Anda di halaman 1dari 17

Hasil Diskusi Kelompok I

Tablet Ketoprofen

1. PEG tipe apa yang digunakan ? dan mengapa digunakan PEG ?


Jawab :
Polietilen glikol (PEG) biasanya PEG 4000, 6000, 8000 mennjukkan
berat molekul rata-rata besar digunakan sebagai pelumas/pelincir
dalam pembuatan tablet (Jones. 2008: 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Andalas
mennjukkan bahwa penggunaan PEG 6000 dapat meningkatkan disolusi tablet
dalam bentuk disperse padat (Mikhania. 2015: 31).
Kelemahan Ketoprofen terletak pada kelarutannya. Kelarutan Ketoprofen
adalah praktis tidak larut dalam air, sehinggahh diperlukan suatu metode untuk
meningkatkan kelarutan Ketoprofen,yaitu dibuat dalam bentuk disperse padat
Ketoprofen. Dispersi padat Ketoprofen-PEG 6000 1:9 dibuat dengan metode
peleburan (Ameliana, et al. 2018: 231).

2. Apa keuntungan dan kerugian tablet konvensional ?


Jawab:
Keuntungan:
a. Mudah untuk ditangani
b. Metode pembuatan yang beragam
c. Dapat diproduksi secara masal dengan biaya yang rendah
d. Merupakan sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak
e. Mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim
f. Konsisten dalam hal kualitas dan dosis yang presisi
g. Dapat dikonsumsi sendiri oleh pasien (tanpa bantuan petugas
kesehatan)
h. Memiliki stabilitas mekanis, kimia dan mikrobiologi yang paling
i. Baik dibandingkan dengan bentuk sediaan cair
j. Lebih tahan dari kerusakan fisik (tamperproof).
Kekurangan:
a. Masalah biovailabilitas karena kelarutan yang rendah dalam air dan absorbsi
yang rendah
b. Beberapa obat menyebabkan efek iritasi lokal atau berbahaya bagi mukosa
gastrointerstinal
c. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (misalnya
dalam keadaan tidak sadar)
d. Formulasi tablet cukup rumit. Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi
kompak padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya beraat jenis.
Zat aktif yaang sulit terbasahi (hidrofo), lambat melarut, dosisnya cukup
besar atau tinggi, absorbs optimum tinggi melalui saluran cerna, atau
kombinsi dari sifaat tersebut, akan sulit atau tidak mungkin diformulasi atau
dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan biovailabilitas
obat cukup (harus diformulasi sedemikian rupa). Zat aktif yang rasanya
pahit, zat aktif dengan bau yaang tidak dapat dihilangkan atau zat yang peka
terhadap oksigen, atmosfer.

3. Apa alasan menggunakan PVP sebagai penghancur dan amylum sebagai


pengikat ?
Jawab:
PVP berbentuk desintegran, dimana desintegran memproduksi granul dan
tablet pecah menjad partikel halus dan dalam saluran cerna dengan mudah
hancur karena mengandung pengikat dari forsa fisik kompressi yang
diperlukan dalam membentuk tablet (Agoes. 2008: 2018).
Dalam buku Pharmaceutcal Excipient, amylum digunakan Sebagai
pengikat (binder) untuk granulasi basah denganKonsentrasi 5 – 10 % (Rowe,
2009: 692)
4. Bagaimana cara kelompok 1 menentukan nomor batch ?
Jawab:
Nomor batch adalah kombinasi pembeda apa saja dari huruf angka
ataupun symbol dimana dari nomor tersebut secara lengkap dari pabrik, proses
pembuatan, pengemasan, penyimpanan, dan distribusi produk obat dapat
ditentukan:
a. Digit satu menunjukkan tahun pembuatan produk 1990=0, 1991=1,
1992=2 dst
b. Digit dua dan tiga menunjukkan kode produk dari produk ruahan
c. Digit empat dan lima, enam menunjukkan urutan produk
(Indah. 2013: 23)
5. PEG dan Mg. stearat lubrikan menurut Fastrack, alasan menggunakan PEG dan
mg. stearat, mana lebih bagus ?
Jawab :
Polietilen glikol (PEG) biasanya PEG 4000, 6000, 8000 menunjukkan
berat molekul rata-rata besar digunakan sebagai pelumas/pelincir dalam
pembuatan tablet. Kemanjurannya lebih rendah dibanding Mg.stearat (Jones,
David. 2008: 2016).
Kelemahan Ketoprofen terletak pada kelarutannya. Kelarutan Ketoprofen
adalah praktis tidak larut dalam air, sehingga diperlukan suatu metode untuk
meningkatkan kelarutan Ketoprofen, yaitu dibuat dalam bentuk disperse padat
Ketoprofen. Dispersi padat Ketoprofen-PEG 6000 1:9 dibuat dengan metode
peleburan (Ameliana, et al. 2018: 231).

6. Ketoprofen tidak larut dalam air, Apakah bisa jadi tablet atau tidak ? Sementara
pelarutnya menggunakan Air ?
Jawab:
Zat aktif tidak tidak larut dalam air krna fungsi air pada Metode granulasi
basah ini hanyalah sebagai pembasah. Dan meskipun demikian, tetap dapat
terbentuk tablet karena setalh dilakukan proses granulasi akan dilakukan
kompressi.mKelemahan Ketoprofen terletak pada kelarutannya. Kelarutan
Ketoprofen adalah praktis tidak larut dalam air, sehinggah diperlukan suatu
metode untuk meningkatkan kelarutan Ketoprofen, yaitu dibuat dalam bentuk
disperse padat Ketoprofen. Dispersi padat Ketoprofen-PEG 6000 1: 9 dibuat
dengan metode peleburan (Ameliana, et al. 2018: 231).
7. Mengapa menggunakan wadah toples pada caker? Mengapa dihaluskan dulu
baru ditimbang?
Jawab:
Mixing dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menggabungkan dua atau lebih komponen, yang awalnya dalam keadaan
tidak tercampur atau sebagian campuran. Mixing dilakukan dengan
menggunakan toples sebagai turbula mixer. Dalam proses mixingini zat yang
akan dicampur ditambahkan sedikit demi sedikit dengan agar menghasilkan
campuran yang mendekati sempurna (random mix). Proses mixing fase ini
dilakukan dengan cara toples berputar dengan kecepatan yang konstan kurang
lebih selama 5 menit (Agnia. 2109: 37).
Dalam jurnal pembuatan tablet paracetamol dengan metode granulais
basah, untuk memastikan bahwa serbuk yang digunakan tidak membenuk
partikel-partikel besar yang dapat mempengaruhi proses homogenitasnya.

8. Jelaskan maksud inkom dari zat aktif dalam mempengaruhi laju dan sifat
senyawa obat.
Jawab:
Tween 80 merupakan surfaktan non ionik yang dapat menurunkan
tenggangan antar muka antara obat dan medium sekaligus membentuk misel
sehingga molekul obat akan terbawa misel larut ke dalam medium sehingga
dapat meningkatkan laju pelarutan obat.

9. Apabila ditimbang baru dihaluskan, apakah berkurang bobotnya atau lebih ?


Jawab:
Bobot jenis dari bahan sama, hanya saja apabila digerus terlebih dahulu
kemudian ditimbang bisa jadi mengurangi bobot dari bahan. Karena pada
saat penggerusan kemudian bahan dikeluarkan ada sisa pada wadah lumpang
dan penggerus alu, bisa jadi bobot dari bahan juga ikut tertinggal sehingga
bobot dari bahan bisa berkurang.
10. Proses granulasi cantumkan no. mesh.
Jawab:
Nomor mesh yang digunakan adalaah no. Mesh 20. Kemudian granul
yang telah dikeringkan diayak juga dengan ayakan no. Mesh 20

11. Proses pencetakan tablet jelaskan maksud optimasi pada pencetakan tablet.
Jawab:
Untuk menghasilkan tablet yang berkualitas, bahan aktif harus melalui
tahapan preformulasi dan formulasi. Pada tahapan formulasi diperlukan
desain dan strategi untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Strategi
dilakukan melalui optimasi yang terkonsep. (Suhesti. 2009: 157)
Optimasi adalah proses untuk mencapai hasil yang Ideal atau nilai yang
efektif, dalam hal ini dilakukan pengukuran berat yang diinginkan untuk
tablet agar bobotnya seragam.
Hasil Diskusi Kelompok II
Tablet Aminofilin

1. Bagaimana cara pemberian obat aminofilin kepada pasien asma sedangkan


Aminofilin obat salut (lambat larut) ?
Jawab :
Berdasarkan jurnal (Ayudya. 2018; 3) Aminofilin atau Teofilin secara
cepat diabsorbsi setelah pemberian oral dan didistribusikan ke seluruh tubuh.
Sediaan lepas lambat .

2. Kenapa Aminofilin disalut dengan selulosa padahal Aminofilin tidak larut air ?
Jawab:
Berdasarkan jurnal ( Lorensia. 2018: 79) teofilin sangat sukar larut dalam
air. Namun dalam literatur (Dirjen POM. 2014: 112) dikatakan juga bahwa
kelarutan aminofilin 1 gram dalam 25 ml air yang menandakan bahwa
aminofilin larut air walaupun sedikit, selain itu dalam literatur (Rowe, dkk.
2009: 581) dikatakan bahwa kelarutan bahan aktif yang sukar larut air dapat
bertambah dengan adanya campuran dengan povidone (PVP). Sehingga dapat
dikatakan aminofilin larut dalam air.

3. Apa kelebihan bahan penyalut yang digunakan ?


Jawab :
Etil selulosa memiliki banyak kelebihan antara lain memiliki sifat stabil
dalam berbagai nilai pH dan tingkat kelembaban (Maulani. 2010: 1).

Selain itu pelepasan obat melalui bentuk sediaan berlapis etil selulosa
dapat dikontrol dengan difusi melalui lapisan film (Rowe. 2009: 263).

4. Atas dasar apa anda menggunakan 3 penyalut ?


Jawab :
Penyalut yang digunakan ialah etil selulosa yang dimana penyalut dalam
tablet ini berfungsi melindungi pasien dari terjadinya iritasi lambung
(Hadisoewignyo. 2016: 173) dikarenakan efek samping dari aminofilin yang
menyebabkan nyeri lambung (L.Keey. 1996: 441).
Digunakan gliserol sebagai pemlastis untuk memperbaiki sifat lapisan tipis
penyalut, yaitu untuk meningkatkan elastisitas polimer (Hadisoewignyo, dkk.
2016: 186). Selain itu ditambahkan Yellow 6 sebagai pewarna ialah untuk
memudahkan identifikasi dan memperbaiki penampilan sediaan tablet
(Hadisoewignyo. 2016: 45).

5. Kelebihan obat aminofilin sebagai obat asma dibandingkan obat lain?


Jawab :
Aminofilin/teofilin merupakan suatu bronkodilator yang poten dengan aksi
anti inflamasi yang ringan, sehingga dapat digunakan untuk pengobatan
serangan asma (Lorensia. 2018: 79).

6. Mengapa menggunakan pewarna?


Jawab :
Digunakan pewarna pada formulasi tablet dikarenakan bahan laktosa yang
digunakan dapat berubah warna menjadi coklat dalam penyimpanannya
sehingga digunakan pewarna yang berfungsi untuk memperbaiki penampilan
sediaan tablet (Hadisoewignyo. 2016: 45).

7. Mengapa menggunakan pvp dengan 2 fungsi, sedangkan dijurnal harus dipakai


terpisah ?
Jawab :
Karena syarat suatu bahan dapat dipakai sebagai penghancur yaitu mudah
mengembang.. Menurut buku (R.Voight. 1994: 208) PVP ini merupakan bahan
yang memiliki kemampuan mengembang yang nyata seperti aktivitas polaritas
tinggi dan memastikan kehancuran dan pvp ini sekaligus dapat berfungsi
sebagai bahan pengikat sehingga tablet menunjukkan daya tahan keausan yang
tinggi.

8. Apakah pka dan PH sudah sesuai dengan penyalut atau tidak ?


Jawab :
Penyalut yang digunakan ialah etil selulosa yang dimana memiliki sifat
stabil dalam berbagai nilai pH sehingga dapat disimpulkan penyalut tersebut
aman digunakan dalam berbagai kondisi baik basa maupun asam.
9. Mengapa menggunakan etil selulosa yang larut air dan aminofilin yang tidak
larut air?
Jawab :
Berdasarkan jurnal (Lorensia. 2018: 79) teofilin sangat sukar larut dalam
air. Namun dalam literatur (Dirjen POM. 2014: 112) dikatakan juga bahwa
kelarutan aminofilin 1 gram dalam 25 ml air yang menandakan bahwa
aminofilin larut air walaupun sedikit, selain itu dalam literatur (Rowe, dkk.
2009: 581) dikatakan bahwa kelarutan bahan aktif yang sukar larut air dapat
bertambah dengan adanya campuran dengan povidone (PVP). Sehingga dapat
dikatakan aminofilin larut dalam air.
Hasil Diskusi Kelompok III
Tablet Levofloxacin

1. Jelaskan metode kerja, nomor ayakan yang digunakan?


Jawab:
Adapun cara metode granulasi basah adalah timbang semua bahan yang
akan dipakai san lakukan pembuatan larutan pengikat. Pembuatan larutan
pengikat yaitu siapkan air murni dan tambahakna povidone mesukkan ke dalam
beaker glass aduk selama kurang lebih 5 menit. Lalu dilakukan pembuatan
tablet yaitu dimasukkan zat aktif, bahan pengisi, bahan penghancur, diaduk
selama kurang lebih 5 menit. Massa basah diayak dengan pengayak mesh 20,
pengayakan berfungsi unutk homogenitas ukuran parikel. Setelah massa basah
diayak masukkan massa basah ke dalam oven dengan suhu 40 o C selama
kurang lebih 3 jam. Setelah dioven ayak massa kering dengan ayakan mesh 20.
Lalu lakukan lubrikasi. Pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah
massa tablet melekat pada cetakan. Lalu masukkan granul kering ke dalam
plastic tambahakan talkum dan magnesium stearate sebagai pelincir dikocok
kurang lebih 5 menit sampai homogen. (Anggraini. 2016:4).

2. Mengapa Avicel digunakan sebagai penghancur padahal tidak larut dalam air?
Jawab:
Berdasarkan buku (Agoes. 2012: 306-307) prosedur kerja pada pembuatan
tablet metode granulasi basah, tidak terdapat langkah yang mengharuskan
untuk melarutkan bahan penghancur. Sehingga dapat disimpulkan kelarutan
bahan penghancur tidak berpengaruh dalam metode granulasi basah.

3. Atas dasar apa anda mengambil Avicel sebagai desintegran?


Jawab:
Avicel ph 102 banyak digunakan dalam obat-obatan terutama sebagai
bahan penghancur dan bahan pengikat (Rowe. 2009: 130).
Avisel ph 102 merupakan salah satu bahan disintegran. Dan merupakan
salah satu derivate selulosa, bahan tersebut digunakan sebagai disintegrant
karena mempunyai sifat alir yang baik yang disebabkan partikelnya berbentuk
speris. Avisel ph 102 memperlihatkan sifat sebagai disintegrant yang sangat
baik dan juga bertindak dengan mekanisme wicking action. (Setiyawan.
2010:11)

4. Maksud dari inkomptabiltas zat aktif?


Jawab:
Inkompabilitas atau ketidakcampuran didefinisikan sebagai suatu reaksi
yang tidak diinginkan yang dapat mengubah stabilitas kimia,fisika,terapetik
dari sediaan obat (Sharly. 2016: 86)

5. Atas dasar apa anda menggunakan laktosa anhidrat ?


Jawab:
Anhydrous laktosa tersedia dalam berbagai ukuran partikel dan umumnya
digunakan sebagai pengencer dalam proses granulasi basah dan granulasi
kering. Ini adalah bahan kristalin (Jones. 2009: 210)

6. Apakah ada perbandingan tertentu dari PVP dan aquades?


Jawab:
Karena yang digunakan adalah PVP 3%, maka perbandingannya adalah
adalah 3 g dalam 100 ml aquadest.

7. Apakah PVP tidak dilarutkan terlebih dahulu ?


Jawab:
Pembuatan larutan pengikat yaitu siapkan air murni dan
tambahakna povidone mesukkan ke dalam beaker glass aduk selama kurang
lebih 5 menit (Anggraini. 2016: 4)

8. Apakah penggunaan laktosa dapat menjadi satu alas an dari interaksi


levofloksasin?
Jawab:
Penggunaan levofloxacin dengan obat yang mengubah konsentrasi glukosa
darah meningkatkan risiko gangguan glukosa darah (Martindale. 2009: 292)
9. Kenapa digunakan dosis 500 mg ?
Jawab:
Menurut buku (ISO. 2015: 113) dosis levofloksasin adalah 500 mg
Menurut (Yuliana. 2015:13) dosis levofloksasin adalah 500 mg.
Menurut (Fatmawaty. 2017:10) dosis levofloksasin 500 mg.
Berdasarkan beberapa literature, diputuskan untuk membuat tablet
levofloksasin dengan dosis 500 mg.

10. Kenapa bobot tablet yang digunakan 800 mg?


Jawab:
Berdasarkan jurnal (Ashok. 2014: 233) bobot tablet levofloksasin sekitar
850 mg. Berdasarkan jurnal (Bano,dkk. 2010: 18) bobot 2 brand tablet
Levofloksasin adalah 752,65 mg dan 766,05 mg. Dosis zat aktif yang
digunakan adalah 500 mg, untuk dapat membuat zat aktif tesebut kompak
maka diperlukan zat tambahan dengan range tertentu. Diperkirakan dengan
bobot tablet 800 mg sudah dapat membuat tablet tersebut kompak.

11. Alasan pembuatan sediaan, keuntungan dan kerugian?


Jawab:
Dipilih tablet konvensionalnya karena tablet ini di absorbsi dengan basis
dari duodem (75-90%) dan tahan terhadap inaktivasi asam lambung
(Martindale. 36: 203).
Tablet konvensional adalah tablet tak bersalut yang dibuat dengan siklus
pengempaan tunggal dan biasanya terdiri atas zat aktif tunggal atau dalam
kombinasi dengan excipient tablet ini akan terdesintegrasi apabila
bersentuhan di saluran cerna (Charles. 2010: 6).
Secara umum bentuk tablet memberikan beberapa keuntungan
dibandingkan bentuk sediaan obat lainnya:
1. Bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari
semua semua bentuk sediaan oral.
2. Ongkos pembuatan paling rendah
3. Paling ringan dan kompak.
12. Avisel ph 102 atau 101 yang digunakan ?
Jawab:
Avicel ph 102 banyak digunakan dalam obat-obatan terutama sebagai
bahan penghancur dan bahan pengikat (Rowe. 2009: 130)
Avisel ph 102 merupakan salah satu bahan disintegran. Dan merupakan
salah satu derivat selulosa, bahan tersebut digunakan sebagai desintegrant
karena mempunyai sifat alir yang baik yang disebabkan
partikelnya berbentuk speris. Avisel ph 102 memperlihatkan
sifat sebagai disintegrant yang sangat baik dan juga bertindak dengan
mekanisme wicking action (Setiyawan. 2010: 11)

13. Mengapa menggunakan Avicel 10% ?


Jawab:
Pada range/kadar avicel pH 102 dengan kadar 10% meningkatkan laju
disolusi dab menurunkan kerapatan dan mempercepat waktu hancur. Formula
yang menagdung avicel pH 102 10% merupakan formula terpilih yang
meningkatakan mutu fisik dan laju disolusi (Setyawan. 2010: 15-16).

14. Perbedaan mg. stearate dan talk ?


Jawab:
Berdasarkan fungsinya, talkum berfungsi sebagai lubrikan dan
magnesium stearat sebagai glidan. Talkum dan magnesium stearate
mempunyai sifat hidrofobik yang akan membuat lapisan film pada partikel
bahan padat, sehingga dapat mengurangi gesekan antar partikel dan
memudahkan partikel tersebut mengalir. Kombinasi talkum dan magnesium
stearat mempunyai sifat yang dapat menyelubungi permukaan granul
sehingga mengurangi gaya gesekanantar granul dan granul akan mudah
mengalir.

15. Bagaimana membuat dengan granulasi basah, bahan yang digunakan tidak
larut air?
Jawab:
Berdasarkan buku (Agoes. 2012: 306-307) prosedur kerja pada pembuatan
tablet metode granulasi basah, tidak terdapat langkah yang mengharuskan
untuk melarutkan bahan. Sehingga dapat disimpulkan kelarutan bahan tidak
berpengaruh dalam metode granulasi basah.

16. Perbedaan q.s dan ad ?


Jawab:
ad (ad) artinya: sampai;pada
qs (quantum siffict): jumlah secukupnya
(Syamsuni. 2007: 24,226)
Hasil Diskusi Kelompok V
Tablet Attapulgit

1. Alasan pemilihan attapulgit 650 mg, sedangkan dalam Medscape dan ISO 600
mg ?
Jawab:
a. Akita (Attapulgit 700 mg dan pectin 50 mg) (Sukandar. 2008: 436 )
b. Neo Entrostop (Attapulgit 650 mg dan pectin 50 mg) (Sukandar. 2008: 440 )
c. Licopec (Attapulgit 600 mg dan pectin 50 mg) (Sukandar. 2008: 439 )
Jadi, kami mengambil dosis tengah pertabletnya.

2. Mengapa memilih 2 zat aktif sedangkan efeknya sama?


Jawab:
Kombinasi attapulgite dan pectin dimana keduanya sebagai adsorben
untuk mrningkatkan kemampuan obat dalam menyerap racun, gas, bakteri,
virus yang terdapat dalam usus sehingga diare dapat berhenti. Pectin juga
berfungsi memadatkan pengeluaran racun dan kuman penyebab diare Bersama
feses sehingga diare berhenti. Mengatasi diare dengan tetap dan membuat
saluran pencernaa menjadi sehat (Syahraeni. 2011: 11).

3. Apa yang dimaksud dengan fines pada alasan pemilihan PVP?


Jawab:
Fines adalah partikel serbuk yang melewati mesh 80 (ukuran partikel
kurang dari 180µm) . fines dalam jumlah tertentu dibutuhkan untuk mengisi
rongga antar partikel granul sehingga tablet yang dihasilkan lebih kompak
(Achmad. 2015: 1)

4. Pada cara kerja ke-3, apakah pencampuran secara bersamaan dapat


membuat bahan menjadi homogen ? Maksud 70-12- N pada cara kerja?
Jawab:
Ini hanya persoalan mekanisme kerja, jika menggunakan lumping alu
maka dimasukkan bahan satu persatu dan jika menggunakan blender maka
harus di mix bersamaan dengan tujuan homogen.
70-120 N merupakan range optimasi kekerasan tablet, dengan satuan
newton (Agnia. 2015: 38-39).

5. Mengapa menggunakan 2% talk, sedangkan menurut (Agoes. Goeswin. 2012)


range talk 0,2-0,3% ?
Jawab:
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh kombinasi mg. stearat dengan
talcum sebagai lubrikan terhadap profil disolusi tablet. dibuat tabet dengan
granulasi basah, hasil persen terdisolusi menit ke 60 menunjukkan bahwa
disolusi rata-rata berturut-turut 95,7209% , 97,6474%, dan 99,9373%. Dari
data disolusi, berdasarkan perbandingan dari 3 formula maka perbandingan
yang diberikan untuk mg staerat dan talcum yaitu kadar mg stearate lebih kecil
dibanding talcum. Berdasarkan jurnal yang kami dapatkan, maka kami
mengambil range talk 2% dan range mg stearate 1%, dalam hal ini
perbandingan talk dan mg staearat adalah kadar mg staearat lebih kecil
dibanding talk (Sofyan. 2015:1).

6. Mengapa menggunakan range amilum 5% sedangkan 5% amilum sebagai


pengikat dan penghancur?
Jawab:
Menurut (Rowe. 2009: 686-691) ataupun buku-buku lain, range amilum 2-
15% sebagai desintegran (penghancur). Dan range 5-25% sebagai pengisi, oleh
karena itu, kami tetap mengacu pada point desintegran.

7. Bahan pembasah apa yang digunakan?


Jawab :
Larutan pengikat yang digunakan dalam formula yaitu PVP dengan kadar
5% atau sebanyak 8,75 gram. Pembuatannya dengan cara melarutkan PVP
dengan aquadest. PVP merupakan zat yang mudah larut dalam air. Dalam FI III
dikatakan perbandingan zat yang mudah larut dengan pelarutnya: 1-10 dan
aquadest yang ditambahkan sebanyak 3 kalinya 26,25 ml. Larutan pengikat
yang dihasilkan berwarna jernih dan transparan (Agnia.2015: 36-39).
8. Tablet apa yang akan dibuat dan alasan pembuatan tablet?
Jawab :
Tablet konvensional metode granulasi basah. Alasan pembuatan karena
sangat banyak jurnal atau literatur yang bahas alasan-alasan pembuatan tablet
granulasi basah. Keuntungan dari pembuatan tablet konvensional dengan
granulasi basah yaitu meningkatkan fluiditas dan kompaktibilitas, sesuai untuk
tabley dosis tinggi dan sifat aliran buruk, mengurangi debu, pembasahan granul
sesuai untuk homogenitas sediaan dosis rendah (Rundonuwu. 2017: 111).

9. Apakah pemilihan pectin sesuai dengan tablet konvensional ?


Jawab:
Sesuai, karena banyak literatur yang mengkombinasi attapulgit dan pectin
menjadi sediaan tablet, salah satu contohnya pada buku ISO dengan komposisi
attapulgite 650 mg dan pectin 50 mg (Sukandar. 2008: 440).
10. Pada cara kerja, apakah tidak dilakukan penimbangan ? alasan penggunaan
suhu 37˚C?
Jawab :
Pada cara kerja dilakukan penimbangan. Ditimbang bahan masing-masing:
a. Attapulgit 65 g
b. Pectin 5 g
c. PVP 2,4 g
d. Talk 1,6 g
e. Mg. stearat 0,8 g
f. Amilum 4 g
g. Laktosa 1,2 g
(Agniai. 2015: 38-39)
Alasan penggunaan suhu 37˚C adalah karena suhu berpemgaruh signifikan
terhadap kandungan kembab, keceptan alir, kompresibilitas, kerapuhan granul,
kekerasan dan kerapuhan tablet, maka kami memilih suhu optimum 37˚C
(Reiza. 2010: 12).
HASIL DISKUSI
TEKHNOLOGI SEDIAAN SOLID
PERCOBAAN
“GRANULASI BASAH”

DISUSUN
OLEH:

KELOMPOK : I (SATU)
KELAS : FARMASI LABORATORIUM B
ASISTEN : ASSADIRA SRI NINGRUM, S. Farm

LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

ROMANGPOLONG - GOWA
2019

Anda mungkin juga menyukai