Sebagai Penunjang
Tumuhan memerlukan air sebagai penunjang jaringan – jaringan yang tidak
berkayu. Apabila sel – sel jaringan ini mempunyai cukup air maka sel – sel ini
akan berada dlam keadaan kukuh. Tekanan yang diciptakan oleh kehadiran air
dalam sel disebut tekanan turgor dan sel akan menjadi mengembang, dan
apabila jumlah air tidak memadai maka tekanan turgor akan berkurang da nisi
sel akan mengkerut dan terjadilah plasmolisis.
8. Alat Angkut
Tumbuhan memanfaatkan air sebagai alat angkut untuk mengangkut materi
disekitar tubuhnya. Contohnya seperti nutrisi yang masuk melalui akar dan
bergerak kebagian tumbuhan lainnya sebagai substansi yang terlarut dalam air,
demikian juga pada karbohidrat yang dibentuk di daun lalu diangkut ke jaringan
– jaringan lainnya yang tidak berfotosintesis dengan cara yang sama.
9. Atmosfer
Atmosfer yang mengelilingi bumi mengandung campuran gas-gas: karbon
dioksida (0,03 %), oksigen (20,95 %), nitrogen (78,09 %), dan beberapa macam
gas (0,02 %) dalam proporsi yang tetap. Karbon dioksida (CO2), sebagai
sumber utama karbon untuk berbagai senyawa organik dalam tubuh tanaman,
juga sebagai penyusun pembuatan karbohidrat tanaman hijau dalam proses
fotosintesis. Fotosintesis kira-kira sebanding den gan konsentrasi CO2 udara di
sekitar daun tanaman. CO2 yang terbentuk dalam senyawa organik dalam
tanaman kembali ke atmosfer karena proses respirasi tanaman, tanaman-
tanaman yang mati, busuk dan pembakaran tanaman. Oksigen, setiap organisme
hidup menggantungkan pada oksigen untuk kelangsungan hidupnya. Jumlah
oksigen dalam udara normal tetap karena tanaman memberikan oksigen selama
proses fotosintesis. Kandungan gas nitrogen yang ada pada atmosfer
berpengaruh pada tumbuhan. Jika didalam suatu tumbuhan kekurangan zat
nitrogen dalam tanah maka dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman
terganggu.Nitrogen tidak dapat digunakan oleh tumbuh-tumbuhan secara

4
langsung dari udara, melainkan dihisap oleh akar dan dalam tanah. Terjadinya
petir atau halilintar bersamaan dengan turunnya hujan, dapat mempercepat
proses pelarutan nitrogen di udara dan meresap ke dalam tanah. Kekurangan
Nitrogen di dalam tanah diatasi dengan melakukan pemupukan.Pupuk Urea
merupakan salah satu jenis pupuk yang mengandung banyak Nitrogen. Nitrogen
merupakan salah satu bahan dasar atau bahan baku untuk industri.
10. Suhu
Suhu merupakan faktor pembatas yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan suatu tumbuhan.Suhu dapat berperan secara langsung
maupun tidak langsung terhadap tumbuhan.Berperan langsung hampir pada
setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia dalam
tumbuhan tersebut, sedangkan peran tidak langsung dengan mempengaruhi
faktor yang lain, terutama suplai air. Suhu akan mempengaruhi laju evaporasi
dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan tetapi juga laju kehilangan air
tumbuhan. Suhu yang bersifat merusak tanaman adalah suhu yang ekstrem,
yaitu yang terlalu tinggi, dan suhu yang terlalu rendah. Kedua aras suhu
tersebut, tidak saja menghambat pertumbuhan tanaman, tetapi juga mematikan
tanaman. Hal ini terjadi, karena proses isiologis tanaman akan terhambat akibat
menurunnya aktivitas enzim (enzim terdegradasi).4 Kehidupan di muka bumi
berada dalam suatu batas kisaran suhu antar 00 C sampai 300 C, dalam kisaran
suhu ini individu tumbuhan mempunyai suhu minimum, maksimum, dan
optimum yang diperlukan untuk aktivitas metabolismenya yang dikenal dengan
suhu cardinal, diantaranya :
⮚ suhu minimum (50 -150C), apabila suhu suatu daerah kurang dari suhu
ini tanaman akan terganggu pertumbuhannya bahkan dapat
menyebabkan kematian apabila suhu tersebut berlangsung cukup lama.
⮚ suhu maksimum (sekitar 400C), apabila suhu lingkungannya di atas
suhu maksimum, pertumbuhan tanaman juga akan terganggu bahkan
dapat menyebabkan kematian.
⮚ suhu optimum (sekitar 300C), suhu yang paling baik untuk pertumbuhan
tanaman.
11. Tanah

4
Syafe’i, E. S. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung : ITB
5
Tanah bagi tanaman memiliki empat fungsi utama. Keempat fungsi tersebut
adalah: sebagai media tumbuh tanaman, sebagai penyedia air dan hara tanah,
penyedia udara bagi akar tanaman dan mikroba tanah, dan tempat hidup bagi
mikroba tanah. Tanah akan mampu menjalankan keempat fungsi tersebut,
hanya jika kualitasnya optimal. Secara umum, kualitas tanah yang dikehendaki
oleh tanaman adalah: bertekstur lempung, struktur gembur, pH tidak masam,
dan banyak mengandung bahan organik. Pada kondisi tanah seperti ini, akan
banyak terdapat pori yang dapat diisi oleh air dan udara, yang sangat penting
untuk pertumbuhan akar tanaman. Keadaan seperti ini juga akan menjadikan
temperatur stabil dan dapat memacu pertumbuhan mikro organisme yang
membantu proses pelapukan bahan organik. Sebaliknya, dengan kondisi tanah
yang padat, yang tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil. Apabila
terkena air, tanah akan menjadi liat dan menggumpal, air menggenang hingga
tanah menjadi lembab dan peredaran udara yang sangat lambat.kemudian bila
tanah ini kering akan menggumpal dan memutus sistem perakaran.5.
Kondisi topografi juga merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan kesuburan tanah.Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk
wilayah suatu daerah, termasuk di dalamnya adalah perbedaan kemiringan
lereng, panjang lereng, bentuk lereng, dan posisi lereng. Topograi dalam proses
pembentukan tanah mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau ditahan
oleh massa tanah, dalamnya air tanah, besarnya erosi, arah gerakan air berikut
bahan terlarut di dalamnya dari satu tempat ke tempat lain.

5
Edi M.j. 2015. Ekologi Tumbuhan. Mataram : IAIN Mataram
6
7
DAFTAR PUSTAKA

Binary Manurung, dkk. 2011. Ekologi Tumbuhan. Medan : Unimed Press

Binari, dkk. 2019. Panduan Teori Ekologi Tumbuhan. Medan: FMIPA


UNIMED

Edi M.j. 2015. Ekologi Tumbuhan. Mataram : IAIN Mataram

Syafe’i, E. S. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung : ITB

Rasidi, suswanto.Modul Ekologi Tumbuhan. Hal 1.3

15 Nur Arfiyah Febriani, Ekologi Berwawasan Gender dalam Perspektif Al


Qur‟an,(Disertasi Doktor UIN Syarif Hidayatullah, 2011)

16 Amin al-Khuli dan Nashr Hamid Abu Yazid, Metode Tafsir Sastra, Terj.
Khoiron Nahdiyyin (Yogyakarta: Adab Press, 2004), h. 64.

Anda mungkin juga menyukai