OBAT
3. Senyawa organofosfat
Senyawa organofosfat,suatu insektisidasi dapat berinteraksidengan gugus
serin yang merupakan bagian fungsional dari sisi aktif enzim
asetilkolinesterase. Atom P akan berikatan dengan atom O gugus serin,
melalui fosforilasi, Hambatan tersebut mempengaruhi proses katalitik asam
amino,sehingga terjadi penumpukan asetilkolin yang bersifat toksik
terhadap serangga.
Diisopropilfluorofosfat (DFP) bersifat toksik dan dapat berinteraksi dengan
enzim asetilkolinesterase, baik dengan manusia maupun serangga,
sehingga jarang digunakan sebagai insektisida.
Malation bersifat sangat spesifik terhadap enzim asetilkolinesterase
serangga, sehingga banyak digunakan dalam bidang pertanian sebagai
insektisida.
5. Asam etakrinat
Asam etakrinat, senyawa diuretgik, strukturnya mengandung gugus β-keto
tidak jenuh, dapat membentuk ikatan kovalen dengan gugus SH dari enzim
yang bertanggung jawab terhadap produksi enzim yang diperlukan
untuk penyerapan kembali ion Na+ di tubulus renasis. Ion Na+ yang tidak
diserap kembali, kemudian dikeluarkan dengan diikuti sejumlah air
sehingga terjadi efek diuresis.
B. IKATAN ION
Ikatan ion adalah ikatan yang dihasilkan oleh daya tarik menarik
elektrostatik antara ion-ion yang muatannya berlawanan. Kekuatan tarik
menarik akan makin berkurang bila jarak antara ion makin jauh dan
pengurangan tersebut berbanding terbalik dengan jaraknya.
Gugus yang mempunyai fungsi dipolar antara lain adalah gugus karbonil,
ester, amida, eter dan nitril. Gugus-gugus tersebut sering didapatkan pada
senyawa berstruktur spesifik.
D. IKATAN HIDROGEN
Ikatan hidrogen adalah suatu ikatan antara atom H yang mempunyai
muatan positif persial dengan atom lain yang bersifat elektronegatif dan
mempunyai sepasang elektron bebas dengan oktet lengkap, seperti O, N,
dan F. Atom yang bermuatan positif parsial dapat berinteraksi dengan atom
negatif parsial dari molekul atau atom lain yang berbeda ikatan kovalennya
dalam satu molekul.
F. IKATAN HIDROFOB
Ikatan hidrofob merupakan salah satu kekuatan penting pada proses
penggabungan daerah non polar molekul obat dengan daerah non polar
reseptor biologis. Daerah non polar molekul obat yang tidak larut dalam air
dan molekul-molekul air disekelilingnya. Akan bergabung melalui ikatan
hidrogen membentuk struktur quasi-crystalline (icebergs).
Bila dua daerah non polar seperti gugus hidrokarbon molekul obat dan
daerah non polar reseptor, bersama-sama berada dalam lingkungan air
maka akan mengalami suatu penekanan sehingga jumlah molekul air yang
kontak dengan daerah-daerah non polar tersebut menjadi berkurang.
Akibatnya, struktur quaisi-crystalline akan pecah menghasilkan
peningkatan entropiyang digunakan untuk isolasi struktur non polar.
Peningkatan energy bebas ini dapat menstabilkan molekul air sehingga
tidak kontak dengan daerah non polar. Penggabungan tersebut disebut
dengan ikatan hidrofob.
G. TRANSFER MUATAN
Kompleks yang terbentuk antara dua molekul melalui ikatan hidrogen
merupakan kasus khusus dari fenomena umum kompleks donor-aseptor,
yang distabilkan melalui daya tarik menarik elektrostatik antara molekul
donor elektron dan molekul aseptor elektron.
Menurut baker, kompleks transfer dikelompokan menjadi dua yaitu
senyawa yang berfungsi sebagai donor elektron dan sebagai aseptor
elektron.
a. Transfer muatan sebagai donor electron yaitu:
- Senyawa yang kaya π-elektron seperti alkena, alkuna dan senyawa
aromatic yang tersubtitusi dengan gugus elektron donor.
- Senyawa yang mempunyai pasangan electron sunyi seperti r-o:-h, r-o:-r,
r-s:-r, r-i:, r3n: dan r-s:-s-r, yang juga dapat berfungsi sebagai aseptor proton
dalam ikatan hidrogen.
b. Transfer muatan sebagai aseptor electron yaitu:
- Senyawa yang kekurangan π-elektron seperti 1,3,5-trinitrobensen,
tetrasianoetilen dan tetraklorobenzokuinon yang mempunyai gugus
pendorong electron sangat kuat.
- Molekul mengandung hidrogen yang bersifat asam lemah seperti br3c-h,
r-o-h, ar-o-h, r-s-h dan imidazole-h yang juga dapat berfungsi sebagai donor
proton dalam ikatan hidrogen.
Makromolekul system biologis yang bekerja sebagai komponen
reseptor mempunyai gugus protein atau asam amino yang dapat
membentuk komplek melalui transfer muatan, yaitu:
a. Sebagai donor elektron seperti aspartate, glutamate, sistin, metionin, dan
tirosin (hanya cincin aromatik).
b. Sebagai aseptor elektron seperti sistein, arginine dan lisin.
c. Sebagai donor dan aseptor elektron seperti histidin, asparagin, glutamin,
serin, treonin, hidroksiprolin, triptofan, tirosin (hanya gugus oh) dan
fenilalanin (hanya cincin aromatik).