Anda di halaman 1dari 3

Nilai praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM
GKP 0301 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Laboratorium Sistem Informasi Geografis
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

ACARA II : MEMBANGUN GEODATABASE DAN GEOREFERENCING

KELOMPOK HARI : RABU PUKUL : 13.00 – 15.00


MOHAMMAD FAHRIANSYAH 18/426870/GE/08806
.
ASISTEN:
1. Nabilla Astriviany
2. Huwaida nur S.
.

A. TUJUAN
1. Dapat memiliki keterempilan dalam membangun geodatabase secara benar dan efisien
2. Dapat melakukan georeferencing dengan benar

B. PEMBAHASAN
Geodatabase adalah sebuah basis data yang terintegrasi sehingga menjadi pusat sumber
data serta dapat diakses oleh berbagai aplikasi yang telah ada maupun yang akan dibangun untuk
kebutuhan informasi dan analisis. Geodatabase merupakan sebuah konsep manajemen data
relasional yang berisikan data spasial dan nonspasial yang membantu proses penyimpanan dan
manajemen informasi geografis pada sistem manajemen data geografis (Marlindawati et al., 2016).
Aronoff (1989) menjelaskan bahwa teknologi yang berbasis GIS memiliki peranan yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengolah, memanggil kembali, menganalisis dan
menghasilkan data geospasial yang dapat dimanfaatkan dalam tujuan yang amat luas, selain dapat
menghasilkan data, data juga dapat dimanipulasi untuk pengembangan tertentu dan harus sesuai
dengan kaidah yang berlaku. Geodatabase yang ada menjadi suatu basis data yang terintegrasi
serta menjadi pusat sumber data dan dapat diakses oleh berbagai aplikasi yang telah ada maupun
yang akan digunakan (Sumarno dan Indrianawati, 2007).

Geodatabase yang dikenal memiliki komponen yang berupa feature class dataset, topology,
geometric network, feature class, dan yang lainnya. Geodatabase menjadi sebuah tempat
menyimpan sebagai feature dataset dan diisi oleh barang barang sebagai komponen feature class.
Kemudahan yang didapat dalam geodatabase membantu dalam menyusun data yang akan
digunakan terutama dalam kaitannya menajemen data-data bersifat geografis. Pembangunan
geodatabase dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak yang bersumber dari
developer terkenal yaitu ArcGIS. Perangkat lunak yang digunakan berupa ArcCatalog yang
digunakan mengatur geodatabase yang akan dibuat. Pengaturan geodatabase dilakukan dengan
data yang berisi batas administrasi, tekstur tanah, kerapatan vegetasi, dan persebaran tempat
sampah. Pengelompokan data pada feature dataset yaitu administrasi dan komponen lain yang akan
dipetakan pada daerah Sedayu. Geodatabase yang telah lalu dibagi menjadi dua buah feature
dataset yaitu peta_dasar dan peta tematik. Peta dasar digunakan sebagai tempat untuk data yang
dijadikan bahan untuk pembuatan peta dasar, sedangkan peta tematik digunakan sebagai
penyimpan data-data yang akan digunakan untuk pembuatan peta tematik. Pembuatan feature
dataset diatur proyeksinya agar menggunakan proyeksi UTM zona 49S dengan ellipsoid WGS
1984.
Georeferencing merupakan proses yang digunakan untuk meregistrasikan data raster
dengan koordinat asli di lapangan. Data raster yang berupa hasil foto, scan peta, atau citra satelit
yang belum berisi informasi spasial terkait koordinat sehingga perlu didaftarkan dengan koordinat
yang asli di lapangan (Khalil et al., 2010). Penentuan georeferencing dilakukan dengan
menentukan minimal empat control poit yang terletak di sudut yang berbeda. Georeferencing
dilakukan pada peta yang berbeda yaitu peta administrasi, peta kerapatan vegetasi, peta tekstur
tanah, dan peta persebaran tempat sampah. Georeferencing yang utama yaitu melakukan
pembuatan koordinat X dan Y dalam peta raster daerah Kecamatan Sedayu. Georeferencing
dilakukan dengan penentuan titik kontrol yang sedapat mungkin dititikkan di tengah-tengah pixel
dari control point yang ada supaya tidak terjadi pergeseran koordinat dan kesalahan yang besar.
Pengaturan ketika georeferencing berlangsung akan diperoleh data yang menampilkan RMS Error.
RMS Error merupakan kesalahan data yang ditampilkan pada ArcMap dengan data asli yang ada
di peta. Kondisi RMS error yang semakin kecil maka tingkat akurasinya semakin baik. Pengaturan
yang dilakukan aga mendapatkan nilai RMS Error kecil diperlukan ketepatan pada penentuan titik
yang dipilih saat memasukkan data koordinat X dan Y pada peta Kecamatan Sedayu.

C. KESIMPULAN
1. Geodatabase merupakan kumpulan dari data geografis yang terdapat pada perangkat lunak
pengolah data geografis seperti ArcGis. Geodatabase memiliki fungsi untuk memudahkan
dalam pengoperasian data sehingga dalam pengoperasian data dapat lebih mudah dan efisien.
2. Georeferencing merupakan proses yang dilakukan pada peta yang belum memiliki acuan
koordinat. Georeferencing menjadi proses peregistrasian koordinat pada bumi yang dilakukan
terhadap data dengan koordinat asli lapangan. Proses georeferencing dilakukan dengan cara
menentukan minimal empat titik kontrol pemetaan. Proses georeferencing sangat dipengaruhi
oleh ketelitian yang baik, kemampuan mata, dan hardware serta software yang digunakan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Aronoff, S. 1989. Geographic Information System; A Management Perspective. Ottawa: WDL
Publications.
Marlindawati, Mirza, A. H., dan Putra, A. 2016. Pembangunan Geodatabase dan Webgis untuk Objek-
Objek Wisata di Sumatra Selatan. Jurnal DUB Dharma 2(2).
Khalil, B., Manjela, G., Hartoyo, E., Nugroho Y., dan Bhirowo, A. 2010. Modul Pelatihan Sistem
Informasi Geografis (SIG). Bogor: Tropenbos International Indonesia Programme.
Sumarno dan Indrianawati. 2011. Pembangunan Geodatabase Kelautan dan Pulau-Pulau Kecil
Terluar. Jurnal Rekayasa 1(15) hal 27-37.

Anda mungkin juga menyukai