Anda di halaman 1dari 11

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

SMK Kebangsaan Indonesia Makassar merupakan sekolah swasta yang

terletak di jalan Sunu no 140 Makassar. Sekolah ini mempunyai 3 tingkatan yakni

X, XI dan XII. Tiap tingkatan masing-masing mempunyai 2 jurusan yaitu TKR

dan TKJ. Jumlah keseluruhan siswa di sekolah ini adalah 139 orang.

Selain berakreditasi B, sekolah ini juga menyediakan berbagai fasilitas

penunjang pendidikan bagi anak didiknya. Terdapat guru-guru dengan kualitas

terbaik yang kompeten dibidangnya, kegiatan penunjang pembelajaran seperti

ekstrakurikuler (ekskul), organisasi siswa, komunitas belajar, tim olahraga, dan

perpustakaan sehingga siswa dapat belajar secara maksimal. Proses belajar dibuat

senyaman mungkin bagi murid dan siswa.

B. Hasil Penelitian

Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 15-28 Februari 2019 di SMK

Kebangsaan Indonesia Makassar dengan menggunakan instrumen penelitian yang

berupa kuesioner. Berdasarkan teknik sampel yang digunakan yakni total

sampling, maka seharusnya responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini

berjumlah 139 orang. Namun, data lengkap yang diperoleh selama penelitian

berlangsung hanya berjumlah 97 responden. Hal tersebut disebabkan karena kelas

XI baik dari jurusan TKJ maupun TKR sedang melakukan PKL ke luar daerah
dan akan selesai pada awal bulan 4. Sehubungan dengan waktu penelitian yang

terbatas, maka responden yang diambil hanya 4 kelas dengan jumlah 97 orang.

1. Data Umum

a. Data demografi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1 demografi responden berdasarkan jenis kelamin


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 78 80.4 80.4 80.4
Perempuan 19 19.6 19.6 100.0
Total 97 100.0 100.0

Berdasarkan table di atas, dari 97 responden, responden dengan jumlah

terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 78 orang (80,4%) dan

perempuan hanya berjumlah 19 orang (19,6%).

b. Data demografi responden berdasarkan umur

Tabel 5.2. Data demografi responden berdasarkan umur


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 14 tahun 1 1.0 1.0 1.0
15 tahun 21 21.6 21.6 22.7
16 tahun 37 38.1 38.1 60.8
17 tahun 26 26.8 26.8 87.6
18 tahun 9 9.3 9.3 96.9
19 tahun 2 2.1 2.1 99.0
20 tahun 1 1.0 1.0 100.0
Total 97 100.0 100.0

Berdasarakan table di atas, dari 97 responden, jumlah responden

terbanyak adalah responden yang berusia 16 tahun dengan jumlah 37


orang (38,1%) dan usia 20 tahun merupakan responden dengan jumlah

paling sedikit yakni 1 orang (1%).

2. Data Khusus

Tabel 5.3. Data tingkat pengetahuan responden

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cukup 42 43.3 43.3 43.3
Kurang 55 56.7 56.7 100.0
Total 97 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas, dari 97 responden jumlah siswa yang memiliki

tingkat pengetahuan yang kurang adalah 55 orang (56,7%) dan yang cukup

hanya 42 orang (43,3%)

Tabel 5.4.Data tingkat pengetahuan responden berdasarkan jenis kelamin

Kategori
cukup kurang Total
Jenis Kelamin Laki-laki 29 49 78
Perempuan 13 6 19
Total 42 55 97

Berdasarkan tabel di atas, laki-laki memiliki jumlah responden terbanyak

untuk tingkat pengetahuan yang kurang, dimana dari 78 responden terdapat

49 responden yang memiliki pengetahuan kurang. Sedangkan perempuan,

dari 19 responden terdapat 13 responden yang memiiki tingkat pengetahuan

yang cukup.
Tabel 5.5. Data tingkat pengetahuan responden berdasarkan umur

Kategori
cukup kurang Total
Umur 14 tahun 1 0 1
15 tahun 7 14 21
16 tahun 18 19 37
17 tahun 8 18 26
18 tahun 8 1 9
19 tahun 0 2 2
20 tahun 0 1 1
Total 42 55 97

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang

berumur 16 tahun memiliki tingkat pengetahuan yang hampir seimbang

dimana jumlah responden antara kategori cukup dan kurang hanya selisih 1

orang. Beda dengan responden yang berumur 15 dan 17 tahun, dimana dari

masing-masing responden memiliki jumlah responden dengan kategori

kurang tingkat pengetahuannya lebih banyak 2 kali lipat daripada yang

memiliki tingkat pengetahuan yang cukup. Sedangkan untuk umur 18 tahun,

dari 9 responden terdapat 8 responden yang memiliki tingkat pengetahuan

yang cukup.
Tabel 5.6. Data tingkat pengetahuan responden berdasarkan kelas

Kategori
cukup kurang Total
Kelas X 29 35 64
XII 13 20 33
Total 42 55 97

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa baik kelas X maupun

kelas XII memiliki jumlah responden terbanyak dengan tingkat pengetahuan

yang kurang. Dimana dari 64 responden kelas X terdapat 35 responden

dengan tingkat pengetahuan yang kurang dan yang tingkat pengetahuannya

yang cukup hanya berjumlah 29 orang. Untuk kelas XII, dari 33 responden

terdapat 20 responden dengan tingkat pengetahuan yang kurang dan hanya

13 responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup.

Tabel. 5.7. Data tingkat pengetahuan responden berdasarkan jurusan

Kategori
cukup Kurang Total
Jurusan TKJ 24 16 40
TKR 18 39 57
Total 42 55 97

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dari jurusan

TKJ memiliki jumlah responden terbanyak dengan tingkat pengetahuannya

yang cukup dengan jumlah 24 orang dan tingkat pengetahuan yang kurang

hanya 16 responden. Sedangkan pada jurusan TKR memiliki jumlah


responden dengan tingkat pengetahuan yang kurang lebih banyak (39 orang)

daripada tingkat pengetahuannya yang cukup (18 orang).

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa di SMK

Kebangsaan Indonesia Makassar masih kurang pengetahuannya tentang bahaya

penyalahgunaan Napza. Hal tersebut terbukti dari hasil penelitian yang didapat

yang menyatakan bahwa 55 (56,7%) responden memiliki pengetahuan yang

kurang. Dimana jumlah tersebut lebih tinggi dari jumlah responden yang

pengetahuannya cukup yang hanya mencapai 42 orang (43,3%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zulhelmis (2009) di

SMA 1 Sleman Yogyakarta yang diperoleh hasil bahwa pengetahuan siswa yang

kurang lebih dari 50% tepatnya 78%. Tidak jauh berbeda dengan Syahrial (2015)

yang juga menemukan hasil yang sama tentang pengetahuan siswa tentang

narkoba yang mencapai 63,2%.

Peneliti beramsumsi bahwa kurangnya pengetahuan siswa SMK Kebangsaan

Indonesia Makassar dapat disebabkan karena jumlah siswa perempuan jauh lebih

sedikit daripada laki-laki. Hal tersebut terbukti pada tabel 5.4 yang menunjukkan

bahwa dari 19 responden yang berjenis kelamin perempuan, 13 responden

diantaranya memiliki tingkat pengetahuan yang cukup sedangkan yang tingkat

pengetahuannya yang kurang hanya berjumlah 6 orang. Berbeda dengan

responden yang berjenis kelamin laki-laki, dimana 78 responden terdapat 49


responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang sedangkan yang

tingkat pengetahuannya yang cukup hanya 29 orang.

Selain itu, menurut jurusan yang dimiliki siswa, jurusan TKJ lebih banyak

yang pengetahuannya cukup dibanding yang TKR. Hal tersebut dapat dilihat

pada tabel 5.7, dimana pada tabel tersebut dipaparkan bahwa pada jurusan TKJ

terdapat 24 siswa yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup sedangkan

yang kurang hanya 16 orang. Sebaliknya di jurusan TKR malah lebih banyak

yang tingkat pengetahuannya kurang yakni berjumlah 39 orang sedangkan yang

tingkat pengetahuannya yang cukup hanya 18 orang. Hal tersebut disebabkan

karena dijurusan TKR hanya ada siswa laki-laki dan hanya jurusan TKJ yang

memiliki siswa perempuan.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita tahun 2011, bahwa

meski jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat

pengetahuan tetapi perempuan lebih banyak yang tingkat pengetahuannya yang

cukup disbanding laki-laki. Hal itu dapat disebabkan karena perempuan lebih

dominan dalam melihat, memperhatikan dan mengingat hal-hal detail yang

biasanya tidak diperhitungkan oleh kaum laki-laki.

Peneliti berasumsi bahwa adanya perbedaan tingkat pengetahuan antara

perempuan dengan laki-laki dapat disebabkan karena perempuan lebih banyak

waktu untuk berdiskusi dengan teman sebaya serta mencari tahu baik melalui

media sosial maupun buku pedoman tentang bahaya penyalahgunaan Napza

dibanding laki-laki. Hal tersebut terbukti saat peneliti akan mengumpulkan data
yang diisi oleh responden, yang bertanya tentang Napza hanya responden

perempuan, sedangkan responden laki-laki hanya acuh dan mengisi lembar

kuesioner tanpa mencari tahu apa sebenarnya yang akan diisi. Selain itu, pada

saat pengambilan data awal, pada saat peneliti bertanya terhadap beberapa siswa

tentang Napza, hanya siswa perempuan yang lebih sering menjawab pertanyaan

dari peneliti.

Hal tersebut sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Riyanto dan

Budiman (2013) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang adalah informasi/media massa. Dimana menurut Riyanto

dan Budiman (2013) Informasi adalah adalah suatu yang dapat diketahui, namun

ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu,

informasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan,

menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan

menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu (Undang-Undang Teknologi

Informasi). Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Sedangkan dari segi umur, hal tersebut bukanlah salah satu penyebab cukup

atau kurangnya tingkat pengetahuan seseorang. Hal tersebut dapat terlihat dalam

tabel 5.4, dimana pada tabel tersebut mengungkapkan bahwa pada pada umur 15

tahun hanya selisih 1 orang yang tingkat pengetahuannya kurang lebih banyak

disbanding yang pengetahuannya cukup tapi pada umur 17 malah bertambah


selisihnya menjadi 10 orang. Meskipun umur 18 tahun, jumlah tingkat

pengetahuan yang cukup lebih banyak 7 orang daripada yang berpengatahuan

kurang namun, umur 19 dan 20 malah tidak ada satupun dari mereka yang tinggi

tingkat pengetahuannya.

Selain itu, berdasarkan tingkat kelas juga tidak ada perbedaan antara tingkat

pengetahunnya. Baik kelas X maupun kelas XII sama-sama lebih banyak yang

tingkat pengetahuannya yang kurang. Hal tersebut terbukti dengan melihat tabel

5.6 yang mengungkapkan bahwa siswa kelas X yang tingkat pengetahuannya

kurang berjumlah 35 orang sedangkan yang cukup hanya 29 orang. Untuk kelas

XII yang tingkat pengetahuannya kurang berjumlah 20 orang dan yang cukup

hanya 13 orang.

Hal tersebut tidak sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Riyanto dan

Budiman (2013) yang mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi pengatahuan seseorang adalah umur. Dimana usia mempengaruhi

daya tangkap dan pola fikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola fikirnya sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Meski dari mereka sudah benyak yang mengetahui tentang jenis serta

penyebab penyalahgunaannya tapi keseluruhan responden ternyata tidak

mengetahui tentang pengertian Napza. Mereka menganggap Napza adalah

singkatan dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Padahal

Napza dan Narkoba memiliki pengertian yang sama.

2. Siswa di SMK Kebangsaan Indonesia Makassar masih lebih banyak yang

memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang bahaya penyalahgunaan

Napza dibandingkan dengan tingkat pengetahuannya yang cukup. Hal

tersebut dilihat dari 97 responden terdapat 55 responden (56,7%) yang

memiliki tingkat pengetahuan yang kurang sedangkan tingkat pengetahuan

yang cukup berjumlah 42 responden (43,3%).

3. Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian terkait

tingkat pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan Napza, agar membahas

lebih jauh tentang terkait penelitian tersebut, seperti faktor penyebab

kurangnya tingkat pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan Napza.

2. Bagi Tempat Penelitian


Diharapkan agar di SMK Kebangsaan Indonesia Makassar memberikan

beberapa materi tambahan terkait bahaya penyalahgunaan Napza karena

sampai saat ini, sasaran utama pengedar Napza adalah anak usia remaja

termasuk anak SMA.

3. Bagi Siswa

Diharapkan agar siswa SMK Kebangsaan Indonesia Makassar agar

mencari lebih banyak materi tentang Napza dan bahaya penyalahgunaannya.

Baik itu di media sosial atau buku pedoman.

Anda mungkin juga menyukai