Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menghadapi era pasar bebas saat ini, persaingan di dunia industri

sangat ketat di sertai dengan kemajuan dunia teknologi yang semakin pesat, maka

perusahaan di tuntut untuk dapat menciptakan produk dengan biaya murah,

disertai dengan ketatnya persaingan usaha di dunia industri, menuntut perusahaan

untuk selalu berkembang dan melakukan inovasi-inovasi di berbagai bidang. Tata

letak fasilitas pabrik termasuk aspek utama dalam dunia industri karena berkaitan

erat dengan cara pengaturan fasilitas-fasilitas perusahaan. Pengaturan tata letak

fasilitas pabrik yang optimal akan berkontribusi terhadap kelancaran seluruh

operasi perusahaan. Artinya tata letak fasilitas pabrik yang baik dapat

menempatkan berbagai fasilitas dan peralatan fisik secara teratur sehingga

mendukung pekerjaan berjalan secara produktif (Hadiguna dan Setiawan, 2008).

Salah satu aspek yang penting dalam tata letak fasilitas pabrik adalah

gudang. Karonsih dkk, (2012), menyatakan bahwa gudang adalah tempat untuk

menyimpan barang, baik bahan baku yang akan dilakukan proses manufakturing

maupun barang jadi yang siap untuk dipasarkan. Aktivitas yang dilakukan di

dalam gudang diantaranya adalah material handling. Umumnya, biaya yang

diperlukan dalam kegiatan material handling cukup besar. Salah satu usaha yang

dapat dilakukan untuk meminimalkan biaya perpindahan barang yakni melalui

perbaikan tata letak penempatan bahan baku pada gudang bahan baku. Tata letak

penempatan bahan baku yang baik adalah tata letak yang memungkinkan bahan

baku yang tersimpan dapat terjangkau dan jarak pemindahan yang minimum.

1
Jarak pemindahan yang minimum akan dapat mengurangi biaya perpindahan

bahan baku sehingga dapat mengurangi total biaya operasional gudang bahan

baku.

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak bahan baku

adalah untuk meminimumkan biaya pemindahan barang atau meningkatkan

efisiensi dan mempersingkat waktu transportasi bahan baku yang akan di angkut

menuju lantai produksi. Perancangan tata letak bahan baku pada gudang bahan

baku akan menentukan bagaimana aktivitas-aktivitas di dalam gudang bahan baku

dapat diatur sedemikian rupa, sehingga dapat menunjang upaya pencapaian tujuan

pokok secara efektif dan efisien. Perencanaan tata letak bahan baku yang baik

akan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan ruang, waktu maupun biaya

yang dikeluarkan dalam pemindahan bahan baku. Di sisi lain, tata letak bahan

baku yang kurang teratur dapat menyebabkan panjangnya jarak perpindahan

bahan yang dapat berakibat pada lamanya waktu proses produksi, serta

meningkatnya biaya perpindahan bahan baku.

PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk unit Padang merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi pakan ternak ayam petelur dan

pedaging. Perusahaan memproduksi tiga jenis produk seperti pellet (untuk ayam

pedaging), kosentrat (untuk ayam petelur), semi pellet atau crumble (untuk anak

ayam). Perusahaan tersebut saat ini mempunyai 4 buah gudang bahan baku

dengan posisi sejajar yang letak intake lantai produksinya pada gudang 2. Intake

adalah tempat memasukkan bahan baku dari gudang bahan baku untuk diproses

pada dapartemen produksi yang terdiri gedung dari 7 lantai. Intake berfungsi

untuk tempat masuk bahan baku ke gedung produksi, dalam proses material

2
handling dari area bahan baku disimpan menuju intake menggunakan forklift,

kemudian bahan baku yang telah dimasukkan ke intake akan di angkut oleh

Elevator ke lantai produksi paling tinggi yaitu lantai tujuh pada dapartemen

produksi. Setelah selasai di proses di dapartemen produksi, produk jadi akan

keluar di gudang produk jadi dan proses penyimpanan bahan baku di lakukan oleh

divisi warehouse. Hal yang menjadi masalah dalam produksi sehari-hari

diperusahaan ini adalah sistem penempatan penyimpanan bahan baku yang masih

menggunakan sistem Random Storage (penyimpanan secara acak) yaitu sistem

penempatan bahan baku yang baru datang diletakkan pada area yang kosong pada

gudang dan tidak memperhatikan penempatan bahan baku yang paling banyak di

pakai dekat dengan intake lantai produksi, dimana hal ini akan menyebabkan

penataan bahan baku pada gudang bahan baku yang tidak beraturan, sehingga

akan menyebabkan biaya dan jarak material handling tidak dapat di kontrol dan

bahan baku yang banyak digunakan letaknya jauh dari intake lantai produksi,

seperti SBM (Kedelai) yang termasuk bahan baku paling banyak digunakan

letaknya berada pada gudang tiga dengan jarak ± 133 Meter dari intake lantai

produksi, tetapi PBPM (tepung tulang) yang frekuensi pemakain sedang letaknya

pada gudang satu ± 15 Meter dari intake lantai produksi. Tentu hal ini akan

menyebabkan pemborosan waktu dan biaya dalam proses material handling baku

di gudang. Untuk itu perlu dilakukan penataan kembali jenis-jenis bahan baku

tersebut dimana bahan baku yang paling banyak di gunakan diletakkan paling

dekat ke intake agar dapat menekan biaya dan mempersingkat waktu dalam proses

material handling pada gudang bahan baku PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk unit

Padang.

3
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengatur tata letak

penempatan bahan baku pada gudang bahan baku adalah metode class based

storage. Class based storage merupakan kebijakan penyimpanan yang membagi

menjadi tiga kelas A, B dan C berdasarkan pada hukum Pareto dengan

memperhatikan level aktivitas storage dan retrieval (S/R) dalam gudang, yaitu

80% aktivitas S/R diberikan pada 20% dari item, 15% aktivitas S/R diberikan

pada 30% dari item dan yang terakhir 5% aktivitas S/R diberikan pada 50% dari

item. hukum Pareto merupakan prinsip meletakkan item yang memiliki

accesibility terbesar di dekat titik Input-Output (Hadiguna dan Setiawan, 2008).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat topik laporan kerja

praktek dengan judul “perbaikan tata letak penempatan bahan baku diarea

gudang penyimpanan bahan baku berdasarkan metode class based storage

pada PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk”.

1.2 Rumusan masalah

Permasalahan pokok pada penelitian ini adalah penempatan bahan baku

pada gudang bahan baku masih menggunakan metode random storage yang

mengakibatkan bahan baku yang fast moving letaknya jauh dari intake lantai

produksi. Sehingga, dilakukan penataan kembali tata letak penempatan bahan

baku pada gudang bahan baku untuk menurunkan ongkos material handling dan

jarak material handling bahan baku yang fast moving paling minimum dari intake

lantai produksi dengan metode Class Based Storage.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian dilakukan pada PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Padang.
4
2. Penelitian dilakukan pada tanggal 16 Juli 2018 sampai 16 agustus 2018.

3. Data yang digunakan merupakan data bahan baku Januari - Agustus 2018.

4. Data yang di kumpulkan berdasarkan observasi dan wawancara.

5. Dalam perhitungan jarak menggunakan metode rectilinier.

6. Analisis dilakukan hanya pada gudang bahan baku.

7. Luas area penyimpanan bahan baku dan proses penimbangan bahan baku

premix (Vitamin) memakai luas yang sudah ada sebelumnya.

8. Tidak menganalisis biaya bahan baku jagung yang disimpan di area

khusus (SILO).

9. Tidak menghitung biaya material handling produk jadi pada warehouse.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah perbaikan tata letak bahan baku pada

gudang bahan baku yang lebih efektif dan efesien, sehingga biaya material

handling menjadi minimum dan jarak bahan baku yang fast moving di letakkan

paling dekat dengan intake lantai produksi.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menentukan kebutuhan luas lantai setiap jenis bahan baku pada gudang

bahan baku.

2. penentuan penghematan jarak perjalanan total material handling di gudang

bahan baku.

3. Penentuan penghematan ongkos material handling sebelum dan sesudah

penataan penempatan bahan baku pada gudang bahan baku.

5
1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian memberikan penjelasan mengenai apa saja keuntungan

yang diperoleh baik bagi perusahaan maupun bagi mahasiswa sebagai penulis :

a. Bagi Perusahaan

1. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan mengenai

berapa biaya, waktu dan jarak material handling bahan baku di

gudang bahan baku yang selama ini di terapkan.

2. Sebagai masukan bagi perusahaan bilamana akan diadakan

perubahan tata letak bahan baku pada gudang bahan baku.

b. Bagi Peneliti

1. Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah dan

mengetahui perbandingan antara ilmu pengetahuan di bangku

kuliah dengan dunia kerja.

2. Dapat menguji kemampuan pribadi baik dari segi disiplin maupun

sosialisasi hidup bermasyarakat didalam lingkungan perusahaan.

3. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan serta daya kreatif

diri yang sesuai dengan lingkungan di masa yang akan datang.

4. Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman untuk dapat

terjun ke dalam masyarakat terutama di lingkungan dunia kerja.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek adalah sebagai

berikut:

6
BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang hal-hal yang melatar belakangi penulisan

laporan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan

masalah yang di angkat yaitu perbaikan tata letak penempatan bahan baku

diarea gudang penyimpanan bahan baku berdasarkan metode class based

storage pada PT. Japfa Cofeed Indonesia Tbk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisikan mengenai kerangka tahapan pelaksanaan penelitian

serta penjelasannya yang di bahas sehingga penelitian dapat dilakukan

dengan lebih terarah dan memudah kan menganalisis permasalahan yang

ada.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini di terangkan objek penelitian pengumpulan data yang

dilakukan penjabaran secara detail terhadap data yang di dapat dan metode

yang digunakan dalam mengidentifikasi masalah.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini membahas mengenai analisis dari hasil pengolahan data serta

interpretasi dari hasil yang di dapatkan melalui penelitian tersebut.

7
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan target pencapaian dari tujuan penelitian dan

kesimpulan-kesimpulan yang di peroleh dari pembahasan bab-bab

sebelumnya. Dalam bab ini penulis juga menyampaikan saran-saran

perbaikan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai