Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.

W
PADA TAHAP PRA SEKOLAH

Disusun Oleh:

1. Arina Yulianti
2. Faiz Ma’ruf
3. Heni Fitrianingsih
4. Putwi Pravita Sari

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SERULINGMAS

MAOS-CILACAP

2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak Prasekolah adalah anak yang berusia antara usia 3-6 tahun,
serta biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi,
Oktiawati, Saputri, 2015). Pada masa ini anak sedang mengalami masa
pertumbuhan dan perkembangan, sehingga keluarga dengan anak pra
sekolah orang tua harus berperan dalam melakukan tugasnya.
Anak prasekolah memiliki masa keemasan (the golden age) dalam
perkembanganya disertai dengan terjadinya pematangan fungsi-fungsi
fisik dan psikis yang siap merespon dari berbagai aktivitas yang terjadi di
lingkunganya. Pada masa ini merupakan waktu yang tepat untuk
mengembangkan berbagai pontensi dan kemampuan antara lain motorik
halus dan kasar, sosial, emosi serta kognitifnya (Mulyasa, 2012). Di
samping itu menurut Gardner dalam buku Yus Anita (2012) masa anak
prasekolah masa dimana terjadinya peningkatan kecerdasan dari 50%
menjadi 80%. Peningkatan ini dapat tercapai secara maksimal bila
lingkungan sekitar mampu memberikan rangsangan dan stimulasi yang
tepat kepada anak itu sendiri, tetapi apabila anak tidak mampu
memperoleh rangsangan dan stimulasi dengan tepat maka otak anak tidak
akan mampu berkembang dan berfungsi secara maksimal.
Menurut penelitian yang dilakukan Aquarisnawati (2011),
menyampaikan bahwa tidak terpenuhinya stimulasi atau kegiatan yang
bersifat fisik khususnya pada motorik halus di usia pra sekolah akan
berdampak anak cenderung mengalami gangguan konsentrasi pada saat
anak belajar di bangku sekolah dasar yang di sebabkan karena motorik
halus anak belum matang. Untuk memilih metode pembelajaran yang
sekiranya tepat untuk perkembangan motorik halus anak usia dini, orang
tua dan guru berperan sebagai pedoman serta pendidik harus benar-benar
mengerti dan menguasai metode yang akan diterapkan dalam proses

2
pembelajaran sehingga aspek motorik halus dapat terbentuk secara
optimal. Pada umumnya jika perkembangan motorik halus mampu
terlewati dengan baik, maka akan berdampak pada perkembangan kognitif
anak, misal anak bisa membaca dengan baik, menulis dengan baik, dan
memiliki konsentrasi yang baik.
Menurut Yus (2011) perkembangan motorik halus anak prasekolah
sudah dapat meniru membuat garis tegak, miring, lengkung, dan lingkaran.
Serta belajar menggunting dengan berbagai dengan pola (lingkaran,
segitiga, gelombang, segi empat, zig- zag). Sedangkan menurut Wiyani
(2015) perkembangan motorik halus anak prasekolah sudah dapat
memasukan benda kecil kedalam botol (krikil, potongan lidi, biji-bijian).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka penulis mengambil
rumusan masalah “Bagaimana Melaksanakan Asuhan Keperawatan yang
Baik dan Benar Pada Keluarga Tn. W ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga
dengan keluarga anak prasekolah.
2. Tujuan Khusus :
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap perkembangan keluarga.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi keluarga pada anak
prasekolah.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga
dengan keluarga anak prasekolah.
e. Mahasiswa mampu menjelaskan peran dan tanggung jawab
keluarga pada anak prasekolah.

3
f. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anak usia
prasekolah.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Soetijiningsih, 2011).
Keluarga adalah sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari suami, istri, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (UU No. 52
tahun 2009 dalam Wirdhana et al, 2012).
Dari beberapa pengertian keluarga diatas dapat disimpulkan
bahawa keluarga adalah suatu kumpulan dua orang atau lebih yang terdiri
dari suami, istri dan anak yang terjalin dalam hubungan darah, hubungan
perkawinan dan pengangkatan yang hidup bersama dalam keterikatan
aturan dan mempunyai peran masing-masing dalam keluarga.

B. Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) yaitu sebagai
berikut:
1. Tahap I: Keluarga Pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan
dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

5
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua).
2. Tahap II: Keluarga Yang Sedang Mengasuh Anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi
berumur 30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan
kelahiran anak pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran
terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan
bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan
semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada
mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan
ketidakadekuatan menjadi orang tua baru. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu:
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
b. Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
3. Tahap III: Keluarga Yang Anak Pra Sekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak
pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.
Sekarang,
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami -
ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari.
Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.

6
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
4. Tahap IV: Keluarga Dengan Usia Sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan
mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari
masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum,
dan hubungan keluarga di akhir tahap ini. Adapun tugas perkembangan
keluarga yaitu:
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan
b. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
d. Meningkatkan komunikasi terbuka
5. Tahap V: Keluarga Dengan Anak Remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari
siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6
hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
6. Tahp VI: Keluarga Dengan Melepaskan Anak Dewasa Muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah
kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat

7
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang
ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang
masih tinggal di rumah. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Tahap VII: Orang Tua Pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia
pertengahan dari bagi orangtua, dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian
salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan
pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian. Adapun tugas perkembangan
keluarga yaitu :
a. Mempertahankan Kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Tahap VIII: Keluarga Dengan Masa Pensiun dan Lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah
satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung
hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan
lain meninggal. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
c. Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan “ Life Review”

8
C. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) terdapat empat fungsi
keluarga meliputi :
1. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi upaya pemenuhan kebutuhan akan
kasih sayang, pengertian, dan menentukan kebahagiaan keluarga.
Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul
karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak terpenuhi. Fungsi afektif
berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif
tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga yang dapat mempertahankan makna yang positif,
mempelajari dan mengembangkan fungsi afektif melalui interaksi serta
hubungan dalam keluarga.
Setyowati (2008) ada beberapa komponen yang perlu dipenuhi
oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif yaitu : Pertama,
saling mengasuh seperti cinta kasih, kehangatan saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang
dan dukungan dari anggota yang lain. Hubungan yang tercipta dalam
keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan
orang lain di luar keluarga/masyarakat. Kedua, saling menghargai
merupakan usaha mempertahankan sikap positif dengan anggota
keluarga yang mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga.
Ketiga, ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan
sepakat melalui hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga
dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada
berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak
dapat berkembang dan meniru tingkah laku yang positif dari kedua
orang tua ataupun keluarga lainnya.

9
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasuh; cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling


mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain. Maka, kemampuan untuk
memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat saling mendukung. Hubungan intim
didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan
dengan oranglain di luar keluarga / masyarakat.

2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan


mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif, maka fungsi afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan


sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga
dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada
aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan
proses identifikasi yang positif sehingga anak – anak dapat meniru
tingkah laku positif dari kedua orang tua mereka.

2. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Keluarga
memiliki tanggung jawab utama dalam mengubah seorang bayi dalam
hitungan tahun menjadi makhluk sosial yang mampu berpartisipasi
penuh dalam masyarakat. Selain itu, sosialisasi seharusnya tidak
sekedar dianggap berhubungan dengan pola perawatan bayi dan anak,
tetapi lebih kepada proses seumur hidup yang meliputi internalisasi
sekumpulan nilai dan norma yang tepat agar dapat menjadi seorang

10
remaja, suami/istri, orangtua, seorang pegawai yang baru kerja,
kakek/nenek, mahasiswa, dan pensiunan (Friedman, 2010).
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi
dan menjaga kelangsungan keluarga. Menjamin kontinuitas antar
generasi keluarga dan masyarakat yaitu menyediakan anggota baru
untuk masyarakat Leslie & Korman (1989 dalam Friedman, 2010).
Pernikahan dan keluarga dirancang untuk mengatur dan
mengendalikan perilaku seksual serta reproduksi. Sekarang, fungsi
reproduksi telah dipisahkan dari keluarga.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi, mengembangkan kemampuan individu
dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dan melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup
finansial, ruang, dan material dalam alokasinya yang sesuai melalui
proses pengambilan keputusan (Setiadi, 2008).
5. Fungsi Perawatan/ Pemeliharaan Kesehatan
Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi fisik keluarga dipengaruhi oleh
orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan, dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan
dan praktik kesehatan (yang mempengaruhi status kesehatan anggota
keluarga secara individual) merupakan fungsi keluarga yang paling
relevan (Friedman ,2010).

Sementara menurut WHO dalam Ratnasari (2011) fungsi keluargga


terdiri dari:

1. Fungsi Biologis

11
Fungsi biologis adalah fungsi untuk meneruskan keturunan,
memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota
keluarga, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
2. Fungsi Psikologis
Fungsi dalam memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi
Fungsi dalam membina sosialisasi pada anak, meneruskan nilai-nilai
keluarga, dan membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak.
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi dalam mencari sumber-sumber penghasilan, mengatur dalam
penggunaan penghasilan keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan
keluarga dimasa mendatang.
5. Fungsi Pendidikan
Fungsi dalam mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya, menyekolahkan anak agar memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai
dengan bakat dan minat yang dimilikinya, serta mempersiapkan anak
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa untuk kehidupan
dewasa di masa yang akan datang.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman 2010) :

1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil papaun yang dialami anggota keluarga secara


tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga,
maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat
kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan sebesar apa
perubahannya.

12
2) Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari


pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan dapat teratasi. Jika keluarga mempunyai
keterbatasan seyogyanya meminta bantuan oranglain dilingkungan
sekitar keluarga.

3) Memberikan perawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak


dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila
keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan pertolongan
pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan
lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

4) Mempertahankan suasana ruah yang menguntungkan kesehatan dan


perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan


lembaga kesehatan .

D. Tugas Perkembangan Keluarga Pada Tahap Pra Sekolah


Tugas Perkembangan Keluarga menurut (Supartini, 2004) adalah
sebagai berikut:
1. Tugas perkembangan anak usia prasekolah
a. Personal / sosial
1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya,
tetapi mandiri
2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
4) Keluarga merupakan kelompok utama

13
5) Kelompok meningkatkan kepentingannya
6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
7) Agresif
8) Motorik
a) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi
lebih mudah
b) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga
c) Melempar bola, tetapi silit uintuk menangkapnya
9) Bahasa dan kognitif
a) Egosentrik
b) Ketrampilan bahsa makin baik
c) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan
mengapa?
d) Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk
e) memahami, mengatasi masalah.
10) Ketakutan
a) Pengrusakan diri
b) Gelap
c) Ketidaktahuan
d) Objek bayangan, tak dikenal.
2. Tugas Perkembangan keluarga pada anak usia pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar
dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas
perkembangan keluarga pada anak usia pra sekolah adalah sebagai
berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
2. Membantu anak bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak baru lahir dan anak yang lain juga
terpenuhi
4. Mempertahankan hubungan didalam maupun di luar keluarga

14
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
6. Pembagian tanggung jawab
7. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh kembang
anak

E. Peran Tanggung Jawab Keluarga


Peranan Keluarga menurut (Soetijiningsih, 2011) adalah sebagai
berikut;
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah.
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan ibu.
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3. Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

15
F. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari
berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial
maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat
mengupayakan peran serta keluarga dalam lingkungan derajat
kesehatan maka perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.Berikut ini
akan dijelaskan berbagai tipe keluarga ( Sri Setyowati dan Arita
Murwani, 2008) :
a. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,
istri dan anak (kandung atau angkat)

2) Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga


lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek,
keponakan, paman, bibi.

3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari


suami dan istri tanpa anak.

4) “Single Parent” yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
(Ibu/ayah) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.

5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari
seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian
tinggal di kost untuk bekerja atau kuliah).

b. Tipe Keluarga Non Tradisional

1) The Unmarriedteenege matherKeluarga yang terdiri dari orang


tua (terutama ibu) dengan anak dan hubungan tanpa nikah.

2) The stepparent family keluarga dengan orang tuan tiri.

16
3) Commune familyBeberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama :
sosialisasi anak bersama.

4) The non marital heterosexsual cohibiting familyKeluarga yang


hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.

5) Gay and Lesbyan familySeseorang yang mempunyai persamaan


sex hidup bersama sebagai suami – istri (marital partners)

6) Cohibiting coupleOrang dewasa yang bersama di luar ikatan


perkawinan karena beberapa alasan tertentu.

7) Group-marriage familyBeberapa orang dewasa menggunakan


alat – alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah
menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan
anaknya.

8) Group netwurk familyKeluarga ini dibatasi aturan atau nilai –


nilai, hidup bersama atau kedekatan satu sama laina dan saling
menggunakan barang – barang rumah tangga bersama,
pelayanan, dan tanggungjawab membesarkan anaknya.

9) Foster familyKeluarga menerima anak yang tidak ada hubungan


keluarga atau saudara di dalam waktu sementara, pada saat
orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.

10) Homeless familyKeluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai


perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.

17
11) GangSebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang – orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian tetap berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupanya.

G. Struktur Keluarga
Menurut Friedmn (2010), struktur keluarga terdiri dari :
a. Pola dan proses komunikasiPola interaksi keluarga yang berfungsi
seperti bersifat terbuka dan jujur, selalu menyelesaikan konflik
keluarga, berfikir positif, serta tidak mengulang – ulang isu dan
pendapat sendiri. Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk
:

1) Karakteristik Pengirim :

a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.

b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas

c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.

2) Karakteristik Penerima

a) Siap mendengarkan

b) Memberikan umpan balik

c) Melakukan validasi

b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk
mengendalkan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain ke arah positif.

18
d. Nilai – nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara
sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu
budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan.

H. Struktur Peran Keluarga


Peran formal yang terdapat dalam keluarga seperti mencari nafkah,
inu rumah tangga, supir, pembantu rumah tangga dll.Sedangkan peran
informal bersifat implisit biasanya tidak tampak ke permukaan dan
dimankan hanya untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan emosional
individual dan untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga seperti
sebagai pendorong, pengharmonis, pendamai, penghalang, penyalah,
pengikut, pencari pengangkutan atau sahabat.

I. Stressor dan Koping Keluarga

a. Stressor – stressor yang dialami oleh keluarga yang berkaitan dengan


eknomi dan sosialnya, apakah keluarga bisa memastikan lamanya
dan kekuatan dari stressor – stressor dan ketegangan sehari – hari.

b. Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penelitian yang


objektif dan resisten terhadap situasi yang mengandung stress.

c. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh dengan


stress koping yang bagaimana diambil oleh keluarga, apakah anggota
keluarga mempunyai koping yang berbeda – beda, koping interna;
dan eksterna yang diajarkan, apakah anggota keluarga berbeda dalam
cara – cara koping, strategi koping internal keluarga, kelompok
kepercayaan keluarga, pengugunaan tuner, self evaluasi, penggunaan
ungkapan, penggunaan keluarga terhadap masalah, pemecahan

19
masalah secara sistematis, fleksibilitas peran, stimulasi strategi
koping eksternal.

J. Keluarga Sebagai Klien

Keluarga merupakan unit komunitas. Sasaran utama dari


keperawatan kesehatan keluarga adalah untuk mencari deraja kesehatan
yang seoptimal mungkin. Maksud keluarga sebagai klien adalah dalam
mencapai atau pelaksanaan asuhan keperawatan tidak hanya tertuju pada
individu tapi dilakukan pada semua anggota keluarga.

K. Peran Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Kesehatan


Keluarga
Ada beberapa peran yang dapt dilakukan oleh perawat antara lain
adalah :
a. Pemberian asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
b. Pengenal atau pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan
keluarga.
d. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
dan perawat dengan mudah menampung permasalahan yang
dihadapikeluarga dan memantau mencarikan jalan pemecahanya.
e. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk
merubah perilaku keluarga tidak sehat menjadi perilaku sehat.
Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan
petunjuk tentang asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga
disamping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah –masalah
kesehatan keluarga.

20
L. Masalah Kesehatan Yang Terjadi Pada Keluarga Dengan Tahap Pra
Sekolah
Masalah- Masalah Yang Terjadi menurut (Supriyadi, 2004) adalah
sebagai berikut;
1. Diare (Gastroenterologi) Agen pembuka: bakteri dan virus. Sumber
makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. Masa inkubasi: BAB
3 x 24 jam MK: anak menangis,gelisah, suhu tubuh meninggi, BAB
cair kadang disertai darah dan lender.
2. Varicela (cacar air) Agen pembawa: Variacell Zooster Sumber:
sekresi primer saluran pernafasan dan organ terinfeksi, pada tingkatan
lesi kulit yang lebih rendah Transmisi: terkontaminasi oleh objek
penularan.Masa inkubasi: 2-3 minggu/ 13-17 hari Masa penularan:
biasanya 1 hari setelah erupsi lesi (masa awal) sampai 5 hari setelah
banyak muncul vesikel ketika kerak kulit terbentuk. MK: Tahap awal:
demam ringan, malaise, anoreksia, pertama kali ruam dan gatal,
muncul makula, dengan cepat berkembang menjadi papula dan
menjadi vesikel (dikelilingi oleh dasar eritematosus menjadi
gelembung, mudah pecah dan membentuk kerak). Ketiga tahapan
(papula, vesikel, dan kerak kulit) hadir dalam tingkatan berbeda dalam
waktu yang sama. Distribusi: sentrifetal, menyebar ke wajah dan
tubuh, tapi jarang pada tungkai dan lengan. Gejala: elevasi suhu dari
limfade nopaty, iritasi dari gatal-gatal.
3. Difhteria Manifestasi klinis: Bervariasi menurut lokasi anatomi
Pseudomembran Nasal : Menyerupai flu, nasal mengeluarkan serosan
guineous mukous purulent tanpa gejala-gejala pokok: tampak seperti
epitaksis. Tonsilar pharingeal : Malaise, anorexia, tenggorokan sakit,
sedikit demam, pulse meningkat dari yang diharapkan selama 24 jam,
membran melembut, putih atau abu- abu; timbulnya limfadenitis jika
penyakitnya parah timbul toximea, septik syok, dan meninggal dalam
6-10 hari. Lharyngeal : Demam : serak, batuk tanpa ada tanda awal,

21
potensial penghambatan jalan udara, gelisah, cyanosis, retraksi
dyspniec.
4. Rubeola (campak) Agen pembawa :Virus Sumber : Sekresi saluran
nafas, darah dan urine dari orang yang terinfeksi. Transisi : Kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi. Masa inkubasi : 10-20 hari
Periode penularan : Dari 4-5 hari setelah ruam- ruam muncul tetapi
terutama selama tahapa awal (catharal). Manifestasi klinis : Fase
prodromal: Tidak dijumpai pada anak- anak, namun dijumpai pada
orang remaja dan dewasa yang ditandai dengan demam ringan, sakit
kepala, malaise, anorexia, konjungtivitis ringan, coryza, sakit
kerongkongan, batuk, dan limfadenofaty. Paling sedikit 1-5 hari,
menghilang 1 hari setelah terjadinya ruam. Ruam : Pertama kali
muncul di wajah dan dengan segera menyebar ke leher, lengan batang
tubuh dan kaki. diakhiri dari pertama ditutupi dengan bercak- bercak
kemerahan makulo pupalar, biasanya hilang pada hari ketigaTanda dan
gejala : Demam ringan yang muncul kadang-kadang, sakit kepala,
malaise dan limfadenopaty

M. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


Diagnosa yang mungkin muncul pada anak pra sekolah yaitu:
1. Resiko cidera
2. Resiko trauma
3. Resiko keracunan
4. Resiko keracunan
5. Gangguan penanganan pemeliharaan rumah
6. Perubahan menjadi orang tua
7. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
8. Gangguan komunikasi verbal

22
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Senin, 6 Oktober 2019
Waktu : 16.00 WIB
1. Data umum
a. Nama KK : Tn. W
b. Umur : 50 Tahun
c. Alamat : Kesugihan
d. Pekerjaan : Petani
e. Pendidikan : SD
f. Komposisi keluarga
No Nama Jenis Hubungan Tempat, Pekerjaan Pendidikan
Kelamin Dengan Tanggal
KK Lahir
1. Tn. W Laki-laki Kepala Clp, 16 Petani SD
Keluarga Desember
2. Ny. A Perempuan Istri Clp, 11 IRT SMP
September
3. An. K Perempuan Anak Clp, 28
Agustus

g. Tipe Keluarga: Tipe keluarga Nuclear family dengan anggota


keluarga terdiri dari suami, istri dan anak-anak.
h. Latar belakang keluarga:
1) Suku Bangsa: Tn. W dan keluarganya bersuku bangsa Jawa

23
2) Bahasa Yang Digunakan: Bahasa yang digunakan keluarga Tn.
W adalah bahasa Jawa dan Indonesia
3) Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah
kesehatan : Tn. W mengatakan bahwa keluarga tidak
mempunyai pantangan dalam makan makanan apa saja. Tn. W
juga mengatakan merokok sehari bisa habis 6 batang rokok.
4) Adat/ tradisi : Tn. W mengatakan bahwa keluarganya tidak
memiliki tradisi khusus, semua kegiatan dilakukan sesuai
dengan kaidah agama.
5) Nilai-nilai kebudayaan : Tn. W mengatakan bahwa ia berusaha
mematuhi norma agama serta norma yang berlaku di
masyarakat.
i. Identifikasi Agama
1) Agama : Tn. W mengatakan bahwa anggota keluarganya
beragama islam.
2) Kegiatan rutin keagamaan : Tn. W mengatakan sering sholat 5
waktu berjamaah di masjid
3) Persepsi keluarga tentang agama : keluarga mengerti bahwa
agama penting menjadi pedoman hidup dan agama merupakan
sumber kekuatan keluarga.
4) Kepercayaan dan nilai-nilai agama : Tn. W mengatakan bahwa
nilai-nilai agama merupakan hal yang harus dipatuhi.
j. Status Sosial Ekonomi
1) Kelas sosial : keluarga sejahtera II
2) Penanggung jawab ekonomi : Yang menghidupi keluarga
adalah Tn. W yang pekerjaannya sebagai petani.
3) Dukungan ekonomi : Tn. W hanya bekerja sebagai petani, jika
keluarga Tn. W kekurangan, maka biasanya akan mencari
bantuan keuangan pada saudaranya.
4) Jumlah pendapatan : Tn. W mengatakan bahwa pendapatan
sebulan tidak menentu, kurang lebih Rp. 900.000,-/ bulan.

24
5) Fungsi ekonomi : Tn. W mengatakan bahwa dengan
pendapatan yang diperoleh untuk kebutuhan rumah tangga
sehari-hari, sehingga Ny. A selalu berupaya untuk melakukan
pengaturan keuangan seefisien mungkin setiap bulannya.
k. Aktivitas rekreasi keluarga : Tn. W mengatakan bahwa ia dan
istrinya jika dirumah sudah merasa jenuh merencanakan untuk
rekreasi yang terdekat dengan rumag seperti ke pantai.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap keluarga Tn. W
adalah keluarga dengan anak pra sekolah karena anak yang ke
empat Tn. W berusia 3 tahun.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Ny. A
mengatakan masih berusaha belajar untuk merawat anaknya sesuai
dengan perkembanganya.
c. Riwayat keluarga inti: Tn. W dan Ny. A sudah 25 tahun menikah
dan mempunyai 4 anak
d. Riwayat penyakit keluarga: Tn. W mengatakan dalam kelurganya
tidak memiliki riwayat penyakit yang serius, hanya sakit biasa
seperti masuk angin.
3. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah:
Rumah yang dimiliki keluarga Tn. W merupakan rumah permanen
dengan 3 ruang kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1
kamar mandi/ WC, dan 1 ruang dapur. Rumah berlantaikan
keramik, dindingnya dari batu bata sudah dilapisi semen dan sudah
dicat serta memiliki ventilasi yang cukup.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Lingkungan tetangga keluarga bersuku bangsa jawa dan sebagian
besar beragama islam. Tempat tinggal Tn. W masuk diwilayah
pedesaan dan bukan kompleks. Jarak rumah warga sangat dekat
satu sama lain, sawah dan pekarangan masih membentang luas

25
disekitar lingkungannya. Di desa terdapat gedung Sekolah Dasar,
Paud, TK , 1 buah masjid, 1 buah mushola dan poskamling dalam
kondisi baik. Terdapat banyak warung, ada petugas kesehatan
bidan desa. Jalan desa yang menghubungkan dari desa ke kecamtan
terkelola dengan baik, terdapat angkutan umum, puskesmas dan
tempat praktek Dokter dapat terjangkau jaraknya, pasar, apotik
juga dekat dan mudah untuk dijangkau. Interaksi sosial atau
hubungan sosial keluarga Tn.W dengan tetangganya baik, tidak ada
masalah.
c. Mobilitas Geografi Keluarga
1) Lamanya tinggal di daerah ini : Tn. W mengatakan bahwa
setelah menikah tinggal di rumah yang sekarang bersama istri
dan anak-anaknya. Setelah menikah Ny. A tidak bekerja lagi,
hanya mengurus anak dirumah.
2) Asal daerah sebelum migrasi : Tn. W mengatakan bahwa sejak
menikah dengan Ny. A belum pernah pindah rumah.
3) Transportasi yang digunakan : Transportasi yang digunakan
keluarga apabila akan bepergian yaitu dengan menggunakan
sepeda motor miliknya sendiri.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
1) Perkumpulan Keluarga
Ny.A mengatakan sering mengunjungi orang tuanya dirumah
dan juga mengunjungi saudaranya.
2) Interaksi keluarga dengan masyarakat
Tn. W mengatakan interaski dengan keluarga baik ,dengan
masyarakat baik dan mengikuti kumpulan bapak-bapak serta
Tn. W sering mengikuti kerja bakti. Ny.A mengatakan
mengikuti pengajian rutin di hari Jum’at.
e. System Pendukung Keluarga

26
1) Informal : Tn. W mengatakan bahwa biasanya ia meminta
bantuan saudara jika ada kekurangan dalam hal finansial dan
jika ada masalah keluarga kesehatan.
2) Formal : Ny. A mengatakan apabila anggota keluarga sakit,
biasanya beli obat diwarung, jika masih tidak sembuh keluarga
Ny. A pergi berobat ke dokter langganannya.
f. Pelayanan kesehatan dan pelayanan dasar : Ny. A mengatakan
bahwa jika anggota keluarganya sakit, memeriksakan ke dokter
yang cocok dengannya.
g. Persepsi keluarga tentang tenaga kesehatan yang ada : Ny. A
mengatakan bahwa keluarganya jarang ke petugas kesehatan untuk
berobat. Jika sakit sebelum ke dokter biasanya beli obat di apotik
jika belum sembuh baru periksa ke dokter.
4. Struktur Komunikasi Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
1) Arah: langsung 2 arah
2) Frekuensi: sering
3) Tipe: verbal
4) Media: bicara secara langsung
5) Efektifitas: Tn. W dan Ny. A mengatakan sering berinteraksi,
saling bertukar pikiran, mengambil keputusan bersama, dan
mengajarkan anaknya untuk menjadi lebih baik.
2) Struktur kekuasaan keluarga
1) Pengambilan keputusan: Tn. W mengatakan dalam pengambilan
keputusan keluarga Tn. W dan Ny. A selalu memutuskan secara
bersama-sama atau musyawarah.
2) Teknik pengambilan keputusan : Tn. W mengatakan bahwa jika
ada masalah pertama kali dilakukan secara bermusyawarah.
3) Peran serta keluarga dalam pengambilan keputusan : Ny. A
mengatakan ia dan suaminya membuat keputusan secara
bersama-sama

27
3) Struktur Peran
1) Peran formal :Dalam keluarga Ny.A, Tn. W sebagai kepala
keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan Ny.
A melakukan perannya sebagai isteri yang menyiapkan semua
keperluan suami dan anaknya di rumah.
2) Peran informal : Ny. A mengatakan bahwa suaminya adalah
seseorang yang mampu memahami dan memberikan
pendapat/solusi yang baik bagi permasalahan yang kadang di
alami Ny. A.
3) Konflik Peran : Didalam keluarga Tn. W dan Ny. A pembagian
tugas berjalan dengan baik, mereka saling bekerja sama untuk
merawat dan mengajarkan anaknya. Kadang terdapat masalah
namun bisa segera diatasi dengan musyawarah.
4) Model peran : Ny. A mengatakan dalam menerapkan tanggung
jawab ia mencontoh orangtuanya dulu, terutama urusan rumah
tangga.
4) Norma dan Nilai Budaya
Ny.A mengatakan keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang
dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami terhadap
istri, anak kepada orang tua serta kepada tetangga.
5) Konflik Nilai
Ny.A. mengatakan bahwa suaminya sangat menghormati istrinya,
suaminya selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk istri dan
anaknya semampunya serta anaknya juga sangat menghormati
orang tuanya.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
1) Kedekatan antar anggota keluarga : antara Tn. W dan Ny. A
dan keempat anaknya memiliki kedekatan yang sama satu
dengan yang lain. Hubungan antara dirinya dengan suaminya
sampai sejauh ini baik dan hubunganya dengan keluarga

28
besarnya pun baik serta hubunganya dengan tetangganya juga
baik.
2) Masalah hubungan antar keluarga : di dalam keluarga Tn. W
tidak ada masalah komunikasi antar keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi
Hubungan Tn. W dan Ny. A sampai saat ini baik- baik saja terjalin
komunikasi yang baik, dengan keluarga besarnya pun terjalin
komunikasi dengan baik keduanya sering berkunjung kerumah
saudaranya, serta hubungan keluarga Tn. W dengan masyarakat
sekitar pun juga baik mereka sering mengikuti kegiatan yang ada di
masyarakat.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Definisi sehat sakit menurut keluarga: Ny. A mengatakan sehat
adalah keadaan dimana seseorang bisa melakukan kegiatan atau
aktivitas sehari-hari tanpa adanya gangguan dan bisa dilakukan
secara mandiri. Sedangkan sakit adalah kondisi dimana
seseorang yang tidak biasa melakukan aktivitas seperti biasa
secara penuh jika sakitnya tidak parah, jika sakitnya sudah parah
sama sekali tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri.
2) Kebiasaan penggunaan obat/alkohol/tembakau: Ny. A
mengatakan jika Tn. W sehari-sehari selalu merokok, jika
dinasehati untuk berhenti merokok belum mau. Dan Ny. A
mengatakan tidak ada yang menggunkan alkohol dalam
keluarganya.
3) Peran keluarga dan praktek perawatan kesehatan: Ny. A
mengatakan jika anaknya sakit demam diberikan obat
paracetamol atau obat penurun panas.
4) Fungsi perawatan kesehatan:
a) Mengenal masalah: Ny. A mengatakan pada bahwa diawal
pertumbuhan dan perkembangan anaknya belum memahami

29
tentang nutrisi yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan An. K sesuai dengan usianya yaitu 3 tahun
dan kurang memahami bagaimana agar anaknya mau
memakan makanan yang disajikan habis atau mau makan
sayur dan buah-buahan. An. K juga sering muntah jika makan
atau jajanan sembarangan seperti ciki-ciki dan mencium bau-
bau yang tidak sedap.
b) Mengambil keputusan: Ny. A mengatakan sangat
memperhatikan kesehatan anaknya, jika anaknya sakit
demam langsung diberi paracetamol jika belum sembuh juga
dibawa ke dokter.
c) Merawat anggota keluarga yang sakit: Ny. A mengatakan
anaknya sering mengalami demam dan muntah, jika An. K
demam dan muntah, jika demam An. K dikompres dan
diberikan obat penurun panas.
d) Memodifikasi lingkungan: kondisi rumah Ny. A cukup rapi,
bersih, dan ventilasi cukup, airnya juga bersih, Ny. A
mengatakan lingkungan yang bersih akan mempengaruhi
kesehatan keluarganya.
e) Memanfaatkan fasilitas kesehatan: Ny. A adanya fasilitas
kesehatan sangat membantu untuk memelihara kesehatan
keluarganya terutama jika salah satu anggota keluarganya
sakit, sehingga jika keluarganya sakit Ny. A dan suami segera
membawa ke dokter.
5) Fungsi Reproduksi:
a) Perencaan anggota keluarga : Tn. W dan Ny. A berencana
sudah cukup memiliki empat anak.
b) Metode yang digunakan untuk mengendalikan jumlah anggota
keluarga : Ny. A mengatakan tidak melakukan KB.
c) Masalah system reproduksi : Ny. A mengatakan tidak ada
masalah yang terjadi dalam system reproduksinya.

30
6) Fungsi Ekonomi
Tn. W mengatakan untuk memnuhi kebutuhan keluarganya dan
pendidikan anak-anaknya dengan bekerja sebagai petani.
6. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Ny. A mengatakan khawatir jika tiba-tiba anaknya sakit dan masih
ragu akan kemampuan merawatnya.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi
Ny. A mengatakan bahwa ia memceritakan masalah yang
dialaminya kepada Tn.W.
c. Strategi koping yang digunakan
Ny. A mengatakan jika ada masalah dalam keluarganya maka akan
di bahas dengan musyawarah bersama dengan Tn. W.
7. Harapan Keluarga
Tn. W dan Ny. A mengatakan harapan untuk keluarganya agar selalu
sehat, bahagia, damai, sejahtera dan anaknya dapat bertumbuh dan
berkembang dengan sehat sesuai dengan usianya.

B. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Problem
1. Ds: Ny. A mengatakan belum Ketidakmampuan Ketidakefektifan
mengetahui nutrisi yang baik keluarga manajemen
untuk anakanya walupun mengenal kesehatan
anaknya tidak kurang gizi, masalah: Nutrisi keluarga
dan belum memahami untuk
bagaimana agar anak mau pertumbuhan dan

31
menghabiskan manakananya. perkembangan
Do: An.K kadang tidak suka anak
makanan yang disajikan
ibunya dan suka jajanan
sembarangan.
2. Ds: Tn. W mengatakan stiap Mengambil Perilaku
hari merokok keputusan untuk kesehatan
Do: tercium bau rokok saat merokok cenderung
ngobrol dengan Tn. W dan berisiko
jika berdekatan dengan Tn.
W

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan
ketidakmapuan keluarga mengenal masalah: nutrisi untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak.
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan mengambil
keputusan untuk merokok

D. INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA


DIAGNOSA NURSING OUTCOMES NURSING
KEPERAWATAN CLASSIFICATION INTERVENTION
CLASSIFICATION
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Mengenal Masalah
manajemen kesehatan keperawatan selama 1x Kesehatan
keluarga b.d pertemuan dengan keluarga 1. Validasi pengetahuan
ketidakmampuan diharapkan mampu: saat ini
keluarga mengenal a. Mengenal masalah 2. Jelaskan pengertian
masalah: nutrisi untuk kesehatan nutrisi, penyebab
pertumbuhan dan Dengan kriteria hasil: kekurangan dan

32
perkembangan anak Pengetahuan manajemen kelebihan nutrisi, gizi
penyakit yang baik untuk anak
Tanda dan Gejala Indikator Awl Tjn usia 3 tahun (Ngelink
Ny. A mengatakan - penyebab 2 4 Ebp)
tidak memahami penyakit 3. Jelaskan jika anak suka
nutrisi yang baik - tanda dan 2 4 jajan sembarangan dan
untuk anaknya dan gejala penyakit penyebab anak muntah
ananknya tidak suka - pedoman gizi jika makan jajan
makan sayur dan yang 2 4 sembarangan
buah. Ny. A juga dianjurkan 4. Berikan penjelasan
mengatakan jika - memberikan 2 4 tentang cara agar
anaknya jajan makanan anak suka makan
sembarangan anaknya dengan sayur dan buah
biasanya suka muntah memodifikasi (Ngelink Epb)
sperti jajan ciki-ciki. makanan

Keterangan:
1: Tidak ada pengetahuan,
2: Pengetahuan terbatas.
3: Pengetahuan sedang
4: Pengetahuan banyak
5: Pengetahuan sangat banyak
b. Mengambil Keputusan Mengambil Keputusan
Dengan kriteria hasil: 1. Beri solusi alternatif
Pembuatan keputusan jelas dan konsisten
Indikator Awl Tjn 2. Hormati hak keluarga
- 3 5 menolak informasi
mengidentifikasi 3. Menjadi penghubung
info yang keluarga dengan
relefan kelompok pendukung
dan yankes

33
-
mengidentifikasi 3 5
konsekuensi
pilihan
-menidentifikasi 3 5
sumber yang
diperlukan
- Memilih 3 5
alternative
pilihan

Keterangan:
1: sangat terganggu
2: banyak terganggu
3: cukup terganaggu
4: sedikit terganggu
5: tidak terganggu
c. Merawat anggota keluarga Merawat anggota yang sakit
yang sakit 1. Anjurkan jika anak
Perilaku Patuh muntah untuk
Indikator Awl Tjn meminum air hangat
- Menetap 3 5 2. Anjurkan orang tua
kan untuk memantau jajan
untuk yang dimakan anak
tidak
jajan
sembara
ngan
Keterangan:
1: tidak pernah dilakukan

34
2: jarang dilakukan
3: kadang-kadang dilakukan
4: sering dilakukan
5:dilakaukan secara konsisten
d. Memodifikasi lingkungan Memodifakasi lingkungan
Indikator Awl Tjn 1. Mempertahankan
-keluarga 4 5 komunikasi dengan
menukung keluarga yang sakit
anggota klg yg 2. Menciptakan
sakit lingkungan yang
-keluarga peduli 4 5 nyaman seperti hindari
dengan klg yang bau-bau yang
sakit menyengat
-memberikan 3. Memodifikasi makanan
perawatan yang 3 5 anak yang sakit
tepat
Keterangan:
1: tidak pernah menunjukan
2: jarang menunjukan
3: kadang menunjukan
4: sering menunjukan
5: secara konsisten menunjukan
e. Memanfaatkan fasilitas Memanfaatkan fasilitas
kesehatan kesehatan
Partisipasi dalam keputusan 1. Anjurkan menjangkau
perawatan kesehatan fasilitas kesehatan
Indikator Awl Tjn 2. Anjurkan untuk ke
-mencari 3 5 posyandu balita setiap
informasi bulan
terpercaya

35
-
mengidentifikasi 3 5
kebutuhan
kesehatan
-mengakses
yankes untuk 3 5
kebutuhan
kesehatan
Keterangan:
1: tidak pernah menunjukan
2: jarang menunjukan
3: kadang-kadang menunjukan
4: sering menunjukan
5: secara konsisten menunjukan
Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan Mengenal masalah kesehatan
cenderung berisiko b.d keperawatan selama 1x 1. Berikan konseling
mengambil keputusan pertemuan diharapkan keluarga tentang bahaya
untuk merokok mampu mengurangi ancaman merokok (ngelink
kesehatan berkaitan dengan epb)
Tanda dan Gejala penggunaan rokok dengan 2. Merubah perilaku yang
Tn. W setiap hari kriteria hasil: tidak sehat (berhenti
merokok dan setiap a. mengenal masalah merokok)
harinya dapat habis 6 kesehatan
batang indikator Awl Tjn
-Efek kesehatan 2 4
yang merugikan
menggunakan
tembakau
-srategi untuk 2 4
mengurangi

36
menggunakan
tembakau
Keterangan:
1: tidak ada pengetahuan
2: pengetahuan terbatas
3: pengetahuan sedang
4: pengetahuan banyak
5: pengetahuan sangat banyak

b. mengambil keputusan Mengambil keputusan


Indikator Awl Tjn 1. Beri solusi alternatif
- 3 5 jelas dan konsisten
mengidentifikasi 2. Hormati hak keluarga
info yang relefan menolak informasi dan
- menolak merubah
mengidentifikasi 3 5 perilaku sehat dengan
konsekuensi berhenti merokok
pilihan
- Memilih 3 5
alternative
pilihan
Keterangan:
1: sangat terganggu
2: banyak terganggu
3: cukup terganaggu
4: sedikit terganggu
5: tidak terganggu
c. merawat anggota keluarga Merawat anggota yang sakit
yang sakit 1. Anjurkan keluarga yang
Indikator Awl Tjn sering batuk-batuk
karena anjurkan untuk

37
-menetapkan 2 5 berhenti merokok
untuk tidak 2. Anjurkan keluarga
merokok demi yang batuk karena asap
kesehatan rokok untuk
mengonsumsi wedang
Keterangan: jahe sebagai pereda
1: tidak pernah dilakukan batuk (ngelink ebp)
2: jarang dilakukan
3: kadang-kadang dilakukan
4: sering dilakukan
5:dilakaukan secara konsisten
d.memodifikasi lingkungan Memodifikasi lingkungan
Indikator Awl Tjn 1. Memberikan dukungan
-keluarga 4 5 untuk berhenti merokok
menukung 2. Mengajarkan cara
anggota klg yg berhenti merokok
sakit
-keluarga peduli 4 5
dengan klg yang
sakit
-memberikan 3 5
perawatan yang
tepat
Keterangan:
1: tidak pernah menunjukan
2: jarang menunjukan
3: kadang menunjukan
4: sering menunjukan
5: secara konsisten menunjukan
e.memanfaatkan fasilitas Memanfaatkan fasilitas

38
kesehatan kesehatan
Indikator Awl Tjn 1. Anjurkan untuk
-mencari 3 5 menjangkau fasilitas
informasi kesehatan
terpercaya 2. Berikan dukungan
- untuk mengecek
mengidentifikasi 3 5 kesehatannya setiap
kebutuhan bulan di yankes
kesehatan terdekat
-mengakses
yankes untuk 3 5
kebutuhan
kesehatan
Keterangan:
1: tidak pernah menunjukan
2: jarang menunjukan
3: kadang-kadang menunjukan
4: sering menunjukan
5: secara konsisten menunjukan

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD


8 1. Ketidakefektifa Mengenal Masalah S:
Okt n manajemen Kesehatan  klg mengatakan
2019 kesehatan 1. Melakukan mengetahui nutrisi
keluarga b.d validasi yang baik atau gizi
ketidakmampua pengetahuan saat yang seimbang
n keluarga ini  keluarga
mengenal 2. menjelaskan mengetahui
masalah: nutrisi pengertian penyebab anaknya

39
untuk nutrisi, muntah karena
pertumbuhan penyebab sering jajan
dan kekurangan dan sembarangan dan
perkembangan kelebihan keluarga juga
anak nutrisi, gizi yang mengatakan akan
baik untuk anak memantau jajan
usia 3 tahun anak
(Ngelink Ebp)  klg menyatakan
3. menjelaskan jika akan berusaha
anak suka jajan memodifikasi
sembarangan dan makanan anak
penyebab anak  klg mengatakan
muntah jika akan mengunjungi
makan jajan posyandu secara
sembarangan konsisten
4. memberikan O:
penjelasan  keluarga dapat
tentang cara menjawab
agar anak suka pertanyaan tentang
makan sayur nutrisi yang baik
dan buah untuk anak usia
(Ngelink Epb) balita dengan baik
Mengambil Keputusan  keluarga menerima
5. memberikan masukan
solusi alternatif meenunjukan
jelas dan ekspresi
konsisten kesungguhan untuk
6. menghormati hak menyiapkan
keluarga menolak memodifikasi
informasi makan anak agar
7. Menjadi

40
penghubung anak suka sayur
keluarga dengan dan buah
kelompok  BB: 11,5 kg
pendukung dan  Klg tampak
yankes sungguh-sungguh
Merawat anggota yang akan mengikuti
sakit posyandu
8. menganjurkan A:
jika anak muntah Masalah teratasi
untuk meminum sebagian
air hangat P:
9. menganjurkan Lanjutkan intervensi
orang tua untuk
memantau jajan
yang dimakan
anak
Memodifakasi
lingkungan
10. Mempertahankan
komunikasi
dengan keluarga
yang sakit
11. Menciptakan
lingkungan yang
nyaman seperti
hindari bau-bau
yang menyengat
12. Memodifikasi
makanan anak
yang sakit
Memanfaatkan fasilitas

41
kesehatan
13. menganjurkan
menjangkau
fasilitas kesehatan
14. menganjurkan
untuk ke
posyandu balita
setiap bulan

8 Perilaku kesehatan Mengenal masalah S:


Okt cenderung berisiko b.d kesehatan  bpk. Mengetahui
2019 mengambil keputusan 1. memberikan tentang bahya
untuk merokok konseling merokok
tentang bahaya  bpk. Mengatakan
merokok akan berhenti
(ngelink epb) merokok pelan-
2. Merubah perilaku pelan
yang tidak sehat  ibu mengatakan
(berhenti sering
merokok) mengingatkan bpk.
Mengambil keputusan Untuk berhenti
3. memberi solusi merokok
alternatif jelas dan O:
konsisten  bpk. Tampak
4. menghormati hak sungguh-sungguh
keluarga menolak akan berhenti
informasi dan merokok
menolak merubah A:
perilaku sehat

42
dengan berhenti Masalah belum
merokok teratasi
Merawat anggota yang P: lanjutkan intervensi
sakit
5. menganjurkan
keluarga yang
sering batuk-
batuk karena
anjurkan untuk
berhenti merokok
6. menganjurkan
keluarga yang
batuk karena asap
rokok untuk
mengonsumsi
wedang jahe
sebagai pereda
batuk (ngelink
ebp)
Memodifikasi
lingkungan
7. Memberikan
dukungan untuk
berhenti merokok
8. Mengajarkan cara
berhenti merokok
Memanfaatkan fasilitas
kesehatan
9. menganjurkan
untuk
menjangkau

43
fasilitas kesehatan
10. memberikan
dukungan untuk
mengecek
kesehatannya
setiap bulan di
yankes terdekat

44
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Soetijiningsih, 2011).
Setelah melakukan Asuhan Keperawatan ini penulis sudah mampu
untuk menerapkan asuhan keperawatan pada Keluarga Tn. W dengan
diagnose Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga dan Perilaku
kesehatan cenderung berisiko.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap asuhan keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan data tentang klien. Dimana pengkajian
dilakukan dengan beberapa cara yaitu melalui wawancara,
pemeriksaan fisik, observasi dan dokumentasi. Pada pengkajian
didapat, identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan
fisik dan data penunjang.
2. Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga dan Perilaku
kesehatan cenderung berisiko.
3. Intervensi
Perencanaan yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan kesehatan
mengenai nutrisi untuk anak usia pra sekolah dan bahaya merokok
bagi kesehatan.
4. Implementasi dan evaluasi

45
Ny. A mengatakan An. K masih belum mau makan buah dan sayur dan
Tn. W juga belum berhenti merokok sehingga lanjutkan intervensi.

B. Saran
Berdasarkan hasil penerapan Asuhan Keperawatan pada Keluarga. Tn.
W dengan diagnose Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga dan
Perilaku kesehatan cenderung berisiko yaitu maka beberapa masukan yang
dapat diberikan untuk keluarga pasien perawat dan institusi antara lain:
1. Klien dan keluarga
Kepada klien dan keluarga diharapkan mampu menjaga kesehatan serta
mempunyai keinginan untuk melaksanakan tindakan-tindakan dan
nasehat-nasihat yang telah diberikan tenaga kesehatan demi kesehatan
klien agar klien tidak mengalami penurunan kesehatan.
2. Tenaga Perawat
Dalam melakukan pengkajian pada klien / keluarga diharapkan perawat
perlu mempersiapkan diri dengan pengetahuan, keterampilan dan
komunikasi tereupetik. Sehingga memudahkan dalam pengumpulan
data. Agar asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik, perlu
adanya perencanaan yang matang. Dalam melaksanakan asuhan
keperawatan diharapkan adanya kerjasama yang baik dengan klien,
keluarag klien dan tim kesehatan lainnya.
3. Institusi Pendidikan
Diharapkan study kasus ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas
tenaga kesehatan serta menghsilkan tenaga kesehatan yang professional.

46
DAFTAR PUSTAKA

Soetijingsih. 2011. Tumbuh Kembang Anak Bagian Kesehatan Anak FK Udayan.

Jakarta: EGC

Soetijingsih. 2011. Tumbuh Kembang Anak .Jakarta: EGC

Supartini. 2004. KonsepDasar Keperawatan Anak Dasar. Jakarta:EGC

47

Anda mungkin juga menyukai