PENDAHULUAN
1
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, adalah :
1. Hpx[hc
Kgps
2
BAB II
PEMBAHASAN
𝜇 −∈𝑗
̅𝑗 = 𝑁 (𝑒𝑥𝑝
𝑁 ) 𝑔𝑗 𝑒𝑥𝑝
𝑘𝑏 𝑇 𝑘𝐵 𝑇
̅𝑗 = N, dan potensial nya 𝜇 tidak bergantung pada j, hal itu ditunjukkan pada :
Σj 𝑁
𝜇 −∈𝑗
̅𝑗 = 𝑁 = 𝑁 (𝑒𝑥𝑝
∑𝑁 ) ∑ 𝑔𝑗 𝑒𝑥𝑝
𝑘𝑏 𝑇 𝑘𝐵 𝑇
𝑗 𝑗
−∈𝑗
𝑍 ≡ ∑ 𝑔𝑗 𝑒𝑥𝑝
𝑘𝐵 𝑇
𝑗
Fungsi partisi hanya bergantung pada suhu T. Hal itu diikuti dari dua
persamaan terdahulu pada statistik M-B,
−∈𝑗 1
𝑒𝑥𝑝 =
𝑘𝐵 𝑇 𝑍
̅𝑟 𝑁
𝑁 −∈𝑗
= 𝑒𝑥𝑝
𝑔𝑟 𝑍 𝑘𝐵 𝑇
3
Fungsi distribusi klasik dapat ditulis menjadi :
𝜇 −∈𝑗
̅𝑗 = 𝑁 (𝑒𝑥𝑝
𝑁 ) 𝑔𝑗 𝑒𝑥𝑝
𝑘𝑏 𝑇 𝑘𝐵 𝑇
𝜇 −∈𝑗
̅𝑗 = 𝑁 = 𝑁 (𝑒𝑥𝑝
∑𝑁 ) ∑ 𝑔𝑗 𝑒𝑥𝑝
𝑘𝑏 𝑇 𝑘𝐵 𝑇
𝑗 𝑗
Kemudian jika fungsi partisi Z ditentukan dalam cara yang sama dengan
statistik M-B, diperoleh :
−∈𝑗 𝑁
𝑒𝑥𝑝 =
𝑘𝐵 𝑇 𝑍
̅𝑗 𝑁
𝑁 −∈𝑗
= 𝑒𝑥𝑝
𝑔𝑗 𝑍 𝑘𝐵 𝑇
4
dibagi atas tingkat-ringkat energi diskrit dengan jarak yang sangat kecil
(mendekati nol). Satu nilai energi boleh dimiliki oleh sejumlah sistem. Ini berarti
satu tingkat energi atau satu keadaan dapat ditempati oleh berapa sistem pun.
Agar sifat fisis dari assembli dapat ditentukan maka kita harus mengetahui
bagaimana penyusunan sistem pada tingkat-tingkat energi yang ada serta
probabilitas kemunculan masing-masing cara penyusunan tersebut. Pemahaman
ini sangat diperlukan karena nilai terukur dari besaran yang dimiliki assembli
sama dengan perata-rataan besaran tersebut terhadap semua kemungkinan
penyusunan sistem pada tingkat-tingkat energi yang ada. Cara menghitung
berbagai kemungkinan penyusunan sistem serta probabilitas kemunculannya
menjadi mudah bila tingkat-tingkat energi yang dimiliki assembli dibagi atas
beberapa kelompok, seperti diilustrasikan pada Gambar 2. Di sini kita membagi
tingkat energi tersebut atas M kelompok. Tiap kelompok memiliki jangkauan
energi yang cukup kecil sebagai berikut.
kelompok pertama memiliki jangkauan energi : 𝜀 sampai 𝑑𝜀 " ;
kelompok kedua memiliki jangkauan energi : 𝑑𝜀 sampai 2𝑑𝜀 " ;
kelompok ketiga memiliki jangkauan energi : 2𝑑𝜀sampai 3𝑑𝜀 "
…
kelompok ke-s memiliki jangkauan energi : (𝑠 − 1)𝑑𝜀 sampai 𝑠𝑑𝜀 " ;
5
…
kelompok ke-M memiliki jangkauan energi : (𝑀 − 1)𝑑𝜀 sampai 𝑀𝑑𝜀 " ;.
6
tingkat energi di mana jumlahnya bisa berbeda antara satu kelompok dengan
keompok lainnya. Namun, nilai-nilai energi dalam satu kelompok diwakili oleh
satu nilai energi saja (energi rata-rata). Mewakilkan pada satu nilai energi ini
dapat dilakukan karena selisih nilai tingkat-tingkat energi dalam satu kelompok
sangat kecil (mendekati nol).
Energi keadaan yang berbeda dalam satu kelompok umumnya berbeda.
Tetapi karena perbedaan energi keadaan yang berbeda dalam satu kelompok
sangat kecil (mendekati nol) maka kita dapat mengasumsi bahwa energi dalam
satu kelompok diwakili oleh satu nilai energi saja. Energi tersebut dianggap
sebagai energi rata-rata keadaan dalam kelompok yang bersangkutan. Dengan
demikian kita dapat menulis,
energi rata-rata kelompok pertama : E1;
energi rata-rata kelompok kedua : E2;
energi rata-rata kelompok ketiga : E3;
…
energi rata-rata kelompok ke-s : Es;
…
energi rata-rata kelompok ke-M : EM.
7
Sekarang kita menghitung fungsi partisi assembli tersebut. Untuk maksud
tersebut kita tinjau sebuah assembli, sebut saja assembli ke-i, yang merupakan
komponen dari ensembel kanonik. Sistem-sistem penyusun assembli bersifat
terbedakan (partikel klasik). Jumlah sistem dan energi yang dimiliki assembli
tersebut memenuhi
𝑁 = ∑ 𝑛𝑖𝑠
𝑠
𝐸𝑖 = ∑ 𝑛𝑖𝑠 𝜀𝑖𝑠
𝑠
Untuk ensembel kanonik, N sama untuk semua assembli tetapi Ei dapat berbeda
untuk assembli yang berbeda. Jumlah cara penyusunan sistem-sistem dalam
assembli yang memiliki energi total Ei adalah
di mana indeks i adalah indeks untuk assembli (bergerak pada semua assembli
dalam ensembel). Satu assembli dalam ensembel mewakili satu konfigurasi yang
mungkin terjadi. Jadi jumlah assembli dalam ensembel sama dengan jumlah
konfigurasi yang dapat terjadi.
Perlu diingat kembali bahwa ensembel itu tidak ada secara fisik. Yang ada
hanyalah satu assembli. Tetapi satu asembli tersebut dapat memiliki sejumlah
konfigurasi yang berbeda-benda dan memiliki energi yang berbeda-beda. Nah,
semua kemungkinan konfigurasi dan energi yang dimiliki assembli dikumpulkan,
dan kumpulan itulah yang disebut ensembel. Jadi, ensembel adalah kumpulan
virtual dari assembli. Satu assembli dalam ensembel mewakili konfigurasi yang
mungkin dimiliki oleh sebuah assembli.
8
Penjumlahan terhadap semua konfigurasi yang mungkin ekivalen dengan
penjumlahan pada semua kombinasi nis yang mungkin yang kita nyatakan dengan
symbol { nis}. Jadi kita dapat menulis ulang persamaan (2.24) menjadi
9
Untuk menyelesaikan persamaan di atas, mari kita tinjau perhitungan berikut ini :
(2.99)
Berdasarkan persamaan (2.28) dan (2.29) maka kita dapat menuliskan
bentuk yang lebih umum untuk sembarang jumlah suku, yaitu :
(2.30)
Apabila dalam persamaan (2.30) kita ganti xs dengan 𝑔𝑖𝑠 𝑒 −𝜀𝑖𝑠/𝑘𝑇 maka
diperoleh :
Ruas kanan persamaan (2.13) persis sama dengan ruang kanan persamaan
(2.27). Dengan demikian, ruas kiri juga mesti sama. Oleh karena itu kita
simpulkan bahwa :
(2.32)
10
Apa yang menarik dari persamaan (2.32)? Pada persamaan (2.32), Z
adalah fungsi partisi satu sistem. Dari persamaan tersebut tampak bahwa fungsi
partisi assembli kanonik sama dengan fungsi partisi satu sistem dipangkatkan
dengan jumlah sistem dalam assembli tersebut. Jadi, walaupun pada assembli
tersebut energi bisa keluar masuk, namun perhitungan fungsi partisi tidak sulit.
Kita cukup menghitung tingkat-tingkat energi sistem lalu menghitung fungsi
partisi satu sistem. Dari situ dapat dihitung fungsi partisi assembli secara mudah.
Contoh :
1. Asembli osilator harmonik dengan N buah sistem memiliki dinding yang
dapat dilewati energi. Contoh assembli ini adalah kristal yang disimpan di
udara terbuka. Atom-atom tidak dapat meninggalkan kristal, sedangkan
energi (kalor) dapat keluar masuk dari/ke dalam kristal. Jadi assembli yang
kita miliki bersifat kanonik. Kita akan mementukan fungsi partisi
assembli. Langkah pertama adalah mencari fungsi partisi satu sistem.
Untuk maksu tersebut kita perlu mengetahui tingkat-tingkat energi sistem
di dalam assembli. Energi osilator harmonik terkuantisasi menurut
persamaan𝜀𝑠 = (𝑠 + 1/2)ℎ𝜔 . Dengan demikian, fungsi partisi satu sistem
adalah:
11
Untuk momen magnetik dengan dua arah orientasi, energi yang mungkin dimiliki
momen adalah −𝜇𝐵 𝑑𝑎𝑛 𝜇𝐵. Dengan demikian, fungsi partisi satu sistem adalah :
12
dapat diperoleh dari jumlah konfigurasi pada assembli klasik dibagi dengan N!.
Jadi untuk assembli semiklasik jumlah cara penyusunan sistem-sistem adalah :
Dengan melakukan langkah yang sama maka kita sampai pada kesimpulan
bentuk fungsi partisi kanonik assembli semiklasik adalah :
Contoh :
1. Sebuah sumur potensial persegi memiliki lebar L. Dasar sumur memiliki
energi potensial nol dan dua dinding sumur memiliki energi potensial tak
berhingga (Gambar 2.6). N buah sistem berada dalam sumur. Tentukan
fungsi partisi kanonik assembli partikel tersebut.
Jawab :
Gambar sumur potensial sebagai berikut :
13
Persamaan di atas dapat ditulis ulang dalam bentuk
Penjumlahan pada fungsi partisi di atas sama dengan luas semua persegi panjang
pada Gambar 2.7. Penjumlahan luas tersebut sulit dihitung langsung. Namun kita
2
aprokasimasi luas tersebut dengan luas daerah di bawah kurva 𝑒 −𝛾𝑥
Gambar 2.7 Fungsi partisi sama dengan luas semua persegi panjang
14
Karena perhitungan luas semua persegi panjang tersebut sulit dilakukan maka luas
tersebut dapat didekati dengan luas daerah di bawah kurva yang dapat dicari
dengan proses integral sederhana. Jadi pendekatan untuk fungsi partisi satu sistem
adalah :
Karena sistem ini jelas tidak dapat dibedakan maka kita dapatkan fungsi partisi
kanonik menjadi :
15
Setiap besaran termodinamika selalu dapat dinyatakan sebagai fungsi paling
sedikit dua besaran termodinamika lainnya. Jika F dinyatakan dalam fungsi V dan
T maka diferensial dari F memenuhi bentuk umum :
𝜕𝐹 𝜕𝐹
𝑑𝐹 = (𝜕𝑇) 𝑇 𝑑𝑉 + (𝜕𝑇)𝑣 𝑑𝑇 (2.11)
Apabila kita bandingkan ruas paling kanan persamaan (2.10) dengan persamaan
(2.11) maka kita simpulkan hubungan berikut ini :
𝜕𝐹
−𝑝 = (𝜕𝑇) 𝑇 (2.12)
𝜕𝐹
−𝑠 = ( )𝑣 (2.13)
𝜕𝑇
Akhirnya kita memperoleh ungkapan sederhana untuk energi bebas Helmholtz berupa :
𝐹 = −𝑘𝑇𝑙𝑛𝑍𝑐
Tampak bahwa energi bebas Helmholtz merupakan fungsi langsung dari fungsi
partisi. Karena entropi dapat diturunkan dari energi bebas Helmholtz maka entropi
mestinya dapat diturunkan langsung dari fungsi partisi. Dari persamaan (2.13) dan
(2.15) kita dapat menulis bentuk ungkapan untuk entropi sebagai :
𝜕𝐹
𝑆 = −( )
𝜕𝑇 𝑣
𝜕
= −𝑘𝑙𝑛𝑍𝑐 + 𝑘𝑇 ln 𝑍𝑐 (2.16)
𝜕𝑇
16
Catatan: Satu yang luar biasa kita amati dari persamaan (2.6) dan (2.15). Jika kita
mengetahui fungsi ZC maka energi rata-rata assembli dapat dihitung dengan
mudah menggunakan persamaan (2.6) dan energi Helmholtz assembli dapat
dihitung dengan mudah menggunakan persamaan (2.15). Setelah mengetahui
energi bebas Helmholzt (ditentukan dengan mudah dari fungsi ZC) maka tekanan
dan entropi dapat ditentukan dengan mudah dengan bantuan persamaan (2.12) dan
(2.13). Sekali kita mengetahui ZC maka hampir semua besaran termodinamika
dapat ditentukan dengan operasi matematika yang cukup sederhana. Oleh karena
itulah, ketika berkutat dengan mekanika statistik, langkah pertama yang dilakukan
para peneliti adalah mencari ungkapan untuk fungsi ZC. Boleh dikatakan bahwa
inti dari statistik adalah mencari fungsi ZC. Dengan perkataan lain fungsi ZC
merupakan jembatan penghubung antara dunia mikroskopik (sifat partikel atomik)
dan dunia makroskopik (persamaan termodinamika). Hal ini dapat diilustrasikan
pada Gambar 2.3.
17
Dengan menggunakan persamaan (2.13) maka entropi assembli adalah :
18