Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Konsentrasi Sodium Hidroksida dan Sodium Hipoklorit Terhadap Sifat Fisik dan Kimia

Selulosa
dari Kulit Koro Pedang Putih (Canavalia ensiformis (L.) (DC))
CHRYSANTA AURELIA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki berbagai macam sumber

daya alam, baik hasil pertanian, perkebunan, maupun perikanan. Salah satu yang

paling menonjol adalah komoditas pertanian terutama kacang-kacangan. Di

Indonesia terdapat berbagai macam jenis kacang-kacangan yang memiliki

kandungan serat maupun protein yang tinggi sehingga banyak dikonsumsi sebagai

sumber serat dan protein. Salah satu jenis kacang-kacangan lokal yang ada di

Indonesia adalah koro pedang. Terdapat beberapa jenis koro pedang yang ada di

Indonesia dan salah satu yang cukup dikenal adalah koro pedang putih.

Koro pedang putih (Canavalia ensiformis L. (DC.)) telah secara luas ditanam

di negara-negara tropis di Asia Tenggara dan Asia Selatan seperti di Indonesia.

Tanaman ini diketahui mampu tumbuh pada tanah suboptimal terutama pada lahan

yang kering atau masam dan dapat dibudidayakan secara tunggal maupun

tumpangsari. Berdasarkan kemudahan dalam pembudidayaan tanaman ini serta

pemanfaatannya yang luas, tanaman ini sangat potensial untuk dikembangkan dan

diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kedelai. Di

Indonesia, tanaman koro pedang putih banyak dibudidayakan di Lampung, Nusa

Tenggara Barat, Jawa, dan Bali dengan produktivitas yang tinggi. Menurut data

Dakornas (2012) pada tahun 2010 hingga 2011 tercatat bahwa dari lahan seluas 2

hektar di 12 kabupaten di Jawa Tengah yakni Kabupaten Blora, Banjarnegara,

1
Pengaruh Konsentrasi Sodium Hidroksida dan Sodium Hipoklorit Terhadap Sifat Fisik dan Kimia
Selulosa
dari Kulit Koro Pedang Putih (Canavalia ensiformis (L.) (DC))
CHRYSANTA AURELIA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Temanggung, Pati, Kebumen, Purbalingga, Boyolali, Batang, Cilacap, Banyumas,

Magelang, dan Jepara, telah dihasilkan 216 ton koro pedang putih setiap panen.

Konsumsi koro pedang putih ini banyak terdapat di Sulawesi dan Nusa Tenggara

Barat, sedangkan di Jawa Tengah koro pedang putih dimanfaatkan sebagai

pengganti kedelai dalam pembuatan tempe. Di samping itu, mulai banyak dilakukan

penelitian yang dilakukan untuk memanfaatkan koro pedang sebagai substitusi

bahan baku produk-produk pangan disebabkan karena kadar protein koro pedang

yang cukup tinggi yakni mencapai 32,32% (Alim dkk, 2015).

Pemanfaatan koro pedang menghasilkan bagian kulit sebagai produk

sampingan. Kulit koro pedang tidak dapat dikonsumsi seperti halnya kulit ari pada

kacang tanah dikarenakan sifatnya yang keras sehingga bagian ini harus dilepaskan

dari biji dan dibuang. Diketahui bahwa dari 1,5 kilogram biji koro pedang

dihasilkan kurang lebih 200 gram kulit koro pedang kering. Meskipun demikian,

hingga saat ini belum ada studi mengenai pemanfaatan kulit koro pedang.

Pemanfaatan limbah kulit koro pedang diharapkan dapat meningkatkan nilai guna

dari koro pedang sebagai pangan fungsional serta meningkatkan nilai jual dari

komoditas ini. Diketahui bahwa pemanfaatan limbah tanaman menjadi suatu

produk yang bernilai guna dinilai dapat mengurangi permasalahan social-ekonomi

(Pushpamalar dkk, 2006). Secara umum limbah tanaman mengandung selulosa,

hemiselulosa, dan lignin sebanyak berturut-turut 40-50%, 20-30%, dan 5-25%

(Pattathil dkk, 2015).

Selulosa merupakan homopolimer karbohidrat yang keberadaannya sangat

berlimpah di alam. Polimer ini banyak ditemukan di dinding sel tanaman namun

2
Pengaruh Konsentrasi Sodium Hidroksida dan Sodium Hipoklorit Terhadap Sifat Fisik dan Kimia
Selulosa
dari Kulit Koro Pedang Putih (Canavalia ensiformis (L.) (DC))
CHRYSANTA AURELIA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

tidak dalam bentuk murni. Di dalam dinding sel tanaman, umumnya selulosa

berikatan secara kompleks dengan lignin dan hemiselulosa. Selulosa merupakan

polimer linear dari D-glukosa yang saling berikatan melalui ikatan ß glikosidik

antara atom C nomor 4 suatu glukosa dengan atom C nomor 1 dari unit glukosa

lain. Dalam pemanfaatannya, selulosa dapat digunakan dalam bentuk murni untuk

diaplikasikan pada pembuatan kertas, tekstil, maupun dimodifikasi menjadi bentuk

turunannya seperti nitrat selulosa, carboxymethyl cellulose (CMC), ethyl cellulose

(EC), dan hydroxypropyl methyl cellulose (HPMC). Turunan-turunan selulosa

tersebut dapat berfungsi sebagai emulsifier, pengikat logam, pelapis (coating atau

thickening agent), dan pengental (Pushpamalar dkk, 2002, Hutomo, 2012).

Isolasi selulosa diperlukan untuk melepaskan ikatan antara selulosa dengan

lignin, hemiselulosa, maupun komponen-komponen lain selain selulosa. Ikatan

antara selulosa dengan lignin merupakan ikatan yang sangat kuat. Biasanya, isolasi

selulosa dilakukan dengan menggunakan alkali seperti kalsium, sodium, potassium,

dan ammonium hidroksida, sodium hidroksida sebagai larutan pengekstrak

dilanjutkan dengan proses pemutihan (bleaching) menggunakan zat pemutih baik

yang bersifat oksidator sodium hipoklorit, sodium klorit, kaporit, dan hydrogen

peroksida serta yang bersifat reduktor seperti sulfur dioksida, natrium bisulfit, dan

natrium hidrosulfit. Secara umum, sodium hidroksida kerap digunakan sebagai

larutan pengekstrak pada tahapan delignifikasi dikarenakan harganya yang murah

dan dapat diaplikasikan hampir pada semua bahan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek dari konsentrasi sodium

hidroksida dan sodium hipoklorit dalam proses isolasi selulosa dari kulit koro

3
Pengaruh Konsentrasi Sodium Hidroksida dan Sodium Hipoklorit Terhadap Sifat Fisik dan Kimia
Selulosa
dari Kulit Koro Pedang Putih (Canavalia ensiformis (L.) (DC))
CHRYSANTA AURELIA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

pedang putih terhadap kadar selulosa serta untuk mengetahui karakteristik selulosa

dari koro pedang putih.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini

1. Bagaimana pengaruh sodium hidroksida dalam proses isolasi selulosa dari

kulit koro pedang putih terhadap rendemen dan kadar selulosa pada produk

yang hasil isolasi?

2. Bagaimana pengaruh sodium hipoklorit dalam proses isolasi selulosa dari

kulit koro pedang putih terhadap warna selulosa yang dihasilkan?

3. Bagaimana perlakuan yang optimum pada proses isolasi selulosa kulit koro

pedang putih?

4. Bagaimana karakteristik sifat fisik selulosa dari kulit koro pedang putih?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh konsentrasi sodium hidroksida dalam proses isolasi

selulosa dari kulit koro pedang putih terhadap rendemen dan kadar selulosa

pada produk hasil isolasi.

2. Mengetahui pengaruh konsentrasi sodium hipoklorit dalam proses isolasi

selulosa dari kulit koro pedang putih terhadap warna selulosa yang dihasilkan.

3. Mengetahui perlakuan optimum pada proses isolasi selulosa dari kulit koro

pedang putih.

4. Mengetahui sifat fisik selulosa dari kulit koro pedang putih.

4
Pengaruh Konsentrasi Sodium Hidroksida dan Sodium Hipoklorit Terhadap Sifat Fisik dan Kimia
Selulosa
dari Kulit Koro Pedang Putih (Canavalia ensiformis (L.) (DC))
CHRYSANTA AURELIA
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh

konsentrasi sodium hidroksida terhadap rendemen dan kadar selulosa pada

rendemen pada proses isolasi selulosa dari kulit koro pedang serta pengaruh

konsentrasi sodium hipoklorit pada warna rendemen yang dihasilkan dan

memberikan pengetahuan mengenai karakteristik selulosa dari kulit koro pedang

putih.

Anda mungkin juga menyukai