LANDASAN TEORI
Tata letak pabrik adalah perancangan susunan fisik suatu unsur kegiatan
mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja, dan peralatan
yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi barang jadi.
Dalam merancang Tata Letak yang baik terdapat beberapa tahap dasar yaitu
pembuatan barang atau jasa. Dengan kata lain, merupakan pengaturan tempat
sumber daya fisik yang digunakan untuk membuat produk. Rancangan ini
umumnya digambarkan sebagai rencana lantai yaitu suatu susunan fasilitas fisik
hubungan antara petugas pelaksana, aliran bahan, aliran informasi dan tata cara
yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara efektif dan efesien.
produk untuk mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar
dan definisi perancangan tata letak yang telah diuraikan sebelumnya, maka
stasiun kerja produksi yang disusun berdasarkan interaksi antar departemen yang
9
memenuhi kriteria tertentu sehingga interaksi tersebut optimal dalam proses
merupakan suatu persoalan yang penting, karena pabrik atau industri akan
beroperasi dalam jangka waktu yang lama, maka kesalahan di dalam analisis dan
efektif dan tidak efisien. Perencanaan tata letak merupakan salah satu tahap
produksi yang efektif dan efisien sehingga tercapai suatu proses produksi dengan
biaya yang paling ekonomis. Studi tentang pengaturan tata letak fasilitas selalu
berkaitan dengan minimasi total cost. Yang termasuk dalam elemen–elemen cost
yaitu conctruction cost, installation cost, material handling cost, production cost,
safety cost, in-process storage cost. Disamping itu, perencanaan yang teliti dari
Perencanaan fasilitas yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi
dan dalam beberapa hal akan juga menjaga kelansungan hidup ataupun
kesuksesan kerja suatu industri. peralatan dan desain produk yang bagus tidak
akan ada artinya akibat perencanaan layout yang sembarangan. Karena aktivitas
produksi suatu industri secara normalnya berlangsung lama dengan tata letak yang
tidak berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang dibuat didalam perencanaa tata
10
letak ini akan mnyebabkan kerugian-kerugian yang sangat besar (Ekoanindiyo dan
Wedana, 2012).
Menurut Apple (1990), tujuan tata letak pabrik yang baik akan
sebagai berikut :
Biasanya suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output)
yang lebih besar dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit, man hours
yang lebih kecil, dan mengurangi jam kerja mesin (machine hours).
letak yang terkoordinir dan terencana baik akan dapat mengurangi waktu
untuk merubah bahan menjadi produksi jadi, maka hal ini akan
dari tiga elemen dasar sistem produksi yaitu : bahan baku, orang/pekerja,
atau mesin dan peralatan produksi, bahan baku akan lebih sering
11
untuk pabrik. Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan mengatasi
mengkoreksinya.
Susunan mesin yang tepat dan susunan departemen yang tepat dapat
harus
kemacetan. Layout yang baik akan memberikan luasan yang cukup untuk
seluruh operasi yang diperlukan dan proses bisa berlangsung mudah dan
sederhana.
dilaksanankan dalam perancangan tata letak pabrik. keenam prinsip dasar tersebut
12
1. Prinsip intergrasi secara total
Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah merupakan integrasi
secara total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit
Hampir setiap proses yang terjadi dalam suatu industri mencakup beberapa
beberapa gerakan perpindahan dari, material yang mana kita tidak dapat
dari suatu operasi ke operasi yang lain, waktu dapat dihemat dengan cara
interupsi.
Pada dasarnya tata letak adalah suatu pegaturan ruang yang akan dipakai
produksi lainnya.
Kepuasan kerja bagi seseorang adalah sangat besar artinya. Hal ini bisa
13
6. Prinsip Fleksibelitas
Untuk pengaturan tata letak pabrik yang ekonomi akan bisa dicapai bila
Dalam perencanaan tata letak pabrik yang baik dibutuhkan pula langkah-
langkah yang benar dalam merancang tata letak pabrik tersebut, pada saat
14
14. Mengalokasikan aktivitas-aktivitas pada ruang yang telah direncanakan.
terkait.
menyimpan barang yang akan digunakan dalam produksi sampai barang diminta
berbagai macam jenis produk yang memiliki unit penyimpanan dalam jumlah
yang besar maupun yang kecil dalam jangka waktu saat produk dihasilkan oleh
pabrik (penjual) dan saat produk dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja
dalam fasilitas produksi. Gudang sebagai tempat yang dibebani tugas untuk
tersebut diminta sesuai dengan jadwal produksi. Gudang atau storage pada
umumnya akan memiliki fungsi yang cukup penting didalam menjaga kelancaran
Menurut Hadiguna dan Setiawan (2008), pada suatu pabrik ada macam-
macam gudang menurut karakteristik material yang akan disimpan, yaitu sebagai
berikut :
15
1. Penyimpanan bahan baku
Dalam industri manufaktur, kita sering menemui bahwa benda kerja harus
sering pula harus terhenti karena dari satu operasi ke operasi berikutnya
kantor.
16
5. Penyimpanan komponen jadi
6. Salvage
salah sebelum diproses kembali. Benda kerja yang tidak bisa diperbaiki
1. Penerimaan (receiving)
2. Penyediaan
17
3. Penyisihan (put away)
4. Penyimpanan (storage)
6. Pengepakan (packaging)
7. Penyortiran
penempatan barang ini berdampak pada waktu transportasi yang dibutuhkan dan
barang di gudang :
lokasi input barang, implikasi kebijakan ini adalah waktu pencarian barang
18
umumnya cara ini dilakukan pada sistem AS/RS (Automated
Storage/Retrievel System).
Kantor Gudang
Area S/R
tempat yang khusus hanya untuk bahan atau material tersebut. Kebijakan
ini akan mengurangi waktu dalam pencarian barang, namun ruang yang
dibutuhkan menjadi kurang efisien karena ruang kosong untuk satu bahan
lainnya.
19
J K L M N O
G H I P Q R
D E F S T U
A B C V W X
Y Z AA
Kantor Gudang AB AC AD
Area S/R
AE
antara aturan dedicated storage dan random storage sehingga metode ini
level aktivitas storage dan retrieval (S/R) dalam gudang, yaitu 80%
aktivitas S/R diberikan pada 20% dari item, 15% aktivitas S/R diberikan
pada 30% dari item dan yang terakhir 5% aktivitas S/R diberikan pada
20
Kantor Gudang Area S/R
keseluruhan. Kelima prinsip tersebut adalah sebagai berikut (Johan dan Suhada,
2018) :
21
1. Popularitas
gudang terjadi atas 15% dari keseluruhan barang yang disimpan. Untuk
2. Kesamaan
diminimalkan.
3. Ukuran
22
4. Karakteristik
bentuknya yang tidak umum dan mudah hancur, sifatnya yang berbahaya,
5. Utilisasi Ruang
aisle tape atau cat. Ruang kosong dalam area gudang harus
23
2.3 Perhitungan Metode Penyimpanan Class-Based Storage
pada metode Class Based Storage dilakukan dengan menghitung utilitas gudang
perpindahan dan ongkos material handling. Setelah diketahui kondisi pada layout
tersedia dan total luas ruang. Sedangkan utilitas blok dilakukan berdasarkan rasio
pemakaian dan pembuatan blok yang ada di dalam gudang saat ini. Rumus yang
dkk 2012):
24
2.3.2 Perhitungan Frekuensi Perpindahan
dengan membagi jumlah total bahan baku dengan kemampuan angkut material
data maksimal jumlah material yang masuk tiap bulannya. Karna, pada penelitian
kali ini tidak menghitung total kebutuhan bahan baku dan berapa penetapan
frekuensi kedatangan bahan baku tiap bulan. Oleh karna itu, perhitungan jumlah
masuk dengan titik pusat blok penyimpanan dari masing-masing material. Pada
25
balik akan sama. Untuk menentukan titik pusat dari suatu bentuk benda, dilakukan
dengan mencari titik berat dari bentuk benda tersebut. Berat benda berbentuk
luasan (dua dimensi) sebanding dengan luasnya (A). Secara umum titik berat
2012):
(𝐗𝟏.𝐀𝟏)+(𝐗𝟐.𝐀𝟐) (𝐘𝟏.𝐀𝟏)+(𝐘𝟐.𝐀𝟐)
X0 = Y0 = ....................per (2.4)
𝐀𝟏+𝐀𝟐 𝐀𝟏+𝐀𝟐
Dimana:
A1 = luas benda 1
A2 = luas benda 2
frekuensi perpindahan dan jarak blok penyimpanan dari I/O point. Jarak
jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus. Rumus yang digunakan (Karonsih,
dkk 2012):
26
dimana :
Dimana :
2. Perhitungan depresiasi
𝟏
D = ( P – S)..............................................................per (2.7)
𝐍
Dimana :
27
3. Biaya mesin
4. Biaya operator
biayaoperator.......................................................... per(2.9)
digunakan rumus :
𝐎𝐌𝐇
OMHpermeter = ..................per(2.10)
𝐣𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐩𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡𝐚𝐧
metode otomatis, material dapat dipindahkan satu kali maupun beribu kali.
Material dapat dialokasikan pada lokasi yang tetap maupun secara acak atau
material dapat ditempatkan pada lantai maupun da atas. Apabila terdapat dua buah
(a,b), maka untuk menghitung jarak antar dua titik tengah dij dapat dilakukan
1. Rectilinear Distance
28
Jarak di ukur sepanjang lintasan dengan menggunakan garis tegak lurus
satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah material yang berpindah
2. Euclidean Distance
jarak diukur sepanjang lintasan garis lurus antara dua buah titik. Jarak
Jarak diukur sepanjang lintasan sebenarnya yang melintas antara dua buah
29
sudah ditentukan pada jaringan lintasan terkendali. Oleh karena itu, jarak
Euclidean.
30