OLEH
ARSYIARTI ARJA
B 111 07 115
OLEH:
ARSYIARTI ARJA
B 111 07 115
SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
i
PENGESAHAN SKRIPSI
ARSYIARTI ARJA
B 111 07 115
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
An. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik,
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
No.1345/Pdt.G/2012/PA.MKS)
Pembimbing I Pembimbing II
iii
PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI
No.1345/Pdt.G/2012/PA.MKS)
Memenuhi syarat untuk diajukan dalam ujian skripsi sebagai ujian akhir
Program Studi.
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
ABSTARK ............................................................................................ v
H. Akibat Perceraian........................................................................ 25
ix
I. Putusan Pengadilan .................................................................... 26
A. Kesimpulan ................................................................................. 60
B. Saran .......................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
x
BAB I
PENDAHULUAN
Mulai dari hubungan orang tua sampai pada pergaulan dalam kehidupan
lainnya, maka akan sangat lumrah apabila terjadi hubungan antara dua
yang sah antara seorang laki-laki dan seorang wanita yang telah
pengertian perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang pria
berlangsung seumur hidup dan tidak boleh putus begitu saja. Sedangkan
1
adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau miitsaaqan
3. keputusan Pengadilan.
kalau cerai berasal dari bahasa Indonesia, sedangkan talak berasal dari
bahasa arab. Namun dari segi pengertian hukum dan konsekuensi, antara
keduanya tidak ada bedanya. Talak dan cerai memang satu hal yang
2
Talak merupakan kalimah bahasa Arab yang bermaksud
masalah gugat cerai, waris, harta bersama dan lain sebagainya. Perkara
sesuai dengan Pasal 86 UU Ayat (1) No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
3
ketentuan ini terdapat pengaturan lain yang dikhususkan bagi orang yang
beragama Islam yaitu yang terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI)
penggugat.
no.1345/pdt.G/2012/P.A.MKS)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
4
2. Untuk mengetahui Alasan Penggugat Mengajukan Kumulasi
D. Manfaat penelitian
hukum keperdataan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hukum acara perdata yang berlaku, baik yang ada dalam HIR,
1
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 1988, hlm. 199
2
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hlm. 102
3
UU. No 3 Tahun 2006 tentang Perubahan UU. No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan
Agama Pasal 86
6
1989 tentang Peradilan Agama. Bahkan Pasal 86 dalam undang-undang
ini sudah tidak asing lagi bagi para hakim khususnya hakim PA, untuk
gugatan harus berdiri sendiri, yang mana tiap-tiap gugatan diajukan dalam
surat gugatan secara terpisah, diperiksa dan diputus secara terpisah juga.
sama”, hal ini bisa menjadi pertimbangan hakim dalam menolak kumulasi
dalam HIR dan RBg, hukum positif juga tidak mengaturnya, begitu juga
4
Sri Wardah & Bambang Sutiyoso, Hukum Acara Perdata dan Perkembangannya di Indonesia
(yogyakarta: Gama Media, 2007), 67.
7
dengan Rv, tidak mengatur secara tegas dan tidak juga melarangnya.
proses pemeriksaan.
antaranya.
5
Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 103
6
Ibid 103
7
Ibid 103
8
B. Jenis Jenis Kumulasi Gugatan
bersamaan.
dan izin kawin. Jika izin kawin dikabulkan, maka permohonan wali adhal
Dalam pasal 127 HIR dan pasal 151 R.Bg, serta beberapa pasal
9
menghendaki agar pihak lain diikutsertakan dalam gugatan yang
10
ibid. hlm. 42
11
M.yahya Harahap, loc. Cit, hlm 107
10
gugatan pembatalan suatu perjanjian dengan gugatan ganti
Satu hal lagi kumulasi ialah apa yang dinamakan intervensi, yaitu
ikut sertanya pihak ke tiga dalam suatu proses perkara. Intervensi ini
penggugat.
12
Mukti Arto, op. cit hlm 44
11
Mengenai macam kumulasi gugatan ini, kebanyakan para ahli
hukum membagi bentuk kumulasi dalam dua jenis yaitu kumulasi subjektif
dan kumulasi objekti, satu bentuk lagi yang disebut dengan “perbarengan”
penjaminan seseorang kepada orang lain untuk menikmati suatu hak atau
(pihak ketiga) sebagai penanggung dapat ditarik dalam perkara ini baik
harus ada hubungannya yang erat satu sama lain14 dan apabila kumulasi
13
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,
Jakarta: Yayasan Al-Hikmah, 2000, hlm. 42
14
Sudikno Mertokusumo, op. cit., hlm.42
12
gugatan dalam perkara yang tidak ada hubungannya satu sama lainnya
maka tidak dapat dibenarkan, kumulasi gugatan tidak diatur dalam H.I.R.15
komulasi gugat:
yang berbeda
15
Retnowulan Sutantio, Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek, Bandung:
Mandar Maju, 1989, hlm. 55
13
kewenangan peradilan agama tidak dapat digabungkan dengan
peradilan umum.
16
Ibid, hlm. 55
14
mengulur-ulur waktu agar eksekusi tidak dapat segera dijalankan terutama
harus memiliki hubungan antara satu tuntutan dengan tuntutan yang lain.
itu ada koneksitas, hal itu sama juga yang dikemukakan oleh Sudikno
17
M.Yahya Harahap, op. cit., hlm.104
18
Abdul manan, op cit hlm 42
15
sederhana, biayanya menjadi lebih ringan, tidak banyak waktu dan tenaga
memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang lebih banyak dan yang lebih
yang mengadili tidak sama. Bisa jadi terhadap satu tanah yang menjadi
biaya ringan.
19
Yahya M. Harahap, op cit, hlm. 104
16
2) Menghindari putusan yang saling bertentangan20
tersebut, jadi dengan adanya azas yang kedua ini, bila terjadi
hal demikian maka lebih baik bila gugatan itu digabungkan saja.
dalam hukum acara di peradilan agama, bila ditinjau dari hukum Islam, hal
terhadap gugat rekonvensi sebagaimana diatur dalam pasal 123 b ayat (3)
HIR/158 ayat (3) R.Bg. karena adanya kesamaan illat yaitu “sama-sama
E. Pengertian Perkawinan
ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami
lahir batin antara seorang pria danseorang wanita sebagai suami istri.
20
R. Soepomo, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Jakarta: Pradnya Paramita,
2005, hlm. 29.
17
Berdasarkan pengertian di atas dapat dirumuskan unsur-unsur
perkawinan, adalah :
ikatan yang tidak dapat dilihat (hubungan tidak formal), yang diawali
18
diputuskan begitu saja. Pemutusan karena sebab-sebab lain dari
merupakan jalan akhir setelah jalan lain tidak dapat ditempuh lagi.
F. Pengertian Perceraian
bercerai. Kedua kata itu dipakai oleh para ahli sebagai satu istilah yang
berarti bercerainya suami dengan istri, menurut hukum Islam, talak dapat
berarti :
atau isteri
kuat, karena ini adalah jalan terakhir yang ditempuh oleh suami atau istri
21
K. Wantjik Saleh, SH, “Hukum Perkawinan Indonesia”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980,
Hlm. 14
22
K. Wantjik Saleh, SH “Hukum Perkawinan Indonesia”,Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980, Hlm. 14
19
jika sudah tidak ada lagi jalan yang bisa ditempuh untuk berdamai dan
putus, karena :
1. Kematian
2. Perceraian
agama Islam.
3. Putusan Pengadilan
23
K. Wantjik Saleh, SH, Op. Cit, hlm. 38.
20
b. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa
bersama sampai akhir hayat atau cerai mati, namun seringkali tujuan
21
dapat diketahui dari penjelasan Pasal 39 ayat (2) Undang-
berturut turut,tanpa izin pihak yang lain dan tanpa alasan yang
yang menentukannya;
22
dengan hukuman penjara lima tahun haruslah dijatuhkan oleh
suami atau istri. Tujuan dari alasan perceraian ini, adalah untuk
menimpa pihak lain. Menurut Lili Rasjidi, ciri utama dari cacat
23
si penderita tidak lagi dapat menjalankan kewajibannya sebagai
suami atau istri. Apabila dalam rumah tangga salah satu pihak
24
bercerai berdasarkan alasan-alasan perceraian seperti tersebut
di atas.24
H. Akibat Perceraian
1. Orang tua/anak
tentang Perkawinan diatur dalam Bab VII, yaitu Pasal 35, 36, dan
24
Lili Rasjidi, Alasan Perceraian Menurut UU. TentangPerkawinan, Alumni Bandung, 1983, Hlm.
5.
25
K. Wantjik Saleh, SH, Op. Cit, hlm. 34, 35.
25
37.Pasal 35 Undang-undang tentang Perkawinan menyebutkan,
bahwa :
bersama;
1. Harta bersama
2. Harta pribadi :
I. Putusan Pengadilan
26
Satrio J. Hukum Harta Perkawinan, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 1983, hlm. 188
26
istilah putusan Pengadilan merupakan sesuatu yang sangat diinginkan
sengketa antara para pihak.29 Dalam defenisi ini Prof. sudikno mencoba
yang diberi wewenang untuk itu dan diucapakan dimuka sidang dengan
bentuk tertulis oleh hakim sebagai pejabat Negara yang diberi wewenang
terbuka untuk umum setelah melalui proses dan prosedural hukum acara
27
M. nur Rasaid, Hukum Acara Perdata, cet III, (Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2003),
28
Moh. Taufik Makarao, Pokok-pokok Hukum Acara Perdata, cet I, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2004) hlm 124
29
Sudikno Mertokusumo, Hukum acara perdata Indonesia, (1998) hl 701
30
Ibid
27
dengan tujuan untuk menyelesaikan atau mengakhiri suatu perkara guna
bersengketa.
karena adanya gugatan dari salah satu pihak adalah putusan atau vonis.
Pasal 185, 184, 187, HIR, (PS, 194, 195, 198 Rbg), Pasal 4 ayat 1, Pasal
1. Kepala putusan
31
Dadan Mustaqien, Dasar-dasar Hukum Acara Perdata. Yogyakarta ; Insani Citra Perss, 2006 hlm
64
28
bertanggung jawab kepada hukum, kepada dirinya sendiri, kepada
6. Tentang hukumannya
Amar putusan merupakan isi dari putusan itu sendiri dan dimulai
29
a. Tanggal musyawarah atau diputuskannya perkara tersebut dan
163 ayat 3 HIR, pasal 195 ayat 3 Rbg, pasal 25 UU No. 4 tahun
yang bersangkutan.32
dengan sudut pandang yang kita lihat. Dari segi fungsinya dalam
a. Putusan Akhir
pemeriksaan.
32
Ibid hlm 64
30
yaitu : putusan gugur, putusan verstek yang tidak diajukan
b. Putusan Sela
jalannya pemeriksaan
persidangan saja.
putusan akhir.
31
- Para pihak dapat meminta supaya kepadanya diberi salinan
Kemudian jika dilihat dari segi hadir tidaknya para pihak pada saat
1. Putusan gugur
gugatan/permohonan
biaya perkara
32
2. Putusan Verstek
tersebut, dan tidak pula mewakilkan orang lain untuk hadir, serta
keputusan
- dalam hal tergugat lebih dari seorang dan tidak hadir semua,
33
sedang mengenai dalil-dalil gugat, oleh karena dibantah maka
perkara perceraian.
perlawanan (verzet)
banding
bandin
selanjutnya
34
- Apabila perlawanan ini diterima dan dibenarkan oleh hakim
gugatan penggugat
3. Putusan kontradiktoir
1. Putusan Diklatoir
35
- putusan diklatoir tidak memerlukan eksekusi
2. Putusan Konstitutif
sebagainya
3. Putusan Kondemnatoir
memerlukan eksekusi
36
- Apabila pihak terhukum tidak mau melaksanakan isi putusan
memutusnya
Duduk Perkaranya:
37
tanggal 19 September 2012 telah mengemukakan dalil-dalil pada
28 Desember 2004.
3. sejak awal bulan Januari 2005 rumah tangga antara penggugat dan
38
4. memerintahkan panitera untuk mengirimkan salinan putusan
Mustafa)
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
1. Data Primer
2. Data Sekunder
40
sampel yang meliputi Hakim pada Pengadilan Agama Makassar yang
dengan judul yang di angkat oleh penulis, yaitu: Pihak yang berwenang di
berikut:
1. Interview (wawancara)
penelitian.
41
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian, baik data primer maupun
kemudian dideskripskan.
42
BAB IV
PEMBAHASAN
Hukum Islam
kuat dalam tata hukum Indonesia. Ketentuan itsbat Nikah Pada Pasal 7
Pengadilan Agama berdasarkan alasan Pasal 7 angka 3 huruf (c) dan (e)
perkawinan.
43
Huruf (e) berbunyi :
Dalam prinsip ajaran Islam, setiap anak yang lahir adalah bersih
orang tuanya. Oleh karena itu hukum Islam dan negara berupaya menjadi
itsbat nikah melalui huruf (a), (b), (c) dan (d), dimana sebagai telah
dimaklumi bahwa :
perceraian;
44
Adapun untuk alasan yang lain-lain yang tidak termasuk pada
solusi bagi setiap perkawinan yang tidak tercatat, namun tidak dapat
maksud dari huruf (e) di atas adalah dengan tujuan agar setiap itsbat
nikah yang tidak tertampung dengan alasan huruf (a), (b), (c) dan (d),
kata lain bahwa dalam hal permohonan itsbat nikah, disamping ada
ketentuan pasal-pasal yang tertutup dan kaku, juga ada ketentuan pasal
Indonesia.
angka 3 huruf (a), (b) dan (d), itsbat nikah mempunyai fungsi
45
2 Kompilasi Hukum Islam, sedangkan Pasal 7 angka 3 huruf (c)
Makassar
a. Kumulasi Subjektif
46
beberapa orang tergugat. Sebagai syarat kumulasi gugatan ini
b. Kumulasi Objektif
(Innerlijke samenhangen)
Bersama
penguasaan anak, nafkah anak, nafkah isteri dan harta bersama dapat
47
Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh salah seorang
33
Wawancara tanggal 4 januari 2013 di Kantor Pengadilan Agama makassar
48
akan menyelesaikan kedua persoalannya sekaligus dalam satu putusan,
dan di lain segi akan menghemat waktu, tenaga dan pikiran serta
49
praktek peradilan ada juga yang melakukannya lantaran luput dari
yakni harus dilaksanakan dalam sidang terbuka untuk umum. dan tidak
perkara
50
c) Tahap ketiga: Rapat permusyawaratan hakim yang dilakukan
secara rahasia
untuk umum.
Anak
perceraian,
51
Selain itu, cara pandang para ulama dalam menilai keabsahan
52
alat shalat. Disaksikan oleh dua orang saksi masing-masing
perkawinan ;
53
keharmonisan karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran
Makassar.
Primer :
hukum.
penggugat (A);
54
Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Palu
tetap;
Subsider :
116 huruf (f) kompilasi Hukum Islam, maka gugatan penggugat dapat
55
Antara penggugat dengan tergugat telah perbah bergaul
sebagaimana layaknya suami istri dan telah dikarunia anak, serta antara
alasan yang cukup untuk menetapkan bahwa talak yang dijatuhkan oleh
tergugat (terhitung sejak awal bulan januari 2005) mulai goyah dan tidak
tergugat (bercerai).
56
para pihak melalui Pengadin Agama untuk mengitsbatkan suatu
penggugat (A);
hakim anggota, serta diucapkan pada hari itu juga dalam persidangan
yang terbuka untuk umum, dan dibantu Hj. St. Munirah S.H sebagai
57
34
Pada umumnya tiap gugatan haruslah berdiri sendiri
bila hal tersebut sudah memenuhi syarat formil yang telah ditentukan.
34
Retnowulan Sutantio, op.cit hlm.55
35
Sebagaimana hal tersebut telah diakomodasi dalam Pasal 7 angka 3
kompilasi Hukum Islam.
58
tuntutan-tuntutan yang digabung itu ada koneksitas, hal itu sama juga
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
60
B. Saran
61
DAFTAR PUSTAKA
Rasaid M. nur, Hukum Acara Perdata, cet III, (Jakarta : Sinar Grafika
Offset, 2003),
62
Peraturan Perundang-Undangan
63