SKRIPSI
MELDA
21706308
MELDA
21706308
Nama : Melda
Nim : 21706308
Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Melda
vi
vii
viii
ABSTRAK
MELDA
Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilaksanakan pada usia yang
melanggar undang-undang perkawinan yaitu perempuan kurang dari 16 tahun dan laki-
laki kurang dari 19 tahun. Telah dilakukan berbagai macam cara untuk menekan laju
peningkatan pernikahan muda di Indonesia, salah satunya adalah program belajar 12
tahun. Meskipun telah diberdayakannya program belajar 12 tahun, tapi masih ada
beberapa orang yang masih melakukan pernikahan pada usia muda dengan berbagai
macam alasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
dan sikap remaja tentang pernikahan usia muda dan permasalahannya di SMAN 18
Makassar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah 928 siswa. Adapun teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah systematic random sampling yang diambil secara acak dengan jumlah sampel
sebanyak 103 siswa.
Hasil penelitian yang didapatkan adalah dari 103 responden terdapat 75 siswa
(72,8%) responden yang dengan pengetahuan yang cukup sedangkan yang
pengetahuannya yang kurang hanya berjumlah 28 siswa (27,2%). Hasil penelitian untuk
sikap, terdapat 95 siswa (92,2%) yang bersikap positif dan 8 siswa (7,8%) yang memiliki
sikap yang negatif tentang pernikahan dini dan permasalahnnya.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 18 Makassar dengan
pengetahuan cukup lebih banyak daripada siswa yang dengan pengetahuan kurang. Siswa
bersikap yang positif lebih banyak daripada siswa yang bersikap negatif terhadap
pernikahan usia muda dan permasalahannya. Saran untuk siswa yang masih memiliki
pengetahuan kurang agar mencari lebih banyak materi tentang pernikahan dini dan
permasalahannya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas berkat
judul “Gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang pernikahan usia dini dan
memberikan nasehat, dengan penuh kesabaran dan kasih sayang telah mengasuh,
mendidik, memberikan dorongan baik moril maupun material dan semangat serta
doa yang tulus agar penulis menjadi lebih baik dan menyelesaikan pendidikan
dengan baik pula. Semoga Allah SWT membalasnya dengan Rahmat, Rahim,
keberkahan yang berlimpah, dan juga kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
”Tiada kata yang paling indah selain rasa syukur, Tiada kata yang paling
bermakna selain terima kasih, tapi tiada kata yang bisa saya ucapkan untuk
sampai saat ini. Jasa-jasamu tak akan bisa ku balas hingga akhir hayatku”. Tak
lupa buat kakak tercinta H.Suaib, ir.Arham, Wahyuni SE, Muzakkir AMK dan
bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis juga
Demikian pula ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
Pendidikan Makassar
2. Alm A. Endre Cecep Lantara, SE, Akt selaku Ketua Dewan pengurus Yayasan
Pendidikan Makassar.
3. Ibu A. Esse Puji P.,SKM.,M.Kes selaku Ketua STIK Makassar dan para
penulis.
8. Bapak dan Ibu dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Jurusan S1
ucapkan selain Terima Kasih, semoga kita akan selalu tetap bersama”.
dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritikan yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat serta
MELDA
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………...……………………. i
ABSTRAK ……………………………………………………...………... vi
A. Simpulan… ……………………………………………….. 47
B. Saran ……………………………………………………… 47
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Kuesioner
Berencana Nasional
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilaksanakan pada usia yang
dan laki-laki kurang dari 19 tahun (Landung et al., 2010). Secara global, satu
dari lima gadis menikah sebelum usia mereka genap 18 tahun. Di negara-
negara terbelakang, angka itu meningkat dua kali lipat sampai 40% anak
bahwa 25 juta perkawinan usia muda dicegah pada satu dekade terakhir.
Sekitar tahun 2000, satu dari tiga wanita antara usia 20 sampai 24 tahun
jumlah ini menjadi satu dari lima orang remaja. Perkembangan yang tidak
merata dan pernikahan usia muda tidak menurun cukup cepat disebabkan
umum, jumlah pernikahan dini ini diproyeksikan akan meningkat tahun 2030
(UNICEF, 2018).
tahun 2014 menunjukkan angka 24,5% remaja yang menikah pada usia muda,
2
2015 sebesar 24,7% dan 2016 sebesar 25%. Dari data 2016 Kalimantan
Selatan merupakan wilayah terbanyak yang menikah pada usia muda dengan
yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota. Angka tersebut dirilis oleh
muda yang terjadi sebanyak 101 di kabupaten Luwu Utara, Pinrang, Sinjai,
dini di kabupaten Sinjai, Wajo dan kota Makassar. Maret, ada 35 pernikahan
dini di wilayah kabupaten Sidrap, Sinjai dan Wajo. Memasuki april ada 26
pernikahan dini di kabupaten Sidrap, Sinjai dan Wajo. Sementara dibulan mei
sebanyak 84 di kabupaten Barru, Bone, Luwu Utara, Sidrap, Sinjai dan Wajo.
mampu memikul tanggung jawab, dalam hal ini adalah anak-anak usia muda.
usia muda mempunyai resiko yang sangat besar, namun pada kenyataannya
anak perempuan, dan itu membatasi prospek masa depan mereka. Gadis-gadis
yang dipaksa menikah maupun anak-anak sering hamil ketika masih remaja,
adalah penyebab utama kematian dikalangan gadis remaja yang lebih tua
Artinya, sampai usia 18 tahun, mereka terus bersekolah. Dengan itu otomatis
kalau strategi itu secara tidak langsung bisa menganstipasi pernikahan dini.
Karena paling tidak orang yang tamat SLTA/SMK itu umurnya 18 tahun,
jadinya nunggu lamaran 1-2 tahun, jadi umur 20 tahun sudah bisa menikah.
adanya Kartu Indonesia Pintar (KIP). Dengan begitu, warga miskin sekalipun
beberapa orang yang masih melakukan pernikahan pada usia muda dengan
berbagai macam alasan. Salah satunya pada bulan Agustus lalu, dimana berita
itu sedang populer di media sosial seperti facebook dan diterbitkan oleh
tribun news Makassar, yang mana dalam berita tersebut seorang anak laki-
laki berusia 13 tahun menikah dengan seorang gadis yang masih berusia 17
4
tahun. Kedua orang tua menikahkan mereka karena tidak ingin malu dengan
kedua sejoli yang dikabarkan pacaran sejak 1 tahun lalu. Mereka tidak ingin
banyak warga yang bercerita soal mereka pacaran. Selain itu, untuk
keduanya. Ditambah lagi dari ibu perempuan masih saudara sepupu dengan
Bukan hanya dibantaeng, hal ini juga terjadi di sekitaran daerah Maros.
yang masih berumur 14 tahun dengan alasan semua saudara laki-laki sudah
(Abdiwan, 2018).
Faktor pengetahuan adalah salah satu faktor yang mendorong sikap remaja
Dini dengan Sikap Siswa terhadap Pernikahan Usia Dini di SMA Negeri 2
usia dini dengan sikap siswa terhadap pernikahan usia dini di SMA Negeri 2
5
Banguntapan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rahmat tahun 2017 yang
Dini Pada Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 2 Wonosari Gunung Kidul
didapatkan hasil 0.000 < 0.05 yang artinya ada hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan sikap terhadap pernikahan dini pada remaja putri kelas
2017 ada salah satu siswi yang menikah pada saat sementara sekolah jadi
harus putus sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa masih berlakunya sistem
dini yang disertai penelitian terdahulu yang terkait dan adanya salah satu
bukti yang mana dalam sekolah tempat meneliti terdapat salah satu siswi yang
B. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang diatas dan berdasarkan fenomena yang terjadi di
daerah Sulawesi selatan ini serta adanya salah satu siswa dari lokasi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui pengetahuan dan sikap remaja tentang pernikahan usia muda dan
permasalahannya.
2. Tujuan Khusus
permasalahannya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk bahan materi dalam penelitian
selanjutnya yang terkait tentang pengetahuan dan sikap pada remaja tentang
3. Manfaat praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Pengetahuan
suatu obyek atau domain tertentu. Salam (2008), memiliki pendapat bahwa apa
yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang
2. Sumber Pengetahuan
a. Kesaksian (Otoritas)
Kita dapat mengetahui bahwa Socrates dan Julius Caesar pernah hidup dari
kesaksian orang-orang yang hidup pada masa hidup mereka dan dari ahli-ahli
yakni kepada otoritas. Banyak dan pengetahuan yang kita pakai untuk
kehidupan sehari-hari kita dapatkan dengan cara itu. Dengan begitu maka kita
b. Empirisme
bahwa pada awalnya manusia tidak tahu apa-apa. Seperti kertas putih yang
c. Rasionalisme
mempunyai wujud dalam alam nyata dan bersifat universal ang merupakan
bahan-bahan yang dikirim oleh indra, yaitu pengetahuan yang bersiat abstrak.
berbuah jeruk. Hukum ini ada dan logis tetapi tidak empiris (Batubara et al.,
2018).
Keyakinan adanya wujud tertentu di luar zat atau benda fisik melahirkan
anggapan bahwa ada sumber pengetahuan lain diluar wujud atau zat. Beberapa
3. Jenis Pengetahuan
b. Pengetahuan atau ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara yang
khusus, bukan hanya untuk digunakan saja tetapi ingin mengetahui lebih dalam
yang dicari adalah sebab-sebab yang paling dalam dan hakiki sampai diluar
d. Pengetahuan agama yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat
para Nabi dan Rasul-Nya yang bersifat mutlak dan wajib diikuti para
pemeluknya.
4. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang
10
diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah (Notoatmodjo,
2012).
b. Memahami (Comprehension)
materi tersebut secara benar tentang objek yang dilakukan dengan menjelaskan,
c. Aplikasi (Application)
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini
metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain
(Notoatmodjo, 2012).
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evalution)
a. Pendidikan
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha
Budiman, 2013).
b. Informasi/media massa
Informasi adalah adalah suatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
Budiman, 2013).
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang
d. Lingkungan
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak, yang akan direspon sebagai pengetahun oleh setiap individu
e. Pengalaman
f. Usia
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola fikirnya
Budiman, 2013).
1. Pengertian
Sikap adalah suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup dari
salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan
motif tertentu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
tertentu.
secara tidak langsung. Cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam
menghindari positif atau negative terhadap berbagai keadaan social, apakah itu
institusi, pribadi, situasi, ide. konsep dan sebagainya (Gerungan, 2010). Gagne
2. Tingkatan Sikap
a. Menerima (receiving)
(objek).
b. Merespon (responding)
menyelesaikan tugas yang diberikan suatu indikasi dari sikap karena dengan
c. Menghargai (valuing)
masalah.
c. lntegrasi, dimana pembentukan sikap disini terjadi secara ber tahap, dimulai
dengan satu hal tertentu sehingga akhimya terbentuk sikap mengenai hal
tersebut.
4. Komponen Sikap
Sikap pada dasarnya dibagi atas tiga komponen penting yang saling
berhubungan yaitu :
15
berlaku atau apa yang benar bagi suatu obyek. Saifuddin azwar (2013)
stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu”. Hal ini juga diperkuat
masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling bertahan
atau cenderung berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan
Menurut Mrawan daIam Akyas azhari (2009) setiap orang memilki sikap
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang yang
yang akan berdampak negative bagi dirinya atau berdampak positif bagi
kehidupannya.
b. Faktor ekstemal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri orang y ang
1. Definisi Remaja
mereka yang berusia 10-19 tahun. Sedangkan PBB menyebutkan anak muda
kaum muda (young people) rentang usia 10-24 tahun. Pada masa remaja terjadi
Perubahan itu terjadi karena mulai aktifnya hormon seks dalam diri remaja,
17
perubahan fisik, mental dan psikologi yang cepat dan berdampak pada berbagai
dewasa, usia dimana individu tidak lagi merasa dibawah tingkatan orang
dewasa, akan tetapi sudah dalam tingkatan yang sama (Pieter dan Namora,
2010).
a. Masa remaja awal atau dini (early adolescence), adalah anak yang telah
c. Masa remaja lanjut (late adolescence), adalah anak yang telah mencapai usia
17 sampai 20 tahun.
Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilaksanakan pada usia yang
dan laki-laki kurang dari 19 tahun (Landung et al, 2010). Tujuan dari
dan keturunan. Sampai saat ini tidak ada larang seseorang untuk
ialah pernikahan yang dilakukan oleh seseorang ketika belum mencapai baligh
bagi pria dan belum mencapai menstruasi bagi wanita (Nafis, 2009).
Selain faktor kehamilan yang menjadi pemicu penikahan muda, ada juga
diantaranya :
a. Budaya
Faktor budaya dapat menjadi pendorong kuat seorang remaja harus menikah
secara dini. Sebutan “peratu” (perawan tua) atau “panglatu” (panglima lajang
tua) mendorong mereka untuk segera menikah, walaupun dari segi usia mereka
anak perempuan yang sudah mendapatkan haid adalah perempuan dewasa yang
sebagai faktor terjadinya pernikahan usia muda tidak bisa dianggap enteng
(Surbakti, 2013).
b. Pendidikan
anak remajanya agar segera menikah karena pemahaman yang dangkal tentang
cenderung terdorong untuk segera menikah karena tidak ada kesibukan lain
(Surbakti, 2013).
c. Keluarga berantakan
terutama berasal dari keluarga yang bercerai terpaksa menikah muda dengan
yang lain, dengan alasan ekonomi atau alasan lainnya. Dapat diduga
pernikahan semacam ini tidak akan bertahan lama karena pernikahan mereka
d. Pengangguran
dini. Oleh karena itu, semakin tinggi pengangguran, semakin tinggi juga angka
a. Kemiskinan
anak perempuan mereka yang masih kecil merupakan strategi yang sangat
penting untuk bertahan hidup (dalam persepsi finansial). Hal ini berarti
21
berkurangnya satu beban untuk diberi makan, pakaian dan pendidikan (Sonny
et al, 2018).
Putus sekolah atau bahwa tidak sekolah sama sekali memiliki korelasi positif
Ketika hidup dalam situasi tidak aman, para orangtua kerap berfikir bahwa
menjadi wanita yang aktif secara seksual sebelum mereka menikah. Wanita
yang di ‘cap’ seperti itu akan menjatuhkan martabat keluarga dan warga di
sosial, orangtua juga khawatir jika mereka tidak menikahkan anak perempuan
ataupun suku, serta dapat menyelesaikan sengketa dan hutang (Sonny et al,
2018).
a. Pendidikan
Seseorang yang melakukan pernikahan terutama pada usia yang masih muda,
tentu akan membawa dampak, terutama dalam pendidikan yang rentan dengan
baru lulus SMP atau SMA, tentu keinginannya untuk melanjutkan sekolah lagi
atau menempuh pendidikan yang lebih tinggi tidak akan tercapai (Ahmad,
2009).
b. Kependudukan
Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang masih rawan dan belum stabil,
d. Kesehatan
Kehamilan usia muda memuat resiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan
kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan (Rohan dan
Siyoto, 2013).
Berikut ini resiko atau permasalahan yang mengancam gadis dibawah umur
dibawah 20 tahun dia belum siap untuk berhubungan seks atau mengandung,
(karena tubuh belum kuat). Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-
b. Kondisi sel telur pada perempuan dibawah 20 tahun belum begitu sempurnah,
muda usia pertamakali seseorang berhubungan seks maka semakin besar resiko
siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam
yang terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu juga disebabkan selaput
ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam Rahim), kemudian proses
pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi adanya sobekan pada jalan
g. Persalinan yang lama dan sult, adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu
dan janin, penyebab dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan
letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his (Rohan dan Siyoto, 2013).
premature yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal ini terjadi karena pada
saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan kurang (Rohan dan Siyoto, 2013).
i. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500gr, kebanyakan dipengaruhi karena kurangnya zat gizi saat
hamil, umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun (Rohan dan Siyoto, 2013).
dalam UU perkawinan
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
pada usia dimana seseorang tersebut belum mencapai dewasa yang menurut
: Variabel Dependen
27
3. Defenisi Operasional
a. Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah pandangan siswa SMA kelas X,XI
dan XII tentang pernikahan usia muda dan permasalahannya. Untuk mengukur
Kriteria objektif:
objektif dimana :
b. Sikap
Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon siswa SMA
Kriteria objektif:
1) Pernyataan Negatif
b) Skor 2. Setuju
2) Pernyataan Positif
c) Skor 3. Setuju
Jumlah pernyataan : 10
Scoring :
= 4 x 10
= 40
= 1 x 10
= 10
Skor tertinggi + skor terendah
c) Nilai rata-rata =
Jumlah kategori
40 + 10
=
2
= 25
29
Kriteria Obyektif :
Positif : jika nilai responden > 62,5% dari total skor jawaban.
Negatif : jika nilai responden < 62,5% dari total skor jawaban.
dilakukan saat mempelai pria dibawah 19 tahun dan mempelai wanita dibawah
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
2019.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.
(Suryani dan Hendryadi, 2015). Adapun populasi yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah semua siswa di SMAN 18 Makassar yang berjumlah 928
responden.
2. Sampel
31
tertentu, yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap, serta
artinya yang berada pada urutan pertama merupakan sampel yang sampel
Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 103 responden yang
diambil dari kelas X, XI dan XII yang didapatkan dengan menggunakan rumus:
N
n=
k
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
k = interval (9)
dan ekslusi.
b. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah siswi SMAN kelas X,XI,XII yang
D. Pengumpulan Data
32
1. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan/instansi
yang akan diisi oleh responden. Sebelum pengumpulan data dilakukan terlebih
yang digunakan adalah kuesioner yang berisi kalimat pernyataan menurut skala
Guttman.
E. Pengolahan Data
33
1. Penyuntingan (Editing)
pengetahuannya.
2. Pengkodean (Coding)
Coding adalah proses pemberian angka pada setiap pertanyaan yang terdapat
pada kuesioner (Dwiastuti, 2017). Data yang telah dikumpulkan diberi kode
1) Kode 1 kelas X
2) Kode 2 kelas XI
Entry data adalah proses pemindahan data dari kuesioner ke tabel data dasar
computer.
4. Pembersihan (Cleaning)
tabel (Dwiastuti, 2017). Setelah semua langkah diatas telah dilakukan, peneliti
F. Analisis Data
sikapnya adalah :
G. Penyajian Data
H. Etika Penelitian
1. Informed Consent
memberikan kesempatan kepada mereka yang ikut atau tidak ikut berpartisipasi
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
36
3. Contidentiality (Kerahasiaan)
peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil.
37
BAB V
A. Hasil Penelitian
diambil dari jumlah populasi dibagi jumlah kelas dari SMAN 18 Makassar.
Dari 103 responden ini dibagi menurut tingkatan kelas. Jadi masing-masing
kelas dari kelas X diambil 35 responden sedangkan kelas XI dan XII masing-
1. Data Umum
Tabel 1
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 49 47,6
Perempuan 54 52,4
Jumlah 103 100
Sumber : Data Primer 2019
dibanding laki-laki.
38
Tabel 2
Distribusi demografi responden berdasarkan umur
Umur n %
14 tahun 1 1
15 tahun 20 19,4
16 tahun 29 28,2
17 tahun 47 45,6
18 tahun 6 5,8
Jumlah 103 100
Sumber : Data Primer, 2019
2. Analisis Univariat
Tabel 3
Distribusi pengetahuan responden
Pengetahuan n %
Cukup 75 72,8
Kurang 28 27,2
Jumlah 103 100
Sumber : Data Primer, 2019
kurang.
Tabel 4
Distribusi pengetahuan berdasarkan jenis kelamin
Pengetahuan
Total
Jenis Kelamin Cukup Kurang
N % n % n %
Laki-laki 24 22,3 25 25,3 49 47,6
Perempuan 51 50,5 3 1,9 54 52,4
Jumlah 75 72,8 28 27,2 103 100
Sumber : Data Primer, 2019
39
banyak waktu untuk berdiskusi dengan teman sebaya serta mencari tahu
usia muda dan permasalahannya. Hal tersebut juga sejalan dengan teori
pengetahuan seseorang.
40
Tabel 5
Distribusi pengetahuan responden berdasarkan umur
Pengetahuan
Total
Umur Cukup Kurang
n % n % n %
14 tahun 1 1 - - 1 1
15 tahun 16 16,4 4 2,9 20 19,3
16 tahun 22 21,4 7 6,8 29 28,2
17 tahun 32 31,1 15 14,6 47 45,7
18 tahun 4 3,9 2 1,9 6 5.8
Jumlah 75 72,8 27 27,2 103 100
Sumber : Data Primer, 2019
pengetahuan yang cukup lebih banyak daripada yang kurang dan tidak ada
Tabel 6
Distribusi pengetahuan responden berdasarkan tingkat kelas
Pengetahuan
Total
Kelas Cukup Kurang
n % n % n %
Kelas X 24 23,3 11 10,7 35 34
Kelas XI 28 27,2 6 5,8 34 33
Kelas XII 23 22,3 11 10,7 34 33
Jumlah 75 72,8 27 27,2 103 100
Sumber : Data Primer, 2019
dan XII memiliki pengetahuan yang cukup lebih banyak dibanding yang
kurang dan tidak ada perbedaan tingkat kelas dengan pengetahuan responden.
Tabel 7
Distribusi sikap responden
Sikap n %
Positif 95 92,2
Negatif 8 7,8
Jumlah 103 100
Sumber : Data Primer, 2019
41
Tabel 8
Distribusi sikap responden berdasarkan jenis kelamin
Sikap
Jenis Total
Positif Negatif
Kelamin
n % N % N %
Laki-laki 43 41,7 6 5,9 49 47,6%
Perempuan 52 50,5 2 1,9 54 52,4%
Jumlah 95 92,2 8 7,8 103 100%
Sumber: Data Primer, 2019
Baik laki-laki maupun perempuan memiliki sikap yang positif lebih banyak
permasalahannya.
Tabel 9
Distribusi sikap responden berdasarkan umur
Sikap
Total
Umur Positif Negatif
n % N % n %
14 tahun 1 0,9 0 0 1 0,9
15 tahun 20 19,4 0 0 20 19,4
16 tahun 26 25,2 3 2,9 29 28,1
17 tahun 44 42,7 3 2,9 47 45,6
18 tahun 4 3,9 2 2 6 5,9
Jumlah 95 92,2 8 7,8 103 100
Sumber : Data Primer, 2019
Tidak ada perbedaan sikap responden dari umur mereka. Mulai dari
umur 14 sampai 18 tahun memiliki sikap positif lebih banyak dibanding yang
bersikap negatif.
42
Tabel 10
Distribusi sikap responden berdasarkan kelas
Sikap
Kelas Total
Positif Negatif
n % N % n %
Kelas X 33 32 2 2 35 34
Kelas XI 32 31,1 2 2 34 33
Kelas XII 30 29,1 4 3,8 34 33
Jumlah 95 92,2 8 7,8 103 100
Sumber : Data Primer, 2019
Dari tingkatan kelas juga memiliki hasil yang sama. Baik kelas X, XI
bahkan XII memiliki sikap yang positif lebih banyak daripada yang bersikap
negatif.
Tabel 11
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan dan sikapnya
Sikap
Pengetahuan Total
Positif Negatif
n % n % n %
Cukup 70 67,9 5 2 75 72,8
Kurang 25 24,3 3 2 28 27,2
Jumlah 95 92,2 8 7,8 103 100
Sumber : Data Primer, 2019
responden.
ikut membentuk dan mempengaruhi pola fikir seseorang kemudian pola fikir
cinta dan mampu bertanggung jawab terhadap pasangan kenapa tidak bisa
melakukan pernikahan diusia muda daripada hal-hal yang tidak baik seperti
hamil sebelum menikah dan seringnya didapat pacaran yang membuat para
orangtua khawatir. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa dengan
menikah diusia muda juga membuat kita lebih cepat berfikiran dewasa.
menyatakan bahwa setiap orang memilki sikap yang berbeda-beda dan khas.
Adapun salah satu factor penyebabnya adalah faktor internal, yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri orang yang bersangkutan. Faktor ini menentukan
pilihan seseorang dalam memilih sesuatu yang akan berdampak negatif bagi
B. Pembahasan
pernikahan usia muda dan permasalahannya. Hal tersebut terbukti dari hasil
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Beatrix dan Ika
dilakukan oleh I Gusti dan Resti (2017) juga menunjukkan hasil yang sama,
usia muda dan permasalahannya baik itu melalui media sosial maupun
edukasi yang didapatkan tentang pernikahan usia muda. Hal tersebut terbukti
kebanyakan dari mereka tahu bahwa pernikahan muda itu mempunyai banyak
karena masalah uang yang akan dihentikan orangtua untuk mereka karena
mereka menganggap seorang anak yang sudah menikah berarti mereka juga
mereka kurang berminat untuk mengetahui tentang pernikahan usia muda dan
negatif. Hal tersebut nampak dalam master tabel yang menunjukkan bahwa
responden (7,8%).
Dari tabel 5, 6 dan 7 juga menunjukkan hasil yang sama, baik dari jenis
kelamin, umur dan tingkatan kelas memiliki sikap yang positif lebih banyak
disebabkan karena adanya dampak yang mereka lihat dari pernikahan usia
muda seperti perceraian dan lain-lain. Melihat asumsi yang mereka tuliskan,
dari orangtua. Adapun yang setuju dengan pernikahan usia muda karena
46
keadaan terpaksa seperti hamil diluar nikah dan pacaran yang membuat para
orangtua malu.
47
BAB VI
A. Kesimpulan
2. Siswa SMAN 18 Makassar memiliki sikap yang positif lebih banyak daripada
yang bersikap negatif. Hal terssbut dapat dilihat pada tabel 7 yang
permasalahannya.
B. Saran
tentang pernikahan usia muda dan dampak yang mungkin terjadi karena
pernikahan dini.
3. Bagi Siswa
materi tentang dampak pernikahan usia muda agar ke depannya tidak ada
yang mengikuti jejak siswa yang sebelumnya berhenti sekolah karena harus
Afriani, Riska dan Mufdillah. Analisis Dampak Pernikahan Dini pada Remaja
Putri di Desa Sidoluhur Kecamatan Godean Yogyakarta pada Tahun 2016.
RAKERNAS AIPKEMA 2016. 235-243.
Agus, R dan Budiman. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta.
Azwar, S. 2013. Sikap Manusia Teori Skala dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar.
Jakarta
Gagne ,R.M. 2009. Prinsip Instruksi Desain. Holt, Rinehart dan Wiston ,Inc.
New York.
Irianti I dan Herlina N. 2011. Buku Ajar Psikologi Untuk Mahasiswa Kebidanan.
EGC. Jakarta.
Judiasih, Sonny Dewi dkk. 2018. Perkawinan Bawah Umur di Indonesia. PT
Refika Aditama. Bandung
Landung et al. 2010. Studi Kasus Kebiasaan Pernikahan Usia Dini pada
Masyarakat Kecamatan Snggalangi Kabupaten Tana Toraja. Jurnal MKMI
5 (4) : 89-94.
Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Salemba Medika.
Jakarta.
Rohan H.H. dan S. Siyoto. 2013. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Nusa
Medika. Yogyakarta.
Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif teori dan Aplikasi pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Prenada Media Grup.
Jakarta.
Calon Responden
Dengan hormat,
Nama : Melda
Nim : 21706308
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi Bapak /
Ibu / Saudara (i) sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang Bapak /
Ibu / Saudara (i) berikan merupakan tanggung jawab saya untuk menjaganya. Jika
saudara (i) bersedia ataupun menolak untuk menjadi responden, maka tidak ada
saudara (i) diperbolehkan untuk mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi pada
penelitian ini.
menyetujui permintaan saya untuk menjadi responden, maka saya sebagai peneliti
Peneliti
Lampiran 2
akan melakukan penelitian sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Tanggapan atau jawaban bersifat
bebas dan tanpa paksaaan. Saya akan menjamin kerahasiaan pendapat dan
identitas saudara.
Jika Bapak / Ibu / Saudara (i) bersedia menjadi peserta penelitian, silahkan
Tanggal : ……………………..
Pengetahuan
No : (diisi oleh peneliti)
Nama :
Umur :
Kelas :
Pilihlah salah satu jawaban atas pernyataan di bawah ini dengan memberi
tanda (√) :
No Pernyataan Benar Salah
1. Pernikahan usia muda merupakan
pernikahan yang dilangsungkan pada usia
laki-laki di bawah 19 tahun dan
perempuan di bawah 16 tahun.
Kunci Jawaban
1. Benar
2. Benar
3. Benar
4. Benar
5. Benar
6. Salah
7. Salah
8. Salah
9. Salah
10. Salah
Sikap
Beri tanda √ pada pernyataan yang anda pilih di bawah ini :
No Pernyataan SS S TS STS
1 Dengan menikah di usia muda saya dapat merasa
lebih dewasa.
2 Saya akan tetap menikah diusia muda apapun
resikonya
3 Pernikahan usia muda di daerah saya adalah
suatu keharusan
4 Saya akan menikah sesuai peraturan yang
berlaku
5 Saya akan menikah apabila adanya kesiapan
jasmani dan rohani.
6 Saya ingin menikah di usia muda agar tidak
menjadi perawan tua.
7 Saya akan menikah muda karena orangtua
memaksa
8 Pernikahan di usia muda merupakan tren atau
gaya masa kini.
9 Dengan menikah di usia muda, seseorang belajar
untuk bertanggung jawab
10 Pernikahan di usia muda itu asyik.
Kunci jawaban
1. Negatif
2. Negatif
3. Negatif
4. Positif
5. Positif
6. Negatif
7. Negatif
8. Negatif
9. Negatif
10. Negatif
Master Tabel
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap Pernikahan Usia Muda dan Permasalahannya
di SMAN 18 Makassar
Statistics
KategoriPenget
JenisKelamin Umur ahuan KategoriSikap
N Valid 103 103 103 103
Missing 0 0 0 0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 49 47.6 47.6 47.6
Perempuan 54 52.4 52.4 100.0
Total 103 100.0 100.0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14 tahun 1 1.0 1.0 1.0
15 tahun 20 19.4 19.4 20.4
16 tahun 29 28.2 28.2 48.5
17 tahun 47 45.6 45.6 94.2
18 tahun 6 5.8 5.8 100.0
Total 103 100.0 100.0
Kategori Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup 76 73.8 73.8 73.8
kurang 27 26.2 26.2 100.0
Total 103 100.0 100.0
Kategori Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid negatif 8 7.8 7.8 7.8
positif 95 92.2 92.2 100.0
Total 103 100.0 100.0