Anda di halaman 1dari 6

2.1.

1 Pemantauan, Penilaian, dan Pembinaan Posbindu-PTM


2.1.1.1 Pemantauan dan Penilaian
Pemantauan bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, apakah hasil kegiatan sudah sesuai
dengan target yang diharapkan dan mengidentifikasi masalah dan hambatan
yang dihadapi, serta menentukan alternatif pemecahan masalah.2
Penilaian dilakukan secara menyeluruh terhadap aspek masukan, proses,
keluaran atau output termasuk kontribusinya terhadap tujuan kegiatan.
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat
perkemban¬gan kegiatan Posbindu PTM dalam penyelenggaraannya,
sehingga dapat dilakukan pembinaan.
Pemantauan dilakukan dengan cara :2
a. Analisis laporan hasil kegiatan Posbindu PTM
b. Kunjungan Lapangan pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM
c. Sistim Informasi Manajemen PTM.
Pemantauan dan penilaian kegiatan Posbindu PTM dilakukan sebagai
berikut:
1. Pelaksana pemantauan dan penilaian adalah petugas Puskesmas.
2. Sasaran pemantauan dan penilaian adalah para petugas pelaksana
Posbindu PTM.
3. Pemantauan kegiatan dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali dan penilaian
indikator dilakukan setiap 1 tahun sekali.
4. Hasil pemantauan dan penilaian ini dipergunakan sebagai bahan penilaian
kegiatan yang lalu dan sebagai bahan informasi besaran faktor risiko
PTM di masyarakat serta tingkat perkembangan kinerja Kegiatan
Posbindu PTM disamping untuk bahan menyusun perencanaan
pengendalian PTM pada tahun berikutnya.
5. Hasil pemantauan dan penilaian kegiatan Posbindu PTM disosialisasikan
kepada lintas program, lintas sektor terkait dan masyarakat untuk
mengambil langkah-langkah upaya tindak lanjut.
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian hasil pelaksanaan Kegiatan Posbindu
PTM di masyarakat/lembaga/institusi, Provinsi maupun Kabupaten/Kota,
dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Obyektif dan Professional
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara professional
berdasarkan analisis data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan
penilaian secara obyektif dan masukan yang tepat terhadap pelaksanaan
kebijakan pengendalian PTM.
2. Terbuka/Transparan
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara
terbuka/transparan dan dilaporkan secara luas melalui berbagai media
yang ada agar masyarakat dapat mengakses dengan mudah tentang
informasi dan hasil kegiatan pemantauan dan penilaian Kegiatan
Posbindu PTM.
3. Partisipatif
Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan penilaian dilakukan dengan
melibatkan secara aktif dan interaktif para pelaku program PTM.
4. Akuntabel
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian harus dapat
dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal.
5. Tepat Waktu
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian harus dilakukan sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.
6. Berkesinambungan
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara
berkesinambungan agar dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik bagi
penyempurnaan kebijakan.
7. Berbasis Indikator Kerja
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan berdasarkan kriteria
kinerja, baik indikator masukan, proses, luaran, manfaat maupun dampak.
Pemantauan dan penilaian keberhasilan dari penyelenggaraan kegiatan
Posbindu PTM harus dilakukan dengan membandingkan indikator yangtelah
ditetapkan sejak awal dan dibandingkan dengan hasil pencapaiannya.
Indikator tersebut terdiri dari:
1. Tingkat Perkembangan Posbindu PTM
Penilaian terhadap tingkat perkembangan Posbindu dilakukan
sebagai bahan dasar perencanaan dan pengembangan kegiatan serta
intervensi pembinaan dalam dukungan penguatan kapasitas Posbindu PTM
terhadap upaya pengendalian faktor risiko PTM di masyarakat.
Beberapa tolak ukur hasil pengukuran dan tindak lanjut faktor risiko
PTM yang menjadi indicator untuk perkembangan kegiatan Posbindu PTM
yaitu merokok,konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, Konsumsi minuman
beralkohol, IMT, lingkar perut, tekanan darah,gula darah, kolesterol total,
trigliserida, pemeriksaan klinis payudara, IVA, pemeriksaan funsi paru (arus
puncak ekspirasi), kadar alkohol dalam darah, tes amfetamine urin.
Untuk menilai hal tersebut dapat dilihat berdasarkan indikator cakupan
kegiatan posbindu PTM dan indikator proporsi faktor risiko PTM.
2. Indikator Cakupan Kegiatan Posbindu PTM
Indikator ini untuk menilai cakupan kegiatan Posbindu PTM terhadap
masyarakat di tingkat desa/kelurahan.Cakupan tingkat posbindu adalah
prosentase penduduk > 15 tahun yang diperiksa faktor risiko PTM di 1(satu)
Posbindu PTM dibagi dengan jumlah penduduk berusia ≥ 15 tahun di satu
desa/kelurahan.

Dengan indikator tersebut, maka diketahui sejauh mana kegiatan Posbindu


PTM pada suatu wilayah telah menjangkau masyarakat sehingga dengan
demikian pengelola program PTM dapat melakukan pembinaan dan tindak
lanjut terkait hal ini.
3. Indikator Cakupan Kegiatan Posbindu PTM di Tingkat Puskesmas,
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional
Indikator ini digunakan untuk menilai cakupan kegiatan Posbindu PTM pada
tingkatan Puskesmas, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional berdasarkan
prosentase masing-masing wilayah.
Cakupan Kegiatan Posbindu PTM di Tingkat Puskesmas,
Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional adalah prosentase penduduk berusia
lebih >15 tahun yang diperiksa faktor risiko disuatu wilayah (Puskesmas,
kab/kota, provinsi, nasional) dibagi jumlah penduduk usia > 15 tahun di
wilayah yang sama.
Cakupan Kegiatan Posbindu PTM di Tingkat Puskesmas,
Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional:

Hasil cakupan akan dikompilasi disetiap tingkatan mulai dari


desa/kelurahan, puskemas, kabupaten/kota dan provinsi serta nasional
dengan 2 kategori yaitu merah jika melebihi nilai yang ditetapkan dan hijau
bila kurang atau sama dengan nilai yang ditetapkan
4. Indikator Proporsi Faktor Risiko PTM pada Posbindu PTM .
Berdasarkan hasil pemeriksaan faktor risiko, maka dapat diketahui kondisi
faktor risiko disuatu posbindu atau suatu wilayah yang merupakan rekapitulasi
proporsi dari posbindu di wilayahnya. Proporsi faktor risiko ini untuk
kewaspadaan masyarakat dan pengelola program PTM terhadap suatu faktor
risiko di waktu tertentu dan prediksi atau proyeksi PTM di masa datang, serta
intervensi yang diperlukan.
Proporsi Faktor Risiko PTM adalah prosentase hasil faktor risiko dari
peserta Posbindu PTM yang diperiksa dibagi jumlah peserta setiap kunjungan
posbindu PTM.
Proporsi Faktor Risiko PTM:

Hasil proporsi akan dikompilasi disetiap tingkatan mulai dari desa/kelurahan,


puskemas, kabupaten/kota dan provinsi serta nasional dengan 2 kategori yaitu
merah jika melebihi nilai yang ditetapkan dan hijau bila kurang atau sama
dengan nilai yang ditetapkan.

2.1.1.2 Pembinaan
Pembinaan teknis ditujukan terhadap kelompok masyarakat yang aktif
menyelenggarakan Posbindu PTM. Hasil penilaian terhadap masing-masing
indikator merupakan informasi yang digunakan untuk pembinaan lebih
lanjut.
Pembinaan dilakukan secara berjenjang oleh puskesmas, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, provinsi, dan nasional. Dukungan Pemerintah
pusat dan Daerah terhadap kegiatan posbindu PTM harus berjalan optimal
untuk menjamin keberlangsungan penyelenggaraan Posbindu PTM di
masyarakat, termasuk memotivasi dan memfasilitasi organisasi
masyarakat/profesi/swasta/dunia usaha sesuai dengan kearifan lokal.
Adanya kegiatan Posbindu PTM di setiap Desa/Kelurahan, merupakan
bagian integral dari kegiatan Desa/Kelurahan Siaga, yang mempunyai
komponen akses pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat, pemberdayaan
masyarakat melalui pengembangan UKBM dan mendorong upaya surveilans
berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana
serta penyehatan lingkungan serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Anda mungkin juga menyukai