Anda di halaman 1dari 14

Kabib Sholeh.

Jalur Pelayaran dan Perdagangan Sriwijaya Pada Abad Ke-7 Masehi

JALUR PELAYARAN DAN PERDAGANGAN SRIWIJAYA PADA


ABAD KE-7 MASEHI
Criuse Line and Trade of Sriwijaya In the 7th Century AD

Kabib Sholeh
Universitas PGRI Palembang: Jl. Jend. A. Yani, lrg. Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang
habibsholeh978@gmail.com

Abstract
Geographically, Sriwijaya has a strategic position on the trade shipping lanes passed by
foreign traders in the 7th century AD.The purpose of this study is to analyze the Sriwijaya
rail trade routes which are profitable for Sriwijaya's economy, to analyze Sriwijaya's
trading activities and how Sriwijaya's strategy of maintaining security in Sriwijaya's
shipping lines.The method used in this research is the historical method with the approach
of economical, political and socialogical scholarship.The steps of the historical method are
heuristics or source collection, source verification, interpretation or interpretation of
sources and historiography or historical writing.The kingdom of Sriwijaya is a maritime
kingdom ruling in the sea and its economic output is derived from the trade and the results
of tax duties.Sriwijaya able to become the ruler and controller of trade in Sriwijaya's
shipping lines.Sriwijaya implements a trade monopoly for foreign traders who stop in
Sriwijaya. In maintaining security in the trade shipping lanes, Sriwijaya deploys all the
power of his fleet with the help of the pirates whom Srivijaya has conquered and of course
with a mutually beneficial agreement between the two parties.

Keywords: Trade Shipping Lane; Srivijaya; Maritime Economy.

Abstrak. Secara geografis Sriwijaya memiliki letak kestrategisan pada jalur pelayaran
perdagangan yang dilewati para pedagang asing pada abad ke-7 Masehi. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis jalur pelayaran perdagangan Sriwijaya yang menguntungkan
bagi perekonomian Sriwijaya, untuk menganalisis kegiatan perdagangan Sriwijaya dan
bagaimana strategi Sriwijaya dalam mempertahankan keamanan di jalur pelayaran
Sriwijaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode historis dengan
pendekatan keilmuan ekonomologis, politikologis dan sosialogis. Langkah-langkah metode
historis adalah heuristik atau pengumpulan sumber, verifikasi sumber, interpretasi atau
penafsiran sumber dan historiografi atau penulisan sejarah.Kerajaan Sriwijaya adalah
kerajaan maritim yang berkuasa di laut dan hasil perekonomiannya diperoleh dari berdagang
dan hasil bea pajak. Sriwijaya mampu menjadi penguasa sekaligus pengendali perdagangan
di jalur-jalur pelayaran milik Sriwijaya. Sriwijaya menerapkan monopoli perdagangan bagi
para pedagang asing yang singgah di Sriwijaya. Dalam mempertahankan keamanan di jalur-
jalur pelayaran perdagangan, Sriwijaya mengerahkan seluruh kekuatan armada lautnya
dengan dibantu oleh para perompak yang sudah ditaklukan Sriwijaya dan tentu dengan
sebuah perjanjian yang saling menguntungkan diantara kedua belah pihak.

Kata kunci: Jalur Pelayaran Perdagangan; Sriwijaya; Perekonomian Maritim.

1. Pendahuluan penelitiannya terus dilakukan oleh para ahli

Penelitian kerajaan Sriwijaya sudah arkeolog dan sejarah hingga sekarang


dimulai sejak abad ke -19, dan usaha ini.Sebuah negara maritim gagah dan

Naskah diterima 14/09/2017; Revisi diterima 17/11/2017; Disetujui 22/11/2017 63


Siddhayatra Vol. 22 (2) November 2017: 63-76

berkuasa biasanya adalah negara yang adanya kondisi-kondisi khusus yang telah m
terletak di pinggir laut atau sungai besar e nd or on g ke m unc ul a nn ya s e ba ga i
yang dapat mengatur keamanan lalu lintas di kerajaan laut terbesar waktu itu.Pada abad
daerah itu, dan dapat menguasai jalur ke-7 Masehi, kerajaan Sriwijaya merupakan
perdagangan laut, seperti letak ibu kota pusat perdagangan yang sangat terkenal,
Sriwijaya yang berada di pinggiran sungai. oleh karena itu wajar bila ekonomi kerajaan
Berdasarkan pada pernyataan Obdeyn Sriwijaya sangat makmur di Asia Tenggara,
(1942) yaitu pesisir Sumatera bagian yang selama berabad-abad telah memberi
Tenggara terdiri dari serentetan teluk-teluk jalan bagi kejayaan Sriwijaya (Wolters
yang besar, pulau Bangka dan Belitung 2011, 2).
masih menjadi satu jazirah dengan Riau- D e n ga n m e n gu a sa i ne ge r i - ne ge
Lingga-Malaka (Tim Penelitian Arkeologi r i disekitarnya kerajaan Sriwijaya dapat
Palembang 1992, 13). menguasai lalu lintas perdagangan dan
Sumatra Karena keadaan seperti gambar pelayaran dari India ke Cina dan sebaliknya,
peta di atas, maka lokasi pusat kerajaan kapal-kapal asing harus berlayar melalui
Sriwijaya menjadi strategis, yaitu selalu Selat Malaka dan Selat Bangka yang d i k u
dilewati kapal-kapal yang berlayar dari Cina a s a i o l e h k e r a j a a n S r i w i j a ya .
ke India atau sebaliknya. Kapal-kapal yang Keuntungan yang diperoleh kerajaan
melewati harus belayar menuju kearah Sriwijaya dari kapal-kapal asing berlimpah-
Selatan mengitari pulau Belitung sambil limpah, seperti keuntungan dari bea cukai,
singgah di pusat kerajaan Sriwijaya . dan keuntungan lain dari perdagangan.
Perkembangan kerajaan Sriwijaya yang Kerajaan Sriwijaya telah mendominasi jalur
pesat bukan suatu proses kebetulan karena lalu lintas pelayaran dan perdagangan

Gambar 1. Keletakan Peta kuno menurut Obdeyn , pulau Sumatera


lebih tipis bagian Timurnya dari sekarang, sedangkan
pulau-pulau di bawah Singapura sampai pulau Bangka
menjadi satu dengan Semenanjung Malaka (Daldjoeni
1984, 43).

64
Kabib Sholeh. Jalur Pelayaran dan Perdagangan Sriwijaya Pada Abad Ke-7 Masehi

internasional pada saat itu. Dalam sejarah gading, timah, penyu, perak dan emas.Para
kemaritiman Selat Malaka merupakan jalur pedagang asing membeli dan menukar
pelayaran dan perdagangan yang sangat dengan porselin, kain kantun dan kain
penting, yaitu sebagai jalan lintas para sutera. Menurut I-tsing perahu-perahu asing
pedagang yang melalui bandar -bandar datang dari Kedah dan Melayu pada musim-
penting disekitar Samudera Hindia dan musim tertentu, selain itu juga kapal-kapal
Teluk Persia, itu sebabnya Selat Malaka Sriwijaya juga pernah melakukan pelayaran
menjadi pintu gerbang ke jalan perdagangan ke Cina (Poesponegoro 1990, 61-62).
Barat dan Selatan Cina sebagai jalur p e r d Ke m aj ua n perekonomia n keraja a n
aganganTimurmenujuCina. Sriwijaya yang didukung oleh berbagai hal
Munculnya pelabuhan besar baik di Pantai seperti kondisi geografis yang strategis dan
Barat maupun Timur Sumatera, telah sumber daya alamnya yang melimpah
menjadikan Selat Malaka sebagai jalur lalu sehingga dapat melakukan perdagangan
lintas perdagangan yang menghubungkan dengan negara-negara dan bangsa asing.
antara kerajaan Sriwijaya dengan Cina Sehingga tidak mengherankan juga apabila
ataupun para pedagang asing yang lainnya. kerajaanSriwijayamempunya
Pelabuhan-pelabuhan yang dimaksud antara i p e r e k o n o m i a n ya n g m a k m u r ya
lain, seperti Muara Jambi dan Barus. n g dihasilkan dari perekonomian maritim
Pelabuhan-pelabuhan tersebut sejak semula dan s e k a l i g u s m e n j a d i k e r a j a a n
dapat menyelenggarakan perdagangan bebas y a n g mempunyai armada angkatan laut
sehingga dapat memperkenalkan komoditas yang kuat dan pernah berjaya pada masa itu
dari wilayah-wilayah lain. sehingga dikenal luas di Nusantara hingga
Kerajaan Sriwijaya merupakan penguasa Asia Tenggara sekitar abad ke-7 Masehi
pelabuhan transit dagang di Selat Malaka, hingga abad ke-11Masehi.
itulah sebabnya kerajaan Sriwijaya menjadi
pelabuhan terpenting dalam perdagangan 2. Metode Penelitian
melalui laut yang disinggahi oleh pedagang- Penelitian ini menggunakan metode s e j
pedegang berbagai bangsa, seperti Cina dan arah(historis),dengandibant
India, dua bangsa ini dikenal gigih dalam u pendekatan keilmuan dari berbagai bidang
perdagangan. Hubungan dagang antara Cina (multiaproach)sepertikeilm
dan India sudah ada sejak abad ke-7 Masehi, u a n ekonomologis, politikologis, dan
karena kerajaan Sriwijaya berfungsi sebagai sosiologis. Adapun langkah-langkah metode
tempat transit, maka tidak mengherankan sejarah pada penelitian ini a dalah: pe rta
apabila orang India dan Cina menjadi ma, Pengumpulan Sumber (Heuristik). Pada
bagian penduduk minoritas kerajaan penelitian ini peneliti mengumpulkan
Sriwijaya. Menurut berita Cina, komoditi sumber-sumber sejarah berupa buku primer
yang berasal dari Sriwijaya berupa cengkeh, hasil penelitian, sumber kepustakaan
pala, kapulaga, kayu cendana, kapur barus, (library reseach), dokumen, buku dan jurnal

65
Siddhayatra Vol. 22 (2) November 2017: 63-76

hasil laporan penelitian arkeologi dan adat di Kamboja dan Campa, ini berarti
laporan-laporan umum yang relevan dengan bahwa bagi orang-orang Cina atau sumber
judul penelitian. Kedua, Verifikasi (Kritik berita mereka, keadaan di ketiga tempat tadi
Sumber). Pada kritik ekstern peneliti sama. Hal ini hanya dapat terjadi jika
melakukan pengujian atas asli atau tidaknya diantara ketiga tempat itu terjadi hubungan
sumber dengan menyeleksi sederhana segi yang cukup intensif. Dengan sendirinya
fisik dari sumber yang ditemukan. Pada perkembangan perdagangan di Sumatera
kritik intern ini peneliti melakukan kritik sejak semula telah terlibat langsung dalam
pada isi sumber tersebut mengenai keaslian perdagangan dengan India. Letak selat
isi sumber seperti halnya mengidentifikasi Malaka mengundang perda gangan di
pengarang atau penulis buku/dokumen, apa daratan Asia Tenggara untuk meluas ke
penulisan atau pelaporan sumber itu benar, Selatan, suatu hal yang baru terjadi setelah
rasional dan logis dengan melihat fakta- perdagangan dengan India berkembang,
fakta yang ada maupun teori yang lain. penduduk Sumatera khususnya di pantai
Ketiga, Interpretasi. Pada langkah ini Timur, bukan asing lagi dalam mengenal
setelah dilakukan pembacaan-pembacaan perdagangan internasional (Poesponegoro
sumber sejarah secara kritis, maka 1990, 77).
dilakukan penguraian-penguraian atas Jalur perdagangan yang dikuasai kerajaan
sintesis-sintesis yang dikemukakan oleh Sriwijaya semakin ramai dan penting
beberapa ahli dalam teori-teorinya maupun disebabkan kerajaan Sriwijaya mampu
fakta-faktanya, maka setelah itu diuraikan menjaga keamanan, di samping l e t a k g e o
kemudian dihubungkan suatu fakta dengan g r a f i s n y a y a n g menguntungkan.Selain
fakta lain sehingga dapat dianalisis dengan jalan dagang lewat lautan luas, para pedagang
benar dan baik. Terakhir, Penulisan Sejarah Arab, Cina, Persia dan India sudah mengenal
(Historiografi). Sebagai fase terakhir dalam jalan sutra sejak dahulu.Jalan sutra yang
metode sejarah adalah historiografi yang melewati daratan itu penuh dengan mara
artinya cara penulisan, pemaparan, atau bahaya.Jika mereka memilih jalan darat
pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah berarti mereka telah siap untuk menanggung
dilakukan peneliti (Daliman 2015, 98). segala bahaya yang tidak sedikit. Pegunungan
Himalaya yang alamnya sama sekali tidak
3. Pembahasan ramah, harus mereka hadapi dengan sabar.
3.1 Jalur Pelayaran Perdagangan yang Selain itu, gangguan dari gerombolan
Strategis
penyamun, s e t i a p s a a t d a p a t m e n g h
Morfologi Letak Kerajaan Sriwijaya
a d a n g d a n merampok barang-barang
menurut berita Cina terletak di Sungai Musi
dagangan mereka yang amat bernilai. Pilihan
Palembang Sumatera Selatan (Suleiman
lain yang mereka ambil adalah lewat jalur
1987,52). Berita Cina menyebutkan bahwa
pelayaran. Memang b a d a i a t a u p u n h u j
adat di Kan-t’oli (Sriwijaya) sama dengan
anderasdapat

66
Kabib Sholeh. Jalur Pelayaran dan Perdagangan Sriwijaya Pada Abad Ke-7 Masehi

Gambar 2. Keletakan Peta Jalur Pelayaran dan Perdaganga di Asia Tenggara Sekitar Abad
ke-7 M (Achadiati 1988, 32)

mengandaskan kapal-kapal mereka.Tetapi, Selain itu Kerajaan Sriwijaya dengan


de n ga n pe rsi a pa n ya n g m a t a n g d a letak yang strategis tersebut kemudian
n perhitungan yang tepat, mereka bisa membuka hubungan diplomasi dengan
menghindarinya dan sampai di tempat negara Cina yang bertujuan melindungi
tujuan dengan selamat. Rute yang seolah kepentingannya di Asia Tenggara.Sriwijaya
sudah terpatri di Asia adalah: Cina – Laut mengirimkan utusan -utusan atau duta -
Cina Selatan – Selat Malaka – Bandar- dutanya ke Cina.Para duta Sriwijaya itu
bandar dagang Sriwijaya – India – Oman menyerahkan barang-barang upeti, budak
dan menuju ke Arab begitu pula sebaliknya, dan harta benda yang terdiri dari gading,
seperti terlihat dalam gambar 2 yang ada rempah-rempah, kitap sansekerta, sebagai
diatas. tanda persahabatan dengan penguasa atau
Tentu saja seperti keterangan gambar kai sar Ci na (Loe b 2013, 5) . Tujua n
peta jalur rute perdagangan di atas maka k o Sriwijaya sebagai negara besar melakukan
ndisisecarageografisakan hal itu disebabkan Sriwijaya menginginkan
menguntungkan Kerajaan Sriwijaya, agar Cina tidak membuka perdagangan
terlebih lagi perairan di sebalah secara langsung dengan Negara-negara lain
Tenggaranya juga dikuasai Kerajaan di Asia Tenggara, tanpa melalui atau mampir
Sriwijaya. Jelaslah kini mengapa Kerajaan di bandar-bandar Sriwijaya terlebih dahulu
Sriwijaya terus tumbuh dan berkembang sebelum melanjutkan perdagangan ke negeri
menjadi penguasa utama jalur perdagangan lain. Kondisi yang demikian tentu akan
dari segala jurusan baik lewat Utara maupun memberikan keuntungan ekonomi bagi
lewat Selat Sunda (Achadiati 1988, 9). Sriwijaya.

67
Siddhayatra Vol. 22 (2) November 2017: 63-76

3.2 Strategi Sriwijaya dalam Menguasai laut.Dengan menggunakan kapal -kapal


Jalur Perdagangan
besar Kerajaan Sriwijaya dapat menguasai
Antara Untuk menjaga kekuasaan dan
jalur perdagangan di Samudera Hindia dan
keamanan di wilayah kepulauan Nusantara,
Laut Cina Selatan.Sumber-sumber Cina m e
armada-armada Sriwijaya telah mengasah
nc a t a t ka pa l Ke r a j a a n Sr i wi j a ya
kemampuannya untuk mengarungi lautan
mempunyai bobot mencapai 250 sampai
sebagai dasar untuk bertahan hidup sejak
1000 ton, dengan panjang 60 Meter. Kapal
zaman dahulu. Sebagai pelaut keandalan
itu mampu memuat penumpang sampai
bangsa Melayu tidak hanya dikenal pada
1000 orang, dan itu belum termasuk muatan
masa I-tsing, tetapi kepandaian mereka pada
barang (Kurnia 1983, 67). Dengan demikian
abad ke-7 itu diraih melalui petualangan
dapatlah diketahui bahwa armada Sriwijaya
gagah berani dengan menembus samudera
telah berpengalaman dalam hal bahari sejak
dalam waktu yang panjang” (Dick -Read
ribuan tahun yang lalu.
2008, 92) . Bukt i ke pa nda i a n da l a m
KerajaanSriwijayadalam
pelayaran pada masa lampau itu telah
mempertahankan kekuasannya di jalur-jalur
dibuktikan juga dengan munculnya armada-
perdaganganinternasioanltel
armada Kerajaan Sriwijaya (sekitar akhir
a h memperhitungkan untung ruginya
abad ke-7 Masehi), yang telah menguasai s
dengan m a ta ng da n t e pa t dem i ke pe nti
e l u ru h l a ut a n da n se l a t - s e l a t a t a
nga n keamanan dan kenyamanan untuk para
u pelabuahan yang ada di Nusantara.
pedagang yang singgah di pelabuhan
Secara arkeologis, temuan -temuan
Kerajaan Sriwijaya. Salah satu caraKerajaan
serpihan kapal yang ditemukan di sekitar P a
Sriwijaya dalam memantapkan kekuasaanya
lembangdanperairanBangka
di jalur-jalur perdagangan yang strategis
mengindikasikan pelayaran perdagangan
yaitu dengan memperkuat aramada-armada
sriwijaya pada abad ke-7 memang sangat
lautnya. Dalam memeperkuat armada - a r m
ramai disetiap jalur pelayaran nusantara.
a d a l a u t n ya ya i t u d e n g a n c a r a
Menurut arkeolog Retno, pada jalur perairan
memberikan pelatihan-pelatihan khusus.
Bangka ditemukannya serpihan kapal
Adapun pelatihan -pelatihan tersebut
berserta isi muatannya yaitu 60.000 keramik
mengutamakan ketangguhan dan kecakapan
serta benda-benda terbuat dari perak dan
dalam dunia kebaharian untuk menangkap
emas, yang diindikasikan berdasarkan tes
para perompak-perompak yang terkanal
carbon pada bahan kayu kapal menunjukan
kejam dan ditakuti oleh para pedagang
kapal tersebut masa abad 700 -900 M
tersebut.
(Purwanti 2016, 42).
Mengenai banyaknya para pelaut yang
Melihat bukti-bukti arkeolog tersebut,
ada di Nusantara terdapat pelaut yang
Sriwijaya tidak menutup kemungkinan
mempunyai tujuan tidak baik.Mereka tidak
memiliki kapal-kapal besar sendiri dalam m e
suka berdagang, tetapi menginginkan cepat
m p e r t a h a n k a n k e k u a s a a n n ya d i
menjadi kaya.Mereka adalah bajak laut atau

68
Kabib Sholeh. Jalur Pelayaran dan Perdagangan Sriwijaya Pada Abad Ke-7 Masehi

perompak-perompak yang sangat ditakuti organisasi armada Kerajaan Sriwijaya, oleh


oleh para pedagang yang sedang berdagang karena itu mereka akan berusaha ikut
di Nusantara pada sekitar abad ke-7 Masehi. memelihara keamanannya agar kepentingan
Para perompak tersebut menyebar di mana- mereka tidak dirugikan oleh kelompok -
mana, seperti di Selat Malaka, Laut Cina kelompok bajak laut yang belum berhasil
Selatan dan menyebar di pelabuahan - ditundukan. Cara ini dilakukan Kerajaan
pelabuhan perdagangan Kerajaan Sriwijaya Sriwijaya terhadap bajak laut yuang tunduk
(Soeroto 1975, 15). Kaum perompak itu untuk dijadikan keamanan di jalur -jalur
adalah orang-orang yang gagah berani, pelayaran.Dengan demikian, armada-armada
pelaut yang ulung, pandai berkelahi, tetapi Kerajaan Sriwijaya semakin kuat dan
mereka juga kejam, dan pemalas.Biasannya mampu menahan serangan kekuatan asing
para pedagang yang berhasil dirampok di dan berhasil menguasai daerah -daerah
laut, tidak jarang dibunuhnya dan barang- pelabuhan yang dapat menjadi saingannya di
barang dagangannya diambil.Sehingga para da l a m pe n ya l u ra n ba ra n g - ba ra n g
perompak yang tersebar diseluruh Nusantara perdagangan.
tersebut sangat ditakuti oleh pedagang- Selainusaha-usahaparaarm
pedagang asing yang mau berdagang di a d a Sriwijaya tersebut berhasil
Kerajaan Sriwijaya (Nusantara). menaklukan para perompak, Kerajaan
Adanya ancaman bahaya yang dirasakan Sriwijaya dalam mempertahankan
oleh para pedagang sehingga hilangnya k e n kekuasaannya untuk m e l i ndungi ke pe nt i
yamanandariparapedagangmen nga nn ya di A si a Tenggara. Kerajaan
yebabkanKerajaanSriwijaya Sriwijaya mengirimkan utusan-utusan ke
memberikan tugas kepada armada-armada Cina.Para utusan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaa n Sri wija ya untuk me ngat asi tersebut menyerahkan barang-barang upeti
masalah yang dialami oleh para pedagang sebagai tanda persahabatan dengan Kaisar
tersebut. Hingga akhirnya perompak - Cina.Kegiatan tersebut dilakukan Sriwijaya
perompak atau bajak laut kemudian dapat dengan tujuan agar Cina berkewajiban
ditangkap dan tunduk kepada penguasa memberi perlindungan ke a ma na n di l a ut
Kerajaan Sriwijaya (Achadiati 1988, 9). Ba Ci na Se l at a n j ika diperlukan. Hubungan
hka n se ba ga i pe na m ba h a ma nnya dengan Cina tersebut tentu disebar luaskan
kekuasaan lalu lintas perdagangan, Kerajaan menjadi suatu faktor pencegah keinginan
Sri wija ya me ma suka n ke pala - kepal a merugikan Kerajaan S r i w i j a ya o l e h n
kelompok bajak laut ke dalam ikatan armada e ga ra - n e ga r a l a i n , khususnya di Asia
kerajaan. Para perompak tersebut dapat Tenggara (Poesponegoro 1990, 77).
bekerja sama di bawah perjanjian dengan Unt uk m e m pe rta ha nka n st a bil i ta s
Kerajaan Sriwijaya. Mereka mendapat bagian keamanan Kerajaan Sri wija ya, ma ka
yang ditentukan oleh raja dari hasil penguasa kerajaan berkewajiban untuk bisa
perdagangan. Mereka menjadi bagian dari berperan sebagai seorang politisi yang

69
Siddhayatra Vol. 22 (2) November 2017: 63-76

cakap. Jarak antara penguasa -penguasa Palembang. Para vasal bahkan didorong
bawahan dan ibu kota kerajaan Sriwijaya, melalui bantuan dari Maharaja dan vasal-
dan jumlah dari penguasa-penguasa yang vasal lain, untuk melebarkan kekuasaan
ada memaksa penguasa Sriwijaya untuk l e b mereka dengan menaklukan kota-kota yang
ihbersandarpadakesetiandan dekat dengan wila yahnya yang tidak
kelembutan dibanding dengan paksaan. Para mengakui aliansi mereka terhadap kerajaan
penguasa Kerajaan Sriwijaya pastinya akan Sriwijaya.
memberikan segala kemakmuran dan energi Meskipun sudah tidak diragukan lagi
mereka dari pada melakukan penaklukan- bahwa Sriwijaya menguasai wilayah yang m
penaklukan militer yang tak berujung. e ngunt un gka n, t e t a pi ke unt un ga n -
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keuntungan secara geografis tidak cukup
penguasa Kerajaan Sriwijaya tidak hanya b e untuk memenangkan persaingan yang ketat
rsandarpadamilitersajauntuk da l a m be rda ga n g a t a u m e nda pa t ka
menguatkan dan mempertahankan kesatuan n komoditas diantara berbagai para penguasa
kekuasaan besarnya. Mereka menggunakan yang ada di Selat Malaka. Keuntungan bagi
cara lain dalam mendapatkan loyalitas vasal- mereka, para penguasa Kerajaan Sriwijaya i
vasal mereka, misalnya melalui sebuah ni a d a l a h d a l a m h a l m e m a nt a p ka
jejaring hubungan politik, perkawinan p o l i n supremasi Sriwijaya adalah mereka harus
t i k , f a m i l i ya n g k o m p l e k s d a n mampu mengendalikan semua pelabuhan
utamannya dengan pemahaman bahwa yang berlokasi di kedua sisi Selat Malaka
setiap orang memiliki minat yang sama yaitu dan Selat Sunda.Kedua selat ini adalah pintu
berdagang (Munoz 2009, 10). -pintu utama dari semua lalu lintas maritim
Mengenai integrasi dari sebuah wilayah antara Samudera Hindia dan Laut Cina
dan menyerahnya seorang pemimpin, Selatan, disaat setiap kapal membongkar m
kekuasaannya tidak secara administratif ua t ba ra ng m e re ka da n m e nun ggu
diambil oleh kerajaan Sriwijaya (jarak pergantian angin musim. Kendali atas semua
antara negara-negara kota membuat integrasi pelabuhan ini adalah satu-satunya cara untuk
semacam ini tidak mungkin terjadi secara mendapatkan sebuah kekuasaan maritim atas
fisik). Seorang penguasa tetap didudukan s e persaingan dengan penguasa lainnya .
bagaipimpinansahdarisebuah Siapapun yang memegang kendali ini bisa
pemerintahan yang secara ekonomi bersifat mengumpulkan pajak dan upeti dari semua
otonom, namun pertukaran pangeran (datu) barang yang transit dan menjadi pemain
dan pimpinan sah dari sebuah pemerintahan utama dalam perdagangan.
yang secara ekonomi bersifat otonom, K e t i a d a a n t e n a g a m a n u s i a ya
namun pertukaran pangeran ( datu) dan n g terkonsentrasi di sekitar pusat kerajaan
perkawinan silang telah membentuk sebuah Sriwijaya memaksa penguasa kerajaan
ikatan agama dan kekeluargaan antara merekrut bala tentaranya dari tempat lain
wilayah vasal dan pusat pemerintahan di untuk mengamankan wilayah kekuasaannya.

70
Kabib Sholeh. Jalur Pelayaran dan Perdagangan Sriwijaya Pada Abad Ke-7 Masehi
Dengan mengadakan perjanjian dengan sebuah kota, karena penduduknya

“Orang Laut”, yang memilikikomunitas- berkembang lebih banyak dari sebelumnya,


komunitas disepanjang pesisir kepulauan dan sudah mengenal perdagangan jarak jauh
Riau dan tempat lainnya (Munoz 2009, 9). (perdagangan dengan Cina, India).
Para pemimpin Kerajaan Sriwijaya mampu S i s t e m p e l a ya r a n p a d a m a s a i t u
menggerakan sejumlah besar kapal-kapal tergantung pada angin muson dimana kapal-
dan manusia untuk menyerang target-target kapal dari India, Cina, dan negara-negara
mereka, baik yang berupa pulau-pulau atau kepulauan biasannya belayar ke Asia
tempat-tempat strategis lainnya.Sebagai Tenggara pada satu musim dan menunggu
imbalan atas dukungan dan kesetian mereka, musi m berikutn ya unt uk kem bali ke
“Orang Laut” diberi hadiah dari sebagaian negaranya. Pada umumnya antara bulan
pajak yang ditarik atas perdagangan dan dari Desember sampai dengan Maret angin
kapal-kapal yang singgah di kerajaan bertiup dari Utara, sedangkan antara Mei
Sriwijaya. sampai dengan Sepetember angin bertiup
dari arah Selatan (Tim Penelitian Arkeologi
3.3. Corak Perekonomian Kerajaan Palembang 1992, 33). Dengan adanya
Sriwijaya pelayaran yang tergantung pada angin
Pusat kerajaan Sriwijaya berkembang
musim itu, kerajaan Sriwijaya memiliki
m e nj a di se bua h ba n da r ya n g ra m a i
pelabuhan-pelabuhan antara (entrepot),
dikunjungi para saudagar atau pelaut dari
tempat menyimpan dan mendistribusikan
berbagai tempat.Kemajuannya didukung
barang-barang komoditi dari satu musim ke
oleh faktor keadaan setempat dan peranan
musim berikutnya.
dari kawasan pedalaman sebagai penghasil
Para pedagang yang menggunakan kapal-
barang-barang komoditi perdagangan.
kapal yang melalui Selat Malaka singgah di
Ba ndar kerajaan Sri wija ya di bangun
pelabuhan keraj aan Sriwija ya dal am
menurut sebuah “ perencanaan ” ya ng
kepentinganmengambil perbekalan oleh
matang (Utomo 2010, 83). Berdasarkan
karena Kerajaan Sriwijaya harus berusaha
tinggalan budayanya, bandar kerajaan
juga memperoleh monopoli tersebut maka
Sri wija ya diba gi dala m ruang - ruang
h a r u s l a h m e n gu a s a i d a e r a h p e s i s i r
berdasarkan fungsinya. Rumah -rumah
lainnya.Adanya kewajiban kapal -kapal
tinggal penduduk ditempatkan didaerah
tersebut berlabuh di Sriwijaya untuk
tepian sungai berupa rumah di atas tiang dan
keperluan perbekalan adalah suatu politik
rumah rakit, bangunan-bangunan untuk
Sriwijaya agar mendapatkan keuntungan.
pemujaan atau upacara ditempatkan
Perdagangan di Sriwijaya tidak hanya
didaerah yang tinggi, dan taman Sriksetra
dilakukan oleh rakyat biasa akan tetapi
yang ditempatkan jauh di luar bandar.
penguasa Kerajaan Sriwijaya juga ikut serta
Bandar Kerajaan Sriwijaya menurut kaidah-
dalam kegiatan perdagangan terbukti
kaidah perkotaan sudah dapat dikategorikan
Sriwijaya mempunyai kapal-kapal sendiri

71
Siddhayatra Vol. 22 (2) November 2017: 63-76

ya ng dijala nka n ole h para pe da ga ng Jika waktu untuk bertolak telah tiba, mereka
Sriwijaya. Keikutsertaan penguasa atau k a u t i da k l upa m e m ba wa ba ra n g - ba ra
mbangsawandalamkegiatan ng d a ga n ga n k h a s d a r i N u s a n t a r
perdagangan ini terutama penggunaan kapal- a d a n Sriwijaya.
kapal milik raja dan penguasa semakin Perdagangan dengan Cina dan India telah
meramaikan kegiatan perdagangan yang memberikan keuntungan besar kepada
dengan sendirinya bea yang masuk ke dalam Sriwijaya. Kerajaan ini telah berhasil
kas negara semakin banyak juga sehingga mengumpulkan kekayaan yang besar. Raja
kerajaan menjadi semakin makmur dan maju Sriwijaya termashur karena kekayaannya.
dalam bidang perdagangan. Sebuah legenda yang dikutip dalam sumber-
Kegiatan perdagangan yang semakin sumber Cina, menceritakan bahwa Raja
ramai itu telah menyebabkan barang-barang Sriwijaya membuang sebungkal emas ke
dan hasil bumi Sriwijaya menjadi barang dalam sebuah kolam pada tiap hari ulang
perdagangan yang laku di pasaran dunia. tahunnya (Poesponegoro 1990, 78). Berita
Barang-barang komoditi kerajaan Sriwijaya, mengenai kekayaan dan kehidupan yang
seperti gading gajah, kulit penyu, emas, dan makmur untuk penguasa kerajaan Sriwijaya
perak, mutunya sudah tidak diragukan lagi tersebar sampai ke mana -mana. Dengan
di samping itu ada juga rempah-rempah, demikian kerajaan Sriwijaya berkembang
damar, dan kemenyan yang sangat bermutu sebagai pusat perdagangan di kawasan Asia
tinggi, demikian di kerajaan Sriwijaya Tenggara,danmerupakantemp
bandar -ba ndar pelabuha nnya t umbuh a t persinggahan para pedagang yang akan
dengan ramai hal ini berkembang ketika Ci melakukan perjalanan dari negeri Cina ke
na di pe ri nt a h ol e h Di na st i T ’a ng India demikian juga sebaliknya . Para
(Achadiati 1988, 10). pedagang tersebut akan berlabuh terlebih
Para peda gang yang melal ui jalur dahulu di pelabuhan kerajaan, tidak hanya u
pelayaran perdagangan terasa akan aman ntukkeperluanperbekalanata
dan tidak khawatir apabila melewati u penimbunan barang, akan tetapi perjalanan
peraiaran tersebut. Kondisi tersebut akibat dari Cina ke India belumlah lengkap
kegiatan armada kerajaan Sriwijaya yang sebelum mereka singgah di Sriwijaya. Hal
berusaha keras melindungi keselamatan ini sudah menjadi suatu kebiasaan bagi para
harta dan nyawa para saudagar dan pelaut pedagang, selain keperluan perdagangan
dari negara-negara sahabat dan penduduk mereka juga menyempatkan diri untuk be l a
kerajaan Sriwijaya sendiri. Dengan perasaan j a r t e nt a n g i l m u pe l a ya r a n d a n
tenang, para saudagar dari segala penjuru perdagangan, karena Kerajaan Sriwijaya
membawa barang-barang dagangannya ke dianggap sudah berhasil dalam bidang
tempat tujuan. Ramainya pertemuan antara tersebut.
sa uda ga r da ri berba gai ne ga ra te la h Kerajaan Sriwijaya mempunyai kapal-
mewarnai hari-hari di Kerajaan Sriwijaya. kapal sendiri. Kekayaan harta benda raja

72
Kabib Sholeh. Jalur Pelayaran dan Perdagangan Sriwijaya Pada Abad Ke-7 Masehi

serta kaum bangsawan berasal dari usaha membawa kemakmuran bagi kerajaan; 3).
perdagangan sendiri, dari bea-bea yang Pelaut, yang kadang-kadang independen,
dipungut dari perdagangan yang melalui ke yang melindungi wilayah kerajaan dari para
ra ja an, se rta da ri pe pe ra nga n da n bajak laut yang jahat, mengawaki kapal
pembajakan laut. Selain itu ada perdagangan armada dagang, dan dalam kasus kerajaan,
keliling yang diselenggarakan oleh saudagar membentuk angkatan laut yang terorganisasi
-saudagar kelontong. Selama berabad-abad de nga n ba i k (Di c k - Re a d 2008, 8 8) .
Kerajan Sriwija ya be rfungsi seba gai Hubungan ini yang biasanya melibatkan
pelabuhan samudera, pusat perdagangan dan orang-orang berlainan budaya, suku, dan
pusat kekuasaan yang menguasai pelayaran loyalitas disatukan tidak hanya dengan
dan perdagangan di bagian Barat Indonesia. aliansi formal yang dibuat dibawah sumpah,
Berdasarkan dari pernyataan di atas maka tetapi juga dengan berbagai barang-barang
dapat diketahui bahwa Sriwijaya memainkan rampasan dari perdagangan mancanegara
peranan yang sangat penting dibidang p e r d yang saling menguntungkan.
agangandanpelayaranserta Para produsen akan membawa barang-
mempunyai pengaruh besar di Nusantara. barangnya dari tempat bercocok tanam,
Oleh sebab itu, wajar apabila Sriwijaya hutan, dan pertambangan di pedalaman
sebagai kerajaan maritim yang juga kerajaan menuju pusat-pusat kegiatan di wilayah
na si ona l pe rtam a di Nusa nta ra ya ng kerajaan Sriwijaya yang terletak pada salah
mengembangkan konsep nasional serta b e r satu sungai besar yang terhubung dengan
peranbesardalammemajukan lautan. Dari pusat Kerajaan Sriwijaya
perdagangan sekitar abad ke-7 Masehi di tersebut para pelaut melakukan perniagaan
Nusantara. di bawah kontrak jangka panjang dengan
para penguasa atau disewa oleh kerajaan
3 . 4 . Ke g i a t a n P e r e ko n o mi a n d untuk melakukan perdagangan.Para pelaut
a n Perdagangan Sriwijaya
tersebut mengirimkan barang dagangannya
Dalammelaksanakankegiat
dari bandar Sriwijaya ke para pedagang
a n perdagangan dan kegiatan perekonomian
Cina, Arab dan India . Karena wilayah
l a i nn ya , Sri wi j a ya be r ga nt un g pa da
kerajaan Sriwijaya dianggap sebagai gudang
keseimbangan tiga jenis hubungan, yaitu: 1).
transit barang-barang perdagangan dari
penguasa, Kerajaan Sriwijaya berkuasa di
Arab, India ke Cina. Pada masa Kerajaan
pelabuhan-pelabuhan yang berdekatan
Sriwijaya terdapat beberapa bandar penting,
dengan sungai-sungai besar, yang dapat
bandar-bandar tersebut antara lain Kedah di
mengendalikan pergerakan dari daerah
Semenanjung Malaysia, Barus di pantai B a
pedalaman menuju wilayah pantai, dan
rat-DayaSumatera,Jambi,dan
sebaliknya; 2). produsen, Kerajaan Sriwijaya
Palembang di pantai Timur-Laut Sumatera
menguasai bidang kehutanan, pertanian, dan
(Utomo 2010, 86). Lahirnya bandar-bandar
pertambangan di daerah pedalaman yang
ini antara lain disebabkan karena adanya

73
Siddhayatra Vol. 22 (2) November 2017: 63-76

daya tarik pasar yang ada di bandar tersebut diperoleh dari sektor perdagangan, seperti
dan dekat dengan jalur pelayaran yang komoditi ekspor dan bea cukai, pajak-pajak
ramai. bagi kapal-kapal asing yang melintasi selat
Kerajaan Sriwijaya kaya akan barang Malaka hingga di pelabuhan-pelabuhan
komoditi perdagangan, sehingga tidak heran kekuasaan wilayah kerajaan Sriwijaya. Jenis
lagi apabila banyak para pedagang asing -jenis komoditi yang diperdagangkan atau
yang datang untuk berdagang, seperti Cina, yang dihasilkan oleh kerajaan Sriwijaya
Arab dan India, yang menginginkan barang- sendiri adalah timah, beras, emas, gading,
barang dagangan tersebut. Berbagai barang- rempah-rempah, kemenyan, barus, kayu
barang dagang tersebut tersebar diseluruh cendana, kayu gaharu, dan kayu berharga
Nusantara seperti, di Jawa Tengah dan Jawa lainnya (Vlekke, 2008, 45). Di samping itu
Timur banyak menghasilkan beras, di Jawa kerajaan Sriwijaya mengekspor ke negeri
Barat (Banten) dan Lampung menghasilkan Cina berupa barang-barang komoditi, seperti
l a d a .D i k a l i m a n t a n dan Sulawesi gading, kemenyan, buah-
bauhan, gula putih,
menghasilkan macam-macam hasil hutan, cincin kristal, kapur barus, batu karang, cula
seperti damar, rotan, kayu putih, cengkeh badak, bumbu masak dan obat -obatan
d a n k o p r a .D i k e p u l a u a n M a l u k u (Kurnia 1983, 63).
menghasilkan rempah-rempah, seperti kayu Barang-barang dagangan yang dibawa
manis, pala, lada, cengkeh sedangkan di oleh pedagang-pedagang Cina ke kerajaan
Nusa Tenggara menghasilkan kayu cendana Sriwijaya antara lain mutiara, kaca (glass-
yang banyak dicari para pedagang asing pearls) berbagai warna, barang-barang
karena mahal harganya (Mulyana 2006, p e c a hbe l a h wa r na h i j a ud a n put i h
246). Selain didukung oleh potensi alam (porselen), kain katun, sutera tipis dari
serta letaknya yang dilalui pelayaran berba gai wa rna, sute ra be rkem bang,
internasional, Kerajaan Sriwijaya juga tembikar besar dan kecil, kepeng tembaga..
memiliki armada angkatan laut yang kuat Dalam kegiatan perdagangan tersebut sistem
dan mampu menciptakan sesuatu pelayaran pembayaran barang-barang dagangan sudah
yang aman bagi para pedagang yang singgah menggunakan alat pembayaran keping emas
di pelabuhan-pelabuhan atau bandar-bandar Cina, uang token dan tidak jarang juga
wilayah kekuasaan Sriwijaya.Oleh karena dengan cara sistem barter.
kerajaan Sriwijaya yang mempunyai armada
kua t m a ka de nga n se ndi ri n ya da pa t 4. Simpulan
menguasai atau menaklukan saingannya Berda sarkan uraia n dari pada bab
yaitu negara-negara tetangganya yang ada di sebelumnya maka dapat disimpulkan
sekitarnya, atau paling tidak Sriwijaya dapat sebagai berikut:
menjalin hubungan diplomatik yang saling Kerajaan Sriwijaya mempunyai corak
menguntungkan. perekonomian perdagangan maritim yang
Penghasilan kerajaan Sriwijaya terutama terkenal di Nusantara. Selain mempunyai

74
Kabib Sholeh. Jalur Pelayaran dan Perdagangan Sriwijaya Pada Abad Ke-7 Masehi

letak yang strategis sebagai jalur pelayaran Dick-Read, Robert. 2008. Penjelajahan
pe rda ga nga n i nte rna si ona l, keraj aa n Bahari “Pengaruh Peradaban
Sriwijaya juga terkenal kaya akan sumber Nusantara di Afrika”.(Terjemahan).
daya alamnya. Kerajaan Sriwijaya dengan Bandung: PT. Mizan Pustaka.
kekuatan besarnya berperan aktif dalam Daliman, 2015. Metode Penelitian Sejarah,
mengawasi atau mengatur pelayaran lalu Yogyakarta: Penerbit Ombak.
lintas perdagangan dan sekaligus memegang Kurnia, Nia dan Sholihat Irfan. 1983.
hak monopoli perdagangan di Nusantara. Kerajaan Sriwijaya. Jakarta: PT.
Dalammelaksanakankegiat Girimukti Pasaka.
a n perekonomian, Sriwijaya bergantung Loeb, Edwin Meyer. 2013.
pada keseimbangan tiga jenis hubungan, Sumatra; Sejarah dan
yaitu penguasa, produsen, dan Orang laut Masyarakat. Yogyakarta:Ombak.
atau a r m a d a l a u t S r i w i j a y a . S r i Munoz, Paul Michel. 2009. Kerajaan-
w i j a y a menerapkan monopoli kerajaan Awal Kepulauan Indonesia
perdagangan dan mengawasi kapal-kapal dan Semenanjung Malaysia.
dagang asing yang masuk di Nusantara “Perkembangan Sejarah dan Budaya
untuk tunduk dengan peraturan Sriwijaya Asia
sekaligus membayar upeti kepada Sriwijaya. Tenggara” (Jaman Pra Sejarah – Abad
Sriwijaya dalam mempertahankan dan XVI). Yogyakarta: Mitra Abadi.
menguasai jalur pelayaran perdagangan, Mulyana, Slamet. 2006. Sriwijaya.
menerapkan dua hubungan yang harus Yogyakarta: Pelangi Aksara.
seimbang dan harus dipatuhi. Hubungan Poesponegoro, Marwati Djoened dan
pertama adalah hubungan pusat kerajaan Nugroho Notosusanto. 1990.
Sriwijaya dengan masyarakat pantai daerah Sejarah Nasional Indonesia II.
bawahannya, dan kedua adalah hubungan Jakarta: Balai Pustaka.
penguasa kerajaan Sriwijaya dengan negara- Soeroto. 1975. Sriwijaya Menguasai
negara tetangganya. Dengan demikian Lautan. Jakarta: Mutiara
perekonomian Sriwijaya semakin lama akan Suleiman, Setyawati, Rumbia Mulia. 1979.
mengalami perkembangan yang sangat kuat Pra Seminar Penelitian Sriwijaya.
pada masa itu. Jakarta: P.T. Rora Karya.
Tim Penelitian Arkeologi Palembang. 1992.
Daftar Pustaka Himpunan Hasil Penelitian Arkeologi di
Achadiati, Y. 1988. Sejarah Peradaban Palembang Tahun 1984-1992. Jakarta:
Manusia “Zaman Sriwijaya”. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional
P.T Gita Karya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Daldjoeni, N. 1984. Geografi Kesejarahan Utomo, Bambang Budi. 2010. Ekspedisi
II Indonesia. Bandung: Percetakan Offset Sriwijaya Mencari Jalur yang Hilang.
Alumni Kotak Pos Anggota IKAPI. Palembang: Balai Arkeologi Palembang.
Purwanti, Retno. 2016. Jurnal Siddhayatra,
75
Siddhayatra Vol. 22 (2) November 2017: 63-76

76(Vol. 21 No. 2. 2016). Balai Arkeologi


Sumatera Selatan: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Balai
Arkeologi Sumatera Selatan.
Vlekke, Bernard H.M. 2008. Nusantara
Sejarah Indonesia.(Terjemahan). Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).
Wolters, W.O. 2011. Kemaharajaan Maritim
Sriwijaya dan Perniagaan Dunia Abad III
-Abad VII.(Terjemahan).Jakarta:
Komunitas Bambu.

76

Anda mungkin juga menyukai