Anda di halaman 1dari 15

Kajian Materi Pembelajaran

TEOREMA PYTHAGORAS DAN KONEKSI MATEMATIKA

Matematika adalah bahasa universal dan karenanya kemampuan


matematika siswa suatu negara sangat mudah dibandingkan dengan negara lain.
Oleh karena itu hendaknya materi yang diajarakan sesuai dengan setandar
internasional.
Matematika Kelas VIII SMP/MTs Kurikulum 2013 mencakup materi dan
kompetensi yang disesuaikan dengan standar internasional. materi misalnya, sejak
kelas VII telah diajarkan antara lain tentang data dan peluang, pola dan barisan
bilangan, aljabar, dan bangun, serta transformasi geometri. Kompetensi
pengetahuan bukan hanya tentang konsep tetapi bagaimana penerapannya dalam
menyelesaikan masalah. Selain itu keterampilan berfikir juga harus diasah untuk
dapat memecahkan masalah seperti kemampuan bernalar dan pembuktian serta
menggunkan koneksi untuk menyeleseaikan masalah.
Salah satu materi yang diajarkan disekolah menengah yaitu Teorema
Pythgoras. Dalam Teorema Pythgoras diajarkan bagaimana mengenali Teorema
Pythagras yang didahului dengan permasalahan kongkrit sebagai jembatan menuju
konsep matematika, setelah pemahaman tentang teorema tersebut baru diarahkan
matematika abstrak yaitu mencari sisi-sisi sebuah segitiga siku-siku selanjutnya
pemahaman tentang materi tersebut diperkenalkan untuk digunakan dalam
mnyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini peta konsep dari
materi Teorema Pythagoras
Peta Konsep Materi teorema Pythagoras
Buku Matematika siswa (2013) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

A. Teorema Pythagoras
Pada materi teorema pythagoras membahas beberapa sub bab yaitu
pengertian Teorema Pythagoas, dalam hal ini siswa akan mengenal rumus
Pythagoras dan mengenal tentang Tripel Pythagoras. Sub bab yang kedua yaitu
pythagoras dalam Segitiga Siku-Siku Khusus Pada, disiini siswa harus
mengantongi atau memahai tentang rumus Pythagoras ataupun Tripel
Pythagoras. Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk melakukan
penyelidikan terhadap sifat menarik dari segitiga siku-siku sama kaki dan
segitiga siku-siku yang besar sudutnya 30° - 60° - 90°. Dalam kegiatan ini kita
akan menemukan hubungan antar panjang sisi pada segitiga siku-siku samakaki
dan segitiga siku-siku 30° - 60° - 90°. Selanjutnya yang ketiga siswa
menggunakan atau menerapkan Teorema Pythagoras. Dalam sub bab ini
diharapkan siswa mampu menerapkan pengethuan siswa tentang Teorema
Pythgoras untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata. Adapun kemampuan
yang harus dimiliki siswa dalam hal ini adalah bilangan, Aljabar, Persamaan
Linier Satu Variabel, bagun datar dan bangun ruang.
B. Jenis-Jenis Kesulitan Siswa pada Materi Teorema Pythagoras
Wiyasaningtiyas (Skripsi, 2012) mengatakan Kesulitan yang dialami siswa
dalam memecahkan masalah berfokus pada empat langkah pemecahan masalah
menurut Polya, yaitu: Memahami masalah, Merencanakan penyelesaian,
Menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan Memeriksa kembali. Lebih lanjut
dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa kesulitan yang dialami siswa dalam
memecahkan masalah yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras sebagian
besar terletak pada ketidakpahaman siswa terhadap perbandingan sisi sudut
khusus pada segitiga siku-siku, Kesulitan siswa yang lain adalah
menyederhanakan bentuk akar. Hal yang senada juga diungkapkan Laras Ayni
Widyastuti (skripsi,2010) kesulitan yang dialami siswa juga mengaplikasikan
Teorema phytagoras ke dalam soal cerita sehingga anak cenderung
mengganggap matematika ilmu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan sehari-
hari.
C. Koneksi Matematis pada Materi Teorema Pythagoras
NCTM (2000: 64) menyatakan bahwa matematika bukan kumpulan dari
topik dan kemampuan yang terpisah-pisah, walaupun dalam kenyataannya
pelajaran matematika sering dipartisi dan diajarkan dalam beberapa cabang.
Matematika merupakan ilmu yang terintegrasi. Memandang matematika
secara keseluruhan sangat penting dalam belajar dan berfikir tentang koneksi
diantara topik-topik dalam matematika. Sarbini, 2008 ( Skripsi Siti Ramziah)
mengambil intisari dari makna koneksi matematis adalah pengaitan matematika
dengan pelajaran lain, atau dengan topik lain. Bell (1978: 145) (skripsi Sagiman
) menyatakan bahwa tidak hanya koneksi matematik yang penting namun
kesadaran perlunya koneksi dalam belajar matematika juga penting. Apabila
ditelaah tidak ada topik dalam matematika yang berdiri sendiri tanpa adanya
koneksi dengan topik lainnya. Koneksi antar topik dalam matematika dapat
difahami anak apabila anak mengalami. Wahyudin (2008) (blog Siti Ramziah)
mengungkapkan bahwa koneksi merupakan hubungan. Kaitannya dengan
matematika lebih lanjut dikatakannya bahwa koneksi itu merupa hubungan-
hubungan matematis dan saling pengaruh yang terjadi antar topik matematika,
di luar matematika dan di dalam minat-minat dan pengalaman siswa sendiri.
Sejalan dengan makna yang diungkapkan di atas.
Menurut NCTM (2000) standar koneksi dalam pembelajaran matematika
yaitu Mengenal dan menggunakan hubungan diantara ide-ide matematis,
Memahami bagaimana ide matematika saling berhubungan dan membangun satu
sama lain untuk menghasilkan keseluruhan yang saling terkait Mengenal dan
menerapkan ilmu matematika diluar konteks matematika.
Berdasarkan paparan diatas dapat dirumuskan kompetensi koneksi dalam
pembelajaran Teorema pythagoras yaitu:
K1 : Koneksi materi Teorema Pythagoras dengan sesama ilmu matematika
dalam hal ini dengan segitiga siku siku
K2 : Koneksi antara teorema pytagoras dengan bidang ilmu lainnya selain
matematika
K3 : Koneksi Materi teorema Pythagoras dengan dunia nyata atau kehidupan
sehari-hari
Selanjutnya, berikut ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai keempat
kompetensi koneksi sebagaimana disebutkan di atas.
1. Koneksi Materi teorema Pythagoras dengan sesama ilmu matematika
Koneksi antar konsep matematik dan prosedur representasi dari
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa secara benar akan mengantarkan
kepada mereka solusi dari permasalah tersebut. Jika siswa benar dalam
menggunakan koneksi maka akan mendapatkan urutan yang benar dalam
penyelesaian masalahdan itu akan menggambarkan kemampuan koneksi
matematis yang baik.
Dengan Adanya aspek koneksi antar topik matematika akan membantu
siswa menghubungkan konsep-konsep matematik untuk menyelesaikan suatu
permasalahan matematis.
Dalam kaitannya dengan materi pythgoras ada beberapa materi yang
dapat diakaitkan misalnya bangun datar dan bangun ruang, dalam bangun
ruang misalnya teorema pythgoras digunakan untuk menetukan jarak suatu
titik ketitik lainnya, mencari diagonal sisi dan diagonal ruang.
Contoh:
Diketahui sebuah kubus ABCD EFGH dengan panjang AB = 6 cm. M adalah
titik tengah garis HF, tentukan jarak titik B ke titik M?

Siswa akan merepresentasikan gambar persegi

Diketahui kubus ABCD EFGH


Dengan panjang AB 6 cm. Dengan
M adalah titik tengah HF

Selanjutnya titik M ditentukan maka didapat gambarkan jarak titik M ke


titik B
Dengan menggunakan aturan Teorema
Pythagoras didapat panjang HF adalah
HF2 = FG2+HG2
HF2 = 62+62
HF = √36 = 6√2
Untuk mencari jarak titik M ke titik B
didapat segitiga siku siku BFM
Seperti yang nampak pada gambar

1
FM = 2 HF
6
FM = 2 √2 =3√2

Maka jarak titik M ke titik B adalah


Dengan teorema pythagoras maka didapat
BM2 = BF2 + FM2
BM2 = 62 + 3√2
BM = √62 + (3√2)2

BM = √54 = √9 𝑥 6 = 3√6
Jadi jarak titik M ke titik B adalah 3√6 cm
Kekuatan koneksi disini dibutuhkan dalam menyelesaian permasalahan
tersebut. Masalah ini tentu berkaitan dengan penggunaan Teorema Pythagors
yakni mencari diagonal sisi yaitu panjang garis HF. Karena M adalah titik
tengah garis HF maka jarak antara titik M ke titik B akan menjadi suatu
hipotenusa dari segitiga siku siku yang dibentuk oleh titik M, titik B dan titik
F. Maka dengan Teorema Pythagoras maka jarak titik M ke titik B dapat
dihitung.
2. Koneksi antara Teorema Pytagoras dengan bidang ilmu lainnya selain
matematika
Salah satu hakekat metematika yang mempunyai posisi penting dalam
perkembangan peradaban manusia adalah matematika sebagai ratu dan
pelayan ilmu-ilmu lain. Artinya bahwa matematika sangat berpengaruh
terhadap ilmu lain, dengan kata lain banyak ilmu-ilmu dan penemuan yang
pengembangannya bergantung dari matematika cantohnya banyak teori-
teori dan cabang-cabang dari fisika dan kimia yang ditemukan dan
dikembangkan dari konsep kalkulus ( Suherman, 2003:25)
untuk kaitan antara Teorema Pythagoras dengan ilmu lainnya yakni
peggunaannya di materi fisika tentang resultan arah
Untuk menentukan besar dua buah vektor yang saling tegak lurus dapat kita
gunakan rumus menentukan besar dua buah vektor yakni:
(vR)2 = (va)2 + (vs)2 + 2va.vs.cos α
Karena arah vektornya tegak lurus maka sudut yang dibentuk oleh dua
vektor tersebut adalah 90°. Ingat cos 90 = 0, maka rumusnya menjadi:
(vR)2 = (va)2 + (vs)2 + 2va.vs.0
(vR)2 = (va)2 + (vs)2
Jadi, besarnya resultan dua vektor yang saling tegak lurus yakni:
vR2 = va2 + vs2
Ternyata rumus tersebut memenuhi Teorema Pythagoras. Hal ini karena
resultan dari vektor-vektor tersebut menghasilkan bentuk segitiga siku-siku.
Bagaimana menentukan arah resultan dari kedua vektor tersebut?
Untuk menentukan arah resultan dua buah vektor yang saling tegak lurus
perhatikan gambar 4 berikut ini.

Gambar 4

Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang vektor yang arahnya


saling tegak lurus silahkan simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal
Cekok akan menyeberangi sebuah sungai dengan menggunakan sampan.
Jika sampan yang ia kayuh dapat menghasilkan kecepatan 2 m/s, sedangkan
arus air di sungai itu memiliki kecapatan 5 m/s. Tentukan besar dan arah
resultan dari sampan tersebut.

Penyelesaian:
Jika kita misalkan kecepatan sampan = vs dan
kecepatan arus air = va, maka soal tersebut dapat
dinyatakan ke dalam gambar seperti berikut di
bawah ini.

maka:
vR2 = va2 + vs2
vR2 = 52 + 22
vR2 = 25 + 4
vR = √29 vR = 5,4
Jadi besar resultan dari kecepatan perahu tersebut adalah 5,4 m/s
Letak koneksi matematika dalam masalah ini adalah ketika dimnta
menentukan besar resultan kecepatan perahu tersebut. Maka dengan
menggambar arah resultan maka siswa akan melihat bentuk sudut siku siku
maka dengan mengkoneksikan dengan teorema Pytagoras maka siswa
dapat langsung mengaitkan bahwa resultan kecepatan tersebut sama saja
dengan hipotenusa dari segitiga yang terbentuk dari gambar vektor arah
tersebut.

3. Koneksi Materi Teorema Pythagoras dengan dunia nyata atau kehidupan


sehari-hari
Adanya koneksi matematika dengan dunia nyata meyekinkan kita
bahwa matematika tidak hanya sebagai ilmu abstrak namun aplikasinya
dapat sangat bermanfaat dalam kehidupan.
Sebagai contoh
Suatu hari Wachid dan Dani merencanakan akan pergi berlibur ke pantai.
Wachid menjemput Dani untuk berangkat bersama-sama ke pantai. Rumah
Wachid berada di sebelah barat rumah Dani dan pantai yang akan mereka
kunjungi terletak tepat di sebelah utara rumah Dani. Jarak rumah Wachid
dan Dani adalah 15 km, sedangkan jarak rumah Dani ke pantai adalah 20
km. Jika kecepatan rata-rata bersepeda motor Wachid adalah 30km/jam,
tentukan selisih waktu yang ditempuh Wachid, antara menjemput Dani
dengan langsung berangkat sendiri ke pantai?
Berdasarkan gambar dapat diketahui total jarak yang ditempuh Wachid
menuju ke pantai adalah 15 + 20 = 35 km. Sehingga dengan kecepatan rata-
rata 30 km/jam, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke pantai adalah 35
km ÷ 30 km/jam = 1,67 jam atau setara dengan 70 menit.
Namun jika Wachid tidak perlu menjemput Dani, maka dengan
menggunakan teorema Pythagoras dapat dicari jarak terpendek dari rumah
Wachid ke pantai yaitu:

Dengan kecepatan 30 km/jam Wachid hanya memerlukan waktu 25 ÷ 30 =


0,83 atau setara dengan 50 menit.
Jadi selisih waktu antara Wachid menjemput dengan tidak menjemput
Dani adalah 70 − 50 = 20 menit

Koneksi disini nampak pada saat mencari jarak terpendek dari rumah wahid
ke pantai. Dari sketsa antara rumah wahid , dani dan pantai ternyata
membentuk segitiga siku siku dengan kata lain jarak terpendek dari rumah
wahid ke pantai adalah sisi miring dari segitiga siku-siku. Maka dengan
Teorema Pythagoras jarak terpendek dapat dicari.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : ........................
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Satu
Materi Pokok : Teorema Pyhtagoras
Alokasi Waktu : 6 Pertemuan (10 Jam Pelajaran)
PERTEMUAN KELIMA
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


No Kompetensi Dasar Indikator
4. 4.1. Menggunakan pola dan 4.1.1. Menghitung perbandingan sisi-sisi
generalisasi untuk menyelesaikan segitiga siku-siku istimewa
masalah nyata 4.1.2. Menghitung panjang diagonal pada
bangun datar, misal persegi, persegi
panjang, belah- ketupat, dsb
5. 5.1. Menyelesaikan teorema pythagoras 5.1.1. Mengaplikasikan teorama pythagoras
untuk menyelesaikan berbagai dalam masalah kehidupan sehari hari
masalah
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati bertanya, menanya, mengumpulkan informasi,
mengolah informasi,dan mengkomunikasikan hasil mengolah informasi
dalam penugasan individu dan kelompok siswa dapat
1. Mengaplikasikan teorama pythagoras dalam masalah kehidupan sehari
hari

D. Materi Pembelajaran
Menyelesaikan Permasalahan Nyata dengan Teorema Pythagoras

E. Pendekatan, Model Pembelajaran


1. Pendekatan : Saitifik
2. Model : Kooperatif
3. Metode : Inquiri Terbimbing

F. Alat, Bahan, dan Sumber Pembelajaran


1. Alat dan Bahan
Alat :Leptop, power point, LCD
2. Sumber Pembelajaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indoesia. 2014.
Matematika SMP Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indoesia. (hal.137)

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Pendahuluan (10 menit)
1) Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
2) Melalui tanya jawab, peserta didik diharapkan untuk mengingat apa
yang telah mereka pelajari khususnya teorema pythagoras
3) Guru menegaskan tujuan yang akan dipelajari hari ini.
4) Bagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari

b. Kegiatan Inti (100 menit)


Tahap Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Waktu
Mengamati Siswa diminta untuk mengamati masalah 5.5 dan 5
masalah 5.6
Menanya Memberikan kesempatan siswa bertanya tentang 5
msalahyang akan diselesaikan jika siswa belum
memahami benar maksud permasalahn tersebut
Mengumpulkan 1. melalui kelompok masing masing siswa 10
informasi mencari dan memahami masalah yang ada,
baik masalah 5.5 dan 5.6
2. guru hendaknya mengontrol siswa dalam
kelompok sehingga siswa tetap fokus dalam
menggali informasi dari pengetahuan yang
telah dimiliki
Mengasosiasikan Setelah menggali informsi secara individu dalam 10
kelompok aka siswa mempresentasikan
pendapatnya dalam kelompok mereka karena bisa
saja ada cara yang berbda dalam menentukan
solusi dari permasalahan tersebut
Mengkomunikasikan 1. setelah siswa selesai diskusi dalam 10
keloampok mereka, perwakilan masing
masing klompok mempertanggungjawabkan
pekerjaan didepan kelas
2. bersama dengan kelompok lain mengoreksi
pekerjaan kelompok yang maju
3. kelompok lain diberikan kesempatan
memberikan tanggapan atau pertanyaan
kpada kelompok yang maju jika ad hal yang
belum dimengerti

c. Penutup
1. Mereview kembali secara singkat tentang teorema pythagoras agar
ingatan pemahaman siswa akan kegunaan teoremapythagoras makin
baik,
2. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan berkutnya akan
diadakan evaluasi tentang teorema pythagoras

Nama : ………………………….
Tanggal : ………………………….
Kelompok : ………………………….
Teorema Pythagoras
Selesaikanlah masalah-masalah berikut ini..!!!

Diketahui sebuah kubus ABCD EFGH dengan panjang AB = 6 cm. M adalah


titik tengah garis HF, tentukan jarak titik B ke titik M?
Jawab:
1. …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Cekok akan menyeberangi sebuah sungai dengan menggunakan sampan.


Jika sampan yang ia kayuh dapat menghasilkan kecepatan 2 m/s, sedangkan
arus air di sungai itu memiliki kecapatan 5 m/s. Tentukan besar dan arah
resultan dari sampan tersebut.
Jawab:
1. ........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
............................................................................................................
Jawab:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
............................................................................................................

Daftar Rujukan
Erman Suherman. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/matematika/article/view/22898 diakses 01
November 2014

http://online-journal.unja.ac.id/index.php/edumatica/article/view/842/733 diakses
02 november 2014

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014.Matematika / Untuk SMP/MTs


Kelas VIII Semester 1.Jakarta :Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laras. Jurnal Pengaruh motivasi dan metode belajara anak sekolah dasar terhadap
teorema Pythagoras.2010 (on line) diakses 03 november 2014
http://himapgsdkampus3uny.blogspot.com/2010/03/pengaruh-motivasi-dan-
metode-belajar.html

National Council of Teachers of Mathematics. Principles Assessment Standards for


School Mathematics. Reston, Va.: National Council of Teachers of
Mathematics, 2000.

Ramziah. 2011 http://ratisitiramziah.blogspot.com/2011/12/koneksi-matematis-


menggunakan-ctl.html diakses 03 november 2014 19.18

Anda mungkin juga menyukai