Anda di halaman 1dari 10

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan tutorial ini telah disetujui pada,

Hari :
Tanggal :

Dosen Tutor

Dr. Nurma Yulianasari M.Si


DAFTAR ISI

Halaman persetujuan ...............................................01


Daftar isi ................................................02
Bab 1 Pendahuluan ................................................03

Bab 2 Tinjauan Pustaka ..........................................06

2.1 Anatomi
2.2 Histologi
2.3 Fisiologi ......................................................
2.4 Biokimia..........................................................
2.5 Mikrobiologi.......................................................
2.6 Parasit ....................................................................
2.7 Osteomielitis..............................................................
2.7.1 Etiologi......................................................
2.7.2 Faktor resiko............................................
2.7.3 Patogenesis .................................................
2.7.4 Patofisiologi .................................................
2.7.5 Manifestasi Klinis..........................................
2.7.6 Diagnosa Differential......................................
2.7.7 Penegakan Diagnosa...........................................
2.7.8 Patologi Anatomi..................................................
2.8 Tata Laksana ...................................................................
2.9 Komplikasi...........................................................................
2.10 Prognosis............................................................................
2.11 Kedokteran Islam .................................................................32
Bab 3 Final Concept Map ....................................................................36
Bab 4 Pembahasan ...............................................................................37
Bab 5 Kesimpulan ...............................................................................39
Daftar Pustaka .....................................................................................40
Bab 1

Pendahuluan

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Anatomi
2.2 Histologi
Histologi Tulang Dewasa
Tulang merupakan bentuk kaku jaringan ikat yang membentuk sebagian besar
kerangka vertebrata yang lebih tinggi. Jaringan ini terdiri atas sel-sel dan matriks
intersel. Matriks mengandung unsur organik, yaitu terutama serat-serat kolagen, dan
unsur anorganik yang merupakan dua pertiga berat tulang itu. Garam-garam anorganik
yang bertanggungjawab atas kaku dan kejurnya tulang ialah kalsium fosfat (kira-kira
85%), kalsium karbonat (10%), dan sejumlah kecil kalsium florida serta magnesium
florida. Serat-serat kolagen sangat menambah kekuatan tulang itu.

Struktur tulang
Secara makroskopik, tulang dapat dibedakan menjadi beberapa lapis:
periosteum, compact bone, spongy bone, endosteum, sumsum tulang

a. Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum
merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel
pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan
tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan
nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
b. Tulang Kompak (Compact Bone)
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini teksturnya
halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak
mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi
padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur
dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang
yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.Tulang kompak
paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
c. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa.Sesuai dengan namanya
tulang spongiosa memiliki banyak rongga.Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah
yang dapat memproduksi sel-sel darah.Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis
tulang yang disebut trabekula.
d. Sumsum Tulang (Bone Marrow)
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang.
Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh
tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulangspongiosa.Sumsum
tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah
yang ada dalam tubuh.

Sel – Sel Tulang


Berikut adalah sel-sel yang terdpat pada tulang :
a. Osteoblast
Berasal dari sel mesenchym, tersusun berderet-deret secara epitelial dipermukaan
trabekula tulang muda. Bentuk kuboid sampai dengan piramid. Inti besar, tampak
nukleus. Sitoplasma sangat basofil. Memproduksi bahan organik matrix tulang.
Menghasilkan enzin alkaline fotfatase yang berperan dalam proses kalsifikasi.
Mepunyai juluran sitoplasma ke arah matrix dan antar sel osteoblast.
b. Osteosit
Osteosit adalah osteoblast yang sudah terpendam di dalam matrix tulang. Sitoplasma
basofil, mepunyai cadangan makanan berupa glikogen. Osteosit terletak di dalam
lakuna, mepunyai juluran-juluran sitoplasma yang masuk ke dalam kanalikuli. Inti
gelap.
c. Osteoklast
Osteoklast adalah sel raksasa yang berinti banyak karena mempunyai fusi dari beberapa
sel monosit. Sitoplasma acidofil karena mengandung enzim acid fosfatase. Sitoplasma
tampak berbuih karena mempunyai banyak vakuola. Banyak megandung
lysosome.mengakibatkan demineralisasi matriks sehingga terjadilah lekukan
dipermukaan tulang yang di tempati olehnya (disebut lakuna dari howship), anatar
permukaan sel osteoklast dengan permukaan tulang dihubungkan oleh fibril-fibril yang
disebut ruffel’s fibers (Ruffled Border).
Beda tulang kompakta dan spongiosa pada sebuah tulang panjang. Bagian kiri
mengilustrasikan pembagian tulang panjang berdasarkan aksis longitudinalnya. Bagian kanan
mengilustrasikan perbedaan antara tulang kompakta dan tulang spongiosa.

Penampang melintang tulang matur. Tulang kompakta tersusun lebih padat, berada di pinggiran
tulang. Tulang spongiosa lebih longgar dengan trabekula ireguler dan berada dekat sumsum
tulang. Sumber: anonim.
Sumber gambar : (Eroschenko, 2016)

Sumber gambar : (Eroschenko, 2016)

Bahan Antar Sel : Matrix tulang

a. Unsur organik : 35%, terdiri atas serat-serat osteokolagen yang diikat oleh substansi semen
yang terdiri atas glikosaminoglikans. Kondroitin sulfat sedikit sehingga matriks tampak
acidofil.
b. Unsur anorganik : 65%, terdapat dibagian semen terutama kalsium fosfst dan sedikit
kalsium karbonat. Matriks tulang tersusun lamel-lamel yang terjadi secara ritmik.
Jenis-jenis Jaringan Tulang :

a. Jaringan Tulang Muda = Jaringan Tulang Teranyam = Woven Bone = Jaringan tulang
bersabut kasar = Immature Bone
Terdiri atas sekat-sekat tulang muda atau trabekula tulang muda. Sabut-sabut kolagen
tersusun seperti anyaman dan kasar. Sistem Havers belum terbentuk. Periosteum tebal
terdiri atas dua lapis. Sel-sel Osteoblast banyak dan tersusun dipermukaan trabekula. Sel
osteosit terbenam di dalam matrix tulang di dalam ruangna yang disebut lakuan. Sel
Osteoklast terdapat di lakuna howship.
b. Jaringan Tulang Dewasa = Jaringan Tulang bersabut Halus = Jar. Tulang Lameler = Mature
Bone
Periosteum tipis, osteosit banyak, osteoblast sedikit, sabut kolagen halus. Terdiri atas lamel-
lamel. Sitem Havers sudah terbentuk. Lamel-lamel yang terdapat pada tulang dewasa :
1. Lamel-lamel Havers
Adalah lamel-lamel yang melingkupi saluran havers secara kosentris. Berbentuk bulat
dan padat.
2. Lamel Intertitial
Adalah lamel-lamel yang terselip dinara sistem havers yang satu dengan yang lain.
Merupakan sisa-sisa sistem havers yang sudah rusak.
3. Outer Circmferential lamel =General Lamel
Adalah Lamel-lael yang yang terletak dipinggir tulang, sejajar dengan tulang periosteum.
4. Inner Circumferential Lamel
Adalah lamel-lamel yang berdekatan dengan permukaan dalam tulang, sejajar dengan
endosteum.

Proses osifikasi (proses penulangan)

1. Proses Osifikasi Primer


Untuk membentuk tulang pipih. Proses ini berlangsung didalam membran mesenchymal.
Membran mesenchymal menjadi sangat vaskuler. Sel-sel mesenchym berdiferensiasi
menjadi sel-sel osteoblast. Sel osteoblast menghasilkan matrix tulang yang organik
sehingga sel osteoblast terkurung didalam matrix yang dihasilkannya sendiri dan dia
menjadi sel osteosit. Matrix tulang yang belum mengapurini disebut osteoid.sel
osteoblast juga menghasilkan enzym alkaline fosfatase sehingga terjadi pengapuran
bahan dasar dan osteosit terletak didalam ruangan yang disebut lakuna, dikelilingi oleh
matrix tulang yang sudah mengapur. Maka terbentuklah jaringan tulang muda yang
berbentuk trabekula.
Ujung-ujung juluran sitoplasma dari sel osteosit ditarik kembali ke badan sel sehingga
terbentuklah saluran-saluran halus yang kosong yang disebut kanalikuli. Sebagian sel
osteoblast mengalami pembelahan diri, menjauhi pusat osifikasi dan membentuk
jaringan tulang muda yang baru sehingga akhirnya seluruh membran mengalami
penulangan dan terjadilah tulang yang berbentuk pipih.
2. Proses Osifikasi Sekunder
Terjadi pada pembentukan tulang panjang, perlu cetakan/model tulang rawan hyalin.
Menurut lokasinya dibedakan :
a. Proses Osifikasi pada daerah diafisis
 Terbentuklah Periostal Bone Colar, ialah jaringan tulang yang berbentuk manset
yang mengitari bagian diafisis dari odel tulang rawan hyalin.
 Proses ini di prakarsai oleh perikondrium sehingga disebut proses Osifikasi
Prikondral. Karena prosesnya berlangsung didalam membran perikondrium, maka
proses ini masih termasuk osifikasi primer. Perikondriummenjadi sangat vaskuler,
terbentuklah sel-sel osteogenik yang akan berdiferensiasi menjadi sel-sel
osteoblast, sehingga terjadilah proses osifikasi primer yang mengelilingi bagian
diafisis model tulang rawan.
b. Proses Osifikasi pada daerah epifisis
 Tidak dibentuk Periostal Bone Colar.
 Proses berjalan secara radier.

Pada daerah Epiphyseal Disc (perbatasan antara diafisis dan epifisis) terdapat jaringan tulang
rawan hyalin yang terbagi dalam zona zona:

a. Zona Istirahat
Terdiri dari jaringan tulang rawan hyalin yang belum aktif
b. Zona Proliferasi
Zona yang aktif, kondrosit membelah diri, berjejal-jejal seperti berbaris sejajar sumbu panjang
model tulang rawan, dengan sedikit bahan antar sel dan berbentuk pipih-pipih. Selama zona
proliferasi ini masih aktif, model tulang rawan terus bertambah panjang.
c. Zona Maturasi
Kondrosit gemuk-gemuk dan besar-besar, kaya Glykogen dan menghasilkan enzym alkaline
fosfatase.
d. Zona Kalsifikasi
Diendapkan bahan kapur didalam matrix sehingga matrix tampak lebih gelap.
e. Zona Retrogresi
Kondrosit mati hancur karena kurang nutrisi, sebagian diresobsi sehingga timbul lubang-
lubang seperti sarang lebah yang disebut ruang sumsum primer.
f. Zona Osifikasi
Osteoblast memasuki ruang sumsum primer, meletakkan diri secara epitelial ditepi sisa-sisa
tulang rawan hyalin yang hancur. Dibentuk jaringan tulang muda dengan kerangka sisa-
sisa tulang rawan hyalin yang tidak di resobsi.
g. Zona Resorbsi
Jaringan tulang muda yang dibentuk makin luas, kemudian tengahnya di resorbsi sehingga
terbentuk ruangan yang besar yang disebut ruang sumsum sekunder yang dikelilingi oleh
tulang muda.

2.3 Fisiologi
2.4 Biokimia
2.5 Mikrobiologi
2.6 Parasit
2.7 Osteomielitis
2.7.1 Etiologi
2.7.2 Faktor resiko
2.7.3 Patogenesis
2.7.4 Patofisiologi
2.7.5 Manifestasi Klinis
2.7.6 Diagnosa Differential
2.7.7 Penegakan Diagnosa
2.7.8 Patologi Anatomi
2.8 Tata Laksana
2.9 Komplikasi
2.10 Prognosis
2.11 Kedokteran Islam
Bab 3
Final Concept Map
Bab 4
Pembahasan .
Bab 5
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai