Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Komunitas 6 (1) (2014): 106-115. DOI: 10.15294/komunitas.v6i1.

2949

JURNAL KOMUNITAS
Research & Learning in Sociology and Anthropology
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas

JARINGAN SOSIAL PEMASARAN PADA KOMUNITAS NELAYAN


TRADISIONAL BANTEN

Suwaib Amiruddin

Jurusan Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial & Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
Indonesia

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15294/komunitas.v6i1.2949

Article History Abstrak


Received : Desember 2013 Nelayan tradisional memiliki karakteristik ketergantungan terhadap kondisi alam
Accepted : Januari 2014 dan hasil tangkapan yang diperoleh. Selain itu ketergantungan terjadi pula pada
Published : Maret 2014 aspek permodalan dan jaringan sosial pemasaran. Penelitian ini mengeksplorasi
karakteristik nelayan tradisional, proses dan jaringan sosial pemasaran antar
kelompok dan jaringan sosial pemasaran melalui Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
Keywords Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Informan penelitian
social networks; adalah pemilik modal, pemilik perahu, nelayan, petugas TPI. Hasil penelitiannya
communities; adalah bahwa karakteristik komunitas nelayan tradisional di Lontar melakukan
marketing groups kegiatan penangkapan ikan berdasarkan pada jenis alat tangkap yang dimiliki
terdiri dari rejung, jaring insang, ikan karang, rakek (kerang) kapasitas mesin
perahu adalah 15-17pk. Jangkauan jarak melaut hanya berkisar 3-4 mill, jarak
tempuh sekitar 1-2 jam untuk menjangkau lokasi penangkapan. Bagi nelayan yang
memperoleh permodalan untuk melaut melalui langgan, maka pemasaran dikuasai
oleh langgan, serta penentuan harga dan pemasaran semuanya dikendalikan oleh
langgan. Sedangkan nelayan yang tidak memiliki ikatan pada langgan, maka
jaringan sosial pemasaran hasil tangkapan dilakukan secara langsung melalui
TPI Lontar. Transaksi di pelelangan, dilakukan mekanisme pengelompokan jenis
dan ukuran ikan, dan kemudian diadakan penawaran harga secara terbuka dan
disesuaikan dengan harga di pasaran.

MARKETING SOCIAL NETWORKS OF TRADITIONAL FISHERMEN BANTEN

Abstract
Traditional fisherman rely on seasonal condition when they do fishing, their
fishing product, their capital, and social network marketing.The study aimed
to investigate the characteristic of traditional fisherman. Their social system
and their marketing strategies. It was a qualitative study using partisipative
observation, in-depth interview, and documentation technique. The subjects of
the study were capital owner, boat owner, fisherman, and officer of fish auction.
The study showed that traditional fisherman community in Lontar did its fishing
based on fishing equipment which consisted of rejung, net, reef fish, and clam.The
boats capacity were about 15-17 pk, with 3-4 miles distance and 1-2 hours journey
to fishing location. Traditional fishermen were highly depent on capital owner
(langgan) whom they got the capital from and they gave the fishing products
to. Moreover, langgan decided the price and fish marketting. Some of traditional
fishermen could directly sold their fishing products themselves because they
had their own capital. The fisherman community sold their fishing products
in fish auction, which price was determinied by the kinds and sizes of the fishes.

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Corresponding author : ISSN 2086-5465
Address: Jalan Jend. Ahmad Yani, 42434, Indonesia

UNNES JOURNALS
107 Suwaib Amiruddin, Jaringan Sosial Pemasaran pada Komunitas Nelayan Tradisional Banten

PENDAHULUAN yan tradisional maka memerlukan bantuan


Komunitas nelayan merupakan ke- orang yang berada di luar komunitasnya.
lompok masyarakat yang hidup dan ber- Sebagaimana Lawang (2005) bahwa pada
diam di pesisir pantai secara turun temurun dasarnya jaringan sosial terbentuk karena
dengan menciptakan suasana kekerabatan. adanya rasa saling tahu, saling menginfor-
Sebagai komunitas yang mendiami daerah masikan, saling mengingatkan, dan saling
pesisir dan memiliki keahlian, nelayan sa- membantu dalam melaksanakan ataupun
ngat menggantungkan hidupnya dari ha- mengatasi sesuatu. Intinya, konsep jaringan
sil tangkapan yang dihasilkan. Komunitas dalam capital social menunjuk pada semua
nelayan seringkali berhadapan dengan ke- hubungan dengan orang atau kelompok
tidakpastian pendapatan dan tekanan mu- lain yang memungkinkan kegiatan dapat
sim paceklik ikan yang panjang. tetapi lebih berjalan secara efisien dan efektif.
dari itu mereka juga sering harus berhada- Memperkuat ketahanan hidup ko-
pan dengan berbagai tekanan dan bentuk munitas nelayan tradisional, maka keha-
eksploitasi yang muncul bersamaan de- diran jaringan sosial pemilik modal sangat
ngan berkembangnya proses modernisasi di diperlukan untuk keberlangsungan usaha
sektor perikanan. Bila persoalan itu dihada- nelayan tradisional. Sebagai nelayan tradi-
pi oleh para nelayan secara mandiri, maka sional memiliki keterbatasan dalam men-
selama itu pula persoalan itu tidak akan bisa ciptakan jaringan-jaringan sosial permo-
diselesaikan dengan baik. dalan. Sebagaimana Damsar (2002) bahwa
Kelompok nelayan memiliki ke- jaringan sosial merupakan hubungan-hu-
tergantungan yang sangat tinggi terhadap bungan yang tercipta antarbanyak indi-
kondisi alam pada saat melakukan kegiatan vidu dalam suatu kelompok ataupun antar
melaut. Menurut Kusnadi (2002) bahwa pe- suatu kelompok dengan kelompok lainnya.
rangkap kemiskinan yang melanda kehidu- Hubungan-hubungan yang terjadi bisa da-
pan nelayan disebabkan oleh faktor-faktor lam bentuk yang formal maupun bentuk in-
yang kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak formal. Selain jaringan sosial permodalan,
hanya berkaitan dengan fluktuasi musim- yang terpenting pula dan merupakan aspek
musim ikan, keterbatasan sumber daya ma- paling akhir yaitu pemasaran hasil tangka-
nusia, modal serta akses, jaringan perdaga- pan.
ngan ikan yang eksploitatif terhadap nelayan Nelayan diperhadapkan oleh keter-
sebagai produsen, tetapi juga disebabkan gantungan pemasaran, yaitu mekanisme
oleh dampak negatif modernisasi perika- pemasaran melalui pemilik modal dan pe-
nan yang mendorong terjadinya pengurasan masaran yang dilakukan melalui mekanis-
sumberdaya laut secara berlebihan. Kondisi me pelelangan. Pemasaran melalui pemilik
itu terjadi secara  langsung, sehingga jari- modal merupakan pilihan yang diperkuat
ngan sosial pada komunitas nelayan sema- melalui ketergantungan kontrak sosial me-
kin kuat, karena adanya kepentingan dan lalui nilai-nilai kepercayaan. Ketergantu-
saling menguntungkan. ngan nelayan pada pemilik modal, merupa-
Sebagian  masyarakat  nelayan  tradi- kan suatu ikatan-ikatan sosial yang menjadi
sional melakukan usaha dalam bentuk  ska- pegangan untuk memperoleh pemenuhan
la  kecil  dan  menengah. Secara empirikal, kebutuhan hidupnya. Sebagaimana Harini
nelayan tradisional lebih  banyak  dari  me- (2012) bahwa peran jaringan sosial terhadap
reka  yang  bersifat  subsisten dalam mem- akses kerja para nelayan di Desa Surada-
pertahankan hidup keluarganya. Menjalani  di yang akan berlayar ke luar negeri sangat
usaha  dan  kegiatan ekonominya  untuk  berpengaruh, yaitu dengan cara berbagi in-
menghidupi  keluarga  sendiri dengan  skala  formasi dan saling mempengaruhi satu den-
yang  begitu  kecil, sehingga hasilnya hanya gan yang lainnya. Aktor yang paling menon-
cukup untuk memenuhi kebutuhan jangka jol serta berpengaruh dalam memunculkan
waktu sangat pendek. Dalam berbagai ke- fenomena perubahan dari miyangan ke
terbatasan akses jaringan sosial bagi nela- longlenan adalah broker. Peranan brokerlah

UNNES JOURNALS
Jurnal Komunitas 6 (1) (2014): 106-115 108

yang mempermudah akses seseorang men- dokumentasi. Proses analisis data dilakukan
jadi longlenan dengan penghasilan yang cu- melalui transkrip data, pembuatan koding,
kup menggiurkan. penyimpulan sederhana, triangulasi, pe-
Komunitas nelayan tradisional yang nyimpulan akhir data. Penelitian dilakukan
bermukim di Lontar Kabupaten Serang Pro- di Lontar Kecamatan Tanara Kabupaten
vinsi Banten, merupakan komunitas nela- Serang Provinsi Banten, merupakan loka-
yan yang selama ini melakukan mekanisme si tinggal dan menetap nelayan tradisional
pemasaran dalam dua bentuk, yakni pema- dan bermukim di sekitar Tempat Pelelangan
saran melalui ketergantungan pada pemilik Ikan (TPI) Lontar.
modal dan pemasaran melalui sistem pele-
langan. Penelitian ini akan mengkaji ten- HASIL DAN PEMBAHASAN
tang karakteristik nelayan tradisional yang Nelayan tradisional yang berdomisili
bermukim di Lontar. Selain itu akan meng- di perkampungan Lontar Kecamatan Tana-
kaji pula jaringan sosial proses pemasaran ra Kabupaten Serang memiliki karakteris-
antarkelompok dan pemasaran melalui tik dalam menjalankan aktifitasnya sebagai
Tempat Pelelangan Ikan (TPI). nelayan. Karakteristik itu dapat diamati
dari hasil tangkapannya berdasarkan pada
METODE PENELITIAN kondisi jenis perahu dan alat tangkap yang
Jenis penelitian yang digunakan dalam digunakan. Alat tangkap yang dimiliki itu,
penelitian ini adalah jenis penelitian kuali- akan mengarah pada kondisi berdasarkan
tatif. Penelitian kualitatif sebagai cara yang pada jenis ikan yang menjadi sasaran tang-
digunakan oleh peneliti dalam mengumpul- kapannya. Nelayan tradisional di Kecama-
kan data tentang jaringan sosial kelompok tan Tanara memiliki jenis perahu tradisio-
pemasaran hasil tangkapan pada komunitas nal dengan kapasitas 16 PK. Keterbatasan
nelayan tradisional di Lontar Kabupaten Se- kapasitas mesin dan jenis perahu yang ber-
rang Banten. Penelitian menggunakan me- ukuran kecil tidak menjadi Langgan dan
tode deskripsi kualitatif. Penentuan Infor- rintangan untuk tetap melaut.
man dilakukan dengan purposive sampling, Nelayan mulai beroperasi sekitar jam
dengan alasan bahwa penetapan informan 07.00 untuk melakukan penangkapan ikan
dilakukan berdasarkan pada kriteria-krite- berdasarkan pada jenis alat tangkap yang
ria tertentu dan disesuaikan dengan infor- dimilikinya. Sebagai nelayan tradisional se-
masi yang dibutuhkan. Informan penelitian bagian besar nelayan hanya mengandalkan
terdiri dari kelompok langgan (pemilik mo- lokasi penangkapan tidak terlalu jauh dari
dal), pemilik perahu, nelayan, bakul, dan pesisir. Beberapa informan yang mengata-
petugas TPI Lontar. kan bahwa lokasi penangkapan tidak terlalu
Fokus penelitian ini adalah mendes- jauh, jarak lokasi hanya memiliki kemam-
kripsikan karakteristik nelayan tradisional puan jangkauan sekitar 3 mill sampai 4 mill
dan jenis alat tangkap yang digunakan dan dari pesisir pantai. Perjalanan ke area zona
proses penangkapan nelayan tradisional di aman ditempuh sekitar antara 2 jam. Se-
Lontar Kecamatan Tanara Kabupaten Se- hingga kalau berangkat melaut sekitar jam
rang Provinsi Banten. Kemudian jaringan 07.00 wib (berangkat pagi) dan kemudian
sosial antar kelompok dalam pemasaran ha- kembali sekitar jam 12.00 Wib. Selain itu
sil tangkapan nelayan tradisional di Lontar ada juga berangkat melaut sekitar jam 12.00
Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Pro- wib (berangkat siang) dan kembali sekitar
vinsi Banten, serta jaringan sosial pema- jam 17.00 wib.
saran melalui TPI pada komunitas nelayan Sebagaimana Sodikin (50 tahun) pro-
tradisional di Lontar Kecamatan Tanara Ka- fesi nelayan yang memakai alat tangkap
bupaten Serang Provinsi Banten. menggunakan pukat rejung. Mengapa alat
Pengumpulan data penelitian dilaku- tangkap yang digunakan diberi nama re-
kan melalui observasi berpartisipasi (parti- jung, karena nelayan menangkap ikan re-
cipant observation), wawancara, dan studi jung. Kemampuan dalam mengakses alat

UNNES JOURNALS
109 Suwaib Amiruddin, Jaringan Sosial Pemasaran pada Komunitas Nelayan Tradisional Banten

tangkap sering diberi nama secara lokal de- mah dengan lingkungan dan tidak merusak
ngan mengambil nama ikan yang ditangkap. alam.
Jaring rajungan yang digunakan oleh So- Pukat ikan karang (muro-ami) adalah
dikin dan beberapa nelayan lainnya meng- suatu alat penangkapan yang dibuat dari
gunakan jaring rajungan. Jaring rajungan jaring, yang terdiri dari sayap dan kantong
memiliki panjang antara 200 meter sampai yang dalam pengoperasiannya dilakukan
dengan 300 meter. Bagi Sodikin penggunaan penggiringan ikan-ikan yang akan ditang-
alat tangkap pukat rejung merupakan salah kap agar masuk ke bagian kantong yang
satu profesi yang sudah ditekuni sekitar 27 telah dipasang terlebih dahulu. Asep (47
tahun menjadi nelayan khusus menangkap tahun) kesehariannya hanya mengandal-
ikan rejung. Keahlian yang dimiliki sebagai kan pukat ikan karang dalam melakukan
penangkap ikan rejung tidak akan terganti- operasi. Menurut informan bahwa alat ini
kan sampai kapanpun dan masih bertahan cenderung tidak destruktif dan tidak me-
hingga saat ini. rusak ekosistem, karena metode pengopera-
Lain halnya Suparman (52 tahun) siannya yang tidak sampai merusak karang.
dalam kegiatan penangkapan ikan meng- Penggunaan alat ini dilakukan oleh bebe-
gunakan Jaring insang. Rancangan jaring rapa nelayan dengan berenang, mengejut-
ini berbentuk empat persegi panjang, mata kan ikan-ikan karang sambil membawa alat
jaring berukuran sama dilengkapi dengan penggiring. Dinamakan pukat ikan karang
pelampung pada bagian atas dan pemberat karena tujuan utamanya adalah menang-
pada bagian bawah jaring. Penggunaan ja- kap jenis-jenis ikan karang. Nelayan yang
ring insan digunakan dan bertujuan untuk mengandalkan pukat ikan karang, diperlu-
menghadang gerombolan ikan. Pengopera- kan keahlian tersendiri untuk melakukan
sian jaring insang sangat sederhana, nela- penangkapan. Pengoperasian pukat ikan
yan secara pasif dengan ukuran mata jaring karang diperlukan keahlian untuk berenang
yang disesuaikan dengan jenis ikan yang dan mengerti situasi dan kondisi lingku-
akan ditangkap, dan biasanya ukurannya ngan sekitarnya.
dibuat dalam bentuk yang sangat minim. Nelayan dalam melakukan operasi
Secara spesifik alat tangkap ini terdiri dari penangkapan, memiliki awak sekitar 2-3
tingting (piece) dengan ukuran mata jaring, orang. Jumlah personil atau awak perahu
panjang, dan lebar yang bervariasi. Dalam tergantung pula pada alat tangkap yang
operasi biasanya terdiri dari beberapa tin- digunakan. Nelayan yang memiliki awak 2
ting jaring yang digabung menjadi satu unit sampai dengan 3 orang biasanya nelayan
jaring yang panjang, dioperasikan dengan menggunakan jaring insang. Ada juga nela-
dihanyutkan, dipasang secara menetap yan hanya membutuhkan awak perahu se-
pada suatu perairan dengan cara dilingkar- kitar 2 orang terutama nelayan menangkap
kan atau menyapu dasar perairan. kerang. Nelayan tradisional dalam melaku-
Nelayan khusus penangkap kerang di- kan operasi penangkapan, juga tergantung
lakukan Deden (56 tahun), kesehariannya pada kondisi alam dan cuaca. Beberapa in-
sebagai nelayan terfokus pada penggunaan forman nelayan mengatakan bahwa cuaca
alat pengumpul kerang. Alat tangkap ini, dan kondisi alam sangatlah penting untuk
pada umumnya didesain dengan pengope- melaut.
rasian yang sederhana dan target pengope- Nelayan tradisional di Lontar memili-
rasiannya dilakukan dengan skala yang re- ki keyakinan menyatu dengan alam dalam
latif kecil. Alat ini menurut informan, tidak melakukan operasioal penangkapan. Bagi
mengganggu dan merusak lingkungan lain- mereka melaut adalah bagian dari proses
nya karena hanya ditujukan untuk menang- hidupnya dan menjadikan komitmen untuk
kap target seperti kerang-kerangan. Tekno- tetap mempertahankan hidupnya sebagai
logi sederhana yang digunakan disebut alat nelayan. Lokasi penangkapan dapat diketa-
pengumpul kerang atau garuk (rake). Alat hui banyak atau tidaknya ikan dilihat dari
tangkap ini menurut informan sangat ra- tanda-tanda alam berdasarkan cerah atau

UNNES JOURNALS
Jurnal Komunitas 6 (1) (2014): 106-115 110

tidaknya langit. Petunjuk itu diperoleh se- disaksikan secara langsung oleh nelayan
cara turun temurun, dan ilmu pengalaman dan beberap orang calon pembeli. Mekanis-
itu tidak pernah salah dalam melakukan me proses transaksi dipelelangan harus me-
interpretasi lokasi penangkapan. Lokasi pe- lewati tahap pemisahan dan pemilahan dan
nangkapan yang hanya berjarak dekat, dan kemudian selanjutnya dilakukan penim-
setiap hari melakukan operasional di laut, bangan. Setelah proses penimbangan su-
tidak menyurutkan semangat perjuangan dah selesai dan nelayan merasa sudah tidak
bagi nelayan untuk tetap melaut. ada yang keberatan atas hasil timbangan,
Setelah perahu didaratkan di derma- maka dilanjutkan proses pelelangan untuk
ga ikan langsung ditangani oleh awak kapal menawarkan kepada calon pembeli. Pelela-
atau Anak Buah Kapal (ABK), maupun ke- ngan dilakukan secara terbuka dan tidak
lompok-kelompok kerja sukarela yang bera- ada intervensi dari pihak manapun men-
da di sekitar tempat parkir perahu-perahu. genai harga pelelangan.
Tempat pendaratan atau pelabuhan Lontar Pelelangan ikan hasil tangkapan sela-
terdapat beberapa tenaga sukarela yang se- lu berjalan dengan baik, oleh informan nela-
lalu siap menanti datangnya perahu. Tenaga yan yang telah lama dan mengalami periode
sukarela itulah selalu ikut membantu para pelelangan ikan di TPI Lontar Kecamatan
nelayan yang akan sandar perahunya. Me- Tanara. Sebagian besar informan, terutama
ngapa bermunculan tenaga sukarela, karena awak perahu yang selalu melakukan penju-
nelayan seringkali ada yang parkir pada wi- alan hasil tangkapannya di pelelangan ikan
layah yang agak jauh sekitar 100-150 meter merasakan banyaknya keuntungan yang
dari tempat sandar perahu. Jauhnya perahu diperoleh dari pelelangan. Menurut  infor-
itu bersandar diakibatkan oleh jumlah pera- man Sodikin (50 tahun) bahwa menjual ha-
hu yang menumpuk yang telah bersandar di sil tangkapan dipelelangan ikan TPI Lontar
dermaga pelabuhan. memiliki keuntungan, diantaranya dapat
Selama proses pembongkaran di darat melakukan akses secara langsung dan jarin-
dilakukan secara bergotong royong antara gan secara langsung ke TPI. Selain itu keun-
anak buah perahu. Kalau penjulan akan di- tungannya kami sebagai nelayan mengeta-
lakukan di pelelangan maka hasil tangkapan hui secara langsung mengenai angka harga
disortir di pelataran pelelangan, dan kemu- pasaran. Harga jual di pelelangan disesuai-
dian dipilih dan dipisahkan menurut jenis kan dengan harga di pasaran, sehingga ne-
ikan. Pemilihan dan pemisahan itu dilaku- layan tidak merasa dirugikan.
kan agar ikan yang akan dilelang disesuai- Berdasarkan pernyataan informan
kan dengan harganya. Demikian pula halnya bahwa tempat pelelangan ikan di TPI Lontar
pada saat proses penimbangan diperlukan memiliki komitmen untuk saling terbuka
pemisahan berdasarkan pada jenis ikannya. pada nelayan terkait masalah harga. Prin-
Selain jenis ikan dilakukan pula pemilahan sip keterbukaan itulah, nelayan juga merasa
dan pemisahan berdasarkan ukuran besar diberikan penghargaan dan dilibatkan da-
kecil ikan hasil tangkapan. Pemisahan dan lam setiap proses pengambilan keputusan
pemilahan dilakukan berdasarkan jenis ikan soal harga. Informan merasa sangat puas
dan ukuran ikan, agar menyesuikan harga. atas berbagai aturan main yang diberlaku-
Kalau nelayan yang menangkap hanya pada kan selama ini oleh pihak pengelola Tempat
satu jenis ikan saja, maka lebih fokus pada Pelelangan Ikan (TPI) Lontar. Proses yang
ukuran dan mutu ikan itu sendiri. sangat diharapkan bagi nelayan terkait pro-
Setelah melalui proses pemilahan dan ses transaksi di pelelangan harus memakai
pemisahan, maka kemudian dilakukan pro- manajemen berbasis keterbukaan harga dan
ses penimbangan di lapak masing-masing pelelangan sangat mendukung karena ada
atau di pelataran Tempat Pelelangan Ikan pada posisi di sekeliling pemukiman nela-
(TPI) Lontar. Proses penimbangan dilaku- yan. Sebagaimana Agus Ruswandi dan Dewi
kan dengan sesuai standar dan disaksikan Gartikastrategi (2013) mengatakan bahwa
secara langsung oleh pihak pelelangan dan terkait keberadaan pelabuhan nelayan cen-

UNNES JOURNALS
111 Suwaib Amiruddin, Jaringan Sosial Pemasaran pada Komunitas Nelayan Tradisional Banten

derung lebih suka berlabuh pada pelabuhan dengan awak perahu dan atau komunitas
yang lebih dekat dengan permukiman me- nelayan terkait mekanisme kesepakatan se-
reka. belum melaut. Aturan yang berlaku selama
Sebelum adanya Tempat pelelangan ini, tetap berjalan sesuai kontrak, walaupun
ikan di Lontar yaitu sekitar tahun 1980-an sebenarnya kontrak itu tidak tertulis. Kese-
hingga akhir tahun 2000-an nelayan bany- pakatan kontrak yang diperkuat selama ini
ak tergantung penjualan pada langgan atau menjadikan mereka untuk saling mengikat
tergantung pada pemilik modal. Kehadiran dikemudian hari. Walaupun tidak ada ko-
pemilik modal (langgan) tersebut, memiliki mitmen yang tertulis, namun nelayan tidak
posisi yang sangat kuat dalam menentukan mau melanggar peraturan yang telah dise-
nasib harga dari hasil tangkapan nelayan. pakati secara bersama.
Berkembangnya para langgan-langgan pada Berbagai keterbatasan yang dimiliki
era tahun 1980 hingga tahun 1990an itu, ka- oleh nelayan untuk tetap mempertahankan
rena penghasilan sangat menjanjikan untuk hidup dan usahanya, maka satu-satunya ja-
menjadi langgan. Sebagimana Deden (61 lan adalah menggantungkan diri pada pe-
tahun) seorang langgan yang sudah ber- milik modal. Posisi pemilik modal memi-
profesi sekitar 30 tahun mengatakan bah- liki kekuatan yang sangat dominan dalam
wa sebagai langgan merupakan salah satu jaringan pemasaran hasil tangkapan. Pe-
pekerjaan yang sangat menjanjikan untuk nentuan harga dan jumlah hasil tangkapan
memperoleh penghasilan. Sebagai langgan, semuanya diserahkan pada pemilik modal,
perlu memperhatikan berbagai kebutuhan tanpa memperhatikan sisi keterlibatan ne-
nelayan baik berupa alat perlengkapan un- layan itu sendiri. Kehadiran nelayan dalam
tuk melaut hingga bahan pokok kebutuhan sistem langgan sebenarnya sampai saat ini
keluarganya. Bagi nelayan yang menjadi bi- masih tetap terjadi pada nelayan tradisio-
naan perlu bagi langgan untuk menyiapkan nal di Lontar. Sebagaimana informan Asep
berbagai kebutuhan dan saling mengun- mengungkapkan bahwa sebagai nelayan
tungkan. khusus menangkap ikan karang, memiliki
Kehadiran langgan sebagai jaringan hubungan dengan salah seorang langgan
sosial, ada nilai-nilai yang sangat melekat yang membantu permodalan baik musim
yang mereka pegang antara nelayan dan ikan maupun musim paceklik. Kondisi itu
langgan. Di antaranya adalah nilai keper- bagi Asep merupakan salah satu takdir yang
cayaan dari aspek kebutuhan material dan sudah ditentukan untuk tetap bergantung
kebutuhan hidup yang lainnya untuk pe- para langgan yang selama ini menghidu-
menuhan makan keluarga nelayan. Bagi pinya. Keberadaan pemilik modal atau lang-
langgan menaruh kepercayaan pada nela- gan sebenarnya memberikan kemudahan
yan untuk memperoleh hasil tangkapan, pada nelayan untuk mendapatkan permo-
dan sebaliknya nelayan menaruh harapan dalan dengan sistem ketergantungan satu
untuk memperoleh bantuan permodalan sama lainnya.
dan pemenuhan kebutuhan pokok tatkala Jaringan sosial pemasaran bagi komu-
sebelum berangkat melaut. Langgan selalu nitas nelayan pada masa ketergantungan
menunggu kehadiran nelayan yang meng- pada langgan hanya terhenti pada pemilik
harapkan bantuan berupa peralatan dan modal itu sendiri. Nelayan hampir tidak
kebutuhan lainnya. Modal utama langgan pernah menikmati kebebasan dalam me-
pada jaringan sosial nelayan, adalah keper- nentukan harga yang sebenarnya. Setelah
cayaan untuk mengembalikan modal yang awak perahu kembali dari melaut, maka
sudah diberikan sebelumnya dengan tran- hasil tangkapan langsung disetorkan pada
saksi hasil tangkapan. pemilik modal (langgan). Langgan itulah
Nelayan sebagai pekerja tidak memi- yang memproses mulai dari sortir hingga
liki pilihan lain untuk memperoleh permo- penimbangan ikan dan sekaligus menentu-
dalan, selain dari para langgan itu sendiri. kan harga. Penentuan jenis ikan awak pe-
Aturan main pun dibuat antara langgan rahu tidak dilibatkan lagi dan hampir tidak

UNNES JOURNALS
Jurnal Komunitas 6 (1) (2014): 106-115 112

punya hak suara dan hak berpendapat. Ke- kemauan langgan.


beradaan langgan, bagi nelayan merupakan Pada era awal tahun 2000-an mekanis-
salah satu jaringan sosial yang memiliki ke- me pemasaran ikan yaitu nelayan memiliki
kuatan mengatur hidupnya. mekanisme yang baru berbasis pemasaran
Proses pemasaran yang dilakukan dengan sistem terbuka. Keuntungan yang
langgan secara langsung berhubungan de- diperoleh melalui meknisme itu, nelayan
ngan bakul-bakul yang mengumpulkan merasa memiliki perbandingan baru ten-
ikan hasil tangkapan untuk dipasarkan. Hu- tang harga jual. Selain itu melalui sistem itu
bungan para langgan dengan bakul sangat nelayan lebih terlibat secara pribadi dalam
erat kaitannya, karena saling menguntung- menentukan harga dan menyaksikan secara
kan antara satu dengan yang lainnya. Sis- langsung proses penjualan. Secara perma-
tem yang dibangun para langgan juga saling nen sebenarnya pada tahun 2002 tempat
menguntungkan dengan para bakul-bakul, Pelelangan Ikan di Lontar sudah berdiri,
sehingga harga juga ditentukan oleh para namun nelayan belum begitu banyak yang
bakul dan bisa juga sebaliknya langgan yang bergabung karena nelayan masih banyak
menentukan harga. Aspek moral yang mun- yang tergantung hidupnya pada kelompok-
cul dari sikap para pedagang tidak lepas dari kelompok jaringan pemodal. Jaringan itu
munculnya keterlekatan baik antarsesama disebut Langgan dan bahkan ada yang lang-
pedagang maupun dengan para pembeli. sung berhubungan dengan bakul (pengum-
Menurut Granovetter dalam Damsar (2002) pul ikan). Kondisi itu berjalan hingga tahun
keterlekatan adalah tindakan ekonomi yang 2004, karena nelayan sebagian besar masih
disituasikan secara sosial dan melekat (em- terikat utang atau kontrak dengan langgan
bedded) dalam jaringan sosial personal dan maupun bakul.
yang sedang berlangsung di antara para ak- Keberadaan Tempat Pelelangan Ikan
tor. Ini tidak hanya terbatas pada tindakan di lontar yang didirikan tahun 2002, sebagai
aktor individual sendiri tetapi juga menca- penyelamat dari kalangan langgan dan ba-
kup perilaku ekonomi yang lebih luas, se- kul, namun nelayan tidak memperdulikan
perti penetapan harga dan institusi-institusi keberadaannya karena beberapa faktor yaitu
ekonomi yang semuanya terpendam dalam pertama TPI tidak dikelola dengan baik ka-
suatu jaringan hubungan sosial. rena komunitas nelayan kelihatannya tidak
Melalui jaringan sosial pemasaran tertarik secara langsung untuk menjual ha-
sistem langgan ke bakul merupakan sistem sil tangkapannya. Kedua Keberadaan TPI ti-
yang bernilai hubungan yang sangat erat dak mampu menengahi berbagai persoalan
sehingga bagi mereka diperlukan saling ke- yang dihadapi oleh nelayan. Menurut Boy
percayaan. Namun jaringan sosial sistem (48 tahun) koordinator pengelola TPI Lon-
langgan ke bakul bagi nelayan sangat meru- tar bahwa pembangunan TPI pada tahun
gikan, karena akses hanya terbangun dalam 2002 bukan pada posisi tempat pelelangan
dua komunitas penguasa tersebut. Kehadi- yang berada pada posisi saat ini. Kemudian
ran kelompok penguasa pasar itu, nelayan pengelolaan tempat pelelangan yang lama
hanya berada pada posisi sebagai pemasok bukan dikelola oleh Boy dan teman-teman-
bahan baku jualan. Sodikin mengungkap- nya. Tempat pelelangan yang lama dengan
kan bahwa biasanya langgan memberikan yang baru memiliki jarak sekitar 250 meter.
pinjaman terlebih dahulu kepada nelayan Tempat pelelangan yang baru yang dikelola
sebagai modal melaut, setelah mendapat saat ini dibangun sekitar 2004 dan bantuan
ikan, maka langgan yang berhak menjual dari anggaran Luar Negeri melalui hubu-
ikan dan menentukan harga. Melalui meka- ngan atau perantara pemerintah daerah Ka-
nisme dan sistem ini, nelayan tidak menge- bupaten Serang.
tahui secara pasti berapa harga ikan yang di- Setelah terbentuknya dan terban-
milikinya. Nelayan hanya melihat prosesnya gunnya tempat pelelangan ikan yang baru
namun tidak memiliki kemampuan untuk diberi nama TPI Lontar Kecamatan Tanara
membantah, dan hanya membenarkan apa dengan rintisan kelompok masyarakat pesi-

UNNES JOURNALS
113 Suwaib Amiruddin, Jaringan Sosial Pemasaran pada Komunitas Nelayan Tradisional Banten

sir Lontar yang digerakkan secara lokal dan hasil tangkapannya ke TPI. Namun kenda-
secara kebersamaan. Menurut Boy bahwa la yang dihadapi bagi nelayan yang terbelit
pada awal terbangun tempat pelelangan sangkutan dengan para langgan dan bakul.
Lontar beliau dengan teman-temannya Hasil rapat saat itu menurut Boy, menghasil-
mengumpulkan beberapa nelayan Lontar kan kesepakatan untuk melunasi dana nela-
untuk membicarakan berbagai persoalan- yan yang diambil para nelayan dari langgan
persoalan yang dihadapi oleh nelayan ter- maupun bakul-bakul. Pelunasan dilakukan
kait tidak difungsikannya pelelangan seba- oleh pihak TPI melalui bantuan dari peme-
gai media transaksi. Ternyata ada beberapa rintah. Kesepakatan itu memberikan suatu
persoalan yang menghimpit oleh nelayan hal yang baru bagi nelayan, karena dapat le-
sehingga tidak menjual hasil tangkapannya pas dari jeratan tali langgan yang selama ini
pada pelelangan yang telah disiapkan sebe- mengikatnya.
lumnya. Lebih lanjut beliau mengungkap- Setelah mencapai kesepakatan, maka
kan bahwa persoalan yang dihadapi nelayan nelayan membuka akses untuk membe-
saat itu adalah adanya ikatan yang kuat su- rikan hasil tangkapannya untuk dijual di
dah terbangun antara nelayan dengan lang- tempat pelelangan. Nelayan memiliki sang-
gan serta bakul-bakul yang sudah terlebih kutan dari pihak langgan sebenarnya tidak
dahulu memberikan permodalan. seberapa besar jumlahnya yaitu mulai dari
Hal itu dipertegas oleh nelayan Su- 2 juta rupiah hingga yang paling terbesar 4
parman (51 tahun) bahwa sebenarnya hasil juta rupiah. Menurut Boy yang mendaftar-
tangkapan ingin dipasarkan ke pelelangan kan diri untuk diberikan dana bantuan pe-
saat itu. Namun pada periode itu, nelayan lunasan jeratan utang pada langgan hanya
sudah memiliki jaringan sosial pemasaran sebagian kecil yaitu sekitar 50 dari ratusan
yang telah mengikat secara turun temurun nelayan tradisional di pesisir pantai Lontar.
dan sangat tidak mungkin untuk ditinggal- Ada juga nelayan tidak mau melakukan pe-
kan. Sebenarnya kalau ditinggalkan bisa lunasan dari langgan dengan alasan merasa
saja, namun secara moralitas tidak akan sudah nyaman dengan kondisi yang dihada-
mungkin dapat lepas dari ikatan jaringan pi selama ini.
pemasaran. Berdasarkan pernyataan in- Kondisi tarik menarik untuk me-
forman itu, terungkap bahwa sebenarnya misahkan nelayan dari langgan memiliki
nelayan dimasa adanya tempat pelelangan tantangan yang sangat luar biasa. Nelayan
sudah ada keinginan untuk lepas dari ika- sudah merasa nyaman dengan kondisi ke-
tan para langgan dan bakul. Faktor yang biasaannya selama ini dan ketergantungan-
paling dominan sehingga tidak dapat lepas nya sangat tinggi kepada langgan, karena
dari ikatan itu, karena nelayan merasa bah- dapat atau tidak dapat hasil tangkapan
wa suatu ketika akan diperhadapkan oleh masih dapat meminjam uang dari langgan.
kondisi keterbatasan penghasilan. Melaut Sedangankan kalau lepas dari langgan dan
tidak akan menentu penghasilannya, hasil menjual ikan hasil tangkapannya pada tem-
laut tidak selamanya akan diperoleh de- pat pelelangan TPI Lontar tidak akan ada
ngan hasil yang banyak, sehingga bisa ter- yang menjamin apabila tidak memperoleh
jadi nelayan tidak dapat memenuhi kebu- penghasilan. Karena pelelangan tidak men-
tuhan hidupnya. Maka pelarian yang sangat janjikan dana tambahan untuk keluarga
efektif memberikan perlindungan bagi ne- bagi nelayan disaat menghadapi masa tidak
layan adalah langgan. ada hasil tangkapan. Sebaliknya dibalik ke-
Semenjak pelelangan berdiri pada gelisahan dan ketakutan nelayan tentang
tahun 2004, pengelola Tempat Pelelangan keterputusannya dengan langgan masih ada
Ikan melalui Boy, dikumpulkan sebagian beberapa nelayan yang memiliki komitmen
besar nelayan untuk rapat dan membica- untuk menerima apapun resikonya apabila
rakan keberlanjutan TPI Lontar. Maka sa- melepaskan diri dari langgan.
lah satu terebosan yang dilakukan adalah Seorang informan nelayan yang me-
meminta para nelayan untuk memasarkan miliki komitmen di tahun 2004 untuk ber-

UNNES JOURNALS
Jurnal Komunitas 6 (1) (2014): 106-115 114

gabung dalam komitmen TPI adalah Subhi TPI setiap harinya dikunjungi banyak
(51 tahun) mengatakan bahwa saat itu se- orang untuk melakukan transaksi. Pelelan-
kitar sepuluh tahun yang lalu saya secara gan dibuka sekitar jam 09.00 wib sambil me-
pribadi mendaftarkan diri untuk bergabung nungggu satu persatu nelayan berdatangan
pada kelompok TPI dengan syarat dana pe- dari laut. Kondisi ini hampir terjadi setiap
ngikat saya dari langgan sekitar 3 juta rupiah hari, pembukaan pelelangan tidak melihat
dapat diselesaikan. Kesepakatan dan keingi- jumlah perahu yang berangkat. Sedikit ba-
nan beliau direalisasikan oleh pihak TPI se- nyak nelayan yang akan memasarkan hasil
suai dengan aturan yang berlaku. Salah satu tangkapannya, tempat pelelangan tetap me-
aturan saat itu adalah melepaskan diri dari layani. Pola tawar menawar antara pembeli
langgan dan hasil tangkapan sepenuhnya (pedagang pengecer, pengolah) dengan ba-
dipasarkan di TPI. Menurut Subhi bahwa kul, dan ikan akan diputuskan terjual jika
sekitar 70% perahu adalah milik pribadi ne- telah mendapatkan harga tertinggi. Seba-
layan itu sendiri. Sehingga kalau mau ber- gaimana Hendrik (2013) bahwa pemasaran
pindah tempat penjualan dari langgan ke ikan di Kecamatan Tanjung Beringin dan
TPI bisa saja terjadi, asalkan ada keberanian Kabupaten Serdang Bedagai disebabkan
dalam resiko hidup dan berjuang sendiri. oleh berbagai faktor. Menurut keterangan
Sebagaimana seorang nelayan yang nelayan yang tidak menjual ikan melalui
berpindah penjualan hasil tangkapan ke TPI disebabkan karena mereka sudah te-
TPI yaitu Adang (54 tahun) memiliki pe- rikat dengan tauke, sebagai pemilik kapal
ngalaman yang sangat panjang dengan para maupun tauke sebagai penanggung biaya
langgan. Sejak tahun 2004 memutus mata selama mereka ke laut. Selain itu menurut
rantai dengan para langgan yang selama ini keterangan nelayan lainnya jauhnya lokasi
mengikatnya. Sejak melepaskan diri dari TPI dari tempat tinggal menyebabkan me-
langgan merasa memiliki kebebasan dalam reka tidak mau mendaratkan ikan di TPI.
menjual hasil tangkapannya. Selain itu, ne- Kondisi nelayan yang berdomisili
layan juga sudah dapat mengetahui secara di Lontar, telah memiliki kesadaran akan
langsung harga ikan di pasaran dan dapat pemasaran hasil tangkapannya untuk sepe-
melakukan penjualan langsung ke TPI. Su- nuhnya dijual di Tempat Pelelangan Ikan.
dah menjadi komitmen melepaskan diri Penjualan hasil tangkapan di TPI merupa-
dari jeratan langgan, sehingga dapat me- kan komitmen secara bersama-sama bagi
nikmati harga ikan sesuai dengan harga di nelayan untuk melepaskan diri dari pemilik
pasaran. modal langgan. Walaupun masih ada juga
Bey Pane (2010) bahwa penentuan kelompok nelayan yang masih terikat pada
harga dilakukan antara nelayan penjual dan pihak langgan. Kehadiran nelayan dan pi-
pedagang/pengolah pembeli. Setiap nela- hak yang terkait dengan sumber daya ikan
yan penjual, yang baru kembali dari melaut, tetap meramaikan TPI sebagai tempat tran-
harus berhadapan langsung dengan banyak saksi hasil tangkapan. Kondisi keseharian
pembeli sekaligus atau mengeluarkan biaya pada Tempat Pelelangan Ikan Lontar sangat
untuk menggaji seorang “pengurus” atau hidup dari kehadiran pihak nelayan dan pi-
orang kepercayaan untuk menjualkannya, hak pengecer yang akan memasarkan secara
selain juga mengeluarkan biaya retribusi langsung ke pembeli rumah tangga.
lelang ke pihak pengelola TPI. Tempat Pe-
lelangan Ikan (TPI) Lontar, nelayan meng- SIMPULAN
gunakan sebagai proses pelelangan ikan. Karaketristik komunitas nelayan tra-
Pelelangan ikan juga digunakan untuk ber- disional dapat ditemukan memiliki perbe-
transaksi bagi pembeli di luar dari pelela- daan dalam jenis ikan yang ditangkap. Alat
ngan yang sengaja datang membeli ikan di tangkap yang digunakan sangat sederhana
pelelangan. Pembeli juga ada yang sengaja dengan berbahan lokal disesuaikan dengan
datang ke pelelangan secara individu untuk pengetahuan dan pengalaman komunitas
kebutuhan kesehariannya saja. nelayan tradisional di Lontar. Jaringan so-

UNNES JOURNALS
115 Suwaib Amiruddin, Jaringan Sosial Pemasaran pada Komunitas Nelayan Tradisional Banten

sial antarkelompok dalam pemasaran ha- Pelabuhanratu Sukabumi. Jurnal Mangrove


sil tangkapan, Bagi nelayan yang memiliki dan Pesisir 10 (1): 8-19
Amelia L., Christian R.D., Djuwita R.R.A. 2013 Mana-
ketergantungan pada pemilik modal (lang- jemen Tenaga Kerja Tempat Pelelangan Ikan
gan), maka hasil tangkapan sudah menjadi (TPI) Aertembaga Kota Bitung, Jurnal Ilmiah
kewajiban untuk disetorkan pada langgan. Akulturasi Agrobisnis Perikanan 1 (1): 11-14
Setelah hasil dikumpulkan, maka nelayan Creswell, J, 2009. Research design: Qualitative, Quan-
titative and Mixed Methods Approaches, Sage,
sudah terputus hubungannya dengan pasar.
Thousand Oaks.
Penentuan selanjutnya adalah langgan me- Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. PT. Raja Grafindo
nentukan harga dan proses pemasarannya. Persada, Jakarta.
Pada posisi ini, nelayan tidak memiliki hak Fukuyama, F. 2005. Guncangan Besar. Kodrat Manu-
untuk berpendapat dan hanya memiliki po- sia dan Tata Sosial Baru.Terjamahan dari buku
asli. The Great Disruption: Human Nature and
sisi untuk menerima apa yang menjadi ke- the Reconstitution of Sosial Order. Gramedia
putusan para langgan. Jaringan sosial pema- Pustak Utama , Jakarta.
saran melalui TPI dilakukan secara terbuka Harini, D.N. 2012. Dari Miyang Ke Longlenan : Penga-
dan nelayan memiliki kebebasan untuk ruh Jaringan Sosial Pada Transformasi Masya-
rakat Nelayan, Jurnal Komunitas 4 (2) : 178-190
menjual hasil tangkapannya. Keterlibatan
Hasibuan, J. 2006. Social Capital (Menuju Keunggulan
nelayan mulai dari proses pembongkaran, Budaya Manusia Indonesia). MR-United Press,
penimbangan serta penentuan harga nela- Jakarta.
yan ikut serta menyaksikan keputusan dari Hendrik, 2013. Peranan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
pihak pelelangan. Pada proses penentuan Dalam Pemasaran Ikan Hasil Tangkapan Ne-
layan Di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
harga, nelayan ikut serta melihat dan me- Kec. Tanjung Beringin Kab.Serdang Bedagai
nyaksikan secara langsung transaksi yang Provinsi Sumatera Utara. Jurnal Terubuk, 41
dilakukan pihak pelelangan dengan kelom- (1): 102-108
pok pemasaran lainnya serta para pembeli. Johnson, DP. 1988. Teori Sosiologi Klasik dan Modern
Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.
Pembayaran hasil penjualan dilakukan tran-
Kusnadi. 2000. Nelayan: Strategi adaptasi dan jarin-
saksi secara langsung antara pihak nelayan gan sosial. Bandung: Humaniora Utama Press
dengan pihak pengelola pelelangan setelah Bandung.
akhir dari hasil perhitungan ikan yang dile- ­-------------2002. Konflik Sosial Nelayan, Kemiskinan
lang. dan Perebutan Sumberdaya Perikanan. Yogya-
karta: LKiS.
Lawang, R.M.Z. 2005. Kapital Sosial Dalam Perspektif
DAFTAR PUSTAKA Sosiologi. Cetakan Kedua. FISIP UI Press, De-
Agus, R. dan Dewi, G. 2013. Strategi Pengembangan pok
Investasi Di Sekitar Pelabuhan Perikanan Tipe Mubyarto, L.S., dan Dove. 1984. Nelayan dan Kemiski-
B Di Jawa Barat, Jurnal Akuatika 4 (1): 89-101 nan; Studi Ekonomi-Antropologi di Dua Desa
Anwar B.P. Kajian Kekuatan Hasil Tangkapan : Ka- Pantai. Jakarta. Rajawali
sus Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

UNNES JOURNALS

Anda mungkin juga menyukai