A. Teorema Pythagoras
Pada materi teorema pythagoras membahas beberapa sub bab yaitu
pengertian Teorema Pythagoas, dalam hal ini siswa akan mengenal rumus
Pythagoras dan mengenal tentang Tripel Pythagoras. Sub bab yang kedua yaitu
pythagoras dalam Segitiga Siku-Siku Khusus Pada, disiini siswa harus
mengantongi atau memahai tentang rumus Pythagoras ataupun Tripel
Pythagoras. Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk melakukan
penyelidikan terhadap sifat menarik dari segitiga siku-siku sama kaki dan
segitiga siku-siku yang besar sudutnya 30° - 60° - 90°. Dalam kegiatan ini kita
akan menemukan hubungan antar panjang sisi pada segitiga siku-siku samakaki
dan segitiga siku-siku 30° - 60° - 90°. Selanjutnya yang ketiga siswa
menggunakan atau menerapkan Teorema Pythagoras. Dalam sub bab ini
diharapkan siswa mampu menerapkan pengethuan siswa tentang Teorema
Pythgoras untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata. Adapun kemampuan
yang harus dimiliki siswa dalam hal ini adalah bilangan, Aljabar, Persamaan
Linier Satu Variabel, bagun datar dan bangun ruang.
B. Jenis-Jenis Kesulitan Siswa pada Materi Teorema Pythagoras
Wiyasaningtiyas (Skripsi, 2012) mengatakan Kesulitan yang dialami siswa
dalam memecahkan masalah berfokus pada empat langkah pemecahan masalah
menurut Polya, yaitu: Memahami masalah, Merencanakan penyelesaian,
Menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan Memeriksa kembali. Lebih lanjut
dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa kesulitan yang dialami siswa dalam
memecahkan masalah yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras sebagian
besar terletak pada ketidakpahaman siswa terhadap perbandingan sisi sudut
khusus pada segitiga siku-siku, Kesulitan siswa yang lain adalah
menyederhanakan bentuk akar. Hal yang senada juga diungkapkan Laras Ayni
Widyastuti (skripsi,2010) kesulitan yang dialami siswa juga mengaplikasikan
Teorema phytagoras ke dalam soal cerita sehingga anak cenderung
mengganggap matematika ilmu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan sehari-
hari.
C. Koneksi Matematis pada Materi Teorema Pythagoras
NCTM (2000: 64) menyatakan bahwa matematika bukan kumpulan dari
topik dan kemampuan yang terpisah-pisah, walaupun dalam kenyataannya
pelajaran matematika sering dipartisi dan diajarkan dalam beberapa cabang.
Matematika merupakan ilmu yang terintegrasi. Memandang matematika
secara keseluruhan sangat penting dalam belajar dan berfikir tentang koneksi
diantara topik-topik dalam matematika. Sarbini, 2008 ( Skripsi Siti Ramziah)
mengambil intisari dari makna koneksi matematis adalah pengaitan matematika
dengan pelajaran lain, atau dengan topik lain. Bell (1978: 145) (skripsi Sagiman
) menyatakan bahwa tidak hanya koneksi matematik yang penting namun
kesadaran perlunya koneksi dalam belajar matematika juga penting. Apabila
ditelaah tidak ada topik dalam matematika yang berdiri sendiri tanpa adanya
koneksi dengan topik lainnya. Koneksi antar topik dalam matematika dapat
difahami anak apabila anak mengalami. Wahyudin (2008) (blog Siti Ramziah)
mengungkapkan bahwa koneksi merupakan hubungan. Kaitannya dengan
matematika lebih lanjut dikatakannya bahwa koneksi itu merupa hubungan-
hubungan matematis dan saling pengaruh yang terjadi antar topik matematika,
di luar matematika dan di dalam minat-minat dan pengalaman siswa sendiri.
Sejalan dengan makna yang diungkapkan di atas.
Menurut NCTM (2000) standar koneksi dalam pembelajaran matematika
yaitu Mengenal dan menggunakan hubungan diantara ide-ide matematis,
Memahami bagaimana ide matematika saling berhubungan dan membangun satu
sama lain untuk menghasilkan keseluruhan yang saling terkait Mengenal dan
menerapkan ilmu matematika diluar konteks matematika.
Berdasarkan paparan diatas dapat dirumuskan kompetensi koneksi dalam
pembelajaran Teorema pythagoras yaitu:
K1 : Koneksi materi Teorema Pythagoras dengan sesama ilmu matematika
dalam hal ini dengan segitiga siku siku
K2 : Koneksi antara teorema pytagoras dengan bidang ilmu lainnya selain
matematika
K3 : Koneksi Materi teorema Pythagoras dengan dunia nyata atau kehidupan
sehari-hari
Selanjutnya, berikut ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai keempat
kompetensi koneksi sebagaimana disebutkan di atas.
1. Koneksi Materi teorema Pythagoras dengan sesama ilmu matematika
Koneksi antar konsep matematik dan prosedur representasi dari
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa secara benar akan mengantarkan
kepada mereka solusi dari permasalah tersebut. Jika siswa benar dalam
menggunakan koneksi maka akan mendapatkan urutan yang benar dalam
penyelesaian masalahdan itu akan menggambarkan kemampuan koneksi
matematis yang baik.
Dengan Adanya aspek koneksi antar topik matematika akan membantu
siswa menghubungkan konsep-konsep matematik untuk menyelesaikan suatu
permasalahan matematis.
Dalam kaitannya dengan materi pythgoras ada beberapa materi yang
dapat diakaitkan misalnya bangun datar dan bangun ruang, dalam bangun
ruang misalnya teorema pythgoras digunakan untuk menetukan jarak suatu
titik ketitik lainnya, mencari diagonal sisi dan diagonal ruang.
Contoh:
Diketahui sebuah kubus ABCD EFGH dengan panjang AB = 6 cm. M adalah
titik tengah garis HF, tentukan jarak titik B ke titik M?
1
FM = 2 HF
6
FM = 2 √2 =3√2
BM = √54 = √9 𝑥 6 = 3√6
Jadi jarak titik M ke titik B adalah 3√6 cm
Kekuatan koneksi disini dibutuhkan dalam menyelesaian permasalahan
tersebut. Masalah ini tentu berkaitan dengan penggunaan Teorema Pythagors
yakni mencari diagonal sisi yaitu panjang garis HF. Karena M adalah titik
tengah garis HF maka jarak antara titik M ke titik B akan menjadi suatu
hipotenusa dari segitiga siku siku yang dibentuk oleh titik M, titik B dan titik
F. Maka dengan Teorema Pythagoras maka jarak titik M ke titik B dapat
dihitung.
2. Koneksi antara Teorema Pytagoras dengan bidang ilmu lainnya selain
matematika
Salah satu hakekat metematika yang mempunyai posisi penting dalam
perkembangan peradaban manusia adalah matematika sebagai ratu dan
pelayan ilmu-ilmu lain. Artinya bahwa matematika sangat berpengaruh
terhadap ilmu lain, dengan kata lain banyak ilmu-ilmu dan penemuan yang
pengembangannya bergantung dari matematika cantohnya banyak teori-
teori dan cabang-cabang dari fisika dan kimia yang ditemukan dan
dikembangkan dari konsep kalkulus ( Suherman, 2003:25)
untuk kaitan antara Teorema Pythagoras dengan ilmu lainnya yakni
peggunaannya di materi fisika tentang resultan arah
Untuk menentukan besar dua buah vektor yang saling tegak lurus dapat kita
gunakan rumus menentukan besar dua buah vektor yakni:
(vR)2 = (va)2 + (vs)2 + 2va.vs.cos α
Karena arah vektornya tegak lurus maka sudut yang dibentuk oleh dua
vektor tersebut adalah 90°. Ingat cos 90 = 0, maka rumusnya menjadi:
(vR)2 = (va)2 + (vs)2 + 2va.vs.0
(vR)2 = (va)2 + (vs)2
Jadi, besarnya resultan dua vektor yang saling tegak lurus yakni:
vR2 = va2 + vs2
Ternyata rumus tersebut memenuhi Teorema Pythagoras. Hal ini karena
resultan dari vektor-vektor tersebut menghasilkan bentuk segitiga siku-siku.
Bagaimana menentukan arah resultan dari kedua vektor tersebut?
Untuk menentukan arah resultan dua buah vektor yang saling tegak lurus
perhatikan gambar 4 berikut ini.
Gambar 4
Penyelesaian:
Jika kita misalkan kecepatan sampan = vs dan
kecepatan arus air = va, maka soal tersebut dapat
dinyatakan ke dalam gambar seperti berikut di
bawah ini.
maka:
vR2 = va2 + vs2
vR2 = 52 + 22
vR2 = 25 + 4
vR = √29 vR = 5,4
Jadi besar resultan dari kecepatan perahu tersebut adalah 5,4 m/s
Letak koneksi matematika dalam masalah ini adalah ketika dimnta
menentukan besar resultan kecepatan perahu tersebut. Maka dengan
menggambar arah resultan maka siswa akan melihat bentuk sudut siku siku
maka dengan mengkoneksikan dengan teorema Pytagoras maka siswa
dapat langsung mengaitkan bahwa resultan kecepatan tersebut sama saja
dengan hipotenusa dari segitiga yang terbentuk dari gambar vektor arah
tersebut.
Koneksi disini nampak pada saat mencari jarak terpendek dari rumah wahid
ke pantai. Dari sketsa antara rumah wahid , dani dan pantai ternyata
membentuk segitiga siku siku dengan kata lain jarak terpendek dari rumah
wahid ke pantai adalah sisi miring dari segitiga siku-siku. Maka dengan
Teorema Pythagoras jarak terpendek dapat dicari.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : ........................
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Satu
Materi Pokok : Teorema Pyhtagoras
Alokasi Waktu : 6 Pertemuan (10 Jam Pelajaran)
PERTEMUAN KELIMA
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
D. Materi Pembelajaran
Menyelesaikan Permasalahan Nyata dengan Teorema Pythagoras
c. Penutup
1. Mereview kembali secara singkat tentang teorema pythagoras agar
ingatan pemahaman siswa akan kegunaan teoremapythagoras makin
baik,
2. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan berkutnya akan
diadakan evaluasi tentang teorema pythagoras
Nama : ………………………….
Tanggal : ………………………….
Kelompok : ………………………….
Teorema Pythagoras
Selesaikanlah masalah-masalah berikut ini..!!!
Daftar Rujukan
Erman Suherman. dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/matematika/article/view/22898 diakses 01
November 2014
http://online-journal.unja.ac.id/index.php/edumatica/article/view/842/733 diakses
02 november 2014
Laras. Jurnal Pengaruh motivasi dan metode belajara anak sekolah dasar terhadap
teorema Pythagoras.2010 (on line) diakses 03 november 2014
http://himapgsdkampus3uny.blogspot.com/2010/03/pengaruh-motivasi-dan-
metode-belajar.html