Anda di halaman 1dari 77

i

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI


TENTANG RESIKO KEHAMILAN PADA PERNIKAHAN DINI
DI SMAN 1 KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH


Dianjurkan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Jurusan Kebidanan Politeknik
Kementrian Kesehatan Kendari

OLEH
VERNI
P00324015038

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D III
2018
ii

i
iii

iii
iv

a. Identitas Penulis
Nama : Verni
Tempat Tanggal Lahir : lipu, 28 april 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa :Buton/Indonesia
Agama :Islam
Alamat :jalan Moji Mohalo, Kelurahan Wandaka,
Kec.kulisusu, Kab.Buton Utara
b. Riwayat Pendidikan
1. SD Negri 3 lipu, tamat tahun 2009
2. SMP Negri 1 Kulisusu, tamat tahun 2012
3. SMA Negri 1Kulisusu, tamat tahun 2015
4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan Tahun 2015 sampai sekarang

iv
iii

ABSTRAK
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG
RESIKO KEHAMILAN PADA PERNIKAHAN DINI DI SMAN 1
KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2018

Verni1, Syahrianti2, Farming2

Latar belakang: Pendidikan seks adalah salah satu cara pengajaran atau pendidikan
mengenai seks dan seksualitas untuk mengurangi dampak negatif yang tidak diharapkan
seperti pelecehan seksual, kehamilan yang tidak direncanakan, aborsi, penyakit menular
seks (PMS).
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remeja putri tentang risiko
kehamilan pada usia dini di SMAN 1 Kulisusu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.
Metode penelitian:jenis penelitian ini dalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adala
h 469 dengan jumlah sampel 47 responden. Tehnik pengambilan sampel secara stratified
random sampling.
Hasil Penelitian: dari 47 remaja putri di peroleh pengetahuan baik sebanyak 34
responden (72%), 8 responden (17%) berpengetahuan cukup, sedangkan yang
berpengetahuan kurang sebanyak 5 responden (11%). sikap remaja putri SMAN 1
kulisusu tentang resiko kehamilan pada penikahan dini tahun 2018. Sebagian besar
responden mempunyai sikap positif yaitu 31 responden (66%) dan 16 responden (34%)
memilki sikap negativ.
Kesimpulan: Tingkat pengetahuan remaja putri tentang resiko kehamilan pada
pernikahan dini di SMAN 1 Kulisusu Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2018 menunjukan 34 responden (34%) berpengetahuan baik, 8 responden (17%)
berpengetahuan cukup, dan 5 responden (11%) berpengetahuan kurang .Sikap remaja
putri tentang resiko kehamilan pada pernikahan dini di SMAN 1 Kulisusu Buton Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018 menunjukan 66% (31 responden) memiliki sikap
positive dan 34% (16 responden) memiliki sikap negativ

Kata kunci: Pengetahuan dan Sikap


Daftar Pustaka: 28 (2007-2017)
1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan
2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

v
iv

ABTRAC
DESCRIPTION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF DAUGHTERS
ABAOUT PREGNANCY RISK IN EARLY WEDDING AT SAMN 1
KULISUSU BUTON UTARA DISTRICT PROVINSI SOUTH
SULAWESI YEARS 2018

Verni1, Hj. Syahrianti2, Farming2


Background: Sex education is a way of teaching or education about sex and sexuality to
reduce unwanted negative effects such as sexual harassment, unplanned pregnancy,
abortion, sexually transmitted diseases (STDS).
Research objectives: To find out the knowledge and attitudes of female students about
the risk of pregnancy at an early age in SMAN 1 kulisusu southeast Sulawesi Province in
2018.
Research method: This type of research is descriptive. The population in this study wa
469 with a total sample of 47 respondents. The sampling technique is tratified random
sampling.
Results : From 47 young women obtained good knowledge as many as 34 respondents
(72 %), 8 respondents (17%) had sufficient knowledge, while those with less knowledge
were 5 respondents (11%). The attitude of young women of SMAN 1 kulisusu about the
risk of pregnancy in ealy 2018 marriagemost respondents have a positive attitude that is
31 respondents (66%) and 16 respondents (34%) have a negative attitude.
Conclusion : The level of knowledge of young women about the risk of pregnancy at an
early marriage at SMAN 1 kulisusu North Buton in Southeast Sulawesi Provonce in 2018
showed 34 respondents (34%) had good knowledge, 8 respondents (17%) had sufficient
knowledge, and 5 respondents (11%) were knowledgeable lesattitudes of young women
about the risk of pregnancy at early marriage at SMAN 1 kulisusu North Buton in
Southeast Sulawesi Provonce in 2018 showed 66% (31 respondents) had a positive
attitude and 34% (16 respondents) had a negative.

Keywords : Knowledge And Attitude


Bibliography :28 (2007-2017)

1. Health polytechnic students atted the midwifwry department


2. A poltekkes lecturer study the midwifery departement

vi
vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena telah memberikan Rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini yang berjudul

“Studi Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Resiko Kehamilan

Pada Pernikahan Dini Di SMAN 1 KULISUSU Buton Utara ” dapat selesai

tepat pada waktunya.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai syarat

menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kendari. Proses penyusunan karya tulis ilmiah ini telah melewati

perjalanan panjang dan dalam penyusuanannya tentunya yang tidak lepas

dari bantuan moril dan materil pihak lain dan penulis banyak mendapat

bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah

sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terimakasih terutama kepada

Ibu Hj. Syahrianti,S.Si.M.Kes. selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini serta kepada Ibu Farming,SST.M.Keb selaku

pembimbing II yang juga telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan

banyak masukan dalam penyusunan Proposal Penelitianini. Penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Askrening, SKM. M.Kes. selaku Direktur Poltekes Kemenkes

Kendari.

vii
viii

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes.selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekes Kemenkes Kendari.

3. Ibu Aswita, S,Si.T, M.Keb selaku Ketua Prodi Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kendari

4. Bapak Arman ani, S.Pd, M.A.P selaku Kepala Sekolah SMAN I

Kulisusu atas izin yang diberikan kepada saya untuk melakukan

penelitian .

5. Ibu Hasmia Naningsi, SST, M.Keb selaku penguji I Karya Tulis Imiah,

ibu Wahida, S.Si.T,M.Keb selaku penguji II Karya Tulis Imiah, yustiari,

SST, M.Kes selaku penguji III Karya Tulis Imiah, Kesabaran,

keiklasan, tenaga,waktu dan fikiran yang telah ibu berikan tak akan

dapat terbalaskan oleh apapun.

6. Seluruh dosen pengajar dan staf Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari atas segala nasehat dan ilmu yang diberikan

selama ini.

7. Dr.Ir.Sukanto Toding, MSP, MA selaku Pembina utama muda badan

penelitian dan pengembangan.

8. Sahabat-sahabat saya Alvira, Argita Putri, Jahratin, Musrifa B, Titin

Agustina.

9. Teruntuk laki-laki special saya Idil Saputra yang sudah menemani

saya sebagai pengganti orang tua saya.

10. Rekan–rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga penulis

dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan tepat waktu.

viii
vii

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya selama penulisan

karya tulis ilmiah ini.

Penghargaan dan terimakasih yang tak ternilai kepada Ayahanda

La Dao dan Ibunda Kaswati yang telah banyak melimpahkan

pengorbanan dan iringan doa untuk kesuksesan penulis, selama penulis

mengikuti perkuliahan sampai penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih

belum sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis

harapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya. Akhirnya penulis

berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat.

Kendari, 30 Juli 2018

Penulis

ix
x

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL …………..………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….. iii


DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………….. iv
INTISARI............................................................................................. v
ABSTRAC vi
KATA PENGANTAR……..……………………………………………. vii
DAFTAR ISI……………..………………………………………………. x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………..……………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………..…………………………………….. 6
C. Tujuan……………………..……………………………………... 6
D. Manfaat Penelitian……..……………………………………….. 7
E. Keaslian Penelitian …..…………………………………………. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka…………………………………………………... 10
B. Landasan Teori ………………………………………………….. 32
C. Kerangka Konsep ……………………………………………….. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………………… 37
B. Waktu Dan Tempat Penelitian………………………………… 37
C. Populasi Dan Sampel…………………………………………… 37
D. Variable Dan Definisi Operasional…………………………… 39
E. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data…………………………. 40
F. Instrument Pengumpulan Data………………………………… 40

x
xi

G. Pengelolaan Dan Analisa Data………………………………… 41


H. Penyajian Data ...………………………………………….. 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambran Lokasi Penelitian……………………………………... 43
B. Hasil Penelitian……………………………………………………. 44
C. Pembahasan……………………………………………………….
45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………………………... 50

B. Saran………………….…………………………………………… 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
xii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabe 1. Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Resiko Kehamilan PadaPernikahan Dini Di SMAN


44
1 Kulisusu Kabupaten Buton Utara Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2018…………………….

Tabel 2. Frenkuensi Sikap Remaja Putri Tentang Resiko

Kehamilan PadaPernikahan Dini Di SMAN 1


45
Kulisusu Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2018……………………………….

xii
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permintaan Menjadi Responden

Lampiran 2. Lembar Persetujuan

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Master Tabel Penelitian

Lampiran 5.Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Dari Poltekkebs Kemenkes Kendari

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari B ALITBANG Provinsi Sultra

Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SMAN 1

Kulisusu tahun 2018

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Balakang

Pendidikan seks adalah salah satu cara pengajaran atau pendidi

kan mengenai seks dan seksualitas untuk mengurangi dampak negatif

yang tidak diharapkan seperti pelecehan seksual, kehamilan yang tidak

direncanakan, aborsi, Penyakit Menular Seks (PMS). Kurangnya penge

tahuan seks dan kehidupan rumah tangga serta adat istiadat yang mera

sa malu kawin tua (perawan tua) menyebabkan meningkatnya perkawin

an dan kehamilan usia remaja. Pernikahan dini merupakan sebuah perk

awinan dibawah umur yang target persiapannya belum dikatakan maksi

mal, persiapan fisik, persiapan mental juga persiapan materi (Dlori, 200

9).

Mortalitas dan mordibitas pada wanita hamil dan bersalin adalah

masalah besar di Negara berkembang. Di Negara miskin sekitar 25-30

% kematian wanita subur disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan n

ifas. Tahun 2012 World Health Organization (WHO) memperkirakan Ieb

ih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil, bersalin dan nifa

s. Dewasa ini masyarakat menghadapi kenyataan bahwa resiko kehami

lan pada kelompok usia remaja

1
2

meningkat dan menjadi masalah terutama kehamilan dibawah usia 20 t

ahun (Winjosastro, 2013).

Menurut Unicef (2016) jumlah anak perempuan usia 18 tahun ya

ng menikah setiap tahun tetap saja besar. Sepertiga atau sekitar 250 jut

a anak menikah sebelum usia 15 tahun diperkirakan 142 juta anak pere

mpuan (14.2 juta per tahun) akan menikah sebelum usia 18 tahun dari t

ahun 2011 samapai 2020, dan 151 juta anak perempuan akan menikah

sebelum usia 18 tahun dari tahun 2021sampai 2030. Pernikahan dini pa

ling sering dilakukan di Asia selatan dan Afrika Sub-sahara.India yang

memiliki prevalensi pernikahan usia anak tertinggi, 6 negara diantarany

a berada di Afrika,termaksud Nigeria yang memiliki prefalensi tertnggi y

aitu 77%.

Indonesia termaksud Negara ke-37 dengan presentase pernikah

an usia muda yang tinggi dan merupakan teringgi kedua di ASEAN sete

lah Kamboja (Kemenkes, 2015). Berdasarkan data dari Badan Pusat S

tatstik (2014) menyebutkan bahwasanya 1,60% anak perempuan usia

10-17 tahun di Indonesia telah menikah. Presentase anak perempuan u

sia 10-17 tahun yang berstatus menikah di daerah perkotaan sebanyak

0,9% sedankan dipedesaan mencapai 2.24%. Berdasarkan hasil susen

s (2015) tercatat sebanyak 2,09% wanita pernah menikah yang usianya

kurang atau sama dengan 16 tahun. Kejadian tertinggi pernikahan di ba

wah usia 16 tahun terdapat di Kabupaten Gunung Kidul yaitu sebesar 2

,31% diantara Kabupaten lainnya di DIY. Usia perkawinan pertama 17-


3

18 tahun di Kabupaten Gunung Kidul juga menempati urutan pertama d

iantara Kabupaten lainnya yakni sebesar 6,49% (BPS DIY, 2015)

Pemerintah bertujuan untuk menyediakan pendidikan dasar yang

dapat diperoleh secara luas. Oleh sebab itu, perempuan muda dihampir

semua negara boleh dikatakan Iebih mungkin memperoleh pendidikan

dasar dari pada yang dulu didapatkan oleh ibu mereka, dan di Negara b

erkembang perbedaannya bisa sangat besar. Misalnya di Sudan, 46 %

remaja berumur 15-19 tahun sudah menempuh tujuh tahun atau Iebih

masa sekolah, dibandingkan dengan 5 % dari pada wanita berumur 40-

44 tahun. Begitupun, disparitas, terutama di segi sosial-ekonomi dan di

lingkung kehidupan, masih bertahan. Disebagian negara berkembang,

kemungkinan perempuan muda kota untuk memperoleh pendidikan das

ar adalah 2-3 kali lipat disebanding dengan perempuan-perempuan ya

ng berada dipedalaman (Keraf,2009).

Pola pikir zaman primitif dengan zaman yang sudah berkembang

jelas berbeda, hal ini dibuktikan dengan sebuah perkawinan antara pilih

an orang tua dengan kemauan sendiri, penikahan dini dipaksa atau pen

ikahan dini karena kecelakaan. Namun prinsip orang tua pada zaman d

ulu sangat menghendaki jika anak perempuan sudah baliq maka tidak a

da kata lain kecuali untuk secepatnya menikah. Tradisi pernikahan zam

an nenek moyang Iebih terpacu dengan prospes budaya nikah dini yak

ni berkisar umur 15 tahun para wanita dan pria berkisar 20 tahun atau k

urang (Dlori, 2009).


4

Undang-Undang (UU) praperkawinan No. 1 Tahun 1974 dengan

usia kawin perempuan 16 tahun menyebabkan perkawinan usia remaja

meningkat dimana konsekuensi dari kehamilan remaja adalah pemikah

an remaja dan pengguguran kandungan. Kehamilan pada remaja dan

menjadi orang tua pada usia remaja berhubungan secara bermakna de

ngan resiko medis dan psikososial, baik terhadap ibu maupun anaknya.

Dari sudut kesehatan obstetri hamil pada usia remaja memberi resiko k

omplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan anak seperti : anemia, ekl

ampsia, abotus, partus prematurus, kematian perinatal, pendarahan da

n tindakan operatis obstetri Iebih sering dibandingkan dengan kehamila

n pada golongan usia 20 tahun keatas (Soetjiningsi, 2011).

Saat ini, di Indonesia, ada sekitas 45 % perempuan menikah dib

awah usia 20 tahun. Sebanyak 42 % menikah pada usia 10-14 tahun d

an 41,8 % menikah pada usia 15-19 tahun. "Anak stunting ini Iebih ban

yak lahir dari ibu yang hamil dibawah usia 20 tahun. Anak Stunting itu t

ubuhnya pendek, kecil, dan ukuran otak kecil. Resikonya mudah kena p

enyakit jantung dan pembuluh darah (Julianto, 2013).

Usia untuk hamil dan melahirkan adalah 20 sampai 30 tahun, Ieb

ih atau kurang dari usia tersebut adalah beresiko. Kesiapan seorang pe

rempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan

oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan tisik, kesiapan mental/ em

osi/psikologis dan kesiapan sosial/ ekonomi. Secara umum, seorang pe

rempuan dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbu


5

han tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh). Yaitu sekitar 20 tahun

bias dijadikan pedoman kesiapan fisik (BKKBN, 2012).

Pernikahan usia dini akan menimbulkan efek pada kesehatan re

produksi dan seksual perempuan dan banyak pengalaman hidup yang

berharga pada saat remaja yang akan hilang untuk selamanya. Selaian

itu pernikahan dini akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan. Dius

ia belasan tahun mengandung resiko-resiko tertentu, baik ibu maupun b

ayinya kelak, keduanya berada dalam resiko tinggi.

Bayi hasil pernikahan dini mempunyai kemungkinan lebih besar

untuk lahir dini (premature), atau lahir dalam berat badan dibawah norm

al (BBLR) pertumbuhan janin terhambat, lahir cacat dan berpenyakitan.

Umumnya bayi yang dilahirkan oleh ibu remaja beresiko tinggi dalam tin

gkat kematian yaitu meninggal dunia sebelum satu taun dengan presen

tase 50%, lebih tinggi dibandingkan bayi-bayi yang dilahirkan oleh usia

diatas dua puluh tahun (rachmawati, 2005).

Di Provinsi Sulawesi Tenggara berdasarkan data Survei Demogr

afi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) Tahun 2013 tercatat sebanyak

10 per .1000 kelahiran atau 0,01 % melakukan pernikahan dini. Namun

demikian data tersebut akan mengalami peningkatan yang disebabkan

oleh banyaknya pernikahan yang terjadi pada remaja khususnya atau p

ernikahan dini.
6

Hasil studi awal yang dilakukan di SMAN 1 Kulisusu Kabupaten

Buton Utara diperoleh jumlah siswi putri 469 orang pada tahun ajaran 2

017/2018. Data pada tahun ajaran 2017/2018 dari sekolah pada didapa

tkan 4 siswa yang keluar karena hamil. Berdasarkan fenomena tersebut

maka penulis tertarik melakukan penelitian tenang “Gambaran Pengeta

huan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Resiko Kehamilan Pada Pernika

han Dini di SMAN 1 Kulisusu Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2018”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas dapat dirumusk

an masalah penelitian yaitu: “Bagaimanakah pengetahuan dan sikap r

emaja putri tentang risiko kehamilan pada pernikahan dini di SMAN 1

Kulisusu Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap remeja putri tent

ang resiko kehamilan pada usia dini di SMAN 1 Kulisusu Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2018.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang resiko keh

amilan pada usia dini di SMAN 1 Kulisusu Provinsi Sulawesi T

enggara
7

b. Untuk mengetahui sikap remja putri tentang resiko kehamilan p

ada usia dini Di SMAN 1 Kulisusu Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan

menambah perbendarahaan bacaan bahan bagi mahasiswa

Poltekes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi remaja dan

seluruh masyarakat tentang seberapa besar pengetahuan

masyarakat tersebut khususnya mengenai usia yang mantap

untuk menikah dan resiko kehamilan pada pemikahan dini. Dan

dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan

3. Manfaat Bagi Peneliti

Bagi penulis sendiri untuk menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh

selama perkuliahan terutama mata kuliah metodologi penelitian .

E. Keaslian Penelitian

1. Dewa Ayu Dian Krisna Dewi (2012) Tingkat Pengetahuan Dan Sik

ap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Kota Denpasar.

Dalam penelitian tersebut metode yang digunakan adalah deskripti


8

f, tehnik pengambilan sampel adalah tehnik nonprobability purposi

ve sampling dengan jumlah sampel sebanyak 284 orang. Perbeda

an dengan penelitian yang saya lakukan yaitu terletak pada teknik

pengambilan sampel dan jumlah sampel dimana saya menggunak

an tehnik stratified random sampling dengan jumlah sampel seban

yak 47 orang.

2. A Im silviana Rahman (2017) Hubungan Tingkat Pengetahuan Den

gan Sikap Terhadap Pernikahan Dini Pada Remaja Putri Di SMAN

2 Wonosari Gunung Kidul.dalam penelitian tersebut metode yang d

igunakan analitik, tehnik pengambilan sampel adalah tehnik total s

ampling dengan jumlah sampel sebanyak 128 orang. Perbedaan d

engan penelitian yang saya lakukan yaitu terletak pada teknik peng

ambilan sampel dan jumlah sampel dimana saya menggunakan te

hnik stratified random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 4

7 orang.

3. Riska Karmiati (2012) Gambran Pengetahuan Remaja Putri Tentan

g Resiko Pernikahan Dini Terhadap Kehamilan Dan Persalinan Di

SMAN 1 Sinjai Utara. Dalam penelitian ini menggunakan metode d

eskriptif, tehnik pengambilan sampel adalah tehnik purprosive sam

pling dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang. Perbedaan denga

n penelitian yang saya lakukan yaitu terletak pada teknik pengambi

lan sampel dan jumlah sampel dimana saya menggunakan tehnik


9

stratified random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 47 ora

ng.
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan umum tentang pengetahuan

a. pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia

terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalu

i panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, pen

ciuman, perasaan dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kog

nitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya ti

ndakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2012).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaita

n dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, beri

nteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berje

njang sebagai berikut:

1) Tahu (knowledge)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi y

ang telah dipelajari sebelumnya. Termaksuk dalam pengetahu

an tingkat ini adalah mengingat kembali (rical) terhadap suatu

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan y

10
11

ang telah diterima.oleh sebab itu “ Tahu “ adalah merupakan p

engetahuan yang paling rendah.kata kerja untuk mengukur ba

hwa orang itu tahu tentang apa yang dipelajari antara lain men

yebutkan, menguraikan, mendefinisikan menyatakan dan seb

againya.

2) Memahami (Comprehansion)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk m

enjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan da

pat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang

telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat menjela

skan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang di

pelajari.

3) Menerapkan (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunak

an materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplik

asi disini dapat diartikan aplikasi atau pengguna hukum-huku

m, metode prinsip dan sebagainya dalam kontraksi atau situas

i lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarka

n suatu materi kedalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitanya a

ntara satu dengan yang lain.


12

5) Sintesis (Syntesis)

Sistesis merupakan kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian–bagian didalam suatu bentuk keselur

uhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kema

mpuan untuk menyusun formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek, di

mana penilaian berdasarkan pada kriteria yang dibuat sendiri

atau pada kriteria yang sudah ada.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengukuran Pengetahuan dapat dilakukan dengan wawanca

ra atau angket dengan menanyakan tentang materi yang diukur d

ari subjek penelitian. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahu

an seseorang antara lain sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Menurut Notoatmodjo (2008) faktor internal terdiri dari:

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat m

emahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendid

ikan seseorang maka semakin mudah pula mereka menerima


13

informasi. Pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yan

g dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendi

dikan rendah maka akan menghambat perkembangan sikap s

eseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai yang baru

diperkenalkan.

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang me

mperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsun

g maupun secara tidak langsung.

3. Usia

Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan ter

jadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pert

umbuhan fisik secara garis besar dapat dikategorikan menja

di empat, yaitu: perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilan

gnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Hal ini terjadi

akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau

mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4. Minat

Minat adalah suatu kecendrungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk m

encoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang Iebih mendalam.


14

5. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pemah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan Iingkungannya.ada kec

endrungan pengalaman yang kurang baik akan berusaha untu

k dilupakan oleh seseorang. Namun jika pengalaman terhada

p objek tersebut menyenangkan maka secara psikologi akan ti

mbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam em

osi kejiwaannya dan akhirnya dapat pula membentuk sikap po

sitif dalam kehidupannya.

c. Faktor Eksternal

Menurut Notoatmodjo (2008) faktor eksternal terdiri dari:

1. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun sekun

der, keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercu

kupi dibanding dengan keluarga dengan status ekonomi rend

ah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informai ter

masuk kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa e

konomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentan

g berbagai hal.

2. Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan me

mpunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk me


15

njaga kebersihan lingkungan, maka sangat mungkin masya

rakat sekitarya mempunyai sikap untuk selalu menjaga keb

ersihan lingkungan karna lingkungan sangat berpengaruh d

alam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

3. lnformasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh peng

etahuan yang baru.

d. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawanca

ra atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di u

kur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahua

n yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan dan do

main (Notoatmodjo 2003) .

2. Tinjauan Tentang Sikap

a. Pengertian

Sikap adalah suatu reaksi atau respon seseorang yang masi

h tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Noto

admojo, 2012). Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, men

yatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau ketersediaan un

tuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Dari

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kesediaan


16

atau respon seseorang terhadap suatu objek disuatu lingkungan te

nentu.

Banyak psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan

kecenderungan individu untuk merespon dengan pengetahuan baik

secara langsung maupun secara tidak langsung. Cara yang khusus

terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap mempa

kan suatu kecendrungan untuk mendekat atau menghindari positif

atau negative terhadap berbagai keadaan social, apakah itu institus

i, pribadi, situasi, ide. konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler

. 2004: Gerungan, 2010).

Gagne (2009) mengatakan bahwa sikap merupakan suatu k

eadaan internal (Internal State) yang mempengaruhi pilihan tindaka

n individu terhadap beberapa obyek, pribadi, dan peristiwa.

Sikap terdiri dari 4 tingkatan (Notoatmojo. 2012) yaitu:

a) Menerima (receiving)

Artinya bahwa orang (subjek) dan memperhatikan stimul

us yang diberikan (objek).

b) Merespon (responding)

Artinya memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjak

an dan menyelesaikan tugas yang diberikan suatu indikasi dari

sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan

atau tugas yang diberikan.


17

c) Menghargai (valuing)

Artinya mengajak orang Iain untuk mengerjakan atau me

ndiskusikan suatu masalah.

d) Bertanggung Jawab (responsible)

artinya bertabggung jawab dengan segala sesuatu yan

g dipilihnya.

b. Proses Pembentukan Sikap

Sikap tidak tejadi dengan sendiri, pembentukannya selalu be

rhubungan dengan interaksi individu dengan lingkungan disekitarn

ya dan perbedaan bakat, minat serta intensitas perasaan. Akyas A

zhari (2009) secara umum menggambarkan bahwa pembentukan

sikap dapat terjadi melalui empat cara yaitu:

1) Adaptasi, yaitu kejadian yang terjadi berulang-ulang

2) Diferensia, yaitu sikap yang terbentuk karena perkembangan

intelegensi, bertambahnya pengalaman dan lain-lain

3) lntegrasi, dimana pembentukan sikap disini terjadi secara ber

tahap, dimulai dengan satu hal tertentu sehingga akhimya ter

bentuk sikap mengenai hal tersebut.

4) Trauma, yakni pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan dan

biasanya meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang ya

ng bersangkutan, sehingga pada akhimya membentuk sikap

tertentu.
18

c. Komponen Sikap

Sikap pada dasarnya dibagi atas tiga komponen penting yan

g saling berhubungan yaitu :

1) Komponen Kognitlf (cognitive)

Komponen kognitif berupa kepercayaan seseorang men

genai apa yang benaku atau apa yang benar bagi suatu obyek.

Saifuddin azwar (2007) mengemukakan bahwa "komponen kog

nitif berisi persepsi. kepercayaan, dan stereotype yang dimiliki i

ndividu mengenai sesuatu”. Hal ini juga diperkuat oleh Travers

dalam H. Abu Ahmadi (2007) yang mengemukakan bahwa “ko

mponen kognitif berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran

yang didasarkan pada informasi, yang berhubungan dengan ob

yek.

2) Komponen afektif (affective)

Komponen afektif berhubungan dengan emosional subje

ktif individu terhadap suatu obyek.Saifuddin azwar (2007) menj

elaskan bahwa “komponen afektif merupakan perasaan individu

terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek e

mosional inilah yang biasanya berakar paling bertahan terhada

p pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap ses

eorang”.
19

3) Komponen Konatif (conative)

Komponen konatif juga disebut dengan komponen perila

ku adalah kecenderungan seseorang untuk betindak atau berak

si terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Menurut Saifudi

n azwar (2007) bahwa “komponen perilaku atau komponen kon

atif dalam struktur sikap menunjukan bagaimana perilaku atau c

enderung berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan

dengan objek sikap yang dihadapi.

d. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Sikap

Menurut Mrawan daIam Akyas azhari (2007) satiap orang

memilki sikap yang berbeda-beda dan khas. Faktor-faktor tersebut

dijelaskan sebagai berikut :

1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri orang

yang bersangkutan. Faktor ini menentukan pilihan seseorang

dalam memilih sesuatu yang akan berdampak negative bagi

dirinya atau berdampak positif bagi kehidupannya.

2) Faktor ekstemal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri orang y

ang bersangkutan. Faktor eksternal menyangkut

a) Sifat obyek yang dijadikan sasaran sikap.

b) Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap.

c) Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung suatu

sikap.
20

d) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan

sikap.

e) Situasi pada saat sikap itu dibentuk.

e. Pengukuran Sikap

Diukur dengan kuisioner yang menggunakan skala likert da

n mempunyai 10 pernyataan dengan 5 kategori pilihan jawaban.

3. Resiko Kehamilan Pada Pernikahan Dini

a. Pengertian Pernikahan Dini (Kawin Usia Muda)

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Ahmad & Santoso (2006) p

ernikahan diartikan sebagai suatu perkawinan, sementara 'dini‟ yait

u awal lmuda. Jadi pemikahan dini merupakan pemikahan yang dila

kukan pada usia yang masih muda yang dapat merugikan.

Diori (2009) mengemukakan bahwa: “Pernikahan dini meru

pakan sebuah perkawinan dibawah umur yang target persiapannya

belum dikatakan maksimal, persiapan fisik. Persiapan mental juga

persiapan materi. Karena demikian inilah maka pernikahan dini bisa

dikatakan sebagai pernikahan yang terburu-buru, sebab segalanya

belum dipersiapkan secara matang”.

Menurut Sarwono (2011), pemikahan muda banyak terjadi p

ada masa pubertas, hal ini terjadi karena remaja sangat rentan terh

adap perilaku seksual. Sedangkan Sanderowitz dan Paxman meny

atakan bahwa pernikahan muda juga sering terjadi karena remaja b

erfikir secara emosional untuk melakukan pernikahan, mereka berli


21

kir telah saling mencintai dan siap untuk menikah. Selain itu faktor

penyebab terjadinya pernikahan muda adalah perjodohan orang tu

a, perjodohan ini sering teljadi akibat putus sekolah dan akibat dari

permasalahan ekonomi.

Pernikahan merupakan salah satu bentuk interaksi antara m

anusia. Menurut Duvall dan Miller cit Paruntu (2007), pernikahan da

pat dilihat sebagai suatu hubungan atau berpasangan antara pria d

an wanita, yang juga merupakan bentuk interaksi antara pria dan w

anita yang sifatnya paling intim dan cenderung diperhatikan. Selain

itu pernikahan juga seringkali dianggap sebagai akhir dari serangka

ian tahab-tahab yang masing-masing melibatkan tingkat komitmen

yang seringkali tinggi, yaitu kencan, saling menemani, pacaran, janj

i sehidup semati. perjanjian untuk menikah, penunangan dan akhim

ya sebuah pemikahan. Setiap individu yang memasuki pernikahan j

uga mengharapkan bahwa pemikahan mereka akan langgeng dan

bertahan sampai salah satu dari mereka meninggal dunia.

Pasal 7 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perk

awinan menetapkan bahwa : " Perkawinan diizinkan bila pria berusi

a 19 tahun dan wanita berusia 16 tahun‟‟. Dengan adanya Undang-

Undang perkawinan akan ada batasan usia, penikahan diusia mud

a baru dapat dilakukan bila usia seorang remaja sudah sesuai Und

ang-Undang pernikahan yang berlaku di Indonesia. Pada Undang-

Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1979 dimungkinkan untuk menika


22

h pada usia dibawah minimal menikah bagi perempuan adalah 16 t

ahun dan bagi Iaki-Iaki 18 tahun.

b. Risiko Kehamilan Usia Dini (Remaja)

Resiko kehamilan usia dini merupakan kehamilan pada usa

muda yang dapat merugikan. Perkawinan dini memiliki resiko terha

dap kesehatan, terutama pasangan wanita pada saat mengalami k

ehamilan dan proses persalinan. Kehamilan mempunyai dampak n

egatif terhadap kesejahteraan seorang remaja. Sebenarnya remaja

tersebut belum siap mentalnya untuk hamil, namun keadaan remaj

a terpaksa menerima kehamilan dengan resiko. (sibadariang dkk,2

010)

Berikut beberapa resiko kehamilan yang dapat dialami oleh r

emaja (usia kurang dari 20 tahun)

a. Kurang darah (anemia) adalah dalam masa kehamilan dengan

akibat yang buruk bagi janin yang dikandungnya, seperti pertu

mbuhan janin bertambah dan kelahiran premature .

b. Kurang gizi pada masa kehamilan yang dapat mengakibatkan p

erkembangan biologis dan kecerdasan janin terlambat sehingg

a bayi dapat lahir dengan berat badan rendah.

c. Meningkatkan kemungkinan bayi lahir premature

d. Meningkatkan resiko kegugguran

e. Meningkatkan kecemasan atau depresi

f. Meningkatkan resiko terkena kangker serviks


23

g. Menyebabkan munculnya tekana darah tinggi atau hipertensi

h. Preeklamsia dan eklamsia yang dapat membawa maut bagi ibu

maupun bayinya .

Pada wanita yang menikah sebelum usia 20 tahun mempunyai resiko

dua kali lipat untuk mendapatkan kangker serviks dibandingkan denga

n wanita yang menikah pada umumnya yag lebih tua.

4. Tinjauan tentang kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah pembuahan ovum oleh spermatozoa yang

kemudian mengalami nidasi pada uterus dan berkembang sampai J

anis lahir. Lamanya hamil normal 37- 42 minggu dihitung dari hari p

artama haid terakhir (Winjosastro. 2012).

Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rang

ka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan

janin yang tumbuh didalam rahim ibu (Depkes RI, 2009).

Kehamilan menurut Rustam (2010) yaitu terjadi proses perm

ulaan kehamilan yakni, setiap bulan wanita melepaskan satu atau

dua sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh

jumbai-jumbai (frimbiae) dan masuk kedalam saluran sel telur. Wak

tu persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta

-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masu

k ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terja

di dibagian yang mengembung di Tuba Fallopi.


24

Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 min

ggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan

yang berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilaan pre

matur, sedangkan bila Iebih darl 43 minggu disebut kehamilan post

matur (Mansjoer, dkk, 2010).

Proses terjadinya kehamilan menurut (Manuaba, 2010) meru

pakan mata rantai yang berkesianambungan dan terdiri dari ovulasi

pelepasan ovum, terjadinya migrasi sperma dan ovum terjadinya ko

nsepsitas dan pertumbuhan zigot ,terjadi nidasi pada uterus, pemb

entukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi sampai hamil

Menurut BKKBN (2010) usia untuk hamil dan melahirkan ada

lah 20 sampai 30 tahun, lebih atau kurang dari usia tersebut adalah

berisiko. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan

atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan berisiko. Kesiapan

seorang perempuanuntuk hamil dan melahirkan atau mempunyai a

nak ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, ke

siapan mental/emosi/psikologis dan kesiapan sosiall ekonomi. Seca

ra umum, seorang perempuan dikatakan siap secara fisik jika telah

menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tu

mbuh), yaitu sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia 20 tahun bisa dija

dikan pedoman kesiapan fisik.

b. Periode Kehamilan
25

Menurut manuaba (2010) kehamilan dibagi menjadi tiga triwula

n yaitu:

1) Triwulan pertama : 0 sampai 12 minggu

2) Triwulan kedua : 13 sampai 28 minggu

3) Triwulan ketiga : 29 sampai 42 minggu

Menurut Kusbandiyah (2010) kehamilan dibagi menjadi tiga yaitu:

1) Trimester pertama :0-12 minggu

2) Trimester kedua :12-28 minggu

3) Trimester ketiga :28-40 minggu

c. Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan untuk dapat menegakkan keh

amilan menurut Saifudin (2008) dengan melakukan penilaian terh

adap:

1) Tanda-tanda tidak pasti hamil meliputi:

a) Amenoherhea (terlambat dating bulan)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi folikel

degraff dan ovulasi. Bila seorang wanita dalam mampu hamil

, apabila sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirka

n bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-obatan, p

enyakit kronis dapat pula mengembalikan terlambat haid.

b) Mual

Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluara

n asam lambung yang berlebihan menyebabkan mual dan m


26

untah. Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dar

i rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dala

m kedokteran sering dikenal morning sickness karena muncu

lnya seringkali pagi hari. Mual dan muntah diperberat oleh m

akanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi penderit

a yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu diber

i makan-makanan yang ringan, mudah dicema dan jangan lu

pa menerangkan bahwa keadaan ini dalam batas normal ora

ng hamil, bila berlebihan dapat pula diberikan obat-obat anti

muntah.

c) Ngidam

Keinginan untuk makan tertentu.

d) Pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentr

al) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbu

lakan pingsan.

e) Mastodinia

Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payu

dara disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertam

bah. Asinus dan duktus berprolifarasi karena pengaruh estro

gen dan progesteron dan somatoma tropin.

f) Konstipasi
27

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic us

us dan dapat meneyebabkan kesulitan untuk buang air besar

g) Hiperpigmentasi Kulit

(1) Sekitar pipi

Keluamya melanophore stimulating hormone hipoiis ante

rior menyebabkan pigmentasi kulit.

(2) Dinding Perut

Striae Lividae, striae nigra, Iinea alba atau nigra

(3) Sekitar Payudara

(4) Hiperpigmentasi areola mammae, putting susu makin me

nonjol, kelenjar Montgomery menonjol, pembuluh darah

manifest sekitar putting.

(5) Varises atau Penampakan Pembuluh Darah Vena karen

a pengaruh dan estrogen dan progesteron terjadi penam

pakan pembuluh darah vena.

h) Pembahan Beret Badan

pada kehamilan 2-3 bulan seiring terjadi penurunan b

erat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-munt

ah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningk

at sampai stabil menjelang aterm.

2) Tanda-tanda mungkin hamil


28

a) Tanda Hegar

Segmen bawah uterus Iembek pada perabaan.

b) Tanda Chadwiks

Vagina berwarna kebiru-biruan, tejadi minggu keenam.

c) Tanda Piscasek

Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian

uterus yang dekat dengan implatasi plasenta.

d) Kontraksi Brakston His

Uterus berkontraksi bila dirangsang, tanda ini khas u

ntuk uterus pada masa kehamilan

e) Tanda Goodell's

Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks tera

sa Iebih lunak. Penggunaan konrasepsi oral juga dapat mem

berikan dampak ini.

f) Tanda Mc Donald

Fundus utertu same dan serviks bisa dengan mudah difleksik

an satu sama lain dan terjadinya isthmus.

g) Terjadi Pembesaran Abdomen

Pembesaran perut menjadl nyata setelah minggu ke 1

6 karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis

dan menjadi organ rongga perut.

h) Kontraseksi Uterus
29

Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh P

erutnya kencang. Tetapi tidak disertai rasa sakit.

i) Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan

Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana kemung

kinan positif palsu.

3.) Tanda Pasti Hamil

1) Denyut jantung janin

Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada mingg

u 17-18. Pada orang gemuk Iebih lambat. Dengan stetostop

ultrasonic (Doppler), DJJ dapat didengarkan Iebih awal lagi s

ekitar minggu ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa ju

ga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti bising tali p

usat, bising uterus dan nadi ibu.

2) Palpasi

Yang harus ditentukan adalah outline Janin. Biasanya

menjadi jelas setelah minggu Ke 22. Gerakan janin dapat dir

asakan dengan jelas setelah minggu ke 24 (Kusmiyati,dkk,20

08).

5. Remaja

a. Pengertian

Remaja atau adolescene berasal dari bahasa latin

“adolescere’’ yang berarti „‟tumbuh‟' atau „‟tumbuh menjadi dewasa‟‟

istilah adolescore yang berasal dari bahasa Inggris, saat ini


30

mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental,

emosional, sosial dan fisik (Proverawati & Misaroh, 2009).

Remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa berawalnya pubertas

sampai tercapainya kematangan (Aryani, 2010).

Masa remaja merupakan salah satu periode dari

perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan

atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang

meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik dan perubahan

sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja

pada umumnya di mulai pada usia 10-12 tahun (remaja awal), usia

13 – 15 tahun (remaja tengah) dan berakhir pada usia 16-19 tahun

(remaja akhir) (Widiastuti, dkk, 2009).

b. Tumbuh Kembang Remaja Putri

Pertumbuhan adalah perubahan yang menyangkut segi

kuantitatif yang ditandai dengan peningkatan dalam ukuran fisik

dan dapat diukur. Fungsi fisiologis dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan dan gizi. Pertumbuhan dipengaruhi oleh dua organ

penting, yaitu; hipotalamus dan hipofisis, ketika organ ini bekerja

ada tiga kelenjar yang dirangsang yaitu; kelenjar gondok, kelenjar

anak ginjal, kelenjar organ reproduksi (Kusmiran, 2011).

Perkembangan adalah perubahan yang menyangkut aspek

kualitatif dan kuantitatif. Terdapat dua konsep perkembangan


31

remaja yaitu nature dan mature konsep nature mengatakan bahwa

masa remaja adalah masa badai dan tekanan. Periode

perkembangan ini individu banyak mengalami gejolak dan tekanan

karena perubahan yang terjadi dalam dirinya. Sedangkan konsep

nature mengatakan tidak semua remaja mengalami masa badai

dan tekanan, hal tersebut tergantung pada pola asuhan dan

lingkungan dimana remaja itu tinggal (Kusmiran, 2011).

Perkembangan pada hakikatnya adalah usaha penyesuaian

diri, yaitu secara aktif mengatasi stres dan mencari jalan keluar

baru dari berbagai masalah. Dalam penyesuaian remaja terdiri dari

tiga tahap perkembangan remaja:

1) Masa Remaja Awal (10-12 tahun), ciri khasnya:

a) Lebih dekat dengan teman sebaya

b) Ingin bebas

c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuh dan mulai

berfikir abstrak

2) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun), ciri khasnya:

a) Mencari identitas diri

b) Timbulnya keinginan untuk kencan

c) Punya rasa cinta yang mendalam

d) Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak


32

e) Berkhayal tentang aktivitas seks

3) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun), ciri khasnya:

a) Pengungkapan kebebasan diri

b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

c) Punya citra jasmani diri

d) Dapat mewujudkan rasa cinta

e) Mampu berfikir abstrak (Kusmiran, 2011).

B. Landasan Teori

Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usi

a yang masih muda yang dapat merugikan. Pernikahan dini merupakan

sebuah perkawinan dibawah umur yang target persiapannya belum dik

atakan maksimal, persiapan pisik. persiapan mental. juga persiapan ma

teri. Karena demikian inilah maka pernikahan dini bisa dikatakan sebag

ai pernikahan yang terburu-buru, sebab segalanya belum dipersiapkan

secara matang (Dlori, 2009).

Penyulit pada kehamilan remaja, lebih tinggi dibandingkan kurun

waktu reproduksi sehat antara umur 20-30 tahun. Keadaan ini disebabk

an belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat meru

gikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. K

eadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekana

n (stres), psikologi, social, ekonomi, sehingga memudahkan terjadi keg

uguran, persalinan, premature, berat badan lahir rendah (BBLR) dan ke

lainan bawaan, mudah terjadi infeksi, anemia kehamilan, keracunan ke


33

hamilan (gestosis) dan kematian pada ibu (Manuaba, 2010). Usia muda

waktu hamil sering mengalami ketidak teraturan tekanan darah yang da

pat berdampak pada keracunan kehamilan serta kekejangan yang bera

kibat pada kematian yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Ahmad & Santoso (2006) perni

kahan diartikan sebagai suatu perkawinan, sementara dini yaitu awal m

uda. Jadi pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada

usia yang masih muda yang dapat merugikan.

Kurangnya pengetahuan remaja putri dan informasi yang tepat t

entang risiko pernikahan dini kemungkinan dapat menimbulkan konsek

uensi yang sangat berbahaya. Maka perlu adanya pemberian informasi

yang lengkap dan terkini kepada remaja putri untuk meningkatkan peng

etahuan mereka akan bahayanya pernikahan dini terutama pada keha

milan dan proses persalinan.

Usia untuk hamil dan melahirkan adalah 20-30 tahun, Iebih atau

kurang dari usia tersebut adalah beresiko. Kesiapan seorang perempua

n untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh ke

siapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental, emosi, fsik

ologis dan kesiapan social, ekonomi. Secara umum, seorang perempu

an dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tu

buhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh), yaitu sekitar usia 20 tahun.


34

Sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik (Notoad

mojo, 2012).

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terh

adap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca in

dra manusia,yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa

an dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan dom

ain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over b

ehavior) (Notoatmodjo, 2012).

Sikap adalah suatu reaksi atau respon seseorang yang masih ter

tutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoadmojo,

2012). Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bah

wa sikap itu merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak da

n bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Dari pengertian diatas da

pat disimpulkan bahwa sikap adalah kesediaan atau respon seseorang

terhadap suatu objek disuatu lingkungan tenentu.

Remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dan

masa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa berawalnya pubertas

sampai tercapainya kematangan (Aryani, 2010). Masa remaja

merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa

ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik,

perubahan psikologik dan perubahan sosial. Di sebagian besar


35

masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya di mulai

pada usia 10-12 tahun (remaja awal), usia 13 – 15 tahun (remaja

tengah) dan berakhir pada usia 16-19 tahun (remaja akhir)

(Widiastuti, dkk, 2009).


36

a. Kerangka Konsep

Pengetahuan

Resiko
Kehamilan Pada
Pernikahan Dini
Sikap

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel bebas (Independent) :Pengetahuan dan Sikap

Variabel terikat (Dependent) : Risiko Kehamilan Pada Pemikahan Dini


37
37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang brtujuan

untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya ( objektif) didalam

suatu komunitas masyarakat ( ircham Machfoedz,2005).

B. waktu dan tempat penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli tahun

2018

2. Tempat penelitian

Penelitian ini di laksanakan di SMAN 1 Kulisusu Provinsi

Sulawesi Tenggara

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini dalah semua remaja putri

yang mengikuti pendidikan di SMAN 1 Kulisusu Provinsi Sulawesi

Tenggara yang berjumlah 469 orang tahun 2018

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Bila jumlah populasi kurang dari dari 100, lebih baik diambil semua

tetapi bila jumlah populasi lebih dari 100 maka dapat diambil antara

10- 15% atau 20-25% karena populasi dari penelitian ini lebih dari

37
38

100 yaitu 469 orang maka peneliti bermaksud mengambil sampel

sebanyak 10% dari populasi yaitu 469 x 10% = 46,9 =47 sampel

(Arikunto, 2012).

Untuk mendapatkan keterwakilan setiap kelas, maka

penarikan sampel dilakukan secara stratified random sampling

setiap kelas dengan perhitungan sebagai berikut ini:

1. Kelas X : orang

Kelas X1:

Kelas X2:

Kelsa X3:

Kelas X4:

2. Kelas XI : orang

Kelas XI1:

Kelas XI2:

Kelas XI3:

Kelas XI4:

3. Kelas XII : orang

Kelas XII1:

Kelas XII2:

Kelas XII3:

Kelas XII1:
39

D. variabel dan definisi operasional

1. Variabel penelitian

a. variabel bebas (independent) yaitu pengetahuan dan sikap.

b. variebel terikat (dependent) yaitu resiko kehamilan pada

pernikahan dini.

2. Definisi operasional

a. Resiko kehamilan pada pernikahan dini adalah bahaya atau

kerugian yang ditimbulkan dari sebuah pernikahan di bawah

umur yang target persiapannya belum maksimal baik secara

fisik, mental, maupun materi.

b. Pengetahuan adalah kemampuan siswa remaja putri dalam

memahami dan mengetahui resiko kehamilan pada pernikahan

dini. Kriteria objektif:

Baik : Bila skor yang diperoleh 76-100%


Cukup : Bila skor yang diperoleh 56-75%
Kurang : Bila skor yang diperoleh 0-55% (Notoatmodjo, 2012)
c. Sikap adalah responden siswa remaja putri terhadap informasi

atau pengetahuan yang sudah diperoleh tentang resiko

kehamilan pada pernikahan dini.

Kriteria obyektif

Positif : bila jawaban responden adalah >60% dari total


skor pertanyaan.
Negative : bila jawaban responden adalah ≤ 60% dari total
skor pertanyan (notoadmojo,2012)
40

E. Jenis Dan cara Pengumpulan Data

1. Jenis data

a. Data primer

Data primer diperoleh dari hasil wawancara responden

dengan menggunakan kuesioner penelitian di SMAN 1

Kulisusu provinsi sulawesi tenggara.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari buku kemahasiswaan di

SMAN 1 Kulisusu provinsi sulawesi tenggara

2. Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan tektik wawancara

kepada responden dengan panduan kuesioner yang menyangkut

pengetahuan , sikap dan resiko kehamilan pada pernikahan diri.

F. Instrumen pengumpulan data

Instrumen penelitian ini menggunakan Kuesioner. Kuesioner

yang digunakan merupakan kuesioner tertutup, dimana untuk

penilaian pengetahuan peneliti menggunakan dua pilihan jawaban

yakni “Benar” dan “Salah” dengan 15 pertanyaan sedangkan untuk

penilaian sikap peneliti menggunakan lima pilihan yakni “Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR), Tidak setuju (TS) dan

sangat tidak setuju (STS) “ dengan 15 pertanyaan. Adapun pengisian

kuesioner dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada lembar

kuesioner yang sudah disediakan.


41

Untuk variabel pengetahuan diukur menggunakan skala guttman

dengan 15 item pertanyaan, jika jawaban dan setiap pertanyaan ben

ar maka diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. Untuk variabel

sikap diukur menggunakan skala liket dengan 15 item dengan 4 kate

gori. Pernyataan positif : SS diberi skor 5, S diberi skor 4, RR diberi

skor 3, TS diberi skor 2, STS diberi skor 1.Jika pertanyaan negatif

maka diberi skor : SS (skor 1), S (skor 2), RR (skor 3), TS (skor 4), S

TS (skor 5)

G. Pengolaan dan Analisa Data

Menurut Notoatmodjo (2010) Pengolahan data merupakan

proses yang dilakukan setelah data diperoleh dari penelitian melalui

kuesioner dan harus dikelompokan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Penyuntingan data (editing), dilakukan dengan pengecekan isian

pada instrument, apakah data yang sudah terkumpul sudah jelas, l

engkap dan retevan.

2. Pengkodean data (coding), dilakukan dengan merubah data yang

berupa huruf menjadi angka.

3. Pengolahan data (prosessing), dilakukan dengan tujuan agar data

dapat dianalisa.

4. Pembersihan data (cleaning), dilakukan dengan memeriksa kemb

ali apabila ada kesalahan dalam perekapan.


42

5. Scoring, perhitungan secara manual dengan menggunakan kalkul

ato untuk persentase setiap variabel.

6. Tabulating, menyusun data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

setelah dilakukan perhitungan secara manual maupun mengguna

kan kalkulator.

Proses menghitung data – data hasil observasi dari kuesioner yan

g sudah diberi kode serta dimasukan kedalam tabel. Data yang diperol

eh dari hasil pengumpulan data dapat disajikan dalam bentuk tabel dis

tribusi frekuensi. Dalam penelitian ini dilakukan analisis univariabel se

cara deskriptif sederhana berupa presentase. Rumus yang digunakan

adalah:

Keterangan :

H. Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk tabel distribusi,
dinarasikan secara deskriptif variabel yang diteliti dan dipresentatif.
43
43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

SMAN 1 KULISUSU adalah salah satu SMA Negri di Buton Utara.

Sekolah ini berada di jalan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara :Jalan raya

b. Sebelah Selatan :Rumah warga

c. Sebelah Barat :Rumah warga

d. Sebelah Timur :Rumah warga

2. Sarana ruangan

Sarana ruangan di SMAN 1 kulisusu tahun 2018 berjumlah :

a. Ruang Kelas / Belajar Teori :31

b. Ruang Labratorium :3

c. Ruang Kantor / Guru :1

d. Ruang BK / BP :1

e. Ruang TU :1

f. Ruang Perpustakaan :1

g. Ruang Kepsek :1

h. Musholla :1

i. Kantin :1

j. WC Guru :4

k. Gudang :1

43
44

l. Lapangan Olahraga 3

m. Aula serba guna 1

n. Gedung kesenian 1

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Kulisusu pada bulan Juli

dengan jumlah responden 47 orang.

Tabel 1.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang


Resiko Kehamilan PadaPernikahan Dini Di SMAN 1
Kulisusu Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2018
Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

Kurang 5 11%

Cukup 8 17%

Baik 34 72%

Total 47 100%

Sumber : Data Primer Tahun 2018

Tabel 1 menunjukan bahwa dari 47 responden terdapat 34

responden (72%) berpengetahuan baik, 8 responden (17%)

berpengetahuan kurang dan 5 responden (11%) berpengetahaun

kurang.
45

Tabel 2.Distribusi Frenkuensi Sikap Remaja Putri Tentang Resiko


Kehamilan PadaPernikahan Dini Di SMAN 1 Kulisusu
Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2018.
Sikap Frekuensi(f) Frekuensi (%)

Positif 31 66%

Negative 16 34%

Total 47 100%

Sumber : Data Primer Tahun 2018

Tabel 2 menunjukan bahwa dari 47 responden terdapat 31 responden

(66%) memiliki sikap positif dan 16 responden (43%) memiliki sikap

negative.

C. Pembahasan

1. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 47

remaja putri di peroleh pengetahuan baik sebanyak 34 responden

(72%), 8 responden (17%) berpengetahuan baik, sedangkan yang

berpengetahuan kurang sebanyak 5 responden (11%). Dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan remaja putri di SMAN 1 Kulisusu

lebih banyak yang berpengetahuan baik.

Hal ini sesuai teori pengetahuan menurut notoatmojo (2008),

bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek

tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia,yakni

indra penglihatan, pendengara, penciuman, rasa dan raba.


46

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan ini merupakan bagian yang penting dalam

membentuk pengetahuan seseorang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah

tingkat pendidikan, informasi atau media massa, sosial budaya

dan ekonomi, lingkungan, pengalaman dan usia. Semakin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Masyarakat mendapatkan inovasi baru

melalui perkembangan teknologi dan media masa. Status

ekonomi seseorang juga menentukan tersedianya fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu. Adanya interaksi timbal balik

individu terhadap lingkungan juga mempengaruhi, Notoatmodjo

(2008).

Pada kenyataan dalam penelitian ini, responden belum

mendapatkan informasi dan pendidikan tentang resiko kehamilan

pada pernikahan dini di sekolah. Menurut Notoatmodjo (2008)

informasi dan pendidikan merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan. Dimana informasi akan memberikan

pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang

memilki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan

informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau

surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan

seseorang.
47

Penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian terdahulu

yaitu:

1. Dewa Ayu Dian Krisna Dewi (2012) Tingkat Pengetahuan Dan

Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Kota

Denpasar. Dalam penelitian tersebut sebagian besar

responden memiliki pengetahuan baik dan sikap yang baik.

2. A Im silviana Rahman (2017) Hubungan Tingkat Pengetahuan

Dengan Sikap Terhadap Pernikahan Dini Pada Remaja Putri

Di SMAN 2 Wonosari Gunung Kidul.dalam penelitian tersebut

sebagian besar responden mayoritas perpengetahuan baik

dan sikap sangat baik.

3. Riska Karmiati (2012) Gambran Pengetahuan Remaja Putri

Tentang Resiko Pernikahan Dini Terhadap Kehamilan Dan

Persalinan Di SMAN 1 Sinjai Utara. Dalam penelitian tersebut

mayoritas responden mayoritas perpengetahuan baik dan

sikap yang baik.

2. Sikap

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sikap

remaja putri SMAN 1 kulisusu tentang resiko kehamilan pada

penikahan dini tahun 2018. Sebagian besar responden mempunyai

sikap positif yaitu 31 responden (66%) dan 16 responden (34%)

memilki sikap negatif.


48

Semakin baik pengetahuan tentang resiko kehamilan pada

pernikhan dini yang dimilki remaja putri maka sikap yang

ditunjukan untuk menangani resiko kehamilan pada pernikahan

dini juga semakin baik. Dengan pengetahuan yang baik akan

mempengaruhi sikap remaja putrid untuk menangani resiko

kehamilan pada pernikahan dini dengan tepat. Hal tersebut karena

pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal akan mempengaruhi

sikapnya. Sikap negative maupun positif tergantung dari

pemahaman individu tentang suatu hal tersebut. Sehingga sikap

selanjutnya akan mendorong individu melakukan perilaku tertentu

pada saat dibutuhkan, tetapi kalau sikapnya negativ, justru akan

menghindari untuk melakukan perilaku tersebut menurut Azwar

(2003).

Sikap adalah kecendrungan untuk melakukan tindakan

terhadap suatu objek dengan cara menyatakan adanya tanda-

tanda untuk menyenangi atau tidak menyayangi objek tersebut

(notoatmodjo, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa siswi yang

mempunyai sikap dalam kategori baik lebih banyak dibandingkan

siswi yang mempunyai sikap dalam kategori kuran. Sikap

menggambarkan suka atau tidak suka terhadap objek dimana

sikap sering diperolah dari pengalaman sendiri atau orang lain

yang paling dekat. Pada masa remaja terjadi beberapa


49

perkembangan yakni perkembangan fisik, intelektual, seksual, dan

pengembangan emosional (notoatmodjo, 2008).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian terdahulu

yaitu:

1. Dewa Ayu Dian Krisna Dewi (2012) Tingkat Pengetahuan Dan

Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Kota

Denpasar. Dalam penelitian tersebut sebagian besar

responden memiliki sikap yang baik.

2. A Im silviana Rahman (2017) Hubungan Tingkat Pengetahuan

Dengan Sikap Terhadap Pernikahan Dini Pada Remaja Putri

Di SMAN 2 Wonosari Gunung Kidul.dalam penelitian tersebut

sebagian besar responden mayoritas memiliki sikap sangat

baik.

3. Riska Karmiati (2012) Gambran Pengetahuan Remaja Putri

Tentang Resiko Pernikahan Dini Terhadap Kehamilan Dan

Persalinan Di SMAN 1 Sinjai Utara. Dalam penelitian tersebut

mayoritas responden mayoritas memiliki sikap yang baik.


50
50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan dan

sikap remaja putri tentang resiko kehamilan pada pernikahan dini di

SMAN 1 Kulisusu Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

2018 disimpulkan bahwa.

1. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang resiko kehamilan pada

pernikahan dini di SMAN 1 Kulisusu Buton Utara Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2018 menunjukan 34 responden (34%)

berpengetahuan baik, 8 responden (17%) berpengetahuan cukup,

dan 5 responden (11%) berpengetahuan kurang .

2. Sikap remaja putri tentang resiko kehamilan pada pernikahan dini

di SMAN 1 Kulisusu Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2018 menunjukan 66% (31 responden) memiliki sikap

positive dan 34% (16 responden) memiliki sikap negative.

B. Saran

1. Bagi sekolah

Diharapkan agar pihak sekolah untuk memberkan bimbingan dan

melakukan seminar kepada siswi perihal dampak buruk dari seks

bebas yang berunjung pernikahan dini.

50
51

2. Bagi Remaja Putri

Diharapkan siswi agar dapat aktif dalam memperoleh informasi

dari saling membgi informasi tentang bahaya resiko kehamilan

pada pernikahan dini tidak aman terhadap organ reproduksi dan

segala dampak negative yang ditimbulkan akibat pernikahan dini.

3. Bagi Peneliti

Pada peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat mencari

hubungan atau kolerasi ataupun factor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya resiko kehamilan pada pernikahan dini pada remaja putri


52

DAFTAR PUSTAKA

Azhari, Akyas.2009. Psikologi Umum dan Perkembangan.Jakarta:Teraju


PT.Mizan Publika

Azwar, Saifudin ,2007 ,sikap manusia teori skala dan pengukurannya,


pustaka Pelajar :Jakarta

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Kooardinasi keluarga berencana Nasional ,2012.


http//www.bkkbn.co.ig diakses 1 februari 2018

Departemen kesehatan RI,2009.Standar Pelayanan Kebidanan,Depkes


RI,Jakarta

Dlori ,Muhammad.M.2009 ,jeratan Nikah Dini,Wabah


Pergaulan.Yogyakarta:Binar Press

Gagne ,Robert M.2009 Prinsip Instruksi Desain.New York:Holt,


Rinehart dan Wiston ,Inc

Gerungan .2010.Psikologi Soaial .Bandung:Refika Aditima

Ircham, Machofoedz. (2005) metodologi penelitian :Bidang Kesehatan,


Keperawatan,dan Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya

Hurlock, Elizabeth B.Alih bahasa sti:widayanti dan sujarwo.(2008)


Psikologi Perkembangan.jakarta :Erlangga

Julianto .2013.”Pernikahan Dini Pada Kalangan Remaja 15-19 tahun “


dalam www.blogspot.com Diakses tanggal 24 januari 2018

Karmiati,risma. 2012.Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang


Resiko Perkawinan Dini Terhadap Kehamilan.sinjai utara

Keraf Noer,Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta, 2009.


.Hubungan banyaknya media massa dengan tingkat
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di SMUN 5 Madiun,
2009 http://www.scribd.com

Krisna,Dewa Ayu.2012.Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putrid


Tentang Kehamilan Usia Dini.Denpasar
Kusmiyati.dkk,2008.Perawatan Ibu Hamil .Fitramaya ,Yogyakarta.
53

Mansjoer.K.dkk.(2010).Kapita Selekta Kedokteran Jilid I edisi ketiga


.Jakarta : Media Aescu Lapius.Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Manuaba, dkk., 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:


EGC.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta: Rineka Cipta.

. 2007. Perkembangan Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi


Aksara.

Proverawati & Misaroh, 2009. Menarche: Menstruasi Pertama Penuh


Makna. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rustam ,M.(2010) Kesehatan Reproduksi Wanita ,Trans info Menikah ,


Jakarta

Riyanto, A. 2010. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Sarwono, S.W., 2008. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Saifudin ,AB.2007 .Buku Acuan Nasional Pelanyanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal ,Jakarta:yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo

Sibagariang EE.,dkk.,2010.Kesehatan Reproduksi Wanita,Trans Info


menikah ,Jakarta

Silviana,Aim. 2017.Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap


Terhadap Pernikahan Dini Pada Remaja Putri.Gunung kidul

Soetjiningsih .Perkembangan anak dan permasalahannya.Dalam:buku


ajar tumbuh kembang anak dan remaja.Edisi 1.Jakarta.2011

Unicef. (2016). Kemajuan Yang Tertunda: Analisis Data Perkawinan Usia


Anak di Indonesia.jakarta: Badan Pusat Statistik.

Widiastuti, dkk, 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.


54

Lampiran : 3

Kuesioner Penelitian

4. Identitas responden

a. No. responden :
b. Inisial responden :
c. Alamat :
d. Umur responden :
5. Pengetahuan

Berilah tanda (√) pada pilihan yang sesuai dengan pilihan anda.

No Pertanyaan Jawaban

Benar Salah

1 Pernikahan dini yaitu pernikahan yang

dilakukan usia 15 sampai 20 tahun

2 Pernikahan usia muda sangat tidak dianjurkan

menurut ilmu kesehatan

3 Pernikahan usia dini masih minim persiapan

secara psikologi terutama untuk menjalankan

pernah sebagai orang tua

4 Resiko kehamilan usia dini disebabkan oleh

belum matangnya alat reproduksi untuk

hamil,sehingga dapat merugikan kesehatan

ibu dan janin

5 Terjadinya resiko kehamilan usia dini

disebabkan oleh belum matangnya alat


55

reproduksi untuk hamil, sehingga dapat

merugikan kesehatan ibu dan janin

6 Resiko kehamilan diusia dini diantaranya

mudah terjadi keguguran,persalinan premature

7 Pernikahan yang dilakukan 20 tahun tidak

pernah mengalami resiko terhadap persalinan

8. Menikah diusia dini lebih banyak manfaatnya

dari pada usia diatas 20 tahun

9 Pernikahan dan kehamilan usia diri lebih

mendukung program keluarga berencana

10 Resiko kehamilan usia dini mudah di atasi oleh

petugas kesehatan terutama bidan dan dokter

11 Tidak melakaukan pernikahan dini merupakan

salah satu cara menghindari resiko tinggi

kehamilan .

12 Dengan pernikahan dini akan menekan setiap

masalah yang akan datang didalam

pernikahan

13 Pernikahan dan kehamilan sebaiknya

dilakukan dibawah usia 20 tahun

14 Penikahan yang dilakukan dibawah usia 20

tahun tidak melanggar Undang-Undang

15 Kehamilan usia dini dapat menimbulkan


56

pertumbuhan janin terhambat bahkan gawat

janin

6. Sikap

Berilah tanda (√) pada pilihan yang sesuai dengan pilihan anda

Jawaban

No Pertanyaan SS S RR TS STS

1. Menurut anda usia muda mempunyai

resiko kehamilan bagi remaja

2 Menurut anda pernikahan dilakukan

baik adalah diatas 20 tahun

3 Menurut anda usia muda merupakan

usia yang tidak dianjurkan untuk hamil

4 Menurut anda jika terlanjur menika

muda sebaiknya menunda kehamilan

5 Menurut anda dianjurkan jangan menikah

muda karena bagian reproduksi belum

mencapai kematangan yang maksimal

6 Menurut anda sebaiknya ibu muda yang

terlanjur hamil harus sering

memeriksakan keadaan kehamilannya

7 Menurut anda resiko kehamilan

khususnya kehamilan usia dini tidak


57

perlu khawatir cukup memeriksakan diri

pada dokter atau bidan

8 Resiko kehamilan usia dini perlu

diketahui oleh bidan atau dokter saja

karena itu tugas mereka

9 Menurut anda pernikahan usia dini lebih

baik karena banyak keturunan

10 Menurut anda pernikahanan usia dini

tidak perlu dihindari karena itu sudah

takdir Tuhan Yang Maha Kuasa

11 Menurut anda usia pernihan yang tepat

adalah di bawah 20 tahun

12 Menurut anda dengan menikah pada

usia muda masa depannya akan lebih

baik

13 Menurut andajika menikah muda

kemungkinan kecil terjadinya resiko

pada kehamilannya

14 Menurut anda dengan menikah mudah

tidak akan memberikan dampak buruk

untuk diri sendiri

15 Menurut anda jika anda menikah muda

menjadikan kita tidak mengasuh anak


58
59
60
61
62
63

Anda mungkin juga menyukai