Anda di halaman 1dari 10

PENGAUDITAN 2

“PENGAUDITAN SIKLUS PERSONALIA ”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10
 NI LUH PUTU DIANA RIZMA ELVARIANI (1702622010319)
 NI KADEK NING INTAN LESTARI (1702622010312)
 NI PUTU GITA APRINI DEWI (1702622010325)
 NI PUTU MELYANTARI (1702622010327)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019
PENGAUDITAN SIKLUS PERSONALIA

6.1 SIFAT SIKLUS JASA PERSONALIA

Siklus jasa personalia sangat penting karena beberapa alasan. Pertama,


gaji, upah, pajak penghasilan karyawan, dan biaya ketenagakerjaan lainnya
merupakn komponen utama hampir di semua perusahaan. Kedua, biaya tenaga
kerja langsung merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian persediaan
barang dalam proses maupun persediaan produk jadi. Dengan demikian,
kesalahan dalam penilaian dan pengalokasian biaya tenaga kerja dapat
mengakibatkan salah saji laba usaha yang material. Ketiga, gaji dan upah
merupakan titik rawan terjadinya in-efisiensi, dan pencurian serta manipulasi kas
melalui pembayaran gaji fiktif.

Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan
dengan kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi
gaji, upah per jam, dan insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan
berbagai bentuk tunjangan karyawan.

Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan upah. Transaksi ini
mempengaruhi beberapa rekening berikut:

1. Biaya gaji dan upah,


2. Berbagai bentuk tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua,
dan sebagainya,
3. Biaya tenaga kerja langsung,
4. Utang gaji dan upah,
5. Pajak penghasilan karyawan,
6. Rekening kas di bank, dengan sistem imprest atau dana tetap, yang khusus
digunakan untuk membayar gaji dan upah,
7. Persediaan barang dalam proses,
8. Persediaan barang jadi,
9. Dan harga pokok penjualan.

Siklus jasa personalia ini berkaitan dengan siklus pembelanjaan dan siklus
produksi.kaitan siklus ini dengan siklus pengeluaran adalah adnya fakta bahwa
pembayaran gaji dan upah dilakukan dengan menggunakan uang atau kas
perusahaan. Kaitan siklus ini dengan siklus produksi adalah adanya kenyataan
bahwa pembayaran gaji dan upah adalah sebagai imbalan atau balas jasa atas
tenaga kerja karyawan yang diberikan dalam proses produksi. Tenaga karyawan
digunakan untuk menghasilkan produk.

6.2 TUJUAN AUDIT

Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan
keuangan.

1. Asersi Keberadaaan atau Keterjadian


Berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, auditor menekankan
pada apakah seluruh saldo biaya gaji dan upah, utang gaji dan upah,
tunjangan, bonus, dan saldo rekening lain yang terkait, benar-benar eksis
pada tanggal neraca. Selain itu, asersi ini juga menekankan pada apakah
seluruh transaksi gaji dan upah yang tercatat benar-benar terjadi dan tidak
ada transaksi pembayaran gaji dan upah fiktif.
2. Asersi Kelengkapan
Asersi kelengkapan menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang
semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat
dan disajikan. Auditor akan mencoba mendeteksi apakah ada transaksi
pembayaran gaji dan upah yang belum tercatat.
3. Asersi Hak dan Kewajiban
Berkaitan dengan asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah
perusahaan mempunyai kewajiban legal atas biaya dan utang gaji dan upah,
dan pajak penghasilan karyawan.
4. Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti
mengenai apakah saldo biaya gaji dan upah, bonus karyawan, tunjangan,
utang gaji dan upah, dan pajak penghasilan karyawan telah disajikan dalam
laporan keuangan pada jumlah yang tepat. Auditor akan memastikan apakah
saldo tersebut diperoleh melalui penilaian dan pengalokasian sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut, auditor perlu
menghimpun bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah
tepat diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dalam neraca.
6.3 MATERIALITAS, RISIKO, DAN STRATEGI AUDIT

Oleh karena biaya gaji dan upah umumnya merupakan biaya operasi
terbesar, maka rekening biaya gaji dan upah sangat material bagi laporan laba
rugi. Risiko bawaan asersi penilaian atau alokasi mungkin saja tinggi karena
adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah misalnya besarnya
volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah produk yang
dihasilkan maupun jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut bonus
dan kompensasi yang berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji akhir tahun
sering tidak material. Kebanyakan perusahaan memperluas struktur
pengendalian internal atas transaksi gaji dan upah. Oleh karena itu, auditor
menerapkan pendekatan tingkat risiko kontrol yang ditetapkan lebih rendah
untuk sebagian besar asersi.

6.4 PERTIMBANGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Auditor harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern


transaksi gaji dan upah. Pemahaman tersebut meliputi:

1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian,
yaitu:
- Pertanggungjawaban urusan karyawan ada pada direktur hubungan
industrial atau personalia,
- Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standar dan
anggaran serta perhitungan varians,
- Adanya internal auditor,
- Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan.
2. Penaksiran Risiko
Sebagai unsur dari perhitungan risiko, manajemen harus mempertimbangkan
risiko yang telah dibahas pada uraian tentang risiko bawaan dan perancangan
pengendalian di atas.
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Dalam pemahaman sistem akuntansi, akuntan harus kompeten dalam
menggunakan komputer karena transaksi gaji dan upah yang biasanya
pertama kali diterapkan dalam komputerisasi.
4. Pemantauan
Pengendalian dan pemantauan yang dilakukan manajemen dalam siklus
personalia mencakup umpan balik dari para karyawan seperti misalnya
informasi mengenai data karyawan itu sendiri yang nantinya terkait erat
dengan proses penentuan tunjangan untuknya.

6.4.1 Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi


penggajian dan pengupahan dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan
dan prosedur yang berkaitan dengan:
1. Riview kinerja. Aktivitas pengendalaian ini mencakup riview atas kinerja
sesungguhnya dari transaksi yang berkaitan dengan penggajian dan
pengupahan periode sebelumnya.
2. Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis
ini adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum
ini terkait dengan pengendalian atas operasional dari transaksi penggajian dan
pengupahan, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Pengendalian
aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi secara individual untuk masing-
masing transaksi tersebut.
3. Pengendalian fisik. Untuk mengendalikan penggunaan uang yang tidak
seharusnya dan biaya tenaga kerja yang tidak diotorisasi, manajemen harus
menentukan kebijakan untuk membatasi akses ke personel dan catatan gaji.
4. Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi transaksi penggajian dan pengupahan, pencatatan
transaksi penggajian dan pengupahan, menyelenggarakan penyimpanan aktiva
yang dikelola dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan
orang untuk berbuat curang.

6.4.2 Fungsi Terkait

1. Fungsi penerimaan karyawan baru.


Fungsi inilah yang bertugas untuk menentukan layak atau tidaknya seseorang
diterima sebagai karyawan baru perusahaan.
2. Fungsi pengotorisasi pengubahan gaji dan upah.
Fungsi ini dipegang oleh departemen personalia. Supervisor (pengawas)
karyawan atau atasan karyawan tersebut dapat mengusulkan perubahan tarif gaji
dan upah atau kenaikan jabatan.
3. Fungsi pelaksana absensi dan data waktu kerja
Fungsi ini sangat penting dalam audit gaji dan upah karena secara langsung
mempengaruhi biaya gaji dan upah suatu periode.
4. Fungsi pelaksana gaji dan upah
Fungsi ini dipegang oleh departemen gaji dan upah serta EDP (pada sistem
komputer). Departemen ini mengolah data jam kerja karyawan untuk
menentukan (menghitung) gaji dan upah yang didukung dengan voucher gaji
dan upah.
5. Fungsi pencatat gaji upah
Fungsi ini dipegang oleh bagian akunting. Pengendalian yang dilakukan oleh
fungsi ini berupa pencatatan biaya gaji dan upah berdasar salinan cek gaji dan
upah yang disukung dengan voucher gaji dan upah.
6. Fungsi pembayar gaji dan upah
Bendahara kantor biasanya memegang fungsi ini. Bendahara kantor memegang
kopi register voucher dan cek gaji dan upah. Personel bendahara karyawan
kantor kemudian mengecek kesesuaian nama dan jumlah cek dengan voucher
register. Apabila sesuai, maka karyawan yang berwenang menandatangani cek
dan menyerahkan cek pada karyawan yang berhak.
7. Fungsi penyiapan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan pajak penghasilan, perusahaan
harus memotong gaji dan upah karyawannya.

6.5 PENGHIMPUNAN DAN PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN

1. Riview Pendahuluan
Dalam riview pendahaluan, auditor mengembangkan pemahaman umum
mengenai lingkungan pengendalian perusahaan, alur personel dan transaksi
gaji serta pencatatan semua sistem akuntansinya.
2. Dokumentasi Sistem
Auditor dapat menggunakan flowchart atau quesioner untuk
mendokumentasikan pemahamannya dan menyiapkan narasi deskriptif
pelaksanaan pembayaran gaji dan upah bagi karyawan perusahaan.
3. Menganalisa Alur Transaksi
Untuk menguatkan pemahamannya akan pengendalian intern perusahaan
klien, auditor dapat memilih salah satu lini pemrosesan transaksi gaji dan
upah dan melakukan tracing terhadapnya.

6.6 PENENTUAN RISIKO PENGENDALIAN


Proses penentuan risiko pengendalian meliputi identifikasi salah saji
potensial, pengendalian yang perlu, dan tes pengendalian. Dalam menentukan
risiko pengendalian, auditor perlu menyadari bahwa salah saji gaji dan upah
dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja maupun manipulasi.
Auditor perlu memperhatikan adanya risiko overstatement gaji dan upah. Risiko
understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil karena tenaga
kerja akan mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah lebih kecil dari
semestinya.

Risiko overstatement meliputi:

1. Pembayaran tenaga kerja fiktif,


2. Pembayaran tidak fiktif tapi karyawan yang bersangkutan tidak bekerja,
3. Pembayaran melebihi tarif.
Kedua risiko pertama diatas berhubungan erat dengan asersi keberadaan
atau keterjadian. Sedangkan risiko ketiga berkaitan dengan asersi penilaian dan
pengalokasian.

Pengujian pengendalian dititikberatkan kepada pengendalian yang dapat


mencegah dan mendeteksi overstatement. Prosedur pengujian yang sangat
berguna adalah vouching. Auditor pertama kali melihat catatan gaji dan upah,
kemudian dilanjutkan dengan memeriksa keberadaan dokumen pendukungnya.
Disamping itu, auditor dapat mengamati distribusi gaji dan upah. Dalam hal ini
auditor dapat mengamati pelaksanaan pemisahaan tugas, dan pembayaran gaji
dan upah.

6.7 PENGUJIAN PENGENDALIAN

Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji


dan upah dibedakan atas prsedur:

a. Pengujian Pengendalian Biaya Gaji dan Upah


Langkah-langkahnya:
1. Himpun register gaji dan upah dari bagian gaji dan upah, dan
memeriksa ketepatan perhitungan matematis.
2. Himpun ringkasan gaji dan upah, dan ringkasan distribusi tenaga kerja
terkait
3. Pilih sampel karyawan secara random dari register gaji
4. Himpun arsip personalianya, kemudian:
- Periksa kelengkapan arsip karyawan tersebut
- Bandingkan informasi pengurangan gaji dan upah dalam catatan
personalia dengan penjurnalan dalam register gaji, himpun laporan
waktu dan hitung penerimaan kotornya
- Mengusut penjurnalan dalam register gaji tersebut dengan posting-
nya
5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh
melalui keempat langkah diatas.

b. Pengujian Pengendalian Pendistribusian Gaji dan Upah


Langkah-langkahnya:
1. Pilih dan minta sampel cek gaji yang sudah di-cancelled
2. Mengusut rincian dalam cek dengan penjurnalan dalam register gaji
dan upah
3. Membandingkan tanda tangan penerima cek dengan tanda tangan
dalam catatan personalia
4. Mengamati pendistribusian cek secara langsung
5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh
melaui keempat langkah diatas.

6.8 PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO UTANG GAJI DAN UPAH

1. Prosedur Analitis
Dalam menaksir kelayakan biaya gaji dan distribusinya, auditor dapat
menyusun dan menganalisa keterkaitan antar data. Item yang telah diseleksi
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Rasio selalu berguna dalam
membuat perbandingan. Rasio dapat dihitung oleh auditor untuk menentukan
apakah akun terkait dengan yang lainnya sesuai dengan yang diharapkan.
2. Perhitungan Kembali Utang Gaji dan Upah yang Dibebankan
Prosedur pengujian ini dapat dilakukan dengan menelaah perhitungan yang
dilakukan manajemen. Apabila risiko deteksi yang ditetapkan rendah, maka
auditor perlu melakukan perhitungan kembali yang independen atas utang
gaji dan upah dibebankan. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan bukti
yang berkaitan dengan asersi penilaian dan pengalokasian.
3. Verifikasi Kompensasi Eksekutif
Banyak perusahaan yang memberikan kompensasi khusus kepada manajer
atau eksekutif perusahaan. Kompensasi tersebut dapat berupa pemberian gaji
yang tinggi, fasilitas rumah, kendaraan, dan kepemilikan kartu kredit,
pemberian komisi, bonus, dll. Potensi masalah yang ada adalah kemungkinan
eksekutif perusahaan mengatur dan mengendalikan kompensasi yang akan
diberikan pada dirinya sendiri. Untuk mencegah hal itu, perlu adanya
otorisasi dewan komisaris atau rapat umum pemegang saham. Prosedur
pengujian ini berkaitan dengan kelima asersi.
4. Menganalisis Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Auditor harus memahami persyaratan penyajian dan pengungkapan utang gaji
dan upah dan biaya gaji dan upah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum. Utang gaji dan upah diklasifikasikan sebagai kewajiban
lancar dalam neraca. Disamping itu, auditor perlu memastikan ketepatan
pemisahan pembayaran gaji dan upah sebagai biaya administrasi dengan
biaya tenaga kerja langsung yang menambah harga pokok produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2004. Auditing 2 : Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan


Keuangan. Ed.3. UPP-AMP YKPN:Yogyakarta.
https://www.academia.edu/32176335/PENGAUDITAN_SIKLUS_JASA_PERSONALI
A.docx

Anda mungkin juga menyukai