Anda di halaman 1dari 12

Nama kelompok :

Fransiska D.P.N Yoma (1721098)

C. Yesi Guslaini (1721123)

Reza Chyntia (1721108)

BAB 26
RENCANA AUDIT YANG TANGGAP
Tinjauan Umum
Tujuannya adalah memperoleh bukti audit yang cukup tepat dan mengenai resiko yang
dinilai. Hal ini dapat dicapai dengan merancang dan mengimplementasi tanggapan yang tepat
terhadap risiko salah saji material yang dinilai pada tingkat laporan keuangan maupun
tingkat asersi.

Berbagai cara yang dilakukan auditor :

a) Menanggapi setiap risiko yang dinilai secara bergantian sesuai dengan sifatnya
b) Menangani setiap risiko yang dinilai sesuai dengan materialitas dari area laporan
keuangan atau disclosure yang terkena dampak risiko tersedbut.
c) Memulai dengan daftar prosedur audit baku untuk setiap laporan keuangan dan asersi
yang material dan membuat penyesuaian untuk merancang tanggapan yang tepat
terhadap risiko yang dinilai.

Langkah Awal

Dengan membuat daftar dari semua risiko yang dinilai dan dikembangkan pada akhir tahap
peniilaian risiko.

Tanggapan Menyeluruh ( Overall Response )

Risiko yang pervasif pada tingkat laporan keuangan ditangani melalui rancangan dan
implementasi tanggapan menyeluruh oleh auditor. Dalam membuat tanggapan menyeluruh
auditor juga menentukan :
 Intensnya anggota tim audit
 Staf yangv ditugaskan mempunyai keterampilan dan keahlian khusus.
 Perlu memasukkan unsur pendadakan dalam memilih prosedur audit selanjutnya yang
akan dilaksanakan
 Setiap perubahan yang harus dibuat berkenaan dengan sifat , waktu , pelaksanaan
atau luasnya prosedur audit.

Materialitas dalam merancang pengujian

Faktor kunci dalam menentukan luasnya prosedur audit adalah performance materiality atau
materialitas pelaksanaan. Performance materiality ditetapkan untuk laporan keuangan secara
keseluruhan dan dimodifikasi untuk memperhitungkan risiko tertentu berkenaan dengan suatu
saldo akun, transaksi atau disclosure dalam laporan keuangan.

Kotak peralatan auditor

kotak peralatan auditor berisi :

 Prosedur substantif dasar


Wajib dilakukan setiap transaksi. Basic digunakan untuk prosedur yang
mengisyaratka dalam alenia 18 dari ISA 330. Prosedur substantif dasar mencerminkan
kenyataan bahwa :
- Penerimaan risiko oleh auditor bersifat judmental dan mungkin tidak dapat
mengidentifikasi semua salah saji material
- Ada kendala bawaan dalam pengendalian internal termasuk managemen
override.
 Prosedur substantif yang diperluas
Menekankan sifat dan luasnya pekerjaan audit tambahan yang diwajibkan dalam
menanggapi situasi dimana risiko dinilai untuk suatu asersi tertentun adalah moderat
atau tinggi.
 Uji pengendalian
Uji pengendalian untuk menekan risiko ketingkat rendah dapat memberikan bukti
yang diperlukan un tuk asersi tertentu.
 Prosedur analitikal substantif
Eliputi evaluasi atas informasi keuangan melalui analisis dari hubungan atau korelasi
yang mungkin ada diantara data keuangan dan non keuangan. Prosedur analitikal
substantif dikelompokkan menjadi :
- Perbandingan sederhana diantara data
- Model perkiraan saja atau dikombinasikan dengan uji pengendalian atau
prosedur substantif lainnya, sudah cukup untuk menekan risiko audit ke
tingkat rendah yang dapat diterima.

Rencana Audit Responsif

Tiga langkah umum yang dijalankan auditor dalam menyusun rencana

 Tanggapi Resiko Dinilai pada Tingkat Laporan Keuangan


Menyusun tanggapan menyeluruh yang tepat pada tingkat laporan keuangan.
 Identifikasi Prosedur Tertentu untuk Area yang Material
Mempertimbangakan untuk setiap laporan keuangan.
 Tentukan Prosedur Audit dan Luasnya
 Menggunakan kearifan profesional untuk memilih camppuran yang tepat dari
berbagai prosedur dan dari luasnya pengujian yang harus dilakukan untuk
menanggapi secara tepat risiko yang dinilai pada tingkat asersi.

Menanggapi Risiko Fraud

Risiko kecurangan (fraud) dapat terjadi disemua entitas, dan perlu mendapat perhatian ketika
auditor menyusun rencana audit. Catatan : auditor harus memperlakukan risio salah saji
material yang dinilai karena fraud sebagai risiko signifikan.

Dalam menilai risiko potensial dan tanggapan yang tepat terhadap fraud, auditor
mempertimbangkab :

 Tanggapan menyeluruh yang sudah dibuat untuk menghadapi risiko yang dinilai pada
tingkat laporan keuangan
 Tanggapan spesifik yang sudah dibuat sehubungan dengan risiko lainnya yang dinilai
pada tingkat asersi.
 Skenario mengenai kecurangan jika, ada yang dikembangkan dalam diskusi
perencanaan
 Risiko kecurangan yang diidentifikasi sebagai hasil pelaksanaan prosedur penilaian
risiko
 Kerentanan saldo aku dan transaksi tertentu terhadap kecurangan
 Kasus – kasus yang diketahui mengenai kecurangan dimasa lalu atau dalam tahun
berjalan
 Risiko sering dengan managemen override atau tindakan manajemen yang
meniadakan atau melemahkan pengendalian melalui kewenangannya.

Kecurangan pada tingkat laporan keuangan bersifat pervasif, oleh karena itu auditor harus
memperhatikan hal – hal berikut :

 Tingkatkan kewaspadaan profesional ketika memeriksa dokumentasi


 Penggunaan tenaga ahli dengan keterampilan khsusus
 Kembangkan prosedur audit yang khusus untuk mengidentifikasi adanya kecurangan
 Masukkan unsur pendadakan dalam memilih prosedur audit yang digunakan.

Berikut ini tanggapan yang spesifik terhadap risiko kecurangan yang mungkin terjadi.

1. Mengubah sifat, watu, dan luasnya prosedur audit mengenai risiko.


2. Evaluasi kelayakan estimasi manajemen serta pendapat dan asumsi yang mendasari
estimasi tersebut.
3. Tingkatkan jumlah sampel atau lakukan prosedur analitikal lebih rinci.
4. Gunakan teknik berbantuan komputer.
5. Minta informasitambahan dalam konfirmasi ekternal.
6. Ubah waktu pelaksanaan prosedur substantif dan tanggal intern ke tanggal yang dekat
akhir tahun.

Beberapa petunjuk dalam menanggapi risiko yang berhubungan dengan manajemen override

1. Jornal entries
2. Estimasi manajemen
3. Transaksi penting
4. Transaksi hubungan istimewa
5. Berdasarkan temuan – temuan diatas
6. Pengakuan pendapat

Risiko Salah Saji dalam Presentasi dan Disclosure

Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan harus sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang dianut. Prosedur yang spesifik perlu dirancang untuk menanggapi risiko yang
bertalian dengan penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Prosedur spesifik ini
memastikan apakah :

 Semua laporan dalam perangkat laporan keuangan disajikan dengan cara yang
mencerminkan klasifikasi dan penjelasan informasi keuangan dengan benar.
 Penyajian laporan keuangan termasuk pengungkapan yang memadai dari hal hal yang
material dan ketidakpastian.
 Manajemen mengungkapkan hal – hal tertentu mengenai situasi dan fakta yang
diketahui auditor pada saat penandatanganan laporan auditor.

Menentukan Lengkapnya Rencana Audit

Mempertimbangkan apakah faktor faktor yang disajikan dalam bentuk pertanyaan sudah
terjawab.

- Apakah area laporan sudah tercakup?


- Adakah kebutuhan akan koinfirmasi eksternal?
- Dapatkah bukti yang digunakan tahun lalu, digunakan?
- Apakah perlu tenaga ahli?
- Apakah proses tutup buku sudah diliput?
- Apakah risiko signifikan telah ditangani?
- Apakah bukti yang diperoleh dari pngujian ditengah tahun, sudah dimuktakhirkan?
- Apakah risiko ppotensia; terjadinya kecurangan
Dokumentasikan Tanggapan Menyeluruh dan Rencana Audit Terinci

Tanggapan menyeluruh dapat didokumentasikan sebagai sebuah dokumen yang berdiri


sendiri atau yang lazim , sebagai bagian dari strategi audit menyeluruh. Rencana audit terinci
sering didokumentasikan dalam bentuk program audit yang menggambarkan secara garis
besar , sifat dan luasnya prosedur dan asersi yang diperiksa.

Komunikasi Mengenai Rencana Audit

ISA 260 menetapkan beberapa hal yang harus dikomunikasikan auditor dengan TCWG.
Kewajiban – kewajiban ini dirancang agar terjadi komunikasi dua arah secara effektif
diantara auditor, manajemen, dan TCWG.
BAB 27
PROSEDUR AUDIT SELANJUTNYA

Tinjauan Umum
Ciri penggunaan prosedur audit selanjutnya, yang dirancang untuk menanggapi risiko yang
dinilai pada tingkat asersi.

Prosedur Substantif

Dilaksanakan auditor untuk :

 Mengumpulkan bukti tentang asersi yang menjadi dasar dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam saldo akun dan jenis transaksi
 Mendeteksi salah saji yang material

Uji Pengendalian ( Test of Control)

Dilakukan auditor untuk mengumpulkan bukti mengenai berfungsinya secara efektif


pengendalian internal.

 Menangani asersi tertentu


 Mencegah atau menemukan dan mengoreksi kesalahan dan kecurangan yang material.

Prosedur Subtantif

ada dua jenis prosedur substantif :

 Test of details
Melihat substansi dengan menganalisis rincian atau detailnya. Uji ini dipakai untuk
mengumpulkan bukti bukti audit yang memastikan angka dalam laporan keuangan
berkenaan dengan asersi asersi seperti existance.
 Substantive analytical Procedures
Prosedur ini menggunakan hubungan antara data keuangan san non keuangan yang
dapat diprakirakan.

Uji Rinci ( Test Of Detail )

Dalam menentukan prosedur substantif mana yang paling tepat menanggapi risiko yang
dinilai ( assessed risks), auditor dapat melaksanakan:
- Uji rinci(tests of details) saja; atau
- Kalau tidak ada salah saji material yang signifikan,prosedur analitikal substantif
(substantive analytical procedures ) saja ; atau
- Kombinasi uji rinci dan prosedur analitikan substantif.

Melaksanakan Prosedur Substantif pada Tanggal Interim


Pelaksanaan prosedur-prosedur ini akan memberikan dasar yang layak untuk menarik
kesimpulan audit dari tanggal interim, ke tanggal akhir tahun, dan mengurangi resiko tidak
terdeteksinya salah saji pada akhir periode.

Prosedur Audit untuk Periode Sisa


Ketika prosedur audit dilaksanakan pada tanggal interim:
- Bandingkan informasi pada akhir tahun / periode dengan informasi terkait /
pembanding (comparable information) pada tanggal interim
- Identifikasi angka-angka yang kelihatannya janggal atau tidak umum (unusual).
- Sewaktu merencanakan prosedur analitikal substantif, lihat apakah perkiraan saldo
akhir tahun / periode dari jenis transaksi atau akun tertentiu memang dapat dibuat
- Perhatikan prosedur entitas untuk menganalisis dan menyesuaikan jenis transaksi atau
saldo akun pada tanggal interim, untuk memastikan entitas telah melakukan proses
pisah batas akuntansi dengan benar ( proper accounting cutoff )

Prosedur Substantif yang Dilaksanakan dalam Periode yang Lalu


Penggunaan bukti audit yang diperoleh melalui prosedur substantif yang dilaksanakan dalam
periode yang lalu, dapat dimanfaatkan dalam perencanaan audit tahun ini.

Konfirmasi Eksternal
Mengenai tujuan prosedur permintaan konfirmasi eksternal ( external confirmations),
ISA 505.5 menyatakan:
“Tujuan auditor dalam menggunakan prosedur konfirmasi eksternal, ialah merancang dan
melaksanakan prosedur untuk memperolehbukti audit yang relevan dan andal.”

Prosedur Analitikal Substantif


analitikal substantif adalah sebagai berikut.
Ketika merancang dan melaksanakan prosedur analitikal substantif, secara terpisah atau
dalam kombinasi dengan uji rinci, sebagai prosedur substantif sesuai dengan ISA 330, auditor
wajib:
a) Menentukan tepatnya suatu prosedur analitikal substantif tertentu untuk suatu asersi
tertentu, dengan memperhatikan risiko salah saji yang dinilai auditor dan uji rinci, jika
ada, untuk asersi tersebut;
b) Evaluasi keandalan data yang menjadi dasar ekspektasi auditor mengenai angka yang
diprakirakan dan rasio yang digunakan, dengan memperhatikan sumber,
komparabilitas, dan sifat serta relevansi informasi yang tersedia, dan pengendalian
atas penyusunannya;
c) Kembangkan ekspektasi mengenai jumlah (amounts) atau rasio, dan evaluasi apakah
ekspektasi tersebut cukup tepat untuk mengidentifikasi salah saji,secara terpisah atau
tergabung dengan salah saji lainnya, bisa menyebabkan laporan keuangan disalah
sajikan secara material dan
d) Menentukan perbedaan antara jumlah yang tercatat dalam pembukuan dengan angka
prakiraan yang didasarkan atas nilai ekspektasi yang dapat diterima tanpa melakukan
investigasi lebih lanjut sebagaimana disyaratkan dalam alinea 7.
Dalam prosedur analitikan substantif auditor membandingkan angka-angka atau hubungan-
hubungan dalam atau di antara unsur-unsur laporan keuangan. Dari informasi yang diperoleh
dalam tahap memahami entitas dan dari bukti-bukti lain, auditor dapat mengembangkan suatu
ekspektasi tertentu.

Teknik Prosedur Analitikal


Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur analitikal
( analytical procedures). Tujuannya ialah memilih teknik yang paling tepat untuk
memberikan tingkat asurans yang dikehendaki. Teknik-teknik prosedur analitikal ini adalah
analisis rasio (ratio analysis), analisis tren (trend analysis), analisi pulang-pokok (break –
even analysis), analisis pola (pattern analysis), dan anlisis regresi ( regression analysis).

Perbedaan dengan Ekspektasi


Dengan hasil investigasi, auditor dapat menyimpulkan bahwa perbedaan antara recorded
amounts dengan auditor’s expectations adalah:
- Tidak mencerminkan salah saji atau
- Mungkin mencerminkan salah saji, dan diperlukan prosedur audit selanjutnya untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat bahwa salah saji yang material terjadi
atau tidak terjadi.

Prosedur Analitikal Merumuskan Opini


Berikut ini terjemahan ISA 520.6 mengenai prosedur analitikal dalam merumuskan opini
auditor:
Auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur analitikal menjelang akhir audit untuk
membantunya merumuskan kesimpulan menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan
entitas konsisten dengan pemahamanauditor mengenai entitas tersebut.
Uji Pengendalian Test Of Control
ISA 330.8
Auditor wajib melaksanaka uji pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat mengenai berfungsinya pengendalian yang relevan jika :
a) Penilaian auditor mengenai risiko salah saji yang material pada tingkat asersi meliputi
Ekspektasi bahwa pengendalian berfungsi secara efektof
b) Prosedur substantif saja tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup dan tepat
pada tingkat asersi.

Tujuan Uji Pengendalian

Uji pengendalian atau test of controls dirancang untuk memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat mengenai berfungsinya pengendalian. Pengendalian dapat mencegah terjadinya
salah saji, mendeteksi dan mengoreksi jika salah saji sudah terjadi.Pengendalian yang dipilih
untuk diuji adalah pngendalian yang akan dapat memberikan bukti audit berkenaan dengan
asersi yang bersangkutan.

Merancang Uji Pengendalian

Uji pengendalian atau tests of controls dirancang untuk memperoleh bukti mengenai
berfungsinya pengendalian di dalam setiap unsur dari kelima unsur pengendalian
internal.Dalam entitas yang lebih kecil, beberapa pengendalian pervasif (seperti lingkungan
pengendalian atau control environment) dapat juga menangani risiko salah saji yang khusus
untuk asersi tertentu.

Pengendalian yang Diotomatisasi


Entitas yang lebih kecil sering kali menggunakan perangkat lunak akuntansi dan perangkat
lunak “jadi” lainnya tanpa modifikasi. Banyak software pakages yang sudah terbukti berisi
pengendalian aplikasi yang teruji untuk menekan kesalahan dan kecurangan.

Penetapan waktu untuk Uji Pengendalian


ISA 330.15
Jika auditor merencanakan untuk menggunakan pengendalian atas risiko yang sudah
diketahui auditor merupakan risiko yang signifikan , auditor wajib menguji pengendalian
dalam periode berjalan.
Uji Pengendalian dengan Rotasi
Faktor-faktor yang tidak memungkinkan penggunaan pengujian dengan rotasi terdiri dari:
- Prosedur audit bergantung pada pengendalian untuk memitigasi ( mencegah) risiko
yang signifikan;
- Pengendalian internal sudah berubah sejak audit yang lalu
- Lingkungan pengendalian
- Pemantauan atas berjalannya pengendalian internal
- Ada unsur manual yang signifikan
- Perubahan personalia yang mempengaruhi secara signifikan penerapan pengendalian
yang di uji
- Perubahan keadaan yang mengindikasikan perlunya perubahan pengendalian
- General IT controls

Anda mungkin juga menyukai