Hari :
Tanggal :
Dosen Tutor
2.1 Anatomi
2.2 Histologi
2.3 Fisiologi ......................................................
2.4 Biokimia..........................................................
2.5 Mikrobiologi.......................................................
2.6 Parasit ....................................................................
2.7 Osteomielitis..............................................................
2.7.1 Etiologi......................................................
2.7.2 Faktor resiko............................................
2.7.3 Patogenesis .................................................
2.7.4 Patofisiologi .................................................
2.7.5 Manifestasi Klinis..........................................
2.7.6 Diagnosa Differential......................................
2.7.7 Penegakan Diagnosa...........................................
2.7.8 Patologi Anatomi..................................................
2.8 Tata Laksana ...................................................................
2.9 Komplikasi...........................................................................
2.10 Prognosis............................................................................
2.11 Kedokteran Islam .................................................................32
Bab 3 Final Concept Map ....................................................................36
Bab 4 Pembahasan ...............................................................................37
Bab 5 Kesimpulan ...............................................................................39
Daftar Pustaka .....................................................................................40
Bab 1
Pendahuluan
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Anatomi
2.2 Histologi
Histologi Tulang Dewasa
Tulang merupakan bentuk kaku jaringan ikat yang membentuk sebagian besar
kerangka vertebrata yang lebih tinggi. Jaringan ini terdiri atas sel-sel dan matriks
intersel. Matriks mengandung unsur organik, yaitu terutama serat-serat kolagen, dan
unsur anorganik yang merupakan dua pertiga berat tulang itu. Garam-garam anorganik
yang bertanggungjawab atas kaku dan kejurnya tulang ialah kalsium fosfat (kira-kira
85%), kalsium karbonat (10%), dan sejumlah kecil kalsium florida serta magnesium
florida. Serat-serat kolagen sangat menambah kekuatan tulang itu.
Struktur tulang
Secara makroskopik, tulang dapat dibedakan menjadi beberapa lapis:
periosteum, compact bone, spongy bone, endosteum, sumsum tulang
a. Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum
merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel
pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan
tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan
nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
b. Tulang Kompak (Compact Bone)
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini teksturnya
halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak
mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi
padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur
dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang
yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.Tulang kompak
paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
c. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa.Sesuai dengan namanya
tulang spongiosa memiliki banyak rongga.Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah
yang dapat memproduksi sel-sel darah.Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis
tulang yang disebut trabekula.
d. Sumsum Tulang (Bone Marrow)
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang.
Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh
tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulangspongiosa.Sumsum
tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah
yang ada dalam tubuh.
Penampang melintang tulang matur. Tulang kompakta tersusun lebih padat, berada di pinggiran
tulang. Tulang spongiosa lebih longgar dengan trabekula ireguler dan berada dekat sumsum
tulang. Sumber: anonim.
Sumber gambar : (Eroschenko, 2016)
a. Unsur organik : 35%, terdiri atas serat-serat osteokolagen yang diikat oleh substansi semen
yang terdiri atas glikosaminoglikans. Kondroitin sulfat sedikit sehingga matriks tampak
acidofil.
b. Unsur anorganik : 65%, terdapat dibagian semen terutama kalsium fosfst dan sedikit
kalsium karbonat. Matriks tulang tersusun lamel-lamel yang terjadi secara ritmik.
Jenis-jenis Jaringan Tulang :
a. Jaringan Tulang Muda = Jaringan Tulang Teranyam = Woven Bone = Jaringan tulang
bersabut kasar = Immature Bone
Terdiri atas sekat-sekat tulang muda atau trabekula tulang muda. Sabut-sabut kolagen
tersusun seperti anyaman dan kasar. Sistem Havers belum terbentuk. Periosteum tebal
terdiri atas dua lapis. Sel-sel Osteoblast banyak dan tersusun dipermukaan trabekula. Sel
osteosit terbenam di dalam matrix tulang di dalam ruangna yang disebut lakuan. Sel
Osteoklast terdapat di lakuna howship.
b. Jaringan Tulang Dewasa = Jaringan Tulang bersabut Halus = Jar. Tulang Lameler = Mature
Bone
Periosteum tipis, osteosit banyak, osteoblast sedikit, sabut kolagen halus. Terdiri atas lamel-
lamel. Sitem Havers sudah terbentuk. Lamel-lamel yang terdapat pada tulang dewasa :
1. Lamel-lamel Havers
Adalah lamel-lamel yang melingkupi saluran havers secara kosentris. Berbentuk bulat
dan padat.
2. Lamel Intertitial
Adalah lamel-lamel yang terselip dinara sistem havers yang satu dengan yang lain.
Merupakan sisa-sisa sistem havers yang sudah rusak.
3. Outer Circmferential lamel =General Lamel
Adalah Lamel-lael yang yang terletak dipinggir tulang, sejajar dengan tulang periosteum.
4. Inner Circumferential Lamel
Adalah lamel-lamel yang berdekatan dengan permukaan dalam tulang, sejajar dengan
endosteum.
Pada daerah Epiphyseal Disc (perbatasan antara diafisis dan epifisis) terdapat jaringan tulang
rawan hyalin yang terbagi dalam zona zona:
a. Zona Istirahat
Terdiri dari jaringan tulang rawan hyalin yang belum aktif
b. Zona Proliferasi
Zona yang aktif, kondrosit membelah diri, berjejal-jejal seperti berbaris sejajar sumbu panjang
model tulang rawan, dengan sedikit bahan antar sel dan berbentuk pipih-pipih. Selama zona
proliferasi ini masih aktif, model tulang rawan terus bertambah panjang.
c. Zona Maturasi
Kondrosit gemuk-gemuk dan besar-besar, kaya Glykogen dan menghasilkan enzym alkaline
fosfatase.
d. Zona Kalsifikasi
Diendapkan bahan kapur didalam matrix sehingga matrix tampak lebih gelap.
e. Zona Retrogresi
Kondrosit mati hancur karena kurang nutrisi, sebagian diresobsi sehingga timbul lubang-
lubang seperti sarang lebah yang disebut ruang sumsum primer.
f. Zona Osifikasi
Osteoblast memasuki ruang sumsum primer, meletakkan diri secara epitelial ditepi sisa-sisa
tulang rawan hyalin yang hancur. Dibentuk jaringan tulang muda dengan kerangka sisa-
sisa tulang rawan hyalin yang tidak di resobsi.
g. Zona Resorbsi
Jaringan tulang muda yang dibentuk makin luas, kemudian tengahnya di resorbsi sehingga
terbentuk ruangan yang besar yang disebut ruang sumsum sekunder yang dikelilingi oleh
tulang muda.
2.3 Fisiologi
2.4 Biokimia
2.5 Mikrobiologi
2.6 Parasit
2.7 Osteomielitis
2.7.1 Etiologi
2.7.2 Faktor resiko
2.7.3 Patogenesis
2.7.4 Patofisiologi
2.7.5 Manifestasi Klinis
2.7.6 Diagnosa Differential
2.7.7 Penegakan Diagnosa
2.7.8 Patologi Anatomi
2.8 Tata Laksana
2.9 Komplikasi
2.10 Prognosis
2.11 Kedokteran Islam
Bab 3
Final Concept Map
Bab 4
Pembahasan .
Bab 5
Kesimpulan