PENDAHULUAN
Dalam menghadapi era pasar bebas saat ini, persaingan di dunia industri
sangat ketat di sertai dengan kemajuan dunia teknologi yang semakin pesat, maka
letak fasilitas pabrik termasuk aspek utama dalam dunia industri karena berkaitan
operasi perusahaan. Artinya tata letak fasilitas pabrik yang baik dapat
Salah satu aspek yang penting dalam tata letak fasilitas pabrik adalah
gudang. Karonsih dkk, (2012), menyatakan bahwa gudang adalah tempat untuk
menyimpan barang, baik bahan baku yang akan dilakukan proses manufakturing
maupun barang jadi yang siap untuk dipasarkan. Aktivitas yang dilakukan di
diperlukan dalam kegiatan material handling cukup besar. Salah satu usaha yang
perbaikan tata letak penempatan bahan baku pada gudang bahan baku. Tata letak
penempatan bahan baku yang baik adalah tata letak yang memungkinkan bahan
baku yang tersimpan dapat terjangkau dan jarak pemindahan yang minimum.
1
Jarak pemindahan yang minimum akan dapat mengurangi biaya perpindahan
bahan baku sehingga dapat mengurangi total biaya operasional gudang bahan
baku.
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak bahan baku
efisiensi dan mempersingkat waktu transportasi bahan baku yang akan di angkut
menuju lantai produksi. Perancangan tata letak bahan baku pada gudang bahan
dapat diatur sedemikian rupa, sehingga dapat menunjang upaya pencapaian tujuan
pokok secara efektif dan efisien. Perencanaan tata letak bahan baku yang baik
yang dikeluarkan dalam pemindahan bahan baku. Di sisi lain, tata letak bahan
bahan yang dapat berakibat pada lamanya waktu proses produksi, serta
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk unit Padang merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi pakan ternak ayam petelur dan
pedaging. Perusahaan memproduksi tiga jenis produk seperti pellet (untuk ayam
pedaging), kosentrat (untuk ayam petelur), semi pellet atau crumble (untuk anak
ayam). Perusahaan tersebut saat ini mempunyai 4 buah gudang bahan baku
dengan posisi sejajar yang letak intake lantai produksinya pada gudang 2. Intake
adalah tempat memasukkan bahan baku dari gudang bahan baku untuk diproses
pada dapartemen produksi yang terdiri gedung dari 7 lantai. Intake berfungsi
untuk tempat masuk bahan baku ke gedung produksi, dalam proses material
2
handling dari area bahan baku disimpan menuju intake menggunakan forklift,
kemudian bahan baku yang telah dimasukkan ke intake akan di angkut oleh
Elevator ke lantai produksi paling tinggi yaitu lantai tujuh pada dapartemen
keluar di gudang produk jadi dan proses penyimpanan bahan baku di lakukan oleh
diperusahaan ini adalah sistem penempatan penyimpanan bahan baku yang masih
penempatan bahan baku yang baru datang diletakkan pada area yang kosong pada
gudang dan tidak memperhatikan penempatan bahan baku yang paling banyak di
pakai dekat dengan intake lantai produksi, dimana hal ini akan menyebabkan
penataan bahan baku pada gudang bahan baku yang tidak beraturan, sehingga
akan menyebabkan biaya dan jarak material handling tidak dapat di kontrol dan
bahan baku yang banyak digunakan letaknya jauh dari intake lantai produksi,
seperti SBM (Kedelai) yang termasuk bahan baku paling banyak digunakan
letaknya berada pada gudang tiga dengan jarak ± 133 Meter dari intake lantai
produksi, tetapi PBPM (tepung tulang) yang frekuensi pemakain sedang letaknya
pada gudang satu ± 15 Meter dari intake lantai produksi. Tentu hal ini akan
menyebabkan pemborosan waktu dan biaya dalam proses material handling baku
di gudang. Untuk itu perlu dilakukan penataan kembali jenis-jenis bahan baku
tersebut dimana bahan baku yang paling banyak di gunakan diletakkan paling
dekat ke intake agar dapat menekan biaya dan mempersingkat waktu dalam proses
material handling pada gudang bahan baku PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk unit
Padang.
3
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengatur tata letak
penempatan bahan baku pada gudang bahan baku adalah metode class based
memperhatikan level aktivitas storage dan retrieval (S/R) dalam gudang, yaitu
80% aktivitas S/R diberikan pada 20% dari item, 15% aktivitas S/R diberikan
pada 30% dari item dan yang terakhir 5% aktivitas S/R diberikan pada 50% dari
praktek dengan judul “perbaikan tata letak penempatan bahan baku diarea
pada gudang bahan baku masih menggunakan metode random storage yang
mengakibatkan bahan baku yang fast moving letaknya jauh dari intake lantai
baku pada gudang bahan baku untuk menurunkan ongkos material handling dan
jarak material handling bahan baku yang fast moving paling minimum dari intake
1. Penelitian dilakukan pada PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Padang.
4
2. Penelitian dilakukan pada tanggal 16 Juli 2018 sampai 16 agustus 2018.
3. Data yang digunakan merupakan data bahan baku Januari - Agustus 2018.
7. Luas area penyimpanan bahan baku dan proses penimbangan bahan baku
khusus (SILO).
Tujuan umum penelitian adalah perbaikan tata letak bahan baku pada
gudang bahan baku yang lebih efektif dan efesien, sehingga biaya material
handling menjadi minimum dan jarak bahan baku yang fast moving di letakkan
1. Menentukan kebutuhan luas lantai setiap jenis bahan baku pada gudang
bahan baku.
bahan baku.
5
1.5 Manfaat Penelitian
yang diperoleh baik bagi perusahaan maupun bagi mahasiswa sebagai penulis :
a. Bagi Perusahaan
b. Bagi Peneliti
berikut:
6
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
masalah yang di angkat yaitu perbaikan tata letak penempatan bahan baku
ada.
dilakukan penjabaran secara detail terhadap data yang di dapat dan metode
Bab ini membahas mengenai analisis dari hasil pengolahan data serta
7
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN