Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu hal yang patut kita syukuri, karena kesehatan
merupakan nikmat terbesar yang dapat kita rasakan, jika tubuh sakit maka melakukan
kegiatan sehari-hari pun tidak akan terasa nyaman. karena itulah kesehatan harus
benar-benar kita jaga. suatu penyakit bisa disebabkan oleh banyak hal. salah satunya
yakni disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh dankekebalan
tubuh kita yang mungkin sedang menurun.
Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman,sehat dan terjaga
dari berbagauntuki firus dan bakteri penyebab penyakit. mencegah klien dalam
lingkungan keperawatan beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang menurun
terhadap mikroorganisme infeksius, meningkatnya pajanan terhadap jumlah dan jenis
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan prosedur invasif dalam fasilitas
perawatan akut atau ambulatory, klien dapat terpajan pada mikroorganisme baru atau
berbeda,yang beberapa dari mikroorganisme tersebut dapat saja resisten terhadap
banyak antibiotik. dengan cara mempraktikan teknik pencegahan dan penembalian
infeksi perawat dapat menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadap klien.
Berpengaruhnya kehadiran mikroorganisme yang berdampak pada kesehatan
membuat perawat sebagai tenaga kesehatan, harus mampu memberikan penjelasan
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan mikroorganisme tentang
bagaimana perkembangbiakkannya, cara penularannya dan jenis organisme penyakit
yang ditimbulkannya. oleh karena itu, kami membuat makalah yang berjudul
mikroorganisme

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini dibagi menjadi 2 tujuan, yaitu :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami siklus hidup mikroorganisme.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami perkembangbiakkan mikroorganisme.
1
2. Mengetahui dan memahami cara penularan mikroorganisme.
3. Mengetahui dan memahami jenis organisme penyakit.

C. Sistematika Makalah
Sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama yang terdiri dari
bab pertama yaitu pendahuluan, bab kedua yaitu tinjauan teoritis dan bab ketiga atau
bab terakhir yaitu penutup.
Bab pertama yaitu pendahuluan,terdiri dari latar belakang. latar belakang
membahas tentang alasan mengapa kami membuat makalah yang berjudul “hidup
mikroorganisme”.kemudian yang kedua yaitu tujuan penulisan, tujuan penulisan
membahas mengenai untuk apa penulis membuat makalah ini. tujuan penulisan tediri
dari tujuan umum dan tujuan khusus. bab kedua yaitu tinjauan teoritis, tinjauan teoritis
membahas mengenai perkembangbiakkan mikroorganisme, cara penularan
mikroorganisme dan jenis organisme penyakit.
Bab ketiga yaitu penutup. penutup berisi tentang kesimpulan akhir dari
pembahasan yang sudah dibuat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. mikroorganisme disebut juga
organisme mikroskopik. mikroorganisme sering kali bersel tunggal (uniseluler)
maupun bersel banyak (multiseluler). namun, beberapa protista bersel tunggal masih
terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata
telanjang. virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat
seluler.

B. Ciri-ciri Mikroorganisme
Ciri-ciri utama dari suatu mikroorganisme dikelompokkan sebagai berikut:
1. Morfologi
Mikroba pada umumnya sangat kecil, ukurannya dinyatakan dalam micrometer.
oleh karena ukurannya yang kecil diperlukan mikroskop untuk melihat mikroba.
mikroskop yang digunakan tergantung pada kecermatan yang diinginkan oleh peneliti.

2. Kimiawi
Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. bila sel mikroba di beri perlauan kimiawi,
maka sel ini memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik.

3. Biakan
Zat hara yang diperlukan oleh setiap mikroorganisme berbeda, ada
mikroorganisme yang hanya dapat hidup dan tubuh bila diberikan zat hara yang
kompleks (serum, darah). sebaliknya ada pula yang hanya memerlukan bahan inorganic
saja atau bahan organic (asam amino, karbohidrat, purin, pirimidin, vitamin, koenzim).

4. Metabolisme
3
Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu rentetan reaksi kimiawi yang disebut
metabolism. berbagai macam reaksi yang terjadi dalam metabolism dapat digunakan
untuk mencirikan mikroorganisme.

5. Antigenik
Bila mikroorganisme masuk kedalam tubuh, akan terbentuk antibody yang
mengikat antigen. antigen merupakan bahan kimia tertentu dan sel mikroba.

6. Genetik
Mikroorganisme memiliki bagian yang konstan dan spesifik bagi mikroorganisme
tersebut sehingga dapat digunakan untuk mencirikan mikroorganisme.

7. Patogenitas
Mikroba dapat menimbulkan penyakit, kemampuannya untuk menimbulkan
penyakit merupakan cirri khas mikroorganisme tersebut selain itu dapat pula bekteri
yang memakan bakteri lainnya (bdellovibrio) dan virus (bakteriofag) yang mengifesi
dan menghancurkan bakteri.

C. Siklus hidup Mikroorganisme


1. Siklus Hidup Bakteri

Siklus hidup bakteri terdiri dari 4 fase, yaitu fase lag, fase eksponensial atau log, fase
stasioner dan fase kematian.

1. Fase Lag (LagPhase)


Pada fase ini, bakteri tidak mengalami pertumbuhan. Namun, mereka melakukan
adaptasi dengan lingkungan baru mereka dan bermetabolisme, dengan cara,
menghasilkan vitamin dan asam amino yang dibutuhkan untuk untuk pembelahan.
Selanjutnya, bakteri memulai proses penyalinan DNA mereka, dan jika lingkungan
baru mereka memiliki pasokan nutrisi yang sesuai dan banyak, fase lag dapat terjadi
dengan singkat. Kemudian bakteri akan melanjutkan ke fase berikutnya dalam siklus
hidup mereka.

2. Fase eksponensial atau log (Log orExponentialPhase)

4
Selama fase log atau eksponensial, bakteri berkembang biak dengan sangat cepat,
bahkan secara eksponensial.Waktu yang dibutuhkan Kultur untuk menggandakan diri
disebut "GenerationTime," dan apabila berada pada kondisi terbaik, bakteri dapat
menggandakandirinya dalam waktu sekitar 15 menit. Ada juga bakteri lain yang
membutuhkan waktu berhari-hari.
Dalam bakteri, salinan DNA melayang ke sisi berlawanan dari membran. ujung dari
bakteri kemudian tertarik untuk berpisah, yang menciptakan dua "sel anak," yang
identik dan siap memulai kehidupan baru. Proses ini disebut pembelahan biner
(binaryfission).
3. Fase stasioner ( StationaryPhase)
Selama fase stasioner, pertumbuhan bakteri sedikit datar. Karena banyaknya zat sisa
dan semakin menyempitnya ruang hidup, bakteri tidak dapat mempertahankan wilayah
yang terbentuk pada fase sebelumnya. Jika bakteri mampu bergerak menuju kultur
yang lain, maka pertumbuhannya dapat dilanjutkan.
4. Fase Kematian (DeathPhase)
Selama fase kematian, bakteri kehilangan semua kemampuan untuk mereproduksi,
yang seolah-olah menjadi “lonceng kematian” mereka. Seperti pada fase log atau fase
eksponensial, kematian bakteri dapat terjadi secepat pertumbuhan mereka.

2. Siklus Hidup Virus

Siklus hidup virus secara umum, melalui 4 tahap:

o Dormantphase ( Fase Istirahat/Tidur )


Pada fase ini virus tidaklah aktif. Virus akan diaktifkan oleh suatu kondisi
tertentu, semisal:tanggal yang ditentukan,kehadiran program lain/dieksekusinya
program lain, dsb. Tidak semua virus melalui fase ini

o Propagationphase ( Fase Penyebaran )


Pada fase ini virus akan mengkopikan dirinya kepada suatu program atau
ke suatu tempat dari media storage (baik hardisk, ram dsb). Setiap
program yang terinfeksi akan menjadi hasil “klonning” virus tersebut
(tergantung cara virus tersebut menginfeksinya)

o Trigerringphase ( Fase Aktif )


Di fase ini virus tersebut akan aktif dan hal ini juga di picu oleh beberapa
kondisi seperti pada Dormantphase

o Executionphase ( Fase Eksekusi )


Pada Fase inilah virus yang telah aktif tadi akan melakukan fungsinya.
Seperti menghapus file, menampilkan pesan-pesan, dsb

3. Siklus Hidup Fungi


5
Siklus Hidup Jamur melewati beberapa tahap atau fase. Kehidupan jamur berawal dari
spora (Basidiospora) yang kemudian akan berkecambah membentuk hifa yang berupa
benang-benang halus. Hifa ini akan tumbuh ke seluruh bagian media tumbuh.
Kemudian dari kumpulan hifa atau miselium akan terbentuk gumpalan kecil seperti
simpul benang yang menandakan bahwa tubuh buah jamur mulai terbentuk. Simpul
tersebut berbentuk bundar atau lonjong dan dikenal dengan stadia kepala jarum
(pinhead) atau primordia. Simpul ini akan membesar dan disebut ilah kancing kecil
(smallbutton). Selanjutnya stadia kancing kecil akan terus membesar mencapai stadia
kancing (button) dan stadia telur (egg). Pada stadia ini yang tadinya tangkai dan tudung
yang tadinya tertutup selubung universal mulai membesar. Selubung tercabik,
kemudian diikuti stadia perpanjangan (elongation). Cawan (volva) pada stadia ini
terpisah dengan tudung (pillueus) karena perpanjangan tangkai (stalk). Stadia terakhir
adalah stadia dewasa tubuh buah.

Pada stadia kancing yang telah membesar akan terbentuk bilah. Bilah yang matang
akan memproduksi basidia dan Basidiospora, kemudian tudung membesar. Pada waktu
itu, selubung universal yang semula membungkus seluruh tubuh buah akan tercabik.
Tudung akan terangkat keatas karena memanjangnya batang, sedangkan selubung
universal yang sobek akan tertinggal di bawah dan disebut cawan. Tipe perkembangan
tubuh buah seperti ini disebut tipe angiocarpic.

Pada tipe perkembangan yang lain, yaitu gymnocarpic, lapisan universal tidak
terbentuk. Sisi dari pembesaran tudung dihubungkan dengan batang oleh selubung
dalam. Pada waktu bilah membesar, selubung dalam tercabik dan melekat melingkari
batang membentuk cincin atau anulus. Sebagai organisme yang tidak berklorofil, jamur
tidak dapat melakukan proses fotosintetis seperti halnya tumbuh-tubuhan. Dengan
demikian jamur tidak adapat memanfaatkan langsung energi matahari. Jamur mendapat
makanan dalam bentuk jadi seperti selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati.
Bahan makanan ini tidak akan diurai dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa
menjadi tumbuh senyawa yang dapat diserap dan dignakan untuk tumbuh dan
berkembang. Semua jamur yang edibel (dapat dimakan) bersifat saprofit, yaitu hidup
dari senyawa organik yang telah mati.

Jamur merupakan golongan fungi yang membentuk tubuh buah yang berdaging. Tubuh
buah ini umumnya berbentuk payung dan mempunyai akar semu (rhizoid), tangkai,
tudung serta terkadang disertai cincin dan cawan volva.

Ordo Agaricales dapat tumbuh dan menyebar luas pada berbagai habitat. Berdasarkan
habitat tumbuh dibedakan berbagai jamur yang termasuk spesies tropis atau spesies sub
tropis. Beberapa spesies menunjukkan kekhususan dalam memilih habitat tumbuh,
misalnya menyukai area yang terbuka dan cukup cahaya. Sementara spesies yang lain
menyukai habitat yang terlindung dan berkayu. Dalam satu habitat juga ada spesies
yang menunjukkan lebih menyukai media tumbuh atau substrat tertentu seperti substrat
berkayu, daun-daun mati atau kotoran binatang (coprophilous).
6
D.Perkembangbiakan Mikroorganisme
1. Perkembangbiakan Aseksual
Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara seksual danaseksual yang
paling banyak terjadi adalah perkembangbiakanaseksual atau vegetatif. reproduksi
aseksual tidak melibatkan pertukaran bahan genetik sehingga tidak terjadi variasi
genetik, suatu kerugian karena organisme tersebut menjadi terbatas kemampuannya
dalam berespon dan beradaptasi terhadap tekanan lingkungan. macam-macam
perkembangbiakan aseksual adalah sebagai berikut:
1) Pembelahan biner (binary fission), yakni satu sel induk membelah menjadi dua sel
anak. kemudian masing-masing sel anak membentuk dua sel anak
lagidanseterusnya. pembelahan biner yang terjadi pada bakteri adalah pembelahan
biner suatu proses aseksual sederhana berupa pembelahan suatu sel bakteri
menjadi dua sel anak yang secara genetis identik.kecepatan pembelahan biner
bergantung pada spesies yang bersangkutan dan keadaan lingkungan. dalam
kondisi ideal (mis. bangsal rumah sakit yang hangat dan lembab), basil
negatif-gram tipikal misalnya e.coli akan membelah diri setiap 20 menit. kuman
lain, misalnya m.tuberculosis, membelah dengan sangat lambat. hasil uji
laboratorium untul e.coli tersedia dalam 24 jam, tapi diagnosis pasti tuberculosis
mungkin belum selesai setelah beberapa minggu. namun pengobatan untuk
tuberculosis dapat dimulai berdasarkan temuan klinis uji lain, misalnya uji kulit,
radiografi, dan adanya bta di spesimen sputum.
2) Pembelahan ganda (multiple fission), yakni satu sel induk membelah menjadi lebih
dari dua sel anak.
3) Perkuncupan (budding), yakni pembentukan kuncup dimana tiap kuncup akan
membesar seperti induknya. kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya,
sehingga akhirnya akan membentuk semacam mata rantai.
4) Pembelahan tunas, yakni kombinasi antara pertunasan dan pembelahan. biasanya
terjadi pada khamir, misalnya saccharomyces cerevisiae. sel induk akan
membentuk tunas. jika ukuran tunas hampir sama besar dengan inangnya inti sel
induk membelah menjadi dua dan terbentuk dinding penyekat. sel anak lalu
melepaskan diri dari induk atau menempel pada induknya dan membentuk tunas
baru. pada khamir terdapat berbagai bentuk pertunasan, yakni:
7
a) Multilateral, tunas muncul di sekitar ujung sel, misal pada sel yang berbentuk
silinder dan oval (saccharomyces).
b) Pertunasan di setiap tempat pada permukaan sel yakni terjadi pada sel khamir
berbentuk bulat, misal debaryomyces.
c) pertunasan polar, dimana tunas muncul hanya pada salah satu atau kedua
ujung sel yang memanjang, misal sel berbentuk
lemonsepertihanseniasporadankloeckre.
d) Pertunasan triangular, yakni pertunasan yang terjadi pada ketiga ujung sel
yang memanjang seperti trigonopsis.
e) Pseudomiselium apabila tunas tidak lepas dari induknya.
f) Pembentukan spora atau sporulasi adalah perkembangbiakan dengan
pembentukan spora. spora ini terbagi menjadi dua, yakni spora aseksual
(reproduksi vegetatif) dan spora seksual (reproduksi generatif).

2. Perkembangbiakan Seksual
Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan mikroalga
serta secara terbatas terjadi pada bakteri dapat terjadi secara:
a. Oogami, bila sel betina berbentuk telur.
b. Anisogami, bila sel betina lebih besar daripada sel jantan.
c. Isogami, bila sel jantan dan betina mempunyai bentuk yang sama.

Reproduksi bakteri secara seksual atau generatif yaitu dengan pertukaran materi
genetik dengan bakteri lainnya. pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik
atau rekombinasi dna. rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung
melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel
bakteri yang berdekatan. umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri
lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus
bakteri).
3. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari
satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.

8
3. Perkembangbiakan Virus
Perkembangbiakanvirus mempunyai arti yang penting, agar mengetahui
bagaimana virus masuk dan ke luar dari sel, bagaimana virus bisa mematikan atau
mentransformasi sel. adapun tahap-tahap replikasi virus adalah sebagai berikut:
1. Adsorpsi, merupakan tahap penempelan (attachment) virus pada dinding sel inang.
virus menempelkan sisi tempel atau reseptor site ke dinding sel bakteri.
2. Penetrasi sel inang. setelah reseptor site, bagian ini kemudian mengeluarkan enzim
untuk membuka dinding sel bakteri. molekul asam nukleat (rna dan dna) virus
bergerak ke luar melalui pipa ekor dan masuk ke dalam sitoplasma sel melalui
dinding sel yang terbuka tersebut. pada virus telanjang, proses penyusupan ini
terjadi dengan cara fagositosis virion (viropexis), sedangkan pada virus
berselubung dapat terjadi dengan cara fusi yang diikuti masuknya nukleokapsid ke
sitoplasma.
3. Eklipase. asam nukleat virus menggunakan asam nukleat bakteri untuk
membentuk bagian-bagian tubuh virus terbentuk, seperti protein, asam nukleat,
dan kapsid. bahan yang digunakan berasal dari protein, enzim, dan asam nukleatsel
bakteri.
4. Pembentukan virus (bakteriofage) baru. setelah bagian-bagian tubuh virus
terbentuk, maka pada fase ini bagian-bagian itu akan digabungkan untuk menjadi
virus yang baru. dari 1 sel bakteri akan dihasilkan 100-300 virus baru.
5. Pemecahan sel inang. akhir dari siklus adalah pecahnya sel bakteri. di dalam sel
bakteri terbentuk enzim lisoenzim yang mampu melarutkan ikatan kimia dinding
sel bakteri. setelah dinding sel pecah maka keluarlah virus-virus baru itu dan
selanjutnya mencari sel bakteri lainnya.

E.Cara Penularan Mikroorganisme


1. Bakteri
Pada banyak kasus bakteri keluar dari tubuh melalui rute masuk, tetapi terdapat
pengecualian. bakteri penyebab gastroenteritis memperoleh akses melalui mulut dan
keluar dari tinja sehingga dikatakan menyebar melalui rute fekal-oral. mikroorganisme
disebarkan dari satu individu ke individu berikutnya melalui kontak langsung dan tidak
langsung. penyebaran juga dapat terjadi melalui udara, makanan, air yang tercemar,
dan melalui serangga
9
a. Kontak
Kontak adalah rute utama penyebaran kuman di rumah sakit dan juga mungkin di
masyarakat. di rumah sakit, bakteri disebarkan terutama melalui tangan staf karena
mereka sering menangani pasien dan peralatan, sehingga terjadi peningkatan
kemungkinan infeksi-silang. hubungan antara mencuci tangan dan penurunan angka
infeksi pertama kali dibuktikan oleh ignaz semmelweiss dalam serangkaian studi
epidemiologi pada tahun 1940-an (newson, 1993).
Di masyarakat, terdapat bukti bahwa banyak patogen yang dahulu diperkirakan
menyebar melalui percikan ludah ternyata menyebar melalui kontak (worsley et al.,
1994). stimulasi laboratorium membuktikan bahwa individu lebih besar
kemungkinannya terjangkit infeksi saluran nafas setelah berkontak dengan tangan dan
benda (fomites) yang tercemar oleh virus daripada setelah terpajan pada aerosol yang
mengandung virus (gwaltney et al., 1978).
Diperkirakan bahwa batuk dan bersin menyebabkan pengeluaran percikan ludah
terinfeksi yang mengendap ke berbagai permukaan, termasuk busana, di lingkungan
sekitar. bakteri kemudian dipindahkan oleh tangan ke benda lain (peralatan makan
minum, pegangan pintu, dsb), mencapai korban baru setelah tangan mereka kemudian
tercemar. virus mencapai hidung dan konjungtiva saat wajah tersentuh higiene tangan
dapat mengurangi insiden infeksi saluran nafas atas. (leclair et al., 1987).
Demikian juga, rotavirus yang menyebabkan muntah dan diare, walaupun keluar
melalui percikan ludah, tampaknya disebarkan melalui kontak tangan. pada studi
insiden eksperimen yang dilakukan di tempat penitipan anak, dibuktikan bahwa terjadi
penurunan angka infeksi saat mencuci tangan diperkenalkan pada anak dan petugas
yang merawatnya (black et al., 1981). perlu diingat bahwa mencuci tangan adalah cara
yang mudah dan hemat untuk infeksi (gould, 1997;may, 1998).

b. Penyebaran Melalui Udara


Penyebaran melalui udara terjadi hanya dalam jarak yang pendek untuk patogen
positif-gram dan untuk infeksi virus misalnya cacar air. kajian ekstensif terhadap
literatur memastikan bahwa infeksi silang melalui rute ini tidak lazim diluar lingkungan
beresiko tinggi misalnya ruang operasi dan unit luka bakar (ayliffe dan lowbury.,
1982).

10
Diruang operasi, skuama kulit yang penuh dengan stafilococcus memperoleh akses
ke jaringan yang terbuka, sering dengan mendarat di duk dari udara. kuman mungkin
berasal dari pasien atau petugas yang hadir. rute melalui udara juga penting di unit luka
bakar. kulit adalah pertahanan utama terhadap bakteri, dan apabila kulit tidak lagi utuh
maka pasien menjadi sangat rentan terhadap infeksi.

c. Makanan Dan Air Yang Tercemar


Makanan yang tercemar cepat berfungsi sebagai kendaraan bagi bakteri. infeksi
seperti ini terjadi higiene yang buruk di rumah, restoran, tempat penjualan capat saji,
toko, dan pabrik (north, 1989; hobbs dan roberts 1993). pada sebagian besar kasus,
pencemaran terjadi melalui tangan.
Salmonella yang mencemari jari tangan dan sumber makanan yang tercemar dapat
bertahan dari pencucian tangan. dengan demikian penyebarah terjadi melalui rute
fekal-oral. penyebaran melalui air terjadi di daerah dengan sanitasi yang buruk. kolera
bersifat endemik di seluruh negara yang sedang berkembang termasuk asia dan
kejadian luar biasa di inggris. thypoid juga ditularkan melalui air yang tercemar.
penyakit legionnaire (disebabkan oleh legionella pneumophila) menyebar melalui
aerosol yang tercemar (woo et al., 1986); kejadian luar biasa penyakit ini pernah terjadi
di inggris.

d. Vektor Serangga
Vektor serangga menyebarkan infeksi melalui penularan mekanis dan biologis.
penularan mekanis terjadi apabila patogen di pindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain
melalui permukaan serangga, sering dengan kakinya. lalat rumah berlaku sebagai
vektor mekanis untuk shigella. Di rumah sakit, lalat, semut pharaoh, dan artropoda lain
mungkin mengangkut bakteri patogenik di dalam lingkungan klines (fotedar et al.,
1992).
Penularan biologis melibatkan interaksi kompleks antara patogen dan vektor.
plasmodium, organisme penyebab malaria, berkembang biak di dalam usus nyamuk
dan meningkatkan jumlah protozoa yang tersedia untuk dosis infeksi. penularan terjadi
saat serangga menggigit penjamu manusia.

e. Resevoar Infeksi
11
Resevoar infeksi terbentuk apabila kondisi yang menguntungkan mendorong
pertumbuhan dan reproduksi sejumlah besar bakteri. resevoar dapat terbentuk di kulit
petugas atau pasien sehingga terjadi infeksi-silang. peran resevoar lingkungan terhadap
infeksi silang bergantung pada situasi.
Suatu reservoar bakteri yang besar dalam suatu drain kecil kemungkinannya
berperan dalam infeksi nosokomial (infeksi yang diperoleh di rumah sakit) karena
hanya sedikit kesempatan terjadinya pemindahan ke individu lain yang rentan tetapi
apabila reservoar melibatkan benda-benda yang mungkin berkontak dengan pasien atau
petugas, maka resiko akan meningkat.
Penelitian epidemiologis telah berperan banyak dalam meningkatkan pemahaman
kita tentang resiko infeksi dan pengembangan petunjuk pengendalian infeksi untuk
mengurangi penyebaran penyakit. penelitian tersebut memberikan sangat banyak bukti
bahwa apabila pasien mengalami infeksi atau terkolonisasi, maka organisme penyebab
berasal dari orang lain dan bukan dari tempat jauh di lingkungan.

Knight dan Kotschevar (2000 : 277 ) mikroorganisme dibagi menjadi :

1. Bakteri
Bakteri biasanya menyebabkan penyakit pada manusia. dalam perkembangannya
bakteri membutuhkan makanan, udara yang lembab, dan pada temperatur yang tepat.
Contoh : eccerecia coli, staphylococcus dan diphtheria bacilus.

2. Virus
Organisme hidup yang paling kecil adalah virus. ada beberapa virus yang tidak
bisa dilihat, walaupun sudah menggunakan mikroskop. biasanya virus ini menyebar
lewat media air dan makanan. sebagai contoh, virus hepatitis. sedangkan virus polio,
menyebar lewat makanan atau susu.

3. Parasit
Sebagai contoh endamoeba histolytica adalah parasit yang hidup di air, minyak,
buah atau sayuran dan makanan yang lain.

12
4. Jamur
Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur dengan kategori fungi. biasanya jamur ini
tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan pada makanan. sebagai
contoh, jamur yang ditemukan pada permukaan daging, bisa dibuang bagian daging
tersebut tanpa harus membuang semua daging.

5. Ragi
Sama dengan jamur, ragi juga tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan
kerusakan pada makanan. ragi biasanya bereaksi jika ada karbondioksida. ragi biasanya
digunakan dalam pembuatan minuman alcohol dan pembuatan roti.

F.Jenis Organisme Parasit


Jenis Organisme Parasit

1. Berdasarkan Akibat Yang Ditimbulkan Berdasarkan akibat yang ditimbulkan,


parasit dapat dibedakan menjadi : ParasitiASIS adalah jika parasit belum
mampu menimbulkan lesi (jejas) atau tanda klinis pada hospesnya, sedangkan
ParasitOSIS adalah jika parasit telah mampu menimbulkan lesi (jejas) atau
gejala klinis pada hospesnya. Contoh : infeksi cacingAscarissuumpada babi,
hasil pemeriksaan tinja ditemukan telur cacingAscarissuum tetapi babi tersebut
belum menampakkan gejala klinis, sehingga babi tersebut menderita Ascariasis.
Sedangkan jika babi tersebut telah menampakkan gejala klinis disebut
menderita Ascariosis Contoh infeksi Protozoa saluran pencernaan
(Balantidiumsp), hasil pemeriksaan tinja ditemukan bentuk kista atau
tropozoitBalantidiumsp, tetapi hewannya belum menampakkan gejala klinis,
sehingga disebut hewan menderita Balantidiasis dan jika gejala klinisnya sudah
nampak disebut Balantidiosis. Contoh infestasi artropoda kudis kulit
(Sarcoptesscabieipenyebab Scabies). Dari hasil pemeriksaan kerokan kulit
ditemukan tungau Sarcoptessp, jika hewannya belummenampakkan gejala
klinis disebut menderita Scabiasis dan jika sudah menampakkan gejala klinis
disebut Scabiosis.

2. Berdasarkan Lama Hidup Berparasit Pada Hospes Berdasarkan lama hidup


perparasit pada hospes, parasit dapat dibedakan menjadi :

a.Parasit yang Selama Hidupnya sebagai Parasit Contoh :


CacingTrichinellaspiraliscacing dewasanya hidup didalam saluran

13
pencernaan dan larvanya hidup diantara sel-sel daging serat lintang babi.
ProtozoaPlasmodium sp,stadium aseksualnya berparasit didalam eritrosit
unggas, sedangkan stadium seksualnya berparasit didalam tubuh nyamuk.
Artopoda (kutuMenopongallinae), sejak dari telur sampai dewasa hidup dan
melekat pada bulu ayam
b.Parasit yang Belum Dewasa sebagai Parasit dan setelah Dewasa Hidup Bebas
Contoh : artopoda (lalatChrysomiasp) dimana larva lalat ini umumnya hidup di
sela-sela ceracak kaki sapi sehingga menimbulkan Miasis, sedangkan lalat
dewasanya hidup bebas
c.Parasit yang Dewasa sebagai Parasit dan Sebelum Dewasa Hidup Bebas
Contoh : artropoda nyamuk, (Aedes, Anophelesdan Culex) betina dewasa hidup
sebagai parasit (menghisap darah), sedangkan jentik (belum dewasa) hidup
bebas didalam air. d.Parasit yang Hampir Seluruh Hidupnya sebagai Parasit.
Contoh : cacingFasciolagigantica, embrio yang ada didalam telur hidup bebas,
stadiummirasidium, sporokista, rediadancercariahidup sebagai parasit pada
siput air tawar (Lymnaeasp), stadiummetasercariahidup bebas dan cacing
dewasanya berparasit didalam hati dan kantung empedu herbivora.
3. Berdasarkan Lama Waktu Berparasitnya Berdasarkan lama waktu
berparasitnya, parasit dapat diebdakan menjadi ;
a.Parasit Temporer (Berkala = Periodik) adalah parasit yang mengunjungi
hospesnya pada waktu – waktu tertentu saja.Contoh : Nyamuk, lalat akan
menghisap darah hospesnya pada waktu tertentu saja
b.Parasit Stasioner, adalah parasit yang sebagian atau seluruh hidupnya
menetap pada hospes, apabila menetap selama satu stadium siklus hidupnya
disebut Parasit Stasioner Berkala (Stasioner Periodik) dan apabila selama
hidupnya menetap dan berparasit pada hospes disebut Parasit Stasioner
Permanen. Contoh. Parasit. Stasioner berkala, lalatGastrophylussp, karena
stadium larva saja yang berparasit didalam lambung kuda, sedangkan lalat
dewasa hidup bebas. Parasit Stasioner Permanen, salah satunya kutu
(Menopongallinae) karena selama hidupnya (telur, larva dan dewasa) hidup
pada bulu unggas. CacingTrichinellaspiralis, baik stadium larva dan dewasanya
hidup didalam tubuh hewan.
4. Berdasarkan Sifat Keparasitannya Berdasarkan sifat keparasitannya, parasit
dapat dibedakan menjadi parasit :
a.ParasitIsidentil adalah parasit yang secara kebetulan ditemukan pada hospes
yang tidak seharusnya (hospes yang tidak wajar). Contoh : cacing
pitaDipyllidiumcaninumadalah saluran pencernaan anjing, tetapi
kadang-kadang bisa ditemukan berparasit didalam usus manusia terutama
anak-anak. Kejadiannya dimana telur cacing pita termakan oleh larva pinjal
(Ctenocephalidessp) yang merupakan hospes antara cacing pita tersebut, pinjal
yang infektif secara tidak sengaja termakan oleh anak-anak sehingga didalam
ususnya terinfeksi cacing pita anjing

14
b.ParasitEratica adalah parasit yang lokasi berparasitnya ditemukan tidak pada
target organnya. Contoh : cacingAscarissuumsecara normal berpredileksi
(lokasi berparasitnya) didalam usus halus babi, tetapi karena sesuatu sebab yang
tidak diketahui secara pasti bisa ditemukan didalam kantung empedu atau
lambung babi. Contoh lain cacingAscaridiagalliadalah cacing saluran
pencernaan ayam, tetapi pernah ditemukan didalam telur dan uterus ayam.
c.Parasit Fakultatif adalah parasit yang dapat hidup bebas atau hidup sebagai
parasit. Contoh lalat rumah (Muscadomestica) umumnya baik stadium larva
dan dewasa hedup bebas, tetapi jika larvanya hidup didalam luka maka
menyebabkan Miasis (Belatungan)
d.Parasit Obligat adalah parasit yang hidupnya mutlak sebagai parasit, jadi
untuk kelangsungan hidupnya mutlak memerlukan hospes. Contoh ; cacing hati
Fasciolagigantica, Protozoa (Eimeriasp) dan Artropoda (Sarcoptessp)
kesemuanya mutlak memerlukan hospes, tanpa hospes akan mati.
e.ParasitSpuriosa adalah parasit yang dikeluarkan oleh bukan hospes yang
semestinya, dimana parasit tersebut tidak mengalami perkembangan atau
menimbulkan kerusakan pada hospes tersebut. Contoh pada pemeriksaan tinja
anjing ditemukan telur cacing pitaTaeniasaginatayang seharusnya berparasit
pada manusia, kemungkinan karena anjing memakan tinja manusia
yangmengandung telur cacing pita tersebut. Contoh lain : pada pemeriksaan
tinja ayam ditemukan telur cacingAscarissuumyang berparasit pada babi,
kemungkinan disebabkan karena ayam memakan bagian tinja babi yang
terkontaminasi telur cacingAscarissuum.
5. Berdasarkan Jumlah Hospes Yang Diperlukan Berdasarkan jumlah hospes yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan siklus hidupnya, maka parasit dibedakan
menjadi : a.PARASIT MONOXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan
siklus hidupnya hanya membutuhkan satu hospes yaitu hospes definitif saja
Contoh : tungauSarcoptesmembutuhkan hanya satu hospes definitif saja.
b.PARASIT HETEROXEN (“heteros” = berbeda) sering disebut
jugaDIHETEROXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus
hidupnya melalui stadium-stadium yang setiap stadiumnya memerlukan hospes
yang berlainan. Contoh : cacing hatiFasciolagiganticamemerlukan siput air
tawarLymnaeasppada stadium (mirasidium, sporokista, redia dan serkaria)
sedangkan dewasanya memerlukan mamalia sebagai hospes definitifnya.
c.PARASIT POLIXEN (“poly” = banyak) adalah parasit yang
dalammenyelesaikan siklus hidupnya memerlukan lebih dari satu hospes, tetapi
kesemuanya dari satu jenis. Contoh : kebanyakan caplak adalah parasit polixen,
karena stadium larva, nimpa dan dewasanya berparasit pada satu atau beberapa
hewan sejenis.
6. Berdasarkan Tempat Berparasitnya Berdasarkan tempat berparasitnya
(predileksinya), parasit dapat dibedakan menjadi:
a.EKTOPARASIT = EKTOZOA adalah parasit yang secara umum hidup pada
permukaan luar tubuh (kulit) hospes atau didalam liang (telinga luar dan rongga
15
hidung) yang berhubungan bebas dengan dunia luar dan termasuk juga parasit
datang – pergi (parasit yang tidak menetap didalam tubuh hospes). Contoh :
artropoda : kutu, pinjal, lalat, nyamuk, caplak dan tungau.
b.ENDOPARASIT = ENDOZOA adalah parasit yang hidup didalam organ
dalam, system (alimentarius, sirkulasi, respirasi), rongga dada, rongga perut,
persendian, otot daging atau jaringan lainnya yang tidak berhubungan langsung
dengan dunia luar. Contoh : cacing saluran pencernaan, cacing jantung,
protozoa saluran cerna dan protozoa darah.

G. Siklus hidup organisme parasit


Siklus Hidup Organisme Parasit

Siklus hidup (daur hidup) parasit adalah serangkaian fase (stadium) dari paarsituntuk
kelangsungan hidupnya. Mengenai siklus hidup parasit sangatlah penting,
karena pengendalian penyakit parasit tanpa dilandasi dengan pengetahuan siklus hidu
p parasitadalah sia– sia . Siklus hidup parasit secara umum dapat dibedakan menjadi:

SIKLUS HIDUP secara LANGSUNG,

Untuk melangsungan hidup parasitmemerkulan hanya satu hospes (hospes definitif)


dan parasit ini biasanya memilikifase bebas. Contoh cacing Ascaris suum Yang
menginfeksi babi, cacing dewasa bertelur dan keluar bersama tinja dan mencemari
lingkungan,telur mengalami perkembangan dimanadidalam telur terbentuk larva
stadium 1 dan 2 yang bersifat infektif dan akhirnya tertelan lagi oleh babi dan
berkembang menjadi dewasa.Disini hanya memerlukan satu hospes babi dan
perkembangan telur menjadi diluar tubuh babi (fase bebas).

SIKLUS HIDUP secara TIDAK LANGSUNG

Untuk kelangsungan hidup parasitmembutuhkan satu hospesdefinitive dan satu atau


lebih hospesintermedier. Contohcacing hati Fasciola gigantic yang menginfeksi sapi,
cacingdewasayang berpredileksi didalam kantung empedu bertelur dan keluar bersam
a tinja danmencemari lingkungan, dari dalam telur akan keluar mirasidium yang
harusmembutuhkanhospesintermedier siput Lymnaeasp untuk berkembang
menjadisporokista, redia dan serkaria, serkaria akan keluar dari tubuh siput dan
menempel pada rumput menjadi Metaserkaria infektif dan akhirnya harus tertelan oleh
sapi.

H. Cara berkembangbiak organisme parasit


Cara Kembangbiak Parasit

16
Parasit-parasit ini bisa masuk atau menembus kulit dan berkembang biak serta bertelur
di dalam kulit manusia. Di beberapa wilayah, parasit ini sudah bisa diberantas, tapi di
wilayah lain masih menjadi ancaman yang sangat nyata.

Ada lima jenis parasit yang bisa berkembang biak di kulit manusia, yaitu:

Kutu Kutu merupakan parasit yang sulit ditemukan, tapi telurnya tidak. Terdapat tiga
kategori kutu yang bisa mengganggu manusia yaitu kutu kepala, badan dan kutu
kemaluan. Cara makan kutu adalah dengan menggigit dan minum darah dari inangnya.
Kutu hanya pindah ke kulit saat ia akan makan, tapi untuk kutu kemaluan memang
hidup secara langsung di kulit. Parasit ini tidak bisa terbang atau melompat, tapi hanya
bisa merangkak. Selain itu larva dari telur kutu ini akan menetas setelah beberapa hari
dan seminggu kemudian telah menjadi dewasa serta mampu mereproduksi. Sebagian
besar pengobatan untuk parasit kutu dalam bentuk obat cair seperti shampoo.

Kutu tuma

Kutu tuma dikenal dengan banyak nama termasuk kutu belatung dan kutu pasir, parasit
ini akan hidup di kulit inangnya untuk makan. Kutu ini akan bernapas, buang air besar
dan juga bertelur melalui sepasang kakinya di belakang. Kutu perempuan akan
menembus kulit dan bertelur di sana, periodenya dapat berlangsung hingga tiga
minggu. Setelah itu kutu perempuan ini akan mati dan setelah telur menetas, kutu-kutu
ini akan menggigit inangnya dan melanjutkan siklus hidupnya. Bintil (nodul) di kulit
yang dibentuk oleh kutu ini akan membuat zat-zat lain mudah masuk sehingga berisiko
infeksi. Infeksi dari kutu ini disebut dengan tungiasis. Selain itu kutu ini juga bisa
menyebabkan necrosis (kematian jaringan) yang harus dihilangkan dengan cara
pembedahan.

Tungau kudis, kurap

Makhluk mikroskopik ini bisa menjadi masalah yang besar dan penyebarannya melalui
kontak kulit. Saat pertama kali terinfeksi, seseorang mungkin tidak memiliki gejala
sampai dua bulan tapi tetap bisa menular. Kondisi yang parah menimbulkan kerak di
kulit dan menjadi rumah bagi jutaan tungau untuk bertelur.

Salah satu gejala yang timbul adalah gatal, sehingga memicu seseorang untuk membuat
luka di kulit akibat menggaruk. Luka ini bisa menjadi terinfeksi dan memperburuk
kondisi seseorang. Biasanya dokter akan memberikan resep obat berupa lotion atau
krim.

Screwworm

Parasit ini disebut juga dengan Cochliomyiahominivorax, bentuk dewasa dari serangga
ini mirip dengan lalat. Serangga dewasa akan terbang mencari luka terbuka, lalu
meletakkan ratusan telur di sekitar tepi luka. Setelah beberapa jam telur akan menetas
17
dan larva mulai muncul. Larva ini akan bersembunyi masuk ke dalam daging melalui
luka.

Cacing filarial

Siklus hidup cacing filarial cukup menarik. Sebuah serangga seperti nyamuk akan
menggigit dan memakan darah dari inang yang terinfeksi, larva dari filarial ini akan
masuk ke serangga. Larva berkembang biak di dalam usus serangga dan setelah matang
akan masuk ke korban lain melalui gigitan serangga. Setelah masuk ke inang maka
akan melanjutkan siklusnya. Parasit ini bisa menyebabkan penyakit kaki gajah yaitu
pembengkakan ekstrim pada tungkai dan bagian tubuh lainnya.

I. Cara penularan organisme parasit

Cara Penularan Parasit

Secara garis besar cara penularan parasit dikelompokan menjadi 2 yaitu Secara vertical
dan horizontal

Penularan secara vertical

Penularan secara vertical adalah penularan yang terjadi melalui induk kepada anak
yang baru dilahirkannya. Penularan dengan cara ini dapat terjadi melalui : telur , air
,susu , atau plasenta.

2. Penularan secara horizontal adalah cara penularan yang umumnya terjadi antara
individu yang satu dengan indvidu yang lainnya, atau termasuk juga melalui bahan –
bahan tercemar

a. Kontak langsung adalah cara penularan yang terjadi karena adanya kontak fisik
antara dua individu atau lebih.

b. Per kutan atau melalui kulit.

Kulit merupakan barier pertama terhadap masuknya organisme asing ke dalam tubuh.
Sehingga kerusakan kulit apapun termasuk stadium infektif parasit akan
mempermudah masuknya organisme lain ke dalam tubuh.

c. Melalui makanan

Penularan parasit jenis ini dikarenakan masuknya sel telur/inang/parasit kedalam tubuh
manusia melalui makanan yang sudah terpapar inang /sel telur parasit tersebut.Parasit
yang menular lewat makanan yang tertelan yaitu :

18
Cacing Kremi ( EnterobiusVermicularis atau Oxyuris

Vermicularis)

2. Cacing gelang ( AscarisLumbricoides)

3. Cacing Cambuk ( TrichurisTrichiura)

4. Cacing Pita (TaeniaSangiata/TaeniaSollium

d. Melalui minuman ( air)

Penularan parasit dikarenakan terminumnya air yang terinfeksi iang cacing atau inang
parasit lainnya. Misalnya air yang terinfeksi inang kutu air genus Cyclops
menyebabkan masuknya parasit DraculuncusMedinensis.

e. Kontaminasi hewan

Penularan melalui kontaminasi hewan merupakan penularan yang

disebabkan oleh hewan parasit tersebut sehingga menyebabkan kerugian serta

penyakit pada manusia

J. Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Bakteri

Beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan bakteri :


1. Suhu
2. Ph medium atau lingkungan hidup
3. Ada tidaknya oksigen
4. Nitrogen
5. Mineral
6. Air.

Beberapa hal di atas sangat mempengaruhi pertumbuhan bakteri yang selanjutnya


mempengaruhi siklus hidup mereka. kondisi hidup optimal berbeda-beda pada setiap
bakteri. misalnya, psychrophiles, berkembang dengan optimal pada kondisi lingkungan
yang sangat dingin, sementara hyperthermophiles hanya dapat berkembang dengan
optimal di lingkungan yang panas, seperti dasar laut. allaliphiles membutuhkan
lingkungan yang sangat asam sementara neutrophiles lebih menyukai tempat-tempat
yang tidak asam atau basa,dll.
19
K. Implementasi Praktek Pencegahan Infeksi
1. Kebersihan tangan
2. Penggunaan alat pelindung diri
3. Penanganan limbah dan benda tajam
4. Pengendalian lingkungan
5. Peralatan perawatan pasien
6. Penanganan linen
7. Penyuntikan yang aman
8. Kesehatan karyawan
9. Etika batuk

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangbiakkan pada mikroorganisme terdiri dari dua cara, yakni aseksual
yang meliputi pembelahan biner (binary fission), pembelahan ganda (multiple fission),
perkuncupan (budding), pembelahan tunas dan pembentukkan spora, kemudian
perkembangbiakkan secara seksual yang terdiri atas oogami, anisogami, isogami, dan
rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitukonjugasi, transduksi dan
transformasi.
Cara penularan mikroorganism terjadi melalui udara, makanan, air yang tercemar,
dan melalui vektor serangga, kontak, dan resevoar infeksi.
Jenis organisme penyakit antara lain virus, bakteri, fungi, protozoa, riketsia dan
klamidia, mikoplasma dan cacing.

B. Saran

Setelah mempelajari makalah ini mahasiswa telah mampu mengidentifikasi dan


memahami jenis-jenis dari mikroorganisme dan pengaruhkehadiran mikroorganisme
tersebut terhadap kesehatan.Sehingga perawat mampu memberikan penjelasan
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan mikroorganisme tentang
bagaimana perkembangbiakkannya, cara penularannya dan jenis organisme penyakit
yang ditimbulkannya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga masih membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA

gould & brooker. 2003. mikrobiologi terapan untuk perawat. jakarta : egc
dwijoseputro, 2005, dasar-dasar mikrobiologi, djambatan: jakarta.
fardiaz, 1992, mikrobiologi pangan, dirjen pendidikan tinggi ipb: bogor.
winarno, 2002, kimia pangan dan gizi, pt. gramedia: jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai