PENGANTAR
A. Latar Belakang
Perkembangan industri yang menghasilkan senyawa intermediate kini tengah
berkembang pesat. Salah satu senyawa intermediate yang banyak digunakan adalah
heptena. Heptena merupakan salah satu jenis olefin, heptena dipergunakan sebagai
bahan baku untuk industry oli sintesis, polietilena, detergen dan poly Vinyl Cloride
( PVC) (Kirk Othmer, 1978). Selain itu, heptena juga dapat dipergunakan sebagai
bahan pencampur untuk meningkatkan angka oktan pada motor bakar ( Ipatieff and
Schaad, 1945). Pada suhu kamar dan tekanan atmosferis, heptena berbentuk cair.
Heptena memiliki sifat larut dalam etanol dan eter, sedikit larut dalam karbon
tetraklorida. Heptena termasuk senyawa yang mudah terbakar.
Untuk pembuatan heptena ini digunakan bahan baku propylene dan butena.
Ketersediaan bahan baku yang terdapat di Indonesia untuk bahan propylene cukup
banyak dengan sebagian besar diproduksi oleh beberapa pabrik di Indonesia
Kapasitas Produksi,
Produk Pabrik
Ton/Tahun
Sumber : Pertamina,2012
1
Sementara untuk bahan baku butylene akan diimpor dari negara lain karena di
Indonesia sendiri belum ada pabrik yang hasil produksinya berupa butylene.
Sebagaimana kebutuhan butylene di Indonesia dipenuhi dari negara berikut.
Tabel I.2. Data Impor Kebutuhan Butylene di Indonesia.
Dari kedua data teersebut memungkinkan untuk dibangun pabrik heptena dengan
kapasitas 25,000 ton/tahun melihat dari ketersediaan bahan baku dan diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan heptena dalam negeri.
B. Pemilihan Proses
Heptena dapat diperoleh dari proses cracking pada pengolahan minyak bumi
namun heptena dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku propena dan butena.
C. Analisis Pasar
A. Ketersediaan Bahan Baku
Produksi heptena pada pabrik ini dihasilkan dari reaksi antara propena dengan
butena. Bahan baku utama butena didatangkan dari pabrik Thailand dikarenakan
hingga saat ini di Indonesia belum memiliki pabrik yang memproduksi butena.
Sedangkan propena dapat diperoleh dari dalam negri. Pabrik yang memproduksi
propylene adalah PT. Candra Asri Petrochemical Cilegon dengan kapasitas produksi
320,000 ton/ tahun dan PT. Pertamina UP VI Balongan dengan kapasitas produksi
230,000 ton/tahun.
3
B. Penentuan Kapasitas Pabrik
Heptena sebagai intermediate produk yang dimanfaatkan sebagai bahan baku di
berbagai industri. Manfaat dari heptena dan tersedianya bahan baku propylene di
Indonesia memicu keinginan untuk membuat pabrik heptena di Indonesia dengan
kapasitas 25,000 ton/tahun.
2. Lokasi Cilegon berdekatan dengan laut dan terdapat pelabuhan merak sehingga
memudahkan dalam transportasi bahan baku yang diimpor maupun pendistribusian
produk.
4
Gambar I.3. Peta pelabuhan terdekat Cilegon