DOSEN PENGAMPU :
Dr,Apt. Diana Laila Ramatillah, M.Farm.
EPILEPSI
DEFENISI
Fase tonik berlangsung 10 - 20 detik dan diikuti oleh fase klonik yang
berlangsung sekitar 30 detik. Selama fase tonik, tampak jelas fenomena
otonom yang terjadi seperti dilatasi pupil, pengeluaran air liur, dan peningkatan
denyut jantung.
e. Kejang Klonik, gejala yang terjadi hampir sama dengan kejang mioklonik, .
tetapi kejang yang terjadi berlangsung lebih lama, biasanya sampai 2 menit.
f. Kejang Tonik, Ditandai dengan kaku dan tegang pada otot. Penderita sering
mengalami jatuh akibat hilangnya keseimbangan
ETIOLOGI Gangguan/Abnormalitas dari
pelepasan neuron.
Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya gejala dan tanda klinik
dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimum 2 kali) yang ditunjang
oleh gambaran epileptiform pada EEG .
Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari gejala, diperlukan berbagai
alat diagnostik : EEG, CT-scan, MRI, Lain-lain.
KLASIFIKASI EPILEPSI
Absans
atipikal
Kejang
Kejang umum
tonik-klonik
Kejang
mioklonik
Kejang
klonik
2. Kejang parsial terbagi atas tiga yaitu :
• Kejang parsial sederhana dengan gejala motorik
Kejang parsial • Kejang parsial sederhana dengan gejala
sederhana • Somatosensorik atau sensorik khusus
• Kejang parsial sederhana dengan gejala psikis
Kejang parsial
Kejang parsial sederhana menjadi kejang
yang menjadi
umum
kejang Kejang parsial kompleks menjadi kejang umum
generalisata Kejang parsial sederhana menjadi kejang
sekunder Parsial kompleks dan kemudian menjadi
kejang umum
SASARAN TERAPI
• Mengontrol (mencegah dan mengurangi
frekuensi) supaya tidak terjadi kejang -
beraktivitas normal lagi
• Meminimalisasi adverse effect of drug
STRATEGI TERAPI
• Mencegah atau menurunkan lepasnya
muatan listrik syaraf yang berlebihan
melalui perubahan pada kanal ion atau
mengatur ketersediaan neurotransmitter
Prinsip Pengobatan pada Epilepsi
Monoterapi
1. Menurunkan potensi Adverst
Effect
Variasi individual -- perlu
2. Meningkatkan kepatuhan
pasien pemantauan
• Monitoring kadar oba dalam
3. Hindari / minimalkan
penggunaan antiepilepsi darah - penyesuaian dosis
sedatif • Lama pengobatan tergantung
jenis epilepsinya, kondisi
4. Jika monoterapi gagal, dapat
diberikan sedatif atau pasien dan kepatuhan pasien
politerapi • Jangan menghentikan
5. Pemberian terapi sesuai
pengobatan secara tiba-tiba
dengan jenis epilepsinya (mendadak)
6. Mulai dengan dosis terkecil
(dapat ditingkatkan sesuai
dengan kondisi pasien)
Penatalaksanaan Terapi
Non
Farmakologi : Farmakologi :